Rumusan Masalah Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Manfaat Penelitian Definisi Anak

usia-usia tersebut sangat aktif dan rentan terhadap penyakit, maka dibutuhkan kesadaran dari mereka bahwa pentingnya perilaku sehat cuci tangan pakai sabun diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Panduan CTPS DepKes RI, 2008 Gambar 1.1.2. Presentase Usia dengan Perilaku CTPS yang Benar Penelitian pada siswa SDN Keburuhan Kecamatan Ngombol Kabupaten Purworejo menemukan bahwa ada hubungan antara kebiasaan cuci tangan dengan kejadian infeksi cacing Wisnungsih,2004. Penelitian selanjutnya menemukan bahwa ada perbedaan kejadian infeksi cacing usus pada anak sekolah dasar di desa tertinggal dan non tertinggal Kecamatan Tasikmadu Kabupaten Karanganyar dan menunjukkan bahwa ada hubungan antara mencuci tangan sebelum makan terhadapa kejadian infeksi cacing Widyaningsih,2004. Pada tanggal 15 Oktober 2009 melanjutkan kesuksesan perayaan Hari Cuci Tangan Pakai Sabun Sedunia HCTPSS tahun sebelumnya yang melibatkan 70 negara dan 120 anak di seluruh dunia, maka pelaksanaan di tahun kedua ini bertujuan untuk meningkatkan praktik CTPS di lingkungan sekolah. Panduan CTPS DepKes RI, 2009

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka dapat dirumuskan pertanyaan sebagai berikut : Bagaimana perbedaan perilaku cuci tangan antara anak SD perkotaan dengan anak SD pedesaan? 1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum Penelitian ini memiliki tujuan umum untuk mengetahui perbedaan tingkat pengetahuan dan perilaku sehat cuci tangan antara anak SD perkotaan dengan anak SD pedesaan. 1.3.1. Tujuan Umum Penelitian ini memiliki beberapa tujuan khusus antara lain : 1. Mengetahui pengetahuan anak tentang cuci tangan. 2. Mengetahui perilaku anak terhadap cuci tangan. 3. Mengetahui fasilitas cuci tangan yang dimiliki oleh sekolah-sekolah.

1.4. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk bidang- bidang sebagai berikut : 1. Bidang akademik Penelitian ini dapat menjadi suatu pendahuluan dan bahan rujukan bila ada topik serupa yang ingin diteliti peneliti lainnya. 2. Bidang pelayanan kesehatan masyarakat Penelitian ini dapat menjadi pedoman bagi pelayanan kesehatan masyarakat untuk terus memberikan pengajaran perilaku sehat cuci tangan pada masyarakat khususnya anak-anak dan menyediakan fasilitas untuk mendukung program tersebut. 3. Bidang Pemerintahan Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan evaluasi pemerintah mengenai apakah program mereka sudah terlaksana dengan baik atau tidak. BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengetahuan 2.1.1. Definisi Pengetahuan Dalam kamus besar bahasa Indonesia 2002, disebutkan bahwa istilah penget ahuan berasal dari kata dasar “tahu” yaitu paham, maklum, mengerti. Selanjutnya Notoatmodjo 2005, mengatakan bahwa pengetahuan adalah hasil tahu dari manusia yang hanya menjawab “apa” misalnya apa itu air, apa itu manusia dan sebagainya. Tafsir 2004, mengatakan bahwa pengetahuan adalah semua yang diketahui. Dari segi motif pengetahuan dapat diperoleh melalui dua cara yaitu pertama, pengetahuan diperoleh begitu saja, tanpa niat, tanpa motif, tanpa keingintahuan, dan tanpa usaha. Kedua, pengetahuan diperoleh karena diusahakan, biasanya karena belajar.

2.1.2. Tingkat Pengetahuan

Pengetahuan yang dicakup di dalam domain kognitif mempunyai enam tingkatan Notoatmodjo,2003, yaitu : 1. Tahu know Tahu diartikan sebagai suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali terhadap sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh karena itu, tahu ini merupakan tingkatan pengetahuan terendah. 2. Memahami comprehension’ Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi secara benar. Pada timgkatan ini orang dapat menjelaskan, menyimpulkan, memberikan contoh, dll. 3. Aplikasi application Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi sebenarnya. 4. Analisis analysis Analisi adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau subjek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam suatu struktur organisasi dan masih ada kaitannya satu sama lain. 5. Sintesis syntesis Sintesis menunjukkan kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada. 6. Evaluasi evaluation Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu objek atau materi. Penilaian-penilaian itu berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri, atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada.

2.1.3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo 2003, pengetahuan seseorang dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu : 1. Pengalaman Pengalaman dapat diperoleh dari pengalaman sendiri maupun pengalaman orang lain. Pengalaman yang sudah diperoleh dapat memperluas pengetahuan seseorang. 2. Tingkat Pendidikan Pendidikan dapat membawa wawasan atau pengetahuan seseorang. Secara umum, seseorang yang berpendidikan lebih tinggi akan mempunyai pengetahuan yang lebih luas dibandingkan dengan seseorang yang tingkat pendidikannya lebih rendah. 3. Keyakinan Biasanya keyakinan diperoleh secara turun temurun dan tanpa adanya pembuktian terlebih dahulu. Keyakinan ini bisa mempengaruhi pengetahuan seseorang, baik keyakinan itu sifatnya positif maupun negatif. 4. Fasilitas Fasilitas-fasilitas sebagai sumber informasi yang dapat mempengaruhi pengetahuan seseorang, misalnya radio, televisi, majalah, surat kabar, dan buku. 5. Penghasilan Penghasilan tidak berpengaruh langsung terhadap pengetahuan seseorang. Namun bila seseorang berpenghasilan cukup besar maka dia akan mampu untuk menyediakan atau membeli fasilitas-fasilitas sumber informasi. 6. Sosial Budaya Kebudayaan setempat dan kebiasaan dalam keluarga dapat mempengaruhi pengetahuan, persepsi, dan sikap seseorang terhadap sesuatu. 2.2. Perilaku 2.2.1. Definisi Perilaku Definisi perilaku menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah tanggapan atau reaksi individu yang terwujud digerakan sikap, tidak saja badan atau ucapan . Menurut Notoatmodjo 2003, perilaku adalah semua kegiatan atau aktifitas manusia, baik yang dapat diamati langsung maupun yang tidak dapat diamati pihak luar. Menurut Skiner 1938 seorang ahli psikologis, mengatakan bahwa perilaku merupakan merupakan respons atau reaksi seseorang terhadap stimulus rangsangan dari luar. Menurut Robert Kwick 1974 sebagaimana dikutip oleh Notoatmodjo 2003, perilaku adalah tindakan atau perbuatan suatu organisme yang dapat diamati bahkan dapat dipelajari.

2.2.2. Bentuk Perilaku

Menurut Notoatmodjo 2003, dilihat dari bentuk respon terhadap stimulus ini maka perilaku dapat dibedakan menjadi dua, yaitu : 1. Perilaku Tertutup covert behavior Respons atau reaksi terhadap stimulus ini terbatas pada perhatian, persepsi, pengetahuan atau kesadaran, dan sikap yang terjadi pada orang yang menerima stimulus tersebut dan belum dapat diamati secara jelas oleh orang lain. 2. Perilaku Terbuka overt behavior Respons terhadap stimulus ini sudah jelas dalam bentuk tindakan atau praktik, yang dengan mudah dapat diamati atau dilihat oleh orang lain

2.2.3. Determinan Perilaku

Dalam memberikan respons sangat tergantung pada karakteristik atau faktor lain dari orang yang bersangkutan. Faktor yang membedakan respon terhadap stimulus yang berbeda disebut determinan perilaku. Determinan perilaku dapat dibedakan menjadi dua, yaitu : 1. Determinan Internal Karakteristik orang yang bersangkutan yang bersifat bawaan, misalnya tingkat kecerdasan, tingkat emosional, jenis kelamin, dll. 2. Determinan Eksternal Faktor lingkungan, baik lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, politik, dan sebagainya. Faktor lingkungan ini merupakan faktor dominan yang mempengaruhi perilaku seseorang.

2.3. Definisi Anak

Department of Child and Adolescent Health and Development, mendefinisikan anak-anak sebagai orang yang berusia di bawah 20 tahun. Sedangkan The Convention on the Rights of the Child mendefinisikan anak-anak sebagai orang yang berusia di bawah 18 tahun. WHO 2003, mendefinisikan anak-anak antara usia 0 –14 tahun. Dan menurut Undang-undang No. 23 Tahun 2009, pasal 1 disebutkan bahwa anak adalah seseorang yang belum berusia 18 tahun, termasuk anak yang masih dalam kandungan.

2.4 Pengertian Cuci Tangan