Penelitian Terdahulu Kerangka konseptual

aktiva tetap bersih operasi dapat digunakan untuk memprediksikan kebijakan deviden kas Cash deviden.

2.2 Penelitian Terdahulu

Thasynah 2006 melakuan penelitian dengan judul “Analisis Faktor – faktor yang mempengaruhi deviden kas pada perusahaan manufaktur Di Bursa efek Indonesia “.Penelitian ini bertujuan untuk Untuk menguji besarnya pengaruh faktor-faktor ROI, Cash Ratio, Current Ratio, DTA dan EPS secara individual parsial dan bersama-sama simultan terhadap pendapatan deviden cash dividend di Bursa Efek Jakarta. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara simultan variabel Cash Ratio, Current Ratio, Debt to total Asset, Return on Investmendan Earning per share mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap pendapatan deviden kas. Secara parsial hanya EPS yang mempunyai pengaruh signifikan terhadap pendapatan deviden kas. Novalina 2006 melakukan penelitian dengan judul’ Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan deviden kas pada Sektor Industri Manufaktur di Bursa Efek Indonesia. Bertujuan untuk menganalisis factor-faktor yang mempengaruhi kebijakan deviden kas pada sector manufaktur di Bursa efek Indonesia Dimana hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel Cash Ratio, Debt to Total Asset, Return on Investmen dan Earning per share mempunyai pengaruh signifikan dan positif secara bersama-sama terhadap deviden kas dan sedangkan secara parsial hanya EPS yang mempunyai pengaruh signifikan. Universitas Sumatera Utara

2.3. Kerangka konseptual

Faktor fundamental merupakan faktor yang berkaitan dengan kinerja emiten itu sendiri. Deviden perusahaan sangat berkaitan dengan performance perusahaan atau kinerja perusahaan Brigham,2001:81. Faktor fundamental dapat dianalisis dengan menggunakan analisis rasio keuangan,Semakin baik kinerja perusahaan maka deviden yang dibayarkan akan semakin tinnggi dan sebaliknya, Semakin buruk kinerja suatu perusahaan maka semakin rendah tingkat deviden yang dibayarkan perusahaan. Analisis rasio keuangan yang dapat digunakan untuk menilai kinerja suatu perusahaan yaitu rasio likuiditas, laverage, profitabilitas dan rasio pasar. Dalam penelitian ini rasio likuiditas dwakili oleh Cash ratio dan Current Ratio ,Ratio laverage dwakili oleh Debt to Total Asset DTA, Ratio profitabilitas diwakili oleh Return on Investmen ROI dan rasio pasar dwakili oleh Earning per share EPS. Rasio likuiditas mengukur kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendek perusahaan dengan melihat besarnya aktiva lancar relatif terhadap utang lancar. Likuiditas perusahaan merupakan pertimbangan utama dalam banyak kebijakan deviden. Karena deviden bagi perusahaan kas keluar, maka semakin besar likuditas perusahaan secara keseluruhan akan semakin besar kemampuan perusahaan untuk membayar deviden . Rasio laverage mengukur kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka panjangnya. Nilai rasio yang tinggi berarti perusahaan menggunakan hutang financial laverage yang tinggi hanafi, 2004:40. Jika perusahaan telah Universitas Sumatera Utara membuat pinjaman hutang untuk memperluas usahanya maka perusahaan dapat melunasi pinjamanya pada saat jatuh tempo dan menyisihkan sebagian laba untuk membayar bunga beserta pinjaman pokok hutang tersebut sehingga mengurangi jumlah deviden kas yang akan dibayar sudjaja, 2002:340. Rasio profitabilitas mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan keuntungan pada tingkat penjualan, asset dan modal saham tertentu. Tingkat profitabilitas menentukan pembagian dalam bentuk deviden . Perusahaan yang memiliki tingkat profitabilitas yang tinggi akan mebagikan deviden dengan persentase yang tinggi pula sundjaja 2002:340 Gambar : 1.1 Kerangka konseptual Sumber : Sundjaja dan Barlian 2002

2.4. Hipotesis