2.2.2. Polypropylene
Bahan baku polyprophylene di dapat dengan menguraikan petroleum dengan metode tekanan rendah polyethylene menggunakan katalis zieger-natta
polyprophylene dengan keteraturan ruang dapat diperoleh dari polyprophylene. Sifat-sifat polyprophylene serupa dengan sifat-sifat polyethylene. Massa
jenisnya rendah 0,90-0,92 termasuk kelompok yang paling ringan diantara bahan polimer, dapat terbakar bila dinyalakan dibandingkan polyethylene massa jenis
tinggi. Titik lunaknya tinggi sekali 176°C, kekuatan tarik, kekuatan lentur dan kekuatannya lebih tinggi tetapi tahan impaknya lebih rendah terutama pada
temperatur rendah. Sifat tembus cahayanya pada pencetakan lebih baik dari pada polyethylene dengan permukaan mengkilap, penyusutannya pada pencetakan
kecil, penampilan dan ketelitian dimensinya lebih baik. Sifat mekaniknya dapat ditingkatkan sampai batas tertentu dengan jalan mencampurkan serat gelas dan
pemuaian termal juga dapat diperbaiki sampai setingkat dengan bahan thermoseting. Sifat-sifat listriknya hampir sama dengan sifat-sifat pada
polyethylene. Ketahanan kimianya kira-kira sama bahkan lebih baik dari pada polyethylene massa jenis tinggi. Ketahanan retak-tegangannya sangat baik. Dalam
hidrokarbon aromatik dan hidrokarbon yang terklorinasi, larut pada 80°C atau lebih, tetapi pada temperatur biasa hanya membengkak. Oleh karena itu sukar
untuk diolah dengan perekatan dan pencapan seperti halnya dengan polyethylene yang memerlukan perlakuan tertentu pada permukaannya.
Tabel 2.1 Sifat-sifat Polypropylene Sifat-sifat
Polyprophylene Kristalinitas
Massa jenis [10
3
Kg.m
-3
] Tg [°C]
Tm[°C] Tegangan Tarik [N.mm
-2
] Modulus Tarik [N.mm
-2
] Perpanjangan []
60 0,90
10 176
30 sampai 40 1,1 sampai 1,6
50 sampai 600
Sumber : Hadi Syamsul, Ir. 1995 , ”Teknologi Bahan 3”, Hal 36
Universitas Sumatera Utara
Catatan Tg = Temperatur tansisi kaca yaitu temperatur dimana polimer berubah dari
keadaan beku rigid ke suatu bahan yang liat fleksible Tm = Temperatur luluh yaitu pada saat kritanilitas tidak tampak kristanilitas :
Derajat kemungkinan terbentuknya susunan kristal dalam bentuk rantai. Molekul Polypropylene mengandung atom karbon tertier dengan gugus
metil rantai utama. Atom hidrogen terikat pada atom karbon tertier yang mudah bereaksi dengan oksigen dan ozon, yang menyebabkan ketahanan oksidasinya
lebih kecil daripada polyethylene. Di lain fihak karena temperatur pengolahan lebih tinggi daripada polyethylene, oksidasi harus dicegah. Fenol alkil dipakai
sebagai anti oksidasi yang dikombinasikan dengan senyawa belerang organik dan senyawa amin.
Agar degradasi oleh sinar Ultra Violet secara efektif dapat dikurangi, maka dicampurkan bubuk karbon sebagai bahan pengabsorb UV. Polypropylene
mempunyai tembus cahaya jauh lebih baik daripada polyethylene, oleh karena itu dipakai sebagai bahan pada pembuatan film. Dengan mempergunakan bahan
penginti kristal, ukuran kristal dapat dibuat lebih kecil agar lebih transfaran, yang juga memperbaiki kekakuannya dari kekuatan impaknya pada temperatur rendah.
Sebagai penginti dipergunakan bahan Na, Zn, Al dan garam-garam logam lainnya dari asam karboksilat aromatik. Permeabilitas gas polypropylene lebih baik dari
pada polyethylene, karena itu perlu berhati-hati untuk mencegah dispersi pada pengepakan wangi-wangian tersebut. Tata Surdia, 1999
2.2.3. Polystyrene