71
5.
Variabel struktur aset memiliki nilai koefisien regresi bertanda positif sebesar 0,0590. Nilai tersebut menunjukkan bahwa kenaikan 1 dari
variabel struktur aset akan menaikkan struktur modal sebesar 0,0590 dengan asumsi variabel lain tetap.
6.
Variabel pertumbuhan aset memiliki nilai koefisien regresi bertanda positif sebesar 0,023. Nilai tersebut menunjukkan bahwa kenaikan 1
dari variabel pertumbuhan aset akan menaikkan struktur modal sebesar 0,023 dengan asumsi variabel lain tetap.
7.
Variabel likuiditas memiliki nilai koefisien regresi bertanda positif sebesar 0,01. Nilai tersebut menunjukkan bahwa kenaikan 1 dari
variabel likuiditas akan menaikkan struktur modal sebesar 0,01 dengan asumsi variabel lain tetap.
4.3 Pembahasan Hasil Penelitian
Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa secara simultan variabel profitabilitas, pertumbuhan aset, ukuran perusahaan, risiko bisnis, struktur aset
dan likuiditas berpengaruh signifikan terhadap struktur modal. Berdasarkan hasil uji-F dapat dilihat signifikansinya, dimana secara simultan variabel yang
digunakan memiliki pengaruh yang signifikan dilihat dari nilai signifikannya 0,05 0,009 0,05.
Dari hasil pengujian secara parsial individu diketahui bahwa hanya variabel profitabilitas yang berpengaruh secara signifikan terhadap struktur modal.
Sedangkan variabel lainnya tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap struktur modal pada perusahaan manufaktur sektor industri dasar dan kimia. Pembahasan
72 terhadap masing – masing variabel dalam pengujian secara parsial akan dibahas
berikut ini : 1.
Pengaruh Profitabilitas terhadap struktur modal. Hasil dalam penelitian ini menunjukkan bahwa profitabilitas secara parsial
berpengaruh secara signifikan terhadap struktur modal. Hal ini dapat dilihat dari hasil pengujian signifikansi parsial Uji-t yang menunjukkan bahwa
nilai signifikansi 0,05 0,015 0,05. Variabel profitabilitas memiliki nilai koefisien regresi bertanda negatif sebesar 0,927. Nilai tersebut
menunjukkan bahwa kenaikan 1 dari variabel profitabilitas akan menurunkan struktur modal sebesar 0,927 dengan asumsi variabel lain
tetap, karena dengan tingkat profitabilitas yang tinggi perusahaan mampu menyediakan dana internal dalam jumlah besar. Sesuai dengan pecking
order theory, apabila dana internal telah mampu memenuhi sebagian besar kebutuhan dana maka perusahaan dapat menekan hutang. Ini berarti dana
internal merupakan pilihan utama dalam memenuhi sumber pembiayaan. Semakin tinggi laba yang diperoleh semakin kecil keinginan perusahaan
untuk menggunakan hutang. Hal ini sesuai dengan penelitian Pudak Sari 2014, Naibaho 2013, Winahyuningsih, dkk. 2011 Zakiah 2014, dan
Anggraini 2013 yang menyatakan bahwa protifitabilitas berpengaruh negatif dan signifikan terhadap struktur modal.
2. Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap struktur modal
Hasil dalam penelitian ini menunjukkan bahwa ukuran perusahaan secara parsial tidak berpengaruh secara signifikan terhadap struktur modal. Hal ini
73 dapat dilihat dari hasil pengujian signifikansi parsial Uji-t yang
menunjukkan bahwa nilai signifikansi 0,05 0,218 0,05. Variabel ukuran perusahaan memiliki nilai koefisien regresi bertanda negatif sebesar
0,018. Nilai tersebut menunjukkan bahwa kenaikan 1 dari variabel ukuran perusahaan akan menurunkan struktur modal sebesar 0,018 dengan
asumsi variabel lain tetap. Hasil ini tidak sesuai dengan landasan teori yang menyatakan bahwa ukuran perusahaan yang lebih besar akan lebih
menjamin memiliki akses yang lebih mudah untuk mendapatkan sumber modal asing. Kemungkinan yang dapat terjadi dari hasil penelitian ini
adalah bahwa perusahaan lebih cenderung menyukai pendanaan yang berasal dari internal dibandingkan dari hutang, sehingga ukuran perusahaan
tidak memiliki pengaruh terhadap penggunaan sumber dana eksternal. Kemungkinan lain adalah bahwa perusahaan besar yang mempunyai akses
lebih mudah ke pasar modal dibandingkan dengan perusahaan kecil belum tentu dapat memperoleh dana dengan mudah di pasar modal. Hal ini
disebabkan karena para investor akan membeli saham atau menanamkan modalnya tidak hanya mempertimbangkan besar-kecilnya perusahaan,
tetapi juga memperhatikan faktor-faktor lain, seperti prospek perusahaan, sifat manajemen perusahaan saat ini dan lain sebagainya.
3. Pengaruh Struktur Aset terhadap struktur modal
Hasil dalam penelitian ini menunjukkan bahwa struktur aset secara parsial tidak berpengaruh secara signifikan terhadap struktur modal. Hal ini dapat
dilihat dari hasil pengujian signifikansi parsial Uji-t yang menunjukkan
74 bahwa nilai signifikansi 0,05 0,164 0,05. Variabel struktur aset
memiliki nilai koefisien regresi bertanda positif sebesar 0,0590. Nilai tersebut menunjukkan bahwa kenaikan 1 dari variabel struktur aset akan
menaikkan struktur modal sebesar 0,0590 dengan asumsi variabel lain tetap. Jadi, dapat disimpulkan bahwa pengaruh struktur aset terhadap
struktur modal adalah positif tetapi tidak signifikan terhadap struktur modal. Kondisi ini menunjukkan ada kecenderungan bergerak dengan arah
yang sama antara struktur aset dengan struktur modal, meskipun pengaruh pergerakannya tidak signifikan. Manajemen tidak terlalu memperhatikan
struktur aset dalam keputusannya untuk menggunakan atau menambah hutang. Namun demikian, manajemen tidak sepenuhnya mengabaikan
struktur aset, karena struktur aset disini akan menentukan tingkat likuiditas perusahaan. Hal ini terbukti dengan adanya pengaruh yang positif meskipun
pengaruh tersebut secara statistik tidak signifikan, tetapi cukup menggambarkan bahwa manajemen tetap memperhatikan struktur aset. Hal
ini sesuai dengan penelitian Zakiah 2014 dan Winahyuningsih, dkk. 2011 yang menyatakan bahwa struktur aset tidak berpengaruh terdahap
struktur modal. 4.
Pengaruh Risiko Bisnis terhadap struktur modal Hasil dalam penelitian ini menunjukkan bahwa risiko bisnis secara parsial
tidak berpengaruh secara signifikan terhadap struktur modal. Hal ini dapat dilihat dari hasil pengujian signifikansi parsial Uji-t yang menunjukkan
bahwa nilai signifikansi 0,05 0,194 0,05. Variabel risiko bisnis
75 memiliki nilai koefisien regresi bertanda negatif sebesar 0,085. Nilai
tersebut menunjukkan bahwa kenaikan 1 dari variabel risiko bisnis akan menurunkan struktur modal sebesar 0,085 dengan asumsi variabel lain
tetap. Hal ini mencerminkan bahwa risiko bisnis tidak signifikan dengan struktur modal karena akibat rendahnya risiko bisnis membuat manajemen
perusahaan kurang mempertimbangkan risiko bisnis dalam menentukan besarnya liabilitas pada perusahaannya.
5. Pengaruh Pertumbuhan Aset Terhadap Struktur Modal
Hasil dalam penelitian ini menunjukkan bahwa risiko bisnis secara parsial tidak berpengaruh secara signifikan terhadap struktur modal. Hal ini dapat
dilihat dari hasil pengujian signifikansi parsial Uji-t yang menunjukkan bahwa nilai signifikansi 0,05 0,886 0,05. Variabel pertumbuhan aset
memiliki nilai koefisien regresi bertanda positif sebesar 0,023. Nilai tersebut menunjukkan bahwa kenaikan 1 dari variabel pertumbuhan aset
akan menaikkan struktur modal sebesar 0,023 dengan asumsi variabel lain tetap. Jadi, dapat disimpulkan bahwa pengaruh pertumbuhan aset terhadap
struktur modal adalah positif tetapi tidak berpengaruh signifikan terhadap struktur modal. Hal ini sesuai dengan teori agensi yang mengamsusikan
bahwa manusia memiliki sifat mementingkan dirinya sendiri self interest dan memiliki keterbatasan rasionalitas bounded rationality menyebabkan
manajer mempunyai kecenderungan untuk memperoleh keuntungan yang sebesar-besarnya denga biaya pihak lain.
76 6.
Pengaruh Likuiditas Terhadap Struktur Modal Hasil dalam penelitian ini menunjukkan bahwa likuiditas secara parsial
tidak berpengaruh secara signifikan terhadap struktur modal. Hal ini dapat dilihat dari hasil pengujian signifikansi parsial Uji-t yang menunjukkan
bahwa nilai signifikansi 0,05 0,104 0,05.Variabel likuiditas memiliki nilai koefisien regresi bertanda positif sebesar 0,01. Nilai tersebut
menunjukkan bahwa kenaikan 1 dari variabel likuiditas akan menaikkan return saham sebesar 0,01 dengan asumsi variabel lain tetap. Secara teoritis
rasio likuiditas aset adalah menunjukkan kemampuan perusahaan melunasi kewajiban lancarnya dengan aset lancar yang dimilikinya. Tetapi
perusahaan seharusnya tidak hanya memperhatikan dari sisi aset lancar saja dalam menentukan besarnya utang tetapi perusahaan juga harus melihat
dari sisi aset tetap perusahaan, karena perusahaan yang memiliki aset tetap yang besar maka aset tersebut bisa dijadikan sebagai jaminan liabilitasnya.
Hal tersebut yang menyebabkan likuiditas tidak berpengaruh signifikan terhadap struktur modal. Hasil penelitian bertentangan dengan penelitian
Naibaho 2013 dan Anggraini 2013 yang menyatakan bahwa likuiditas berpengaruh terhadap struktur modal.
77
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan