78
7.
Variabel profitabilitas, pertumbuhan aset, ukuran perusahaan, risiko bisnis, struktur aset dan likuiditas secara simultan berpengaruh signifikan terhadap
struktur modal perusahaan industri dasar dan kimia yang terdaftar di BEI. 5.2
Keterbatasan
Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan yang memerlukan perbaikan dan penelitian adalah sebagai berikut:
1. Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini hanya dibatasi
pada variabel profitabilitas, pertumbuhan aset, ukuran perusahaan, risiko bisnis, struktur aset dan likuiditas dimana variabel independen tersebut
hanya dapat mempengaruhi variabel dependen struktur modal sebesar 12,4 yang menyebabkan terdapat kemungkinan faktor-faktor lain yang
mempengaruhi struktur modal perusahaan khususnya perusahaan aneka industri dasar dan kimia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
2. Periode pengamatan yang singkat, yaitu hanya selama 3 tahun 2011-2013
3. Sampel perusahaan hanya pada perusahan manufaktur sektor aneka industri
dasar dan kimia sehingga mengurangi generalisasi hasil.
5.3 Saran
Dengan segala keterbatasan yang telah diungkapkan sebelumnya, maka peneliti memberikan beberapa saran sebagai berikut:
1.
Memperluas jumlah variabel yang digunakan untuk meneliti pengaruh struktur modal di perusahaan yang terdaftar di bursa efek indonesia.
79
2.
Peneliti selanjutnya diharapkan dapat menambah jumlah periode yang digunakan untuk lebih meningkatkan nilai hasil penelitian dengan penelitian
terdahulu.
3.
Pada penelitian selanjutnya diharapkan dapat menambah sampel yang digunakan dengan tidak memperbesar jumlah kriteria yang digunakan dalam
pengambilan sampel sehingga hasil penelitian lebih menunjukkan keadaan perusahaan secara keseluruhan serta dapat memperluas sektor industri
dalam penelitian seperti sektor jasa dan keuangan.
7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Teoritis
2.1.1 Pengertian Struktur Modal
Struktur modal merupakan perimbangan antara penggunaan modal pinjaman yang terdiri dari utang jangka pendek yang bersifat permanen,
utang jangka panjang dengan modal sendiri yang terdiri dari saham preferen dan saham biasa.
Menurut Sudana 2011:143 “struktur modal capital structure berkaitan dengan pembelanjaan jangka panjang suatu perusahaan yang
diukur dengan perbandingan utang jangka panjang dengan modal sendiri”. Menurut Weston Copeland 1996:163 “struktur modal adalah
pembiayaan permanen yang terdiri dari hutang jangka panjang, saham preferen, dan modal pemegang saham”.
Menurut Horne dan Wachowicz 2007:237 “Pendekatan tradisional untuk struktur dan penilaian modal berasumsi bahwa terdapat struktur
modal optimal optimal capital structure dan bahwa pihak manajemen dapat meningkatkan nilai total perusahaan melalui penggunaan leverage
keuangan secara hati-hati”. Menurut Franco Modigliani dan Merton H. Miller 1958:242
“Dengan asumsi pasar sempurna,struktur modal yang dipilih perusahaan tidak mempengaruhi nilainya,hasilnya adalah teori struktur modal optimal
yang didasarkan atas keseimbangan antara manfaat dan biaya dari pembiayaan dengan pinjaman.
Biaya dari pinjaman dihasilkan dari :
8 a.
Peningkatan kemungkinan kebangkrutan yang disebabkan oleh kewajiban hutang.
b. Biaya agen dan pengendalian tindakan perusahaan.
c. Biaya yang berkaitan dengan manajer yang mempunyai informasi
lebih banyak tentang prospek perusahaan daripada investor.
2.1.2 Teori Struktur Modal
2.1.2.1 Teori Pendekatan Laba Bersih
Teori ini termasuk pada teori struktur modal tradisional. Pendekatan
laba bersihmengamsusikan bahwa investor mengkapitalisasi atau menilai laba perusahaan dengan tingkat
kapitalisasi yang konstan dan perusahaan dapat meningkatkan jumlah utangnya dengan tingkat biaya utang yang konstan pula.
2.1.2.2 Teori Pendekatan Laba Operasi Bersih
Teori ini termasuk pada teori struktur modal tradisional. Pendekatan ini melihat bahwa biaya modal rata rata tertimbang
konstan berapa pun tingkat utang yang digunakan perusahaan. Pertama, diasumsikan bahwa biaya utang konstan seperti halnya
dalam pendekatan laba bersih. Kedua, penggunaan utang yang semakin besar oleh pemilik modal sendiri dilihat sebagai peningkatan
resiko perusahaan, oleh karena itu tingkat keuntungan yang disyaratkan oleh pemilik modal sendiri akan meningkatkan sebagai
akibat meningkatnya risiko perusahaan.
2.1.2.3 Teori Pendekatan Tradisional
Pendekatan ini mengamsusikan bahwa suatu leverage tertentu, risiko perusahaan tidak mengalami perubahan. Peningkatan
9 biaya modal akan semakin besar dan akan lebih besar daripada
penurunan biaya karena penggunaan utang yang lebih murah. Akibatnya, biaya modal rata-rata tertimbang pada awalnya menurun
dan setelah leverage tertentu akan meningkat. Struktur modal yang optimal terjadi pada saat nilai perusahaan maksimum atau struktur
modal yang mengakibatkan biaya modal rata-rata tertimbang minimum.
2.1.2.4 Teori Pendekatan Modigliani dan Miller
Teori mengenai struktur modal dikenalkan Profesor Franco Modigliani dan Profesor Merton Miller yang selanjutnya disebut
MM. Mereka mempublikasikan artikel keuangan yang paling berpengaruh yang pernah ditulis yaitu “The Cost of capital,
Corporation Finance, and The Theory of Invesment”. Teori MM membuktikan bahwa nilai suatu perusahaan tidak dipengaruhi oleh
struktur modalnya. Menurut Brigham dan Houston 2001: 31, studi MM
didasarkan pada sejumlah asumsi yang tidak realistis, antara lain :
1. Tidak ada biaya broker
2. Tidak ada pajak
3. Tidak ada biaya kebangkrutan
4. Para investor dapat meminjam dengan tingkat suku bunga
yang sama dengan perseroan. 5.
Semua investor mempunyai informasi yang sama seperti manajemen mengenai peluang investasi perusahaan pada
masa mendatang
6. EBIT tidak dipengaruhi oleh hutang
10 Pada tahun 1963, Modigliani dan Merton Miller
mengeluarkan artikel lanjutan berjudul “Corporate Income Taxes and The Cost of Capital: A Correction” yang melemahkan asumsi tidak
ada pajak perseroan. Peraturan perpajakanmemperbolehkan pengurangan pembayaran bunga sebagai beban, tetapi pembayaran
deviden kepada pemegang saham tidak dapat dikurangkan. Perlakuan yang berbeda ini mendorong perusahaan untuk menggunakan hutang
dalam struktur modalnya. Dengan demikian, teori ini menunjukkan bahwa dalam keadaan pasar modal sempurna dan tidak ada pajak,
maka keputusan pendanaan menjadi tidak relevan, artinya penggunaan hutang maupun modal sendiri akan memberikan dampak yang sama
bagi kemakmuran pemilik perusahaan. Teori MM tersebut sangat kontroversial. Implikasi teori
tersebut adalah perusahaan sebaiknya menggunakan hutang sebanyak- banyaknya. Dalam praktiknya, tidak ada perusahaan yang mempunyai
hutang sebesar itu, karena semakin tinggi tingkat hutang suatu perusahaan, akan semakin tinggi juga kemungkinan kebangkrutannya.
Inilah yang melatarbelakangi teori MM mengatakan agar perusahaan menggunakan hutang sebanyak-banyaknya, karena MM mengabaikan
biaya kebangkrutan.
2.1.2.5 Teori Keagenan
Biaya keagenan Agency cost adalah biaya yang timbul karena perusahaan menggunakan utang dan melibatkan hubungan
11 antara pemilik perusahaan pemegang saham dan kreditor. Biaya
keagenan muncul dari masalah keagenan agency problem. Jika perusahaan menggunakan utang,kemungkinan pemilik perusahaan
melakukan tindakan yang merugikan kreditor. Teori ini dikemukakan oleh Michael C. Jensen dan William H. Meckling pada tahun 1976.
Teori keagenan adalah hubungan antara agen manajemen suatu usaha dan pemilik usaha. Di dalam hubungan keagenan terdapat
suatu kontrak dimana satu orang atau lebih principal memerintah orang lain untuk melakukan suatu jasa atas nama principal dan
memberi wewenang kepada agen untuk membuat keputusan yang terbaik bagi principal. Tujuan utama teori keagenan adalah untuk
menjelaskan bagaimana pihak–pihak yang melakukan hubungan kontrak dapat mendesain kontrak yang tujuannya untuk
meminimalkan cost sebagai dampak adanya informasi yang asimetris
dan kondisi ketidakpastian.
Menurut pendekatan ini, manajemen merupakan agen dari pemegang saham, sebagai pemilik perusahaan. Para pemegang saham
ini, dengan harapan bahwa agen akan bertindak demi kepentingan pemegang saham, akan mendelegasikan wewenang pengambilan ke
agen. Untuk dapat melakukan fungsinya, manajemen wajib diberikan intensif dan pengawasan. Cara-cara pengawasan yang dapat dilakukan
antara lain, pengikatan agen, pembatasan terhadap keputusan yang dapat diambil manajemen dan pemeriksaan laporan keuangan.
12 Pengawasan manajemen ini tentunya membutuhkan biaya yang
disebut dengan biaya agensi. Biaya agensi adalah biaya-biaya yang berhubungan dengan pengawasan manajemen untuk meyakinkan
bahwa manajemem bertindak konsisten sesuai dengan perjanjian kontraktual perusahaan dengan kreditor dan pemegang saham Horne
dan Wachowicz, 2007:55. Biaya keagenan terdiri dari 3 jenis yang meliputi monitoring
cost, bonding cost, dan residual loses”. Monitoring cost adalah biaya yang timbul dan ditanggung oleh prinsipal untuk memonitor perilaku
agen, yaitu untuk mengukur, mengamati, dan mengontrol perilaku agen. Bonding cost adalah biaya yang ditanggung oleh agen untuk
menetapkan dan mematuhi mekanisme yang menjamin bahwa agen akan bertindak untuk kepentingan prinsipal. Sedangkan residual loses
timbul dari kenyataan bahwa agen melakukan tindakan yang tidak memaksimumkan kepentingan prinsipal.
Ada beberapa alternatif untuk mengurangi agency cost yaitu : 1.
Dengan meningkatkan kepemilikan saham perusahaan oleh manajemen dan selain itu manajer merasakan langsung
manfaat dari keputusan yang diambil dan juga apabila ada kerugian yang timbul sebagai konsekuensi dari pengambilan
keputusan yang salah. 2.
Meningkatkan dividend payout ratio, dengan demikian tidak tersedia cukup banyak free cash flow dan manajemen
13 terpaksa mencari pendanaan dari luar untuk membiayai
investasinya. 3.
Meningkatkan pendanaan dengan hutang. Peningkatan hutang akan menurunkan besarnya excess cash flow yang ada
di dalam perusahaan sehingga menurunkan kemungkinan pemborosan yang dilakukan oleh manajemen.
4. Institutional investor sebagai monitoring agents. Distribusi
saham antara pemegang saham dari luar yaitu institusional investor dan shareholders dispersion dapat mengurangi
agency cost.Hal ini karena kepemilikan mewakili suatu sumber kekuasaan yang dapat digunakan untuk mendukung
atau sebaliknya terhadap keberadaan manajemen.
2.1.2.6 Teori Isyarat
Isyarat atau signal adalah suatu tindakan yang diambil manajemen perusahaan yang memberi petunjuk bagi investor tentang
bagaimana manajemen memandang prospek perusahaaan. Teori ini disusun berdasarkan asumsi adanya asymmetric information antara
manajer dan pemegang saham. Karena adanya asymmetric information maka manajer berusaha memberi signal sinyal kepada
investor. Menurut Brigham dan Houston 2001:39 “perusahaan
dengan prospek yang menguntungkan akan mencoba menghindari penjualan saham dan mengusahakan setiap modal baru yang
diperlukan dengan cara-cara lain, termasuk penggunaan hutang yang melebihi target struktur modal yang normal”. Apabila suatu
perusahaan menawarkan penjualan saham baru, lebih sering dari
14 biasanya, maka harga sahamnya akan menurun karena menerbitkan
saham baru berarti memberikan isyarat negatif yang kemudian dapat menekan harga saham sekalipun prospek perusahaan cerah Brigham
dan Houston, 2001:40. Hanya perusahaan yang benar-benar kuat yang berani menanggung resiko mengalami kesulitan keuangan ketika
porsi hutang perusahaan relatif tinggi. Maka porsi hutang yang tinggi dipakai manajer sebagai sinyal bahwa perusahaan memiliki kinerja
yang handal.
2.1.2.7 Teori Pecking Order
Menurut Myers pecking order theory menyatakan bahwa perusahaan dengan tingkat profitabilitas yang tinggi justru tingkat
hutangnya rendah,dikarenakan perusahaan yang profitabilitasnya tinggi memiliki sumber internal yang berlimpah. Berdasarkan pecking
order theory terdapat urutan dalam memilih sumber pendanaan, yaitu : a.
Perusahaan lebih memilih untuk menggunakan sumber dana dari dalam atau pendanaan internal daripada
pendanaan eksternal. Dana internal tersebut diperoleh dari laba ditahan yang dihasilkan dari kegiatan
operasional perusahaan. b.
Jika pendanaan eksternal diperlukan, maka perusahaan akan memilih pertama kali mulai dari sekuritas yang
paling aman, yaitu hutang yang paling rendah risikonya,turun ke hutang yang lebih beresiko, sekuritas
hybrid seperti obligasi konversi, saham preferen, dan yang terakhir saham biasa.
c. Terdapat kebijakan dividen yang konstan, yaitu
perusahaan akan menetapkan jumlah pembayaran
15 dividen yang konstan, tidak terpengaruh seberapa
besarnya perusahaan tersebut untung atau rugi. d.
Untuk mengantisipasi kekurangan persediaan kas karena adanya kebijakan dividen yang konstan dan fluktuasi dari
tingkat keuntungan, serta kesempatan investasi, maka perusahaan akan mengambil portofolio investasi yang
lancer tersedia. Pecking order theory tidak mengindikasikan target struktur
modal. Pecking order theory menjelaskan urut-urutan pendanaan. Manajer keuangan tidak memperhitungkan tingkat hutang yang
optimal. Kebutuhan dana ditentukan oleh kebutuhan investasi. Pecking order theoryini dapat menjelaskan mengapa perusahaan yang
mempunyai tingkat keuntungan yang tinggi justru mempunyai tingkat hutang yang kecil.
2.1.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Struktur Modal
2.1.3.1 Profitabilitas
Profitabilitas merupakan kemampuan yang dicapai oleh perusahaan dalam satu periode tertentu. Profitabilitas mengukur
tingkat keuntungan yang dihasilkan oleh perusahaan. Profitabilitas biasanya digunakan sebagai informasi bagi pemegang saham untuk
melihat keuntungan yang benar-benar diterima dalam bentuk dividen. Dasar penilaian profitabilitas adalah laporan keuangan yang terdiri
dari laporan neraca dan rugi-laba perusahaan. Berdasarkan kedua
16 laporan keuangan tersebut akan dapat ditentukan hasil analisis
sejumlah rasio dan selanjutnya rasio ini digunakan untuk menilai beberapa aspek tertentu dari operasi perusahaan.Rasio merupakan
salah satu metode untuk menilai kondisi keuangan perusahaan berdasarkan perhitungan-perhitungan rasio atas dasar analisis
kuantitatif, yang menunjukkan hubungan antara satu unsur dengan unsur yang lainnya dalam laporan rugi-laba dan neraca.
Profitabilitas periode sebelumnya merupakan faktor penting dalam menentukan struktur modal. Perusahaan dengan profitabilitas
yang tinggi akan memiliki dana internal laba ditahan yang lebih banyak dari pada perusahaan dengan profitabilitas rendah. Dengan
laba ditahan yang besar, perusahaan akan lebih senang menggunakan laba ditahan sebelum menggunakan hutang. Hal ini sesuai dengan
pecking order theory yang menyarankan bahwa manajer lebih senang menggunakan pembiayaan dari laba ditahan, kemudian hutang, dan
yang terakhir penjualan saham baru.
2.1.3.2 Pertumbuhan Aset
Menurut Brigham dan Erhart perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi akan bergantung pada dana dari luar
perusahaan dikarenakan dana dari dalam perusahaan tidak mencukupi untuk mendukung tingkat pertumbuhan yang tinggi. Dengan
demikian perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi akan lebih banyak menggunakan utang sebagai sumber
17 pendanaannya daripada perusahaan dengan tingkat pertumbuhan
yang rendah. Pertumbuhan didefinisikan sebagai perubahan tahunan dari total aset. Bagi perusahaan, kesempatan untuk bertumbuh atau
melakukan investasi akan meningkatkan kebutuhan akan dana. Ini berarti, disamping dana internal yang tersedia diperlukan juga
tambahan dana yang berasal dari luar perusahaan termasuk utang.
2.1.3.3. Ukuran perusahaan
Ukuran perusahaan merupakan salah satu faktor penting sebagai penentu dari struktur modal. Ukuran perusahaan yang
semakin besar mengindikasikan semakin besar aset yang dimilki perusahaan, disamping itu perusahaan-perusahaan besar cenderung
melakukan diversifikasi usaha. Sehingga, perusahaan memiliki kemampuan bertahan dalam kondisi krisis dan memiliki biaya
kebangkrutan yang relatif lebih rendah. Perusahaan yang melakukan diversifikasi akan menyebabkan perusahaan semakin beragam
sehingga membutuhkan pendanaan yang semakin besar.
2.1.3.4 Risiko Bisnis
Berdasarkan pengertian risiko menurut Brigham dan Houston 2001, risiko didefinisikan sebagai peluangatau
kemungkinan terjadinya beberapa peristiwa yang tidak
menguntungkan. Risiko bisnis adalah ketidakpastian yang dihadapi perusahaan dalam menjalankan kegiatan bisnisnya. Dalam perusahaan
risiko bisnis akan meningkat jika menggunakan hutang yang tinggi.
18 Hal ini juga akan meningkatkan kemungkinan kebangkrutan. Hasil
penelitian membuktikan bahwa perusahaan dengan risiko yang tinggi seharusnya menggunakan hutang yang lebih sedikit untuk
menghindari kemungkinan kebangkrutan.
2.1.3.5 Struktur aset
Aset adalah segala sumber daya dan harta yang dimiliki perusahaan untuk digunakan dalam kegiatan operasinya.Suatu
perusahaan pada umumnya memiliki dua jenis aset yaitu aset lancar meliputi: kas, investasi jangka pendek, piutang wesel, piutang
dagang, persediaan, piutang penghasilan dan aset tetap meliputi: investasi jangka panjang, aset tetap, aset tetap tidak berwujud. Kedua
unsur asetini akan membentuk struktur aset. Struktur aset menggambarkan sebagian jumlah aset yang dapat dijadikan jaminan
collateral value of assets. Struktur aset perusahaan memainkan peranan penting dalam
menentukan pembiayaan perusahaan. Perusahaan yang struktur asetnya memiliki perbandingan aset tetap jangka panjang lebih besar
akan menggunakan hutang jangka panjang lebih banyak karena aset tetap yang ada dapat digunakan sebagai jaminan hutang Brigham
Houston, 2011:188. Dengan demikian, struktur aset dapat digunakan untuk menentukan seberapa besar hutang jangka panjang yang dapat
diambil dan hal ini akan berpengaruh juga terhadap penentuan besarnya struktur modal. Namun, Kebanyakan perusahaan industri
19 sebagian besar modalnya tertanam dalam aset tetap akan
mengutamakan pemenuhan modalnya dari modalnya yang permanen yaitu modal sendiri sedangkan hutang sifatnya hanya sebagai
pelengkap.
2.1.3.6 Likuiditas
Likuiditas adalah kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Rasio likuiditas adalah rasio yang
menunjukkan kemampuan pengelola perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Jika perusahaan mampu memenuhi
kewajibannya maka perusahaan dinilai sebagai perusahaan yang likuid. Namun, sebaliknya jika perusahaan tidak mampu memenuhi
kewajibannya maka perusahaan dinilai sebagai perusahaan tidak likuid. Pada saat jatuh tempo, perusahaan harus membayar
kewajibannya kepada pihak luar perusahaan dan untuk dapat memenuhi kewajibannya tersebut, perusahaan harus memiliki jumlah
kas, investasi, atau aset lancar lainnya yang dapat segera dikonversidiubah menjadi kas untuk memenuhi kewajibannya seperti,
membayar tagihan dan seluruh kewajiban lainnya yang sudah jatuh tempo.
Perusahaan yang mempunyai likuiditas yang tinggi akan cenderung tidak menggunakan pembiayaan dari hutang. Hal ini
disebabkan perusahaan dengan likuiditas tinggi mempunyai dana internal yang besar, sehingga perusahaan tersebut akan lebih dahulu
20 membiayai investasinya sebelum menggunakan pembiayaan eksternal
melalui utang.
2.2 Penelitian Terdahulu
Penelitian mengenai struktur modal telah dilakukan sebelumnya oleh beberapa peneliti terdahulu yang menghasilkan temuan yang bermacam-macam
dengan berbagai variabel. Penelitian yang dilakukanNi Putu Ayu Pudak Sari 2014 yang berjudul
“Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Struktur Modal Pada Perusahaan Non keuangan Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia“. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa Profitabilitas tidak berpengaruh signifikan terhadap stuktur modal. Dividend Payout Ratio berpengaruh signifikan terhadap stuktur modal.
Penelitian yang dilakukan Natalia Naibaho 2013 yang berjudul “Pengaruh Profitabilitas, Likuiditas dan Modal Kerja Terhadap Struktur Modal Pada
Perusahaan Manufaktur Meliputi Sektor Aneka Indusi dan Sektor Industri Barang Konsumsi Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia“. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa Profitabilitas berpengaruh negatif terhadap stuktur modal. Likuiditas berpengaruh positif terhadap stuktur modal. Modal kerja berpengaruh
negatif terhadap struktur modal. Penelitian yang dilakukan Putri Zakiah 2014 yang berjudul “Pengaruh
Profitabilitas, Struktur Aset dan Current Ratio Terhadap Struktur Modal Pada Perusahaan Makanan dan MinumanYang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia BEI
Tahun 2009-2011“. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Profitabilitas secara parsial berpengaruh signifikan terhadap stuktur modal. Struktur aset secara parsial
21 tidak berpengaruh signifikan terhadap struktur modal. Current ratio secara parsial
tidak berpengaruh signifikan terhadap struktur modal. Profitabilitas, Struktur Aset Current Ratio secara simultan berpengaruh signifikan terhadap struktur modal.
Penelitian yang dilakukanPanca Winahyuningsih, Kertati Sumekar, dan Hanar Prasetyo 2011 yang berjudul “Analisis Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Struktur Modal Pada Perusahaan Manufaktur yang Go Public di Bursa Efek Indonesia”. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada pengaruh
yang signifikan antara variabel pertumbuhan penjualan, profitabilitas dan operating leverage terhadap struktur modal sedangkan struktur aktiva tidak
berpengaruh signifikan terhadap struktur modal. Penelitian yang dilakukan Novia Anggraini 2014 yang berjudul “Pengaruh
Likuiditas, Profitabilitas dan Working Capital Terhadap Struktur Modal Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia”. Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa secara parsial likuiditas, profitabilitas, dan working capital memiliki pengaruh terhadap struktur modal perusahaan
manufaktur yang terdaftar di BEI.Secara parsial, penelitian ini menunjukkan variabel likuiditas berpengaruh positif terhadap struktur modal perusahaan
manufaktur yang terdaftar di BEI, sedangkan variabel profitabilitas dan working capital berpengaruh negatif terhadap struktur modal perusahaan manufaktur yang
terdaftar di BEI.
22
Tabel 2.1 Tinjauan Peneliti Terdahulu
No Nama
Peneliti Judul
Penelitian Variabel
Penelitian Hasil Penelitian
1 Ni Putu
Ayu Pudak
Sari 2014
Faktor-Faktor yang
Mempengaru hi
StrukturMod al
PadaPerusaha an
NonKeuanga n Yang
Terdaftar Di Bursa Efek
Indonesia Variabel
Dependen : Struktur
Modal Variabel
Independen : Dividend
Payout Ratio dan
Profitabilitas Profitabilitas berpengaruh
negatif dan signifikan terhadap struktur modal.
Sedangkan, Dividend Payout Ratio yang tidak
berpengaruh secara signifikan terhadap
struktur modal.
2 Natalia
Naibaho 2013
Pengaruh Profitabilitas,
Likuiditas Dan Modal
Kerja Terhadap
Struktur Modal Pada
Perusahaan Manufaktur
Meliputi Sektor
AnekaIndustr i Dan Sektor
Industri Barang
Konsumsi Yang
Terdaftar Di Bursa Efek
Indonesia Variabel
Dependen : Struktur
Modal Variabel
Independen : Profitabilitas,
Likuiditas,M odal Kerja
Profitabilitas ROI berpengaruh negatif dan
signifikan terhadap struktur modal
DER, likuiditas current ratio berpengaruh positif
dan signifikan terhadapstruktur modal
DER. Sedangkan, modal kerja
berpengaruh negatif dan signifikan
terhadap struktur modal DER.
23
No Nama
Peneliti Judul
Penelitian Variabel
Penelitian Hasil Penelitian
3 Putri
Zakiah 2014
Pengaruh Profitabilitas,
Struktur Aset dan Current
Ratio Terhadap
Struktur Modal Pada
Perusahaan Makanan dan
Minuman Yang
Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia Variabel
Independen: Profitabilitas,
Struktur Aset dan Current
Ratio Variable
Dependen: Struktur
Modal Profitabilitas secara parsial
berpengaruh signifikan terhadap stuktur modal.
Struktur aset secara parsial tidak berpengaruh signifikan
terhadap struktur modal. Current ratio secara parsial
tidak berpengaruh signifikan terhadap struktur modal.
Secara simultan, Profitabilitas, struktur aset,
dan current ratioberpengaruh signifikan
terhadap struktur modal.
4. Panca
Winahyu ningsih,
Kertati Sumekar,
dan Hanar
Prasetyo 2011
Analisis Faktor-Faktor
yang Mempengaru
hi Struktur Modal Pada
Perusahaan Manufaktur
yang Go Public di
Bursa Efek Indonesia
Variabel Dependen :
Struktur Modal
Variabel Independen :
Pertumbuhan penjualan,pro
fitabilitas,ope rating levera
ge dan struktur
aktiva Ada pengaruh yang
signifikan antara variabel pertumbuhan penjualan,
profitabilitas dan operating leverage terhadap struktur
modal sedangkan struktur aktiva tidak berpengaruh
signifikan terhadap struktur modal.
5. Novia
Anggrain i S
2013 Pengaruh
Likuiditas,Pr ofitabilitas
Dan Working Capital
Terhadap Struktur
Modal Pada Perusahaan
Manufaktur Yang
Variable Dependen :
Struktur Modal
Variable Independen:
Likuiditas, Profitabilitas
Dan Working Capital
Secara Parsial likuiditas, Profitabilitas, dan working
capital memiliki pengaruh terhadap struktur
Modal. Tambahan pula, secara parsial, penelitian ini
menunjukkan variabel likuiditas berpengaruh
positif terhadap struktur modal perusahaan
manufaktur yang terdaftar di
24 Terdaftar Di
Bursa Efek Indonesia
BEI, sedangkan variabel profitabilitas dan working
capital berpengaruh negatif terhadap struktur
modal perusahaan manufaktur yang terdaftar di
BEI.
2.3 Hubungan Antar Variabel