Teori yang Digunakan Perbandingan Motif Songket Palembang dengan Songket Batubara: Suatu Kajian Semiotik

17 lakaran garis dan warna untuk menghasilkan reka bentuk pada tekstil dengan menggunakan teknik resis atau tenun. Motif juga boleh dibuat pada kain dengan cara tenun dan membuat motif dengan benang gimpal benang emas dan perak sebagai ragam hias yang dinamai songket. Dewan Bahasa dan Pustaka:2006:58 Songket adalah kaedah dan proses menenun pabrik, pabrik atau kain ini berbeda daripada tenun biasa karena benang gimpal emas dan perak digunakan sebagai ragam hias motif sedangkan tenun adalah kaedah menghasilkan fabrik dengan menggunakan benang pakan melintang dan lungsin memanjang.

2.2 Teori yang Digunakan

2.2.1 Teori Semiotik Di dalam penelitian ini penulis menggunakan teori semiotik yang dikemukan Morris 1946:3. “Semiotik adalah mengenai tanda , baik itu bersifat manusiawi maupun hewani, berhubungan dengan suatu bahasa tertentu atau tidak, mengandung unsur kebenaran atau kekeliruan , bersifat sesuai atau tidak sesuai , besifat wajar atau mengandung unsur yang dibuat-buat.” Semiotik adalah suau ilmu atau metode analisis untuk mengkaji tandaSobur, 2003:15. Charles Sanders Peirce Littlejohn, 1994:64 mendefinisikan semiosis sebagai, “ a relationship among a sign,” an object, and a meaning” suatu hubungan diantara tanda, objek, dan makna. Pierce mengatakan bahwa tanda itu sendiri merupakan contoh dari kepertamaan , objek adalah kekeduaan, dan penafsirannya, unsur pengantara adalah contoh dari keketigaan Sobur 2003:41. Pierce memang berusaha untuk menemukan struktur terner di manapun mereka bisa terjadi. Keketigaan yang ada dalam konteks pembentuk Universitas Sumatera Utara 18 tanda juga membangkitkan semiotika yang tak terbatas , selama suatu penafsir gagasan yang membaca tanda sebagai tanda bagi yang lain yaitu sebagai wakil dari suatu makna atau penanda bisa ditangkap oleh penafsir lainnya. Penafsir ini adalah unsur yang harus ada untuk mengaitkan tanda dengan objeknya induksi, deduksi, dan penangkap[hipotesis] membentuk tiga jenis penafsiran yang penting. Agar bisa ada sebagai suatu tanda, maka tanda tersebut harus ditafsirkan berarti harus memiliki penafsir. Secara etimologi, teori berasal dari bahasa yunani theoria yang berarti kebetulan alam atau realita. Teori diartikan sebagai kumpulan konsep yang telah teruji keterandalannya, yaitu melalui kompetensi ilmiah yang dilakukan dalam penelitian. Teori merupakan landasan fundamental sebagai argumentasi dasar untuk menjelaskan atau memberi jawaban terhadap masalah yang digarap, dengan landasan teori ini maka segala masalah yang timbul dalam skripsi ini akan terjawab. Penulis menggunakan teori semiotik dalam penulisan skripsi ini. Pokok perhatian semiotik adalah tanda. Tanda itu sendiri diartikan sebagai sesuatu yang memiliki ciri khusus yang penting. Pertama, tanda harus bisa diamati, dalam arti tanda itu harus dapat ditangkapdiwujudkan. Kedua, tanda harus merujuk pada sesuatu yang lain. Artinya bisa menggantikan, mewakili, dan menyajikan. Semiotika adalah cabang ilmu yang berurusan dengan pengkajian tanda dan segala sesuatu yang berhubungan dengan tanda, seperti sistem tanda dan proses yang berlaku bagi penggunaan tanda. Morris 1946:3, mendefinisikan semiotik adalah ilmu mengenai tanda, baik itu bersifat manusiawi maupun hewani, berhubungan dengan suatu bahasa Universitas Sumatera Utara 19 tertentu atau tidak mengandung unsur kebenaran atau kekeliruan, bersifat sesuai atau tidak sesuai, bersifat wajar atau mengandung unsur yang dibuat-buat. Saussure 1916:2, mengatakan kita dapat menerima suatu ilmu yang mempelajari tanda-tanda dalam kehidupan sosial. Kehidupan sosial tersebut merupakan bagian dari psikologi sosial dan sebagai akibat dari psikologi umum, yang kemudian kita sebut sebagai semiologi. Semiologi mengajarkan kita suatu tanda terdiri dari apa saja dan kaidah-kaidah apa yang mengaturnya. Semiotik adalah cabang ilmu yang berurusan dengan pengkajian tanda dan segala sesuatu yang berhubungan dengan tanda, seperti sistem tanda dan proses yang berlaku bagi tanda van Zoest, 1993:1. Menurut Peirce 1978:1, tanda adalah yang mewakili sesuatu bagi seseorang. Sesuatu itu dapat berupa pengalaman, pikiran, perasaan, gagasan dan lain-lain. Hal yang dapat menjadi tanda bukan hanya bahasa, melainkan berbagai hal yang dapat melingkupi kehidupan di sekitar kita. Tanda dapat berupa bentuk tulisan, karya seni, sastra, lukisan, dan patung. Sudjiman 1983:3, mengatakan semiotika mulanya dari konsep tanda, istilah tersebut berasal dari bahasa Yunani semion yang berarti tanda-tanda terdapat dimana-mana, kata adalah tanda, demikian juga gerak, isyarat, bendera, dan sebagainya. Semiotika atau semiologi merupakan terminologi yang merujuk pada ilmu yang sama. Sebelumnya Longmann Dictionary of Contemporary English 1978 menjelaskan, semiotika adalah :…..tech the study of sign in general, asp, as they related to language. Semiotika berasal dari kata Yunani yaitu semeion, yang berarti ‘tanda’ atau ‘sign’. Jadi, semiotika artinya pengetahuan mengenai tanda Universitas Sumatera Utara 20 Zulkifli. 2007, Jurnal seni rupa; edisi 2006:25. Hal ini diperkuat oleh Aart van Zoest, Semiotika, berasal dari kata Yunani ‘Semeion’ yang berarti tanda. Maka semiotika berarti ilmu tanda. Semiotika adalah cabang ilmu yang berurusan dengan pengkajian tanda dan segala sesuatu yang berhubungan dengan tanda, seperti sistem tanda dan proses yang berlaku bagi pengguna tanda. Dalam buku yang sama Aart van Zoest, menambahkan bahwa : Semiotika adalah cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari tanda-tanda dan segala sesuatu yang berkaitan dengannya, seperti sistem-sistem tanda dan perkembangan yang terjadi sehubungan dengan pemakaian tanda-tanda tersebut. Dari beberapa tanggapan diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa semiotika adalah ilmu pengetahuan tentang tanda yang mengarah pada perkembangan tanda, pemakaian tanda dan gagasan sebagai teori filsafat umum yang secara sistematis mengkomunikasikan informasi atau pesan yang dikandungnya. Dalam mengungkap makna tanda yang dihadirkan pada sebuah karya seni seorang pengamat yang memakai metode semiotika, dengan dapat memanfaatkan ranah yang berkembang dalam semiotika tersebut, yaitu komunikasi visual Visual Communications. Pada pemaparan ini, kajian yang dibahas dalam ranah komunikasi visual meliputi kajian seni rupa, sistem grafis, sistem warna, tanda- tanda ikon, simbol, fenomena visual dalam komunikasi massa, iklan, komik, uang, kartu permainan, pakaian, arsitektur, peta geografi, film, dan sebagainya. Berkaitan dengan karya seni rupa dalam penelitian ini mengarahkan akan penggunaan kajian semiotika yaitu komunikasi visual. Agus Sachari 2005: 67 Wibowo menyatakan bahwa “semiotika yang biasanya didefenisikan sebagai pengkajian tanda-tanda pada dasarnya merupakan suatu studi atas kode- Universitas Sumatera Utara 21 kode yakni sistem apapun yang memungkinkan kita memandang entitas-entitas tertentu sebagai tanda-tanda atau sebagai sesuatu yang bermakna”. Wibowo 2011:3 Demikian pula dengan pernyataan Aart Van Zoest : ”Diantara tanda dan hal yang ditunjukkan diwakilinya ada suatu relasi; artinya tanda tersebut mempunyai sifat representatif. Tanda dan representasi tadi mengarahkan kepada suatu interpretasi. Jadi, representasi dan interpretasi merupakan suatu karekteristik tanda”. dalam Azmi.2002: 13. Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa tanda merupakan salah satu bagian dari semiotika yang merupakan suatu bentuk bermakna. Serta tanda mewakili suatu maksud yang ada di dalam sebuah bentuk yang dihadirkan, antara bentuk simbol dan makna yang tersembunyi. Hal ini memiliki hubungan yang sangat erat, bentuk yang tampak merupakan perwakilan yang jelas dari makna yang diwakili. Jenis- jenis Tanda a. Icon ikon Ikon adalah tanda yang hubungan antara penanda dan petandanya bersifat bersamaan bentuk alamiah. Atau dengan kata lain ikon adalah hubungan antara tanda dan objek atau acuan yang bersifat kemiripan . Misalnya : potret peta. b. Index indeks Indeks adalah tanda yang menunjukkan adanya hubungan alamiah antara penanda dan petanda yang bersifat kasual atau hubungan sebab akibat atau tanda yang langsung mengacu pada kenyataan. Contoh yang paling jelas adalah asap sebagai tanda adanya api. Universitas Sumatera Utara 22 c. Symbol simbol Simbol adalah tanda yang menunjukkan hubungan alamiah antara penanda dan petandanya. Hubungan diantaranya bersifat arbitrer atau semena- mena, hubungan berdasarkan konvensiperjanjian masyarakat. Sesuatu yang digunakan agar tanda bisa berfungsi , oleh pierce disebut ground. Kajian ini dilihat berdasarkan penandaan dan pemaknaan di mana penandaan konsep Charles Sanders Pierce dikaji lewat jenis ikon, indeks, dan simbol. Sedangkan berdasarkan konsep Roland Barthes, pemaknaan tanda yang dikaji dengan menggunakan : 1 Aspek Denotatif Kata denotatif berasal dari kata denotasi denostation yang berarti tanda, petunjuk atau menunjukkan ataupun artimakna yang langsung dari suatu tanda, yang telah disepakati bersama atau sudah menjadi pengertian yang sama. Dalam kaitannya dengan penelitian ini, tanda yang dimaksud adalah tanda-tanda visual, baik yang non-verbal garis, bidang, warna, tekstur, dan lain-lain, maupun bersifat verbal atau sudah berwujud menggambarkan manusia, binatang, dan bentuk representatif lainnya. 2 Aspek Konotatif Kata konotatif berasal dari kata konotasi connotation yang berarti pengertian tambahan atau arti kedua yang tersirat diluar arti denotatif tadi. Serta konotasi adalah merupakan istilah yang digunakan Barthes untuk menunjukkan signifikasi tahap kedua. Hal ini menggambarkan interaksi yang terjadi ketika Universitas Sumatera Utara 23 tanda bertemu dengan perasaan atau emosi dari pembaca subjek serta nilai-nilai dari kebudayaannya. Tanda yang dikaitkan dengan ground dibagi menjadi: a Qualisign Qualisign adalah kualitas sejauh yang dimiliki tanda. Kata keras meunjukkan kualitas tanda. Misalnya suaranya keras yang menunjukkan orang itu marah. b Sinsign Sinsign adalah eksistensi actual benda atau peristiwa pada tanda misalnya kata keruh, yang ada pada urutan air sungai keruh yang menandakan bahwa ada hujan dihulu sungai. c Legisign Legisign adalah norma yang dikandung oleh tanda, misalnya rambu-rambu lalu lintas yang menandakan hal-hal yang boleh atau tidak boleh dilakukan oleh manusia. Menurut Sobur, 2003:41-42 interpretan tanda dibagi atas: o Rheme Rheme adalah tanda yang memungkinkan orang menafsirkan berdasarkan pilihan, misalnya orag yang merah matanya dapat saja menandakan bahwa orang itu baru saja menangis atau menderita penyakit mata. o Dicent sign atau dicisign adalah tanda sesuai kenyataan. Misalnya jika pada .suatu jalan sering terjadi kecelakaan, maka ditepi jalan dipasang rambu lalu lintas yang menyatakan bahwa disitu sering terjadi kecelakaan. o Argument Universitas Sumatera Utara 24 Argument adalah tanda yang memberikan alasan tentang sesuatu. Menurut Saussure , bahasa itu merupakan suatu system tandasign. Suara- suara, baik suara manusia, binatang atau bunyi-bunyian hanya bias dikatakan sebagai bahasa atau berfungsi sebagai bahasa bilamana suara atau bunyi tersebut mengekspresikan, menyatakan, menyampaikan ide- ide pengertian tertentu Sobur, 2003:46 Tanda adalah kesatuan dari suatu bentuk penanda signifer dengan sebuah idea atau penanda signified. Dengan kata lain, penanda adalah bunyi yang bermakna atau coretan yang bermakna. Jadi penanda adalah aspek material dari bahasa apa yang dikatakan dan apa yang didengar, dan apa yang ditulis atau dibaca. Petanda adalah gambaran mental, pikiran atau konsep Bertens, 2001:180. Teori semiotik memahami bagaimana makna diciptakan dan dikomunikasikan melalui sistem simbol yang membangun sebuah peristiwa seni. Dalam kajian kesenian berarti kita harus memperhitungkan peranan seniman dan penonton sebagai pengamat dari lambang-lambang ke dalam tiga kategori yaitu ikon,indeks dan simbol. Apabila lambang itu menunjukkan akan adanya sesuatu seperti timbulnya asap akan diikuti api, disebut indeks. Jika lambang itu tidak menyerupai yang dilambangkan, seperti burung garuda melambangkan negara republik Indonesia, maka disebut dengan simbol. Dalam teori semiotik banyak juga mengungkapkan Zoest, 1993:5.Tokoh semiotik Rusia J.U.M. Lotman mengungkapkan bahwa … culture is constructed as a hierarchy of semantic systems Lotman, 1971:61. Universitas Sumatera Utara 25 Pernyataan itu tidaklah berlebihan karena hirarki sistem semiotik atau sistem tanda meliputi unsur 1 sosial budaya, baik dalam konteks sosial maupun situasional, 2 manusia sebagai subyek yang berkreasi, 3 lambang sebagai dunia simbolik yang menyertai proses dan mewujudkan kebudayaan, 4 dunia pragmatik atau pemakaian, 5 wilayah makna. Orientasi kebudayaan manusia sebagai anggota suatu masyarakat bahasa salah satunya tercermin dalam sistem kebahasaan maupun sistem kode yang digunakannya. Menurut Preminger dalam Pradopo, 1999:76 tanda mempunyai dua aspek, yaitu penanda dan petanda. Penanda adalah bentuk formal tanda itu, alam bahasa berupa satuan bunyi, atau huruf dalam sastra tulis. Sedangkan petanda adalah artinya, yaitu apa yang ditandai oleh penada itu . Ahli sastra Teew 1984:6 mendefinisikan semiotik adalah tanda sebagai tindak komunikasi dan kemudian disempurnakannya menjadi model sastra yang mempertanggungjawabkan semua faktor dan aspek hakiki untuk pemahaman gejala susastra sebagai alat komunikasi yang khas di dalam masyarakat mana pun. Teori semiotik adalah salah satu teori yang menjadi penghubung erat antara ilmu linguistik dan sastra dengan ilmu-ilmu seni Takari, 2009:50. 2.2.2 Teori Fungsi Fungsi menurut Bascom dalam Danandjaja, 1991:19 ada tiga yaitu sebagai sistem proyeksi projective system, yakni: a. Sebagai alat pencermin angan-angan kolektif. b. Sebagai alat pengesahan pranata-pranata dan lembaga-lembaga kebudayaan. c. Sebagai alat pemaksa dan pengawas agar norma-norma masyarakat akan selalu dipatuhi anggota kolektifnya. Universitas Sumatera Utara 26 Teori fungsi ini berkaitan dengan makna dan bentuk motif songket tersebut. Jenis dan bentuk motif songket juga berbeda-beda. Bentuk dan fungsi songket yang berbeda sesuai dengan kegunaan acara adat tertentu. Karena beda upacara adat maka akan berbeda pula bentuk dan fungsinya. Mereka akan mematuhi adat sesuai dengan ciri khas mereka sendiri dan menjaganya agar dapat diwariskan secara turun temurun ke generasi selanjutnya. Adat istiadat adalah sebuah ungkapan yang artinya segala aturanketentuan yang sudah ada sejak dahulu kala dan menjadi kebiasaan secara turun temurun. Adat juga berarti gagasan kebudayaan yang terdiri dari nilai-nilai kebudyaan, norma, kebiasaan, kelembagaan, dan hukum adat yang lazim dilakukan disuatu daerah. “Adat itu merupakan ketentuan hukum sehingga merupakan norma-norma dengan ciri khas dari suatu suku atau tiap suku atau bangsa akan memupuknya menurut falsafah daerah atau negerinya masing-masing. Admansyah 1994:53. Dengan demikian berarti generasi demi generasi akan mewarisinya sebagai pusaka yang diamankan oleh para leluhurnya dahulu yang diteruskan turun- temurun secara sadar dan penuh tanggung jawab”. Dengan ini maka kain tenun songket dapat menjadi alat pengesahan budaya dan menjadi salah satu perlengkapan adat masyarakat Melayu nusantara yang patut dipertahankan dan dikembangkan karena memiliki peranan penting dalam kebudayaan. Universitas Sumatera Utara 1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah