29
b. Metode observasi, yaitu penulis langsung ke lapangan melakukan pengamatan
terhadap kegiatan penelitian, metode observasi digunakan oleh peneliti untuk mengamati, mengetahui motif dari songket Palembang dan Batubara dengan
menggunakan kamera sebagai alat untuk mengamati letak posisi motif tersebut makan akan digabungkan dengan hasil wawancara yang dilakuka n
dengan pemilik usaha songket ataupun masyarakat yang menenun, alas an penulis melakukan observasi untuk mendapatkan data akurat mengenai makna
songket tersebut. c.
Metode wawancara, yaitu mengumpulkan data dengan mengajukan pertanyaan kepada informan yang memahami masalah penelitian ini,
digunakan untuk memperoleh gambaran makna apa yang terkandung dalam motif motif songket yang ada di Palembang maupun Batubara, wawancara ini
juga akan menggunakan pedoman wawancara yang telah dipersiapkan dan disusun terlebih dahulu.
3.5 Metode Analisis Data
Metode analisis data merupakan suatu langkah dalam penelitian, karena tahap dalam menyelesaikan masalah adalah dengan menganalisis data yang telah
dikumpulkan. Metode analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah metode deskriptif. Metode deskriptif bertujuan untuk memberikan gambaran
mengenai subjek penelitian berdasarkan informasi yang diperoleh berdasarkan informasi dan fakta yang ada. Metode analisis data adalah metode atau cara-cara
sipeneliti dalam mengolah data yang mentah sehingga menjadi data yang cermat, atau akurat dan ilmiah. Pada dasarnya analisis adalah kegiatan untuk
Universitas Sumatera Utara
30
memanfaatkan data sehingga dapat diperoleh suatu kebenaran dan ketidakbenaran. Dalam analisis diperlukan kreativitas sehingga diuji kemampuan peneliti dalam
menalar sesuatu. Menganalisis data merupakan suatu langkah yang sangat kritis dalam penelitian, karena tahap dalam menyelesaikan masalah adalah
menganalisis. Setelah data terkumpul sesuai dengan pokok permasalahan akan dilakukan.
Langkah-langkah untuk membuat analisis data secara masing-masing, contoh masalah tentang tanda :
a. Mencatat seluruh data yang telah dikumpulkan ke dalam buku catatan sebelum
ke data skripsi. mengklasifikasikan b.
Melakukan pemilahan-pemilahan mengeliminasi terhadap data-data yang terkumpul sesuai dengan bentuk dan jenisnya.
c. Memisahkan persamaan dan perbedaan motif antara motif songket Palembang
dan motif songket Batubara.
Universitas Sumatera Utara
31
BAB IV PEMBAHASAN
4.1 Analisis perbandingan motif songket Palembang dengan songket Batubara
Songket adalah jenis kain tenunan tradisional Melayu di Indonesia, Malaysia, dan Brunei. Songket digolongkan dalam keluarga tenunan brokat.
Songket ditenun dengan tangan dengan benang emas dan perak dan pada umumnya dikenakan pada acara-acara resmi. Benang logam metalik yang tertenun
berlatar kain menimbulkan efek kemilau cemerlang. Songket berasal dari istilah sungkit dalam bahasa Melayu dan bahasa
Indonesia, yang berarti “mengait” atau “mencungkil”. Hal ini berkaitan dengan metode pembuatannya; mengaitkan dan mengambil sejumput kain tenun, dan
kemudian menyelipkan benang emas. Isitilah menyongket
Di Palembang, songket bukanlah hanya sekedar kain, tetapi merupakan suatu bentuk seni yang diangkat dari hasil cipta, rasa dan karsa penenunnya.
Sekalipun ragam hiasnya tercipta dari alat yang sederhana, namun hasil karya berarti ‘menenun
dengan benang emas dan perak’. Songket adalah kain tenun mewah yang biasanya dikenakan saat kenduri, perayaan atau pesta. Songket adalah salah satu artefak
dalam budaya yang berperanan sebagai salah satu jati diri orang Melayu. Pakaian biasanya berfungsi menutupi badan yang menurut norma-norma sosial.
Adakalanya agama menganjurkan bagaimana adab dan sopan santun berpakaian.
Universitas Sumatera Utara
32
tenunannya merupakan karya seni yang amat tinggi nilainya. Kekayaan alam Palembang sangat mempengaruhi terciptanya ragam hias dengan pola motif yang
mengagumkan. Motif-motif ragam songket Palembang memiliki philosophy yang mempunyai arti perlambang yang baik. Pada umumnya terdiri dari tiga bagian,
yaitu : tumbuh-tumbuhan terutama bentuk stilisasi bunga-bungaan, misalnya bunga cengkeh, bunga tanjung, bunga melati dan bunga mawar, yang
melambangkan kesucian, keanggunan, rezeki dan segala kebaikan, kemudian motif geometris dan motif campuran antara tumbuh-tumbuhan dan geometris.
Motif-motif tersebut dari dahulu hingga sekarang diwariskan secara turun temurun sehingga polanya tidak berubah. Cara membuat pola motif hanya dilakukan oleh
orang-orang tertentu, tidak setiap penenun dapat membuat pola motif sendiri. Penenun hanya menenun berdasarkan pola yang telah ditentukan. jadi kerajinan
menenun merupakan suatu pekerjaan yang sifatnya kolektif. Sebagai catatan, pekerjaan menenun di Palembang seluruhnya dilakukan oleh kaum wanita, baik
tua mau pun muda. Keahlian menenun tersebut pada umumnya diwariskan secara turun temurun dari generasi ke generasi.
Corak dan motifnya memaparkan ciri-ciri unik identitas orang Melayu dan sekaligus mencerminkan cita rasa budaya bangsa yang tinggi dalam satu keutuhan
yang kaya dengan keindahan dan keunikan. Adapun corak yang digunakan pada kain songket antara lain :
1. Motif tumbuh-tumbuhan 2. Motif hewani
3. Motif kombinasicampuran
Universitas Sumatera Utara
33
4.2. Macam-macam motif songket 4.2.1