56
4.3 Penggunaan songket pada upacara pernikahan Palembang dengan Batubara
Pada masyarakat suku Melayu Palembang Pernikahan adalah suatu adat istiadat yang sakral dan tidak boleh tidak memakai adat istiadat, selain ritual yang
dijalani oleh kedua mempelai, pakaian pengantin yang juga diperhitungkan dalam adat istiadat, salah satu etnis nusantara yang memperhitungkan peralatan ini
sebagai hal yang penting yaitu Melayu Palembang yang menamakan pakaian adat pernikahan yaitu pakaian Aesan Gede yaitu songket Lepus motif Penuh berwarna
merah manggis atau lepus merah hati, lepus merah cabai, digunakan warna merah karena kesakralan suatu keberanian yang akan menaungi rumah tangga. Berbeda
daerah tapi sama-sama suku Melayu yaitu Melayu Batubara berbeda pula motif yang digunakan untuk upacara resmi seperti pernikahan, yaitu menggunakan
motif bunga melati berwarna merah hati ataupun sesuai permintaan karena yang memesan bukan hanya suku Melayu tetapi suku Batak juga sudah banyak
menggunakan kain songket sebagai pakaian pernikahan tetapi biasanya juga warna merah adalah warna yang selalu dipesan kebanyakan yang memesan.
Universitas Sumatera Utara
57
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari hasil penelitian Perbandingan motif songket Palembang dengan Batubara bahwa motif songket Palembang dengan Batubara memiliki banyak
persamaan dan makna, sangat erat kaitannya dan memiliki nilai estetika yang disakralkan dalam sebuah kehidupan masyarakat, terciptanya suatu simbol dan
motif dalam masyarakat adalah karya seni yang diciptakan bukan hanya sekedar menampakkan apa yang indah dilihat mata saja tetapi merupakan karya seni yang
diturunkan dari nenek moyang kita terdahulu. Makna yang terkandung dalam motif maupun simbol tidak terlepas dari kehidupan penciptanya atau si pembuat
karya tersebut. Berdasarkan paparan pada bab sebelumnya, dapat ditarik kesimpulan sebagai
berikut : 1. Motif yang terdapat pada kain tenun songket Palembang motif, Nago Besaung,
Pucuk Rebung, Bungo Tabur, Motif Kombinasi, Motif Lepus, Rakam Bintang, Bintang Rante,Berante Berakam.
2. Pembuatan Motif yang ada pada masyarakat Palembang maupun Batubara denga melihat hal-hal yang tedapat di alam seperti tumbuh-tumbuan.Hewan,
dan alam itu sendiri. Pada masyaraka Palembang motif songket juga diambil dari kehidupan bermasyarakat, dan fenomena yangada pada masyarakat dan
nilai-nilai pada masyarakat itu sendiri yang memberikan arti tersendiri bagi yang menciptakan sehingga terjadi perluasan dari kebaikan makna tersebut.
Bentuk motif dan gambar a yang menyerupai hewan, tumbuhan, alam
Universitas Sumatera Utara
58
mempunyai makna yang berbeda. Akan tetapi pada umumnya ornament memiliki fungsi yang sama yaitu memperindah kain tenun songket tersebut.
3. Pada kain tenun songket Batubara terdapat motif Naga Betarung, Pucuk Rebung, Motif Tabur, Motif Penuh, Motif Bintang, Tolak Berante, Tampuk
Manggis. 4. Motif kain tenun songket Palembang dan Batubara tidak semua memberikan
nilai yang baik , tetapi diantaranya ada motif yang hanya memberikan nilai keindahan saja tidak memberikan nilai kebaikan.
5.2 Saran