HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 38

DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 2.1. Tumbuhan Timonius flavescens Jacq. Baker 6 Gambar.2.2. Pembentukan metabolit sekunder 10 Gambar 2.3 . Jenis-jenis metabolit sekunder 11 Gambar 2.4. Struktur piridin 12 Gambar 2.5. Struktur molekuler dari rangka flavon 2-fenil-1,4-benzopiron 13 Gambar 2.6. Struktur dasar Steroid 15 Gambar 2.7. contoh antioksidan sintesis a Struktur BHT dan BHA b Struktur TBHO 18 Gambar 2.8. Struktur DPPH 1.1-Diphenyl-2-Picrylhydrazyl 20 Gambar 3.1. Skema prosedur penyiapan sampel 28 Gambar 3.2. Skema prosedur pembuatan ekstrak daun bosibosi 30 Gambar 3.3. Skema prosedur uji skrining fitokimia ekstrak bosibosi 33 Gambar 3.4. Skema prosedur pembuatan larutan DPPH 0,3 mM 31 Gambar 3.5. Skema prosedur pembuatan konsentrasi ekstrak daun bosibosi 32 Gambar 3.6. Skema prosedur pembuatan variasi konsentrasi vitamin C 33 Gambar 3.7. Skema prosedur uji aktivitas antioksidan blanko 34 Gambar 3.8. Skema prosedur uji aktivitas antioksidan ekstrak bosi- bosi 35 Gambar 3.9. Skema prosedur uji antioksidan vitamin C kontrol positif 36 Gambar 4.1. Larutan seri ekstrak metanol daun bosi- bosi konsentrasi 10 ppm, 20 ppm, 30 ppm, 40 ppm 40 Gambar 4.2. Larutan seri vitamin C konsentrasi 10 ppm, 20 ppm, 30 ppm, 40 ppm 41 Gambar 4.3. Kurva regresi linear ekstrak metanol daun bosi- bosi 43 Gambar 4.4. Kurva regresi linear vitamin C 44 Gambar 4.5. Struktur DPPH sebelum dan sesuah bereaksi dengan atom H netral. 50 DAFTAR TABEL Halaman Tabel 1.1. Hasil Skrining Fitokimia Ekstrak Metanol Daun Bosibosi 38 Tabel 1.2. Hasil Pengukuran Absorbansi Ekstrak Metanol Bosibosi 42 Tabel 1.3. Hasil Pengukuran Absorbansi Vitamin C 42 Tabel 1.4. Nilai IC50 ekstrak metanol daun bosi- bosi dan Vit. C 44 DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1. Pembuatan Variasi Konsentrasi Sampel 59 Lampiran 2. Hasil Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Metanol Daun Bosibosi 60 Lampiran 3. Hasil Uji Aktivitas Antioksidan Vitamin C 61 Lampiran 4. Perhitungan Nilai IC50 Ekstrak Metanol Daun Bosibosi 62 Lampiran 5. Perhitungan Nilai IC50 Vitamin C 63 Lampiran 6. Dokumentasi Penelitian 64 Lampiran 7. Surat Hasil Identifikasi Tanaman oleh LIPI 67 Lampiran 7. Surat Izin Pembimbing Skripsi 68 Lampiran 8.Surat Izin Penelitian 69 Lampiran 9. Surat Keterangan Bebas Penelitian 70

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Masalah kesehatan merupakan masalah yang sangat penting yang dihadapi oleh masyarakat kita saat ini. Salah satu penyebab masalah kesehatan tersebut adalah berlebihnya jumlah radikal bebas ditubuh manusia. Beberapa macam penyakit yang disebabkan oleh radikal bebas seperti kardiovaskular, kanker, katarak, diabetes, inflamasi jaringan, kelainan imunitas,dan penuaan dini dapat dihambat oleh antioksidan Middleton et al., 2000 dan Supari, 1996. Saat ini, paparan radikal bebas cukup luas di kehidupan masyarakat. Radikal bebas dapat berasal dari polusi, debu maupun diproduksi secara kontinyu sebagai konsekuensi dari metabolisme normal, lingkungan, beberapa logam misalnya besi, tembaga, asap rokok, polusi udara, obat, bahan beracun, makanan dalam kemasan, bahan aditif, dan sinar ultraviolet dari matahari maupun radiasi Septiana et al., 2002; Inayah, 2006; Agarwal et al., 2006. Stres oksidatif yang merupakan keadaan tidak seimbang antara jumlah molekul radikal bebas dan antioksidan dalam tubuh Trilaksani, 2003. Tubuh manusia tidak mempunyai cadangan antioksidan dalam jumlah berlebih, sehingga bila terjadi paparan radikal bebas berlebih maka tubuh membutuhkan antioksidan eksogen Rohdiana, 2001. Beberapa contoh dampak radikal bebas antara lain, oksidasi lipida minyak dan lemak penyebab terbesar kerusakan mutu nutrisi, keamanan, warna, flavor dan tekstur makanan Shahidi dan Naczk, 1995. Radikal bebas yang merusak tubuh ini dapat dinetralisir oleh senyawa antioksidan. Senyawa antioksidan ini akan menyerahkan satu atau lebih elektron kepada radikal bebas sehingga menjadi bentuk molekul yang normal kembali dan menghentikan berbagai kerusakan yang ditimbulkan Sashikumar et al., 2009. Radikal bebas merupakan suatu atom atau molekul yang mempunyai satu elektron atau lebih yang tidak berpasangan. Adanya elektron tidak berpasangan menyebabkan radikal bebas secara kimiawi bersifat reaktif. Radikal bebas yang bersifat reaktif tersebut menimbulkan perubahan kimiawi dan merusak berbagai komponen sel hidup. Sebagian besar penyakit diawali oleh adanya reaksi oksidasi yang berlebihan didalam tubuh. Reaksi ini mencetuskan radikal bebas yang sangat aktif, yang dapat merusak struktur dan fungsi sel Marks, 1985. Akibat reaktivititas yang tinggi, radikal bebas dapat merusak berbagai sel makromolekul, termasuk protein, karbohidrat, lemak dan asam nukleat. Radikal bebas mampu merusak molekul dan menjadi penyebab dari beberapa penyakit degeneratif Diabetes mellitus, Osteoartritis, Osteoporosis, Jantung Koronerdan penyakit kronis Aritmia,Ateroskelosis, Alzheimer, Stroke Nia et al., 2002. Berdasarkan sumbernya ada dua macam antioksidan, yaitu antioksidan alami dan antioksidan buatan sintetik. Antioksidan sintetik yang paling sering digunakan adalah Propil Galat PG, Butylated Hydroxynasole BHA, Butylated Hydroxytoluene BHT, dan Tertbuthylhydroquinone TBHQ. Penggunaan BHA pada level tinggi diketahui mempunyai sifat toksik dan efek penggunaan BHT dapat menyebabkan liver membesar, tumor paru-paru, tumor hati, serta tumor kandung kemih pada tikus Wisnu, 2006. Antioksidan sintetik ini dikhawatirkan dapat memberi efek samping yang berbahaya bagi kesehatan karena bersifat karsinogenik Bendra, 2012. Kekhawatiran akan adanya kemungkinan efek samping dari antioksidan sintetik menyebabkan antioksidan alami menjadi pilihan. Antioksidan alami adalah hasil ekstraksi dari bahan-bahan alami. Menurut Harbone 1996 daun tumbuhan umumnya mengandung senyawa aktif dalam bentuk metabolit sekunder seperti alkaloid, flavonoid, steroid, triterpenoid, kumarin dan lain-lain. Flavonoid, tanin, polifenol, vitamin C, vitamin E, dan karotenoid yang merupakan golongan senyawa dari bahan alam yang berpotensi sebagai antioksidan Marliani et al., 2014. Senyawa fenolik atau polifenolik antara lain dapat berupa golongan flavonoid. Kemampuan flavonoid sebagai antioksidan telah banyak diteliti belakangan tahun ini, dimana flavonoid memiliki kemampuan untuk merubah atau mereduksi radikal bebas dan juga sebagai anti radikal bebas Giorgio, 2000. Flavonoid dari tumbuhan dilaporkan dapat berefek sebagai antioksidan disebabkan kemampuannya menangkap radikal- radikal bebas dan oksigen aktif Hanasaki et al., 1994.