39
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Dari hasil penelitian diatas, diperoleh kesimpulan: 1.
Terdapat dua jenis serangga polinator utama pada tanaman cabai baik yang terdapat pada kebun cabai yang berada di dekat perkebunan kelapa sawit
maupun yang jauh dari perkebunan kelapa sawit yaitu Helophillus fasciatus dan Syrphus vitripennis. Namun, pada tanaman cabai yang
berada di dekat perkebunan sawit tidak ditemukan Camsomeris collaris dan sebaliknya pada tanaman cabai yang jauh dari perkebunan kelapa
sawit tidak terdapat Xylocopa confusa.
2.
Kelimpahan serangga polinator pada tanaman cabai yang berada jauh dari perkebunan kelapa sawit 70 lebih tinggi dibanding kelimpahan serangga
penyerbuk yang berada didekat perkebunan kelapa sawit. Hal ini mengindikasikan bahwa lebih rendahnya tingkat keragaman vegetasi di
dekat perkebunan kelapa sawit telah menyebabkan menurunnya tingkat kelimpahan serangga penyerbuk.
3. Jumlah takson serangga polinator pada waktu pengamatan pukul 10.00
WIB lebih tinggi bila dibanding waktu pengamatan lainnya. Hal ini berarti waktu pengamatan secara signifikan berpengaruh terhadap jumlah takson
serangga polinator cabai merah F = 3,049 ; P = 0,006. 4.
Kelimpahan serangga polinator pada waktu pengamatan pukul 11.00 WIB lebih tinggi bila dibanding waktu pengamatan lainnya. Hal ini berarti
waktu pengamatan secara signifikan berpengaruh terhadap kelimpahan serangga polinator cabai merah F = 5,730 ; P = 0,000.
5.2. Saran
Dari hasil dan kesimpulan diatas, maka peneliti menyarankan adanya penelitian lanjutan terhadap perbandingan serangga polinator pada tanaman yang
dekat dengan perkebunan kelapa sawit dan yang dekat dengan hutan.
40
DAFTAR PUSTAKA
Apituley, F., Amin, S., dan Bagyo, Y., 2012, Kajian Komposisi Serangga Polinator Tanaman Apel Malus sylvestris Mill di Desa Poncokusumo
Kabupaten Malang,
Jurnal El-Hayah
2 2:
89-96. http:id.portalgaruda.org?ref=browsemod=viewarticlearticle=116123
Borror, D., Charles, T., dan Norman, F., 1996, Pengenalan Pembelajaran Serangga, Universitas Gajah Mada, Yogyakarta.
Badan Meteorologi
Klimatologi dan
Geofisika [BMKG],
2015, http:www.bmkg.go.idBMKG_PusatInformasi_CuacaPrakiraan_Cuaca
Prakiraan_Cuaca_Propinsi.bmkg?prop=02 Diakses April 2016. Badan Pusat Statistik [BPS], 2015, Produksi Cabai Besar, Cabai Rawit, dan
Bawang Merah tahun 2014.http:sumut.bps.go.idfrontendBrsviewid67. Bakowski, M., Boron, M.. 2005, Flower visitation patterns of some species of
Lycaenidae, Biol Lett, 42:13-19, http:www.staff.amu.edu.pl~biollettbiol lett _42_1_2.pdf.
Bugguide, http:bugguide.netnodeview15740 Di akses Mei 2016 Carvell, C., W. R. Meek, R. Pywell, D. Goulson, dan M. Nowakowski,2007,
Comparing the Efficacy of Agri-Environment Schemes to Enhance Bumble Bee Abundance and Diversity on Arable Field Margins, Jurnal of
Applied Ecology 441: 29-40. http:onlinelibrary.wiley.comdoi10.1111 j.1365-2664.2006.01249.xpdf.
Dharmawan, A., Ibrohim, Hawa, T., Hadi, S., dan Pudyo, S., 2004, Ekologi Hewan, Universitas Negeri Malang, Malang.
Direktorat Jenderal Perkebunan, 2014, Pertumbuhan Areal Kelapa Sawit Meningkat
http:ditjenbun.pertanian.go.idsetditjenbunberita-238- pertumbuhan-arealkelapa-sawit-meningkat.html, Di akses 15 Januari
2016. Encyclopedia of Life, http:eol.org Di akses Mei 2016.
Erniwati, 2010, Kajian Aspek Ekologi Lebah Sosial Hymenoptera, Apidae dan Biologi Reproduksi Tanaman Yang Mendukung Konsep
Pengembangan Pengelolaan Penyerbukannya, [Laporan Hasil Penelitian], LIPI, Jakarta.
Hadi, H., Udi, T., dan Rully, R., 2009, Biologi Insekta Entomologi, Graha Ilmu, Yogyakarta.
Hadley, A., dan Matthew, G., 2011, The effects of landscape fragmentation on pollination dynamics: absence of evidence not evidence of absence.