Umur 50 Berbunga Umur Panen

Menurut Silitonga et al. 1985 dalam Zen dan Helmidar 1993 karakter tinggi tanaman yang diinginkan adalah heterosis negatif atau rendah, karena dengan demikian akan diperoleh tanaman-tanaman yang lebih pendek dari rata-rata kedua tetuanya, oleh karena itu kebanyakan pemulia tanaman memusatkan seleksi untuk tanaman yang lebih pendek untuk mengatasi kerebahan akibat tiupan angin yang kencang Goldsworthy dan Fisher, 1992.

B. Umur 50 Berbunga

Munculnya bunga premordial merupakan penanda bahwa tanaman telah memasuki masa peralihan dari fase vegetatif menuju fase generatif. Tabel .2 Hasil Uji LSD 5 Terhadap Umur 50 Berbunga Pada Beberapa Galur Padi Hibrida Oryza sativa L Galur Padi Hibrida Umur 50 Berbunga hst Galur WCR021 Galur WCR032 Galur WCR041 Galur WCR073 Galur WCR107 Galur WCR115 Galur WCR137 Galur WCR140 Galur WCR152 Varietas Batang Samo Varietas INTANI 2 Varietas Ciherang 67.61 c 67.94 c 67.61 c 68.61 c 63.61 c 58.61 abc 67.94 c 63.61 c 68.61 c 59.333 60 69.667 LSD 5 = 8.61602 KK = 8.77 Keterangan: a = nyata lebih genjah dari Varietas Batang Samo b = nyata lebih genjah dari Varietas INTANI 2 c = nyata lebih genjah dari Varietas Ciherang Gambar 2. Diagram batang rata-rata umur 50 berbunga galurvarietas padi hibrida Uji LSD 5 seperti yang terlihat pada tabel menyatakan bahwa umur 50 berbunga pada Varietas Ciherang mempunyai nilai tertinggi yaitu 69.67 HST hari setelah tanam. Sedangkan tanaman yang paling cepat 50 tanamannya berbunga tiap petaknya adalah Galur WCR 115 dengan nilai 58.61 HST. Dengan demikan Galur WCR 115 mempunyai keunggulan dari sisi umur 50 berbunga dari seluruh varietas pembanding. Sedangkan pada galur lainnya masa berbunga 50 tiap petaknya lebih lama dari 2 varietas pembanding lainnya yaitu Varietas Batang Samo dan INTANI 2, namun masih unggul dari Varietas Ciherang. Umur 50 berbunga berkorelasi positif dengan umur tanaman atau masa panen, artinya galur varietas yang mempunyai umur 50 berbunga lebih pendek, maka umur masak galur varietas tersebut juga lebih pendek, atau biasa disebut dengan berumur genjah Umar, 2008. Faktor genetik lebih dominan mengendalikan umur tanaman berbunga pertama dan umur tanaman saat panen bila dibandingkan dengan faktor luar seperti cahaya Lingga, 1991.

C. Umur Panen

Umur tanaman atau umur panen adalah salah satu parameter yang penting dalam mempertimbangkan untuk pelepasasn varietas hibrida. Semakin pendek umur tanaman maka tanaman tersebut maka tanaman tersebut dinilai baik. Tabel .3 Hasil Uji LSD 5 Terhadap Umur Tanaman Pada Beberapa Galur Padi Hibrida Oryza sativa L Galur Padi Hibrida Umur Tanaman hst Galur WCR021 Galur WCR032 Galur WCR041 Galur WCR073 Galur WCR107 Galur WCR115 Galur WCR137 Galur WCR140 Galur WCR152 Varietas Batang Samo Varietas INTANI 2 Varietas Ciherang 105.01 c 105.31 c 105.01 c 106.01 c 101.01 abc 96.01 abc 105.31 c 101.01 abc 106.01 c 104.333 105 114.667 LSD 5 = 1.0754 KK = 0.57 Keterangan :a = nyata lebih genjah dari Varietas Batang Samo b = nyata lebih genjah dari Varietas INTANI 2 c = nyata lebih genjah dari Varietas Ciherang Gambar 3. Diagram batang rata-rata umur tanaman galurvarietas padi hibrida Pada tabel diatas menunjukan bahwa tidak ada galur padi baik yang diujikan maupun varietas pembanding yang umur panennya lebih lama dari Varietas Ciherang. Pada Galur WCR 021, WCR 032, WCR 041, WCR 073, WCR, 073, WCR 137 umur panennya lebih lama sedikit dari Varietas Batang Samo dan Varietas INTANI 2 Gambar 3. Sedangkan Galur WCR 107, WCR 115 dan WCR 140 mempunyai keunggulan dari sisi umur panen karena umur panennya lebih pendek dari semua varietas pembanding. Adapun umur panen yang paling pendek adalah WCR 115 dengan umur tanaman hanya 96.01HST tabel 3 dan tergolong berumur sedang seperti yanmg diungkapkan oleh Purwono dan Hartono 2005 bahwa umur pendek genjah berkisar antara 75- 90 HST, berumur sedang berkisar antara 90-120 HST dan berumur dalam berkisar lebih dari 120 hst. Umur panen yang semakin rendah akan menguntungkan karena masa tanam lebih pendek sehingga diharapkan bisa panen lebih cepat dan segera lahan atau sawah tersebut dapat ditanami lagi. Umur panen sangat dipengaruhi oleh ketersediaan hara, Ali et al. 2004 menyatakan bahwa ketika tanaman memasuki fase generatif, unsur hara digunakan untuk proses pemasakan dan pembentukan gabah. Sehingga semakin banyak unsur hara yang tersedia maka padi akan lebih cepat mengalami pemasakan.

D. Jumlah Anakan Produktif