jumlah anakan produktif juga dipengaruhi oleh ada tidaknya penyakit yang menyerang seperti tungro Widiarta
et al.,
2002.
E. Jumlah Rumpun Dipanen
Salah satu parameter penilaian terhadap komponen hasil produksi pada tanaman padi adalah banyaknya jumlah rumpun yang dipanen dalam satuan
luas. Jumlah rumpun yang dipanen ini adalah berkaitan dengan pertumbuhan dan untuk menghitung tingkat kehidupan padi yang ditanam.
Tabel .5 Hasil Purata Jumlah Rumpun Yang Dipanen Pada Beberapa Galur Padi Hibrida
Oryza sativa
L
Galur Padi Hibrida Purata Jumlah Rumpun
Dipanen buah
Galur WCR021 Galur WCR032
Galur WCR041 Galur WCR073
Galur WCR107 Galur WCR115
Galur WCR137 Galur WCR140
Galur WCR152 Varietas Batang Samo
Varietas INTANI 2 Varietas Ciherang
492.33 489.33
491.66 489.00
496.33 497.33
492.66 494.33
491.33 493.66
492.00 486.33
Gambar 5. Diagram batang rata-rata jumlah rumpun dipanen galurvarietas padi hibrida.
Pada Uji F taraf 5 perbedaaan faktor perlakuan tidak berpengaruh nyata terhadap variabel jumlah rumpun yang dipanen. Pada penelitian ini
jumlah rumpun yang tertinggi adalah 497.33 pada Galur WCR 115 Tabel .4 Hal ini terjadi karena tingkat kematian rumpun pada saat peralihan dari fase
vegetatif menuju fase generatif kecil. Jumlah rumpun yang dipanen pada Galur WCR115 lebih tinggi dari ketiga varietas pembanding. Sedangkan
galur dengan jumlah rumpun yang dipenen terendah adalah WCR073 yaitu 489 rumpun.
Jumlah rumpun yang dipanen ini digunakan sebagai parameter tingkat kehidupan tanaman padi, semakin sedikit jumlah rumpun yang dipanen, maka
berarti jumlah rumpun yang mati semakin banyak maka dengan demikian tingkat kehidupan tanaman tersebut kecil. Begitu pula sebaliknya semakin
besar jumlah rumpun yang dipanen, maka jumlah rumpun yang mati semakin sedikit dan tingkat kehidupan tanaman semakin besar.
Tanaman yang mati biasanya terjadi pada tanaman yang masih muda, dimana pada saat itu tanaman tidak mampu berkompetisi dengan tanaman
yang lain serta kekurangan unsur N yang sangat dibutuhkan tanaman dalam proses pertumbuhan. N merupakan unsur penting bagi tanaman karena
merupakan unsur hara pokok dalam pembentukan klorofil, protoplasma, protein dan asam nukleat, serta berpengaruh pada perkembangan dan
pertumbuhan semua jaringan pada tanaman Thompson dan Troeh, 1975
dalam
Cahyaningsih, 2003.
F. Intensitas Serangan Hama dan Penyakit