Diagram Pareto Diagram Pencar Scatter Diagram

Dapat dilihat pada Gambar 5.1, bahwa jumlah kecacatan berdasarkan jenis kecacatannya yakni X 1 cetakan tablet tidak rapi dengan jumlah produk cacat sebanyak 80.242 unit, X 2 warna permukaan tablet tidak merata dengan jumlah produk cacat sebanyak 50.483 unit, X 3 tablet retak dengan jumlah produk cacat sebanyak 100.418 unit, X 4 pinggiran tablet pecah dengan jumlah produk cacat sebanyak 114.095 unit, dan X 5 permukaan tablet kasar dengan jumlah produk cacat sebanyak 58.044 unit.

5.2.4. Diagram Pareto

Diagram pareto bertujuan untuk menunjukkan permasalahan yang paling dominan dan yang perlu segera diatasi. Urutan dalam pengerjaan diagram pareto adalah sebagai berikut : 1. Menyusun masing-masing masalah yang terjadi, dimana nilai yang terbesar disusun pada urutan yang pertama. Adapun urutan pengelompokan data kecacatan dapat dilihat pada Tabel 5.5. Tabel 5.5. Persentase Kecacatan Setelah Diurutkan Jenis Kecacatan Jumlah Kecacatan Unit Persentase Kecacatan Persentase Kumulatif X 4 114.095 28,29 28,29 X 3 100.418 24,90 53,19 X 1 80.242 19,90 73,09 X 5 58.044 14,39 87,48 X 2 50.483 12,52 100,00 Jumlah 100,00 2. Membuat diagram pareto Jumlah Kecacatan 114095 100418 80242 58044 50483 Percent 28,3 24,9 19,9 14,4 12,5 Cum 28,3 53,2 73,1 87,5 100,0 Jenis Kecacatan X2 X5 X1 X3 X4 400000 300000 200000 100000 100 80 60 40 20 J u m la h K e c a c a t a n P e r c e n t 100,00 87,48 73,09 53,19 28,29 Diagram Pareto Gambar 5.2. Diagram Pareto Jenis Kecacatan Produk Tablet ` Dari diagram pareto diatas dapat dilihat penyebab terbesar kecacatan produk obat tablet adalah X 4 28,3, X 3 25,9 dan X 1 19,9. Persentase kumulatif untuk ketiga jenis cacat tersebut mencapai 73,1. Nilai tersebut sesuai dengan aturan Pareto 80-20, dimana 80 produk cacat disebabkan oleh 20 jenis kecacatan. Sehingga untuk mengurangi jumlah produk cacat sampai tingkat 80 cukup dengan mengendalikan ketiga jenis cacat tersebut. Sebab jika mengendalikan semua jenis kecacatan yang terjadi akan tidak efisien karena akan memakan waktu, biaya dan tenaga yang sangat besar.

5.2.5. Diagram Pencar Scatter Diagram

Diagram pencar sangat digunakan dalam seven tools, yang perlukan dan digunakan untuk melihat korelasi hubungan antara jumlah obat tablet yang diproduksi dengan jumlah kecacatan obat tablet karena kecacatan pinggiran tablet pecah, tablet retak, dan cetakan tablet tidak rapi. Data kecacatan dapat dilihat pada Tabel 5.6, untuk selanjutnya disajikan dalam diagram pencar pada Gambar 5.3, Gambar 5.4, dan Gambar 5.5. Tabel 5.6. Data Kecacatan Obat Tablet Periode Februari 2015 Subgrup Tanggal Jenis Cacat X 4 Unit X 3 Unit X 1 Unit 1 02-02-15 4.691 4.189 3.265 2 03-02-15 4.849 4.297 3.323 3 04-02-15 4.555 4.224 3.428 4 05-02-15 4.959 4.332 3.208 5 06-02-15 4.715 4.281 3.314 6 07-02-15 4.830 4.119 3.372 7 09-02-15 4.964 4.216 3.464 8 10-02-15 4.582 4.107 3.225 9 11-02-15 4.695 4.035 3.222 10 12-02-15 4.540 4.101 3.373 11 13-02-15 4.832 4.142 3.410 12 14-02-15 4.768 4.208 3.353 13 16-02-15 4.911 4.134 3.479 14 17-02-15 4.593 4.256 3.349 15 18-02-15 4.532 4.126 3.193 16 19-02-15 4.876 4.195 3.398 17 20-02-15 4.983 4.164 3.541 18 21-02-15 4.651 4.135 3.287 19 23-02-15 4.603 4.119 3.415 20 24-02-15 4.701 4.162 3.164 21 25-02-15 4.895 4.047 3.414 22 26-02-15 4.619 4.287 3.238 23 27-02-15 4.915 4.249 3.454 24 28-02-15 4.836 4.293 3.353 Jumlah 114.095 100.418 80.242 25 20 15 10 5 5000 4900 4800 4700 4600 4500 Subgrup X 4 4836 4915 4619 4895 4701 4603 4651 4983 4876 4532 4593 4911 4768 4832 4540 4695 4582 4964 4830 4715 4959 4555 4849 4691 Diagram Pencar Gambar 5.3. Diagram Pencar Jumlah Kecacatan X 4 Pinggiran Tablet Pecah Dapat dilihat pada Gambar 5.3, bahwa pada hari pertama ditemukan kecacatan pinggiran tablet pecah sebesar 4.691 unit kecacatan. 25 20 15 10 5 4350 4300 4250 4200 4150 4100 4050 4000 Subgrup X 3 4293 4249 4287 4047 4162 4119 4135 4164 4195 4126 4256 4134 4208 4142 4101 4035 4107 4216 4119 4281 4332 4224 4297 4189 Diagram Pencar Gambar 5.4. Diagram Pencar Jumlah Kecacatan X 3 Tablet Retak Dapat dilihat pada Gambar 5.4, bahwa pada hari pertama ditemukan kecacatan tablet retak sebesar 4.189 unit kecacatan. 25 20 15 10 5 3550 3500 3450 3400 3350 3300 3250 3200 3150 Subgrup X 1 3353 3454 3238 3414 3164 3415 3287 3541 3398 3193 3349 3479 3353 3410 3373 3222 3225 3464 3372 3314 3208 3428 3323 3265 Diagram Pencar Gambar 5.5. Diagram Pencar Jumlah Kecacatan X 1 Cetakan Tablet Tidak Rapi Dapat dilihat pada Gambar 5.5, bahwa pada hari pertama ditemukan kecacatan obat tablet sebesar 3.265 unit kecacatan. Pengaruh jumlah obat tablet yang diproduksi terhadap jumlah cacat dan bentuk hubungan atau korelasinya sebagaimana terlihat pada gambar dapat dihitung dengan menggunakan rumus koefesien korelasi jumlah produksi dengan kecacatan pinggiran tablet pecah, tablet retak, dan cetakan tablet tidak rapi dapat dilihat pada Tabel 5.7, Tabel 5.8, dan Tabel 5.9. Tabel 5.7. Perhitungan Korelasi Jumlah Produksi dengan Cacat Pinggiran Tablet Pecah X 4 Subgrup Jumlah Produksi Unit X Kecacatan X 4 Unit Y X 2 Y 2 X.Y 1 128.000 4.691 16.384.000.000 22.005.481 600.448.000 2 129.800 4.849 16.848.040.000 23.512.801 629.400.200 3 128.500 4.555 16.512.250.000 20.748.025 585.317.500 4 130.000 4.959 16.900.000.000 24.591.681 644.670.000 5 129.000 4.715 16.641.000.000 22.231.225 608.235.000 6 129.600 4.830 16.796.160.000 23.328.900 625.968.000 7 130.000 4.964 16.900.000.000 24.641.296 645.320.000 8 128.600 4.582 16.537.960.000 20.994.724 589.245.200 9 128.800 4.695 16.589.440.000 22.043.025 604.716.000 10 128.500 4.540 16.512.250.000 20.611.600 583.390.000 11 129.500 4.832 16.770.250.000 23.348.224 625.744.000 12 129.000 4.768 16.641.000.000 22.733.824 615.072.000 13 130.000 4.911 16.900.000.000 24.117.921 638.430.000 14 128.600 4.593 16.537.960.000 21.095.649 590.659.800 15 128.800 4.532 16.589.440.000 20.539.024 583.721.600 16 129.500 4.876 16.770.250.000 23.775.376 631.442.000 17 130.500 4.983 17.030.250.000 24.830.289 650.281.500 18 128.000 4.651 16.384.000.000 21.631.801 595.328.000 19 128.600 4.603 16.537.960.000 21.187.609 591.945.800 20 128.500 4.701 16.512.250.000 22.099.401 604.078.500 21 129.600 4.895 16.796.160.000 23.961.025 634.392.000 22 128.800 4.619 16.589.440.000 21.335.161 594.927.200 23 130.000 4.915 16.900.000.000 24.157.225 638.950.000 24 129.800 4.836 16.848.040.000 23.386.896 627.712.800 Jumlah 3.100.000 114.095 400.428.100.000 542.908.183 14.739.395.100 Dari tabel diatas, dapat dihitung koefesien korelasinya dengan rumus sebagai berikut: [ ] [ ] [ ] [ ] 0,884 r 114.095 3 542.908.18 24 3.100.000 0.000 400.428.10 24 114.095 3.100.000 .100 14.739.395 24 r 2 2 2 2 2 2 = − − − = − − − = ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ y y n x x n y x xy n r . Koefesien korelasi sebesar 0,884 berarti berada diantara 0 dan + 1 menunjukkan bahwa terdapat hubungan linier antara X jumlah obat tablet yang diproduksi dan Y jumlah obat tablet yang cacat pinggiran pecah. Atau korelasi sebesar r = 0,884, berarti 88,4 diantara keragaman total nilai-nilai Y dapat dijelaskan oleh hubungan liniernya dengan nilai-nilai X. Tabel 5.8. Perhitungan Korelasi Jumlah Produksi dengan Cacat Tablet Retak X 3 Subgrup Jumlah Produksi Unit X Kecacatan X 3 Unit Y X 2 Y 2 X.Y 1 128.000 4.189 16.384.000.000 17.547.721 536.192.000 2 129.800 4.297 16.848.040.000 18.464.209 557.750.600 3 128.500 4.224 16.512.250.000 17.842.176 542.784.000 4 130.000 4.332 16.900.000.000 18.766.224 563.160.000 5 129.000 4.281 16.641.000.000 18.326.961 552.249.000 6 129.600 4.119 16.796.160.000 16.966.161 533.822.400 7 130.000 4.216 16.900.000.000 17.774.656 548.080.000 8 128.600 4.107 16.537.960.000 16.867.449 528.160.200 9 128.800 4.035 16.589.440.000 16.281.225 519.708.000 10 128.500 4.101 16.512.250.000 16.818.201 526.978.500 11 129.500 4.142 16.770.250.000 17.156.164 536.389.000 Tabel 5.8. Perhitungan Korelasi Jumlah Produksi dengan Cacat Tablet Retak X 3 Lanjutan Subgrup Jumlah Produksi Unit X Kecacatan X 3 Unit Y X 2 Y 2 X.Y 12 129.000 4.208 16.641.000.000 17.707.264 542.832.000 13 130.000 4.134 16.900.000.000 17.089.956 537.420.000 14 128.600 4.256 16.537.960.000 18.113.536 547.321.600 15 128.800 4.126 16.589.440.000 17.023.876 531.428.800 16 129.500 4.195 16.770.250.000 17.598.025 543.252.500 17 130.500 4.164 17.030.250.000 17.338.896 543.402.000 18 128.000 4.135 16.384.000.000 17.098.225 529.280.000 19 128.600 4.119 16.537.960.000 16.966.161 529.703.400 20 128.500 4.162 16.512.250.000 17.322.244 534.817.000 21 129.600 4.047 16.796.160.000 16.378.209 524.491.200 22 128.800 4.287 16.589.440.000 18.378.369 552.165.600 23 130.000 4.249 16.900.000.000 18.054.001 552.370.000 24 129.800 4.293 16.848.040.000 18.429.849 557.231.400 Jumlah 3.100.000 100.418 400.428.100.000 420.309.758 12.970.989.200 Dari tabel diatas, dapat dihitung koefesien korelasinya dengan rumus sebagai berikut: [ ] [ ] [ ] [ ] 0,251 r 100.418 8 420.309.75 24 3.100.000 0.000 400.428.10 24 100.418 3.100.000 .200 12.970.989 24 r 2 2 2 2 2 2 = − − − = − − − = ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ y y n x x n y x xy n r Koefesien korelasi sebesar 0,251 berarti berada diantara 0 dan + 1 menunjukkan bahwa terdapat hubungan linier antara X jumlah obat tablet yang diproduksi dan Y jumlah obat tablet yang cacat retak. Atau korelasi sebesar r = 0,251, berarti 25,1 diantara keragaman total nilai-nilai Y dapat dijelaskan oleh hubungan liniernya dengan nilai-nilai X. Tabel 5.9. Perhitungan Korelasi Jumlah Produksi dengan Cacat Cetakan Tablet Tidak Rapi X 1 Subgrup Jumlah Produksi Unit X Kecacatan X 1 Unit Y X 2 Y 2 X.Y 1 128.000 3.265 16.384.000.000 10.660.225 417.920.000 2 129.800 3.323 16.848.040.000 11.042.329 431.325.400 3 128.500 3.428 16.512.250.000 11.751.184 440.498.000 4 130.000 3.208 16.900.000.000 10.291.264 417.040.000 5 129.000 3.314 16.641.000.000 10.982.596 427.506.000 6 129.600 3.372 16.796.160.000 11.370.384 437.011.200 7 130.000 3.464 16.900.000.000 11.999.296 450.320.000 8 128.600 3.225 16.537.960.000 10.400.625 414.735.000 9 128.800 3.222 16.589.440.000 10.381.284 414.993.600 10 128.500 3.373 16.512.250.000 11.377.129 433.430.500 11 129.500 3.410 16.770.250.000 11.628.100 441.595.000 12 129.000 3.353 16.641.000.000 11.242.609 432.537.000 13 130.000 3.479 16.900.000.000 12.103.441 452.270.000 14 128.600 3.349 16.537.960.000 11.215.801 430.681.400 15 128.800 3.193 16.589.440.000 10.195.249 411.258.400 16 129.500 3.398 16.770.250.000 11.546.404 440.041.000 17 130.500 3.541 17.030.250.000 12.538.681 462.100.500 18 128.000 3.287 16.384.000.000 10.804.369 420.736.000 19 128.600 3.415 16.537.960.000 11.662.225 439.169.000 20 128.500 3.164 16.512.250.000 10.010.896 406.574.000 21 129.600 3.414 16.796.160.000 11.655.396 442.454.400 22 128.800 3.238 16.589.440.000 10.484.644 417.054.400 23 130.000 3.454 16.900.000.000 11.930.116 449.020.000 24 129.800 3.353 16.848.040.000 11.242.609 435.219.400 Jumlah 3.100.000 80.242 400.428.100.000 268.516.856 10.365.490.200 Dari tabel diatas, dapat dihitung koefesien korelasinya dengan rumus sebagai berikut: [ ] [ ] [ ] [ ] 0,549 r 80.242 6 268.516.85 24 3.100.000 0.000 400.428.10 24 80.242 3.100.000 .200 10.365.490 24 r 2 2 2 2 2 2 = − − − = − − − = ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ y y n x x n y x xy n r Koefesien korelasi sebesar 0,549 berarti berada diantara 0 dan + 1 menunjukkan bahwa terdapat hubungan linier antara X jumlah obat tablet yang diproduksi dan Y jumlah obat tablet yang cacat cetakan tidak rapi. Atau korelasi sebesar r = 0,549, berarti 54,9 diantara keragaman total nilai-nilai Y dapat dijelaskan oleh hubungan liniernya dengan nilai-nilai X.

5.2.6. Peta Kontrol Control Chart

Dokumen yang terkait

Penerapan Metode Statistiqal Quality Control (SQC) dan Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) Dalam Perbaikan Kualitas Produk di PT. Tirta Sibayakindo

40 207 145

Usulan Perbaikan Mutu Produk Obat Kaplet Dengan Metode Statistical Quality Control dan Fault Tree Analysis Pada PT. Mutiara Mukti Farma

12 94 145

Usulan Perbaikan Mutu Produk Kertas Rokok (Cigarette Paper) Dengan Metode Statistical Quality Control (Sqc) Dan Failure Mode Effect Analysis (Fmea) Pada Pt. Pusaka Prima Mandiri

10 100 125

Usulan Perbaikan Mutu Produk Obat Jenis Tablet dengan Metode Statistical Quality Control (SQC) Dan Failure Mode Effect Analysis (FMEA) Pada PT. Mutiara Mukti Farma

6 88 125

Usulan Perbaikan Mutu Produk Sarung Tangan dengan Menggunakan Metode Statistical Quality Control (SQC) dan Metode Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) pada PT. Medisafe Technologies

8 46 131

Usulan Perbaikan Mutu Produk Obat Jenis Tablet dengan Metode Statistical Quality Control (SQC) Dan Failure Mode Effect Analysis (FMEA) Pada PT. Mutiara Mukti Farma

0 1 11

Usulan Perbaikan Mutu Produk Obat Jenis Tablet dengan Metode Statistical Quality Control (SQC) Dan Failure Mode Effect Analysis (FMEA) Pada PT. Mutiara Mukti Farma

0 0 1

Usulan Perbaikan Mutu Produk Obat Jenis Tablet dengan Metode Statistical Quality Control (SQC) Dan Failure Mode Effect Analysis (FMEA) Pada PT. Mutiara Mukti Farma

0 0 1

Usulan Perbaikan Mutu Produk Obat Kaplet Dengan Metode Statistical Quality Control dan Fault Tree Analysis Pada PT. Mutiara Mukti Farma

0 0 17

Usulan Perbaikan Mutu Produk Kertas Rokok (Cigarette Paper) Dengan Metode Statistical Quality Control (Sqc) Dan Failure Mode Effect Analysis (Fmea) Pada Pt. Pusaka Prima Mandiri

0 0 15