Failure Modes and Effect Analysis FMEA

3.3.2. Failure Modes and Effect Analysis FMEA

5 FMEA adalah sebuah metode sistematis untuk mengidentifikasi dan pencegahan masalah produk dan proses sebelum mereka terjadi. FMEA difokuskan pada pencegahan kecacatan, meningkatkan keamanan, dan meningkatkan kepuasan pelanggan. Idealnya, FMEA diadakan dalam perancangan produk atau tahap pengembangan proses, meskipun mengadakan FMEA pada produk dan proses yang sudah ada juga dapat menghasilkan keuntungan. Tujuan FMEA adalah mencegah masalah pada produk dan proses sebelum mereka terjadi. FMEA digunakan dalam proses perancangan dan produksi, sehingga bisa mengurangi biaya dengan mengidentifikasi perbaikan produk dan proses sebelum pengembangan proses saat perubahan mudah dan murah dibuat. Sasaran FMEA adalah untuk mencari semua cara sebuah proses atau produk bisa gagal. Kegagalan produk terjadi saat produk tidahk berfungsi sebagaimana harusnya atau saat terjadi kegagalan pemakaian dalam beberapa cara. Bahkan produk yang paling simple memiliki beberapa peluang untuk kegagalan. Lebih jauh, FMEA menanyakan apakah dapat mendeteksi cacat dan memperkirakan parahnya. Cacat dapat bervariasi antara gangguan kecil sampai bencana. FMEA memperkirakan cacat dan resiko relatifnya dalam format terstruktur. FMEA memberikan skema jenis cacat, parahnya cacat, peluang terjadinya, dan apakah ada sistem untuk mendeteksinya secara semestinya. FMEA kemudian 5 McDermott, Robin E. 2009. The Basics of FMEA. New York : CRC Press memperkirakan angka “prioritas resiko” pada cacat itu, untuk merasio keparahan dan urgensi cacat itu. Inilah sebabnya FMEA juga dikenal sebagai FMECA failure mode effect and criticality analysis atau failure mode, effect, and criticality analysis. Dari hasil FMEA, prioritas perbaikan diberikan pada komponen yang memiliki tingkat prioritas RPN tertinggi. Seluruh produk atau perancangan dan proses FMEA mengikuti sepuluh langkah berikut ini: 1. Meninjau kembali proses atau produk. 2. Melakukan branstorming untuk kegagalan-kegagalan yang potensial untuk terjadi. 3. Membuat daftar efek-efek yang potensial terjadi untuk masing-masing kegagalan. 4. Memberikan severity ranking untuk masing-masing efek. 5. Memberikan occurrence ranking untuk masing-masing kegagalan. 6. Memberikan peringkat deteksi untuk masing-masing kegagalan dan?atau efek. 7. Menghitung Risk Priority Number RPN untuk maisng-masing efek. 8. Menentukan prioritas kegagalan untuk ditindaki. 9. Mengambil langkah untuk mengeliminasi atau mengurangi kegagalan yang beresiko tinggi 10. Menghitung hasil RPN sebagai kegagalan yang dikurangi atau dieliminasi. FMEA terdiri dari beberapa jenis, antara lain sebagai berikut: a. Process: berfokus pada analisa proses manufaktur dan assembly b. Design: berfokus pada analisa produk sebelum proses produksi c. Concept: berfokus pada analisa sistem atau subsistem dalam tahap awal desain konsep. d. Equipment: berfokus pada analisa desain mesin dan perlengkapan sebelum melakukan pembelian. e. Service: berfokus pada analisa jasa dari proses industri jasa sebelum diluncurkan ke pelanggan. f. System: berfokus pada analisa fungsi sistem secara global. g. Software: berfokus pada analisa fungsi software. Pada FMEA proses digunakan untuk menghilangkan kegagalan yang disebabkan oleh perubahan-perubahan dalam variabel proses, misal kondisi diluar batas-batas spesifikasi yang ditetapkan seperti ukuran yang tidak tepat, tekstur dan warna yang tidak sesuai, ketebalan yang tidak tepat, dan lain-lain. Dalam menjalankan FMEA terdapat 3 variabel utama, yakni: 1. Severity Severity adalah langkah pertama untuk menganalis resiko yaitu menghitung seberapa besar dampak atau intensitas kejadian mempengaruhi Output proses. Dampak tersebut dirangking mulai skala 1 sampai 10, dimana 10 merupakan dampak terburuk. 2. Occurrence Occurrence adalah kemungkinan bahwa penyebab tersebut akan terjadi dan menghasilkan bentuk kegagalan selama penggunaan produk. 3. Detection Detection adalah pengukuran terhadap kemampuan mengendalikan atau mengontrol kegagalan yang dapat terjadi. Nilai detection diasosiasikan dengan pengendalian saat ini. Adapun rumus menghitung Risk Priority Number RPN adalah sebagai berikut: Risk Priority Number = Severity x Occurance x Detection

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

4.1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif yaitu jenis penelitian yang bertujuan untuk mencandra atau mendeskripsikan secara sistematik, faktual dan akurat tentang fakta-fakta dan sifat-sifat suatu objek atau populasi tertentu. Sukaria Sinulingga, 2011.

4.2. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di PT. Mutiara Mukti Farma Mutifa yaitu perusahaan farmasi yang memproduksi obat-obatan. Perusahaan ini berlokasi di Jalan Karya Jaya No. 68 Km 8,5 Namorambe, Kecamatan Deli Tua, Medan, Sumatera Utara. Penelitian ini dimulai sejak bulan Februari 2015 sampai dengan selesai.

4.3. Objek Penelitian

Adapun yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah produk obat jenis tablet yang tidak memenuhi spesifikasi atau standar serta dikategorikan sebagai produk cacat defect dan proses produksinya.

4.4. Kerangka Konseptual Penelitian

Dokumen yang terkait

Penerapan Metode Statistiqal Quality Control (SQC) dan Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) Dalam Perbaikan Kualitas Produk di PT. Tirta Sibayakindo

40 207 145

Usulan Perbaikan Mutu Produk Obat Kaplet Dengan Metode Statistical Quality Control dan Fault Tree Analysis Pada PT. Mutiara Mukti Farma

12 94 145

Usulan Perbaikan Mutu Produk Kertas Rokok (Cigarette Paper) Dengan Metode Statistical Quality Control (Sqc) Dan Failure Mode Effect Analysis (Fmea) Pada Pt. Pusaka Prima Mandiri

10 100 125

Usulan Perbaikan Mutu Produk Obat Jenis Tablet dengan Metode Statistical Quality Control (SQC) Dan Failure Mode Effect Analysis (FMEA) Pada PT. Mutiara Mukti Farma

6 88 125

Usulan Perbaikan Mutu Produk Sarung Tangan dengan Menggunakan Metode Statistical Quality Control (SQC) dan Metode Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) pada PT. Medisafe Technologies

8 46 131

Usulan Perbaikan Mutu Produk Obat Jenis Tablet dengan Metode Statistical Quality Control (SQC) Dan Failure Mode Effect Analysis (FMEA) Pada PT. Mutiara Mukti Farma

0 1 11

Usulan Perbaikan Mutu Produk Obat Jenis Tablet dengan Metode Statistical Quality Control (SQC) Dan Failure Mode Effect Analysis (FMEA) Pada PT. Mutiara Mukti Farma

0 0 1

Usulan Perbaikan Mutu Produk Obat Jenis Tablet dengan Metode Statistical Quality Control (SQC) Dan Failure Mode Effect Analysis (FMEA) Pada PT. Mutiara Mukti Farma

0 0 1

Usulan Perbaikan Mutu Produk Obat Kaplet Dengan Metode Statistical Quality Control dan Fault Tree Analysis Pada PT. Mutiara Mukti Farma

0 0 17

Usulan Perbaikan Mutu Produk Kertas Rokok (Cigarette Paper) Dengan Metode Statistical Quality Control (Sqc) Dan Failure Mode Effect Analysis (Fmea) Pada Pt. Pusaka Prima Mandiri

0 0 15