Efisiensi Thermal Emisi Gas Buang Latar Belakang

19 t = waktu jam

e. Efisiensi Thermal

Kerja berguna yang dihasilkan selalu lebih kecil dari pada energi yang dibangkitkan piston karena sejumlah enegi hilang akibat adanya rugi-rugi mekanis mechanical losses. Dengan alasan ekonomis perlu dicari kerja maksimium yang dapat dihasilkan dari pembakaran sejumlah bahan bakar. Efisiensi ini disebut juga sebagai efisiensi termal brake thermal efficiency, η b Jika daya keluaran P . B dalam satuan KW, laju aliran bahan bakar m f η dalam satuan kgjam, maka: b

f. Emisi Gas Buang

= � � � � . �� � 3600 ................................................................... 2.8 [Lit. 3 hal 59] Untuk mesin Diesel emisi gas buang yang dilihat adalah opasitas ketebalan asap. Adapun Standart nilai opasitas berdasarkan peraturan menteri negara lingkungan hidup nomor 05 tahun 2006 tentang ambang batas emisi gas buang Tabel 2.2 Standard Emisi Gas Buang Sumber : Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 05 Tahun 2006 Tentang Ambang Batas Emisi Gas Buang Kategori Tahun Parameter Universitas Sumatera Utara 20 Pembuatan CO HC ppm Opacity HSU Berpenggerak Motor Bakar cetus api bensin 2007 4,5 1200 - ≥ 2007 1,5 200 - Berpenggerak Motor Bakar Penyalaan Kompresi Diesel GVW ≤ 3,5 Ton 2010 - - 70 ≥ 2010 - - 40 GvVW ≥ 3,5 Ton 2010 - - 70 ≥ 2010 - - 50 Universitas Sumatera Utara 1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ketergantungan masyarakat terhadap bahan bakar minyak sangat tinggi, sehingga tidak jarang kerusuhan dan demonstrasi dari masyarakat terjadi apabila pemerintah mengeluarkan kebijakan untuk menurunkan subsidi minyak sehingga harga minyak di Indonesia menjadi naik. Disamping itu kelangkaan bahan bakar minyak juga memperkeruh keadaan ini. Persoalan kelangkaan bahan bakar minyak ini juga menjadi hal yang sangat krusial bukan hanya bagi negara Indonesia tetapi juga bagi negara-negara di dunia. Konsumsi BBM yang mencapai 1,3 juta barel tidak seimbang dengan produksinya yang nilainya sekitar 1 juta barel sehingga terdapat defisit yang harus dipenuhi melalui impor. Menurut data ESDM 2006 cadangan minyak Indonesia hanya tersisa 9 miliar barel. Apabila terus dikonsumsi tanpa ditemukannya cadangan minyak baru, diperkirakan cadangan minyak ini akan habis dalam dua dekade mendatang. Pemanfaatan biomassa sebagai energi alternatif campuran bahan bakar merupakan hal yang tepat untuk menghemat penggunaan minyak. Indonesia sangat kaya akan sumber daya alam yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku biomassa, misalnya biomassa dari limbah kulit biji padi. Hampir seluruh penduduk indonesia mengkonsumsi beras yang berasal dari padi sebagai makanan pokoknya. Indonesia memiliki potensi yang sangat besar dalam pengembangan Pertanian di bidang tanaman padi karena memiliki potensi cadangan lahan yang cukup luas, ketersediaan tenaga kerja, kebutuhan masyarakat akan padi dan kesesuaian agroklimat. Kulit biji padi biasanya sering dibuang dan menjadi limbah dilingkungan sekitar, namun belakangan ini kulit biji padi sudah dimanfaatkan sebagai pakan ternak.. Pemanfaatan limbah memberi tiga keuntungan langsung. Pertama, peningkatan efisiensi energi secara keseluruhan karena kandungan energi yang terdapat pada limbah cukup besar dan akan terbuang percuma jika tidak dimanfaatkan. Kedua, penghematan biaya, karena seringkali membuang limbah bisa lebih mahal dari pada memanfaatkannya. Universitas Sumatera Utara 2 Ketiga, mengurangi keperluan akan tempat penimbunan sampah karena penyediaan tempat penimbunan akan menjadi lebih sulit dan mahal. Salah satu upaya untuk menghemat penggunaan bahan bakar minyak sekaligus memanfaatkan limbah padat tanaman padi adalah dengan memanfaatkan limbah ini sebagai campuran bahan bakar.

1.2 Tujuan Pengujian