Kajian Performansi Mesin Genset Diesel Satu Silinder Dengan Bahan Bakar Campuran Solar Dan Serbuk Kulit Padi
Hasil Uji Komposisi
No.
Lab. No. Tahun Tanam No. KCD Blok
Atas dasar berat kering 105oC
N (%) C-Org (%) S (%) K.Air (%) 11504
(2)
Tabel Rata-Rata Emisi Gas Buang 3. Untuk Beban Lampu 400 Watt
No Bahan Bakar Value 1 Value 2 Value 3 Value 4 Opacity (Mean) %
1 Solar Murni 30.8 29.4 22.1 24.0 26.6
2 Solar + Serbuk Padi 1% 30.6 26.4 26.9 22.3 26.6 3 Solar + Serbuk Padi 2.5% 32.2 27.2 33.6 30.2 30.8 4 Solar + Serbuk Padi 5% 42.6 45.2 35.5 44.1 41.9
4. Untuk Beban 800 Watt
No Bahan Bakar Value 1 Value 2 Value 3 Value 4 Opacity (Mean) %
1 Solar Murni 30.5 20.8 30.8 24.9 26.8
2 Solar + Serbuk Padi 1% 26.9 26.9 2.5 31.0 28.6 3 Solar + Serbuk Padi 2.5% 30.1 32.4 29.9 31.3 30.9 4 Solar + Serbuk Padi 5% 38.8 46.2 47.6 38.3 42.7
(3)
Standard Emisi Gas Buang
Kategori Tahun
Pembuatan
Parameter
CO (%)
HC (ppm)
Opacity (% HSU) Berpenggerak Motor
Bakar cetus api (bensin)
< 2007 4,5 1200 -
≥ 2007 1,5 200 -
Berpenggerak Motor Bakar Penyalaan Kompresi (Diesel)
GVW ≤ 3,5 Ton
< 2010 - - 70
≥ 2010 - - 40
GvVW ≥ 3,5 Ton
< 2010 - - 70
≥ 2010 - - 50
Sumber: Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 05 Tahun 2006 Tentang Ambang Batas Emisi Gas Buang
(4)
Data Hasil Pengujian Bom Kalorimeter
Bahan Bakar Pengujian T1(0C) T2(0
HHV (Kj/Kg)
) LHV
(Kj/Kg)
LHV RATA-RATA (Kj/Kg)
Solar
1 25,09 25,96 60294,272 57054,272
56171,9168 2 26,04 26,87 57353,088 54113,088
3 26,93 27,82 61764,864 58524,864 4 27,96 28,81 58823,68 55583,68 5 25,34 26,19 58823,68 55583,68
Solar+Serbuk Padi 1%
1 25,08 25,92 58088,384 54848,384
55436,6208 2 25,74 26,58 58088,384 54848,384
3 26,56 27,42 59558,976 56318,976 4 27,58 28,43 58823,68 55583,68 5 28,41 29,26 58823,68 55583,68
Solar+Serbuk Padi 2,5%
1 25,3 26,12 56617,792 53377,792
54995,4432 2 26,44 27,3 59558,976 56318,976
3 27,37 28,23 59558,976 56318,976 4 28,35 29,2 58823,68 55583,68 5 25,17 25,99 56617,792 53377,792
Solar+Serbuk Padi 5%
1 25,4 26,07 45588,352 42348,352
44701,2992 2 26,25 26,99 50735,424 47495,424
(5)
4 28,17 28,86 47058,944 43818,944 5 29,01 29,73 49264,832 46024,832
HHV = (T2 – T1 – Tkp) x C
LHV =HHV -3240
v
Dimana :
T1 = Temperatur air pendingin sebelum penyalaan (0
T
C)
2 = Temperatur air pendingin sesudah penyalaan (0
C
C)
v = Panas jenis bom kalorimeter (73529,6 KJ/Kg0
T
C)
(6)
DAFTAR PUSTAKA
1. Arismunandar, Wiranto. Penggerak Mula Motor Bakar Torak. Edisi kelima. Penerbit : ITB Bandung,1988
2. Arismunanadar, Wiranto. Motor Diesel Putaran Tinggi. Pradnya Paramita, Jakarta, 2004
3. Heywod, Jhon B. Internal Combustion Engine Fundamentals. McGraw Hill Book Company, New York, 1988
4. Pulkrabek, Willard W. Engineering Fundamentals Of The Internal
Combustion Engine. Prentice Hall, New Jersey
5. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 05 Tahun 2006 Tentang Ambang Batas Emisi Gas Buang
6. Piriou b, Vitilingom, g. dkk. Potential direct use of solid biomass in internal
combustion engines. French.2012
7. Pulkrabek, Willard W. Engineering Fundamentals Of The Internal
Combustion Engine. Prentice Hall, New Jersey
8. TD 110-115 Test Bed And Instrumentation For Small Engines. TQ Education And Training Ltd,2000
9.
11.
12.
13.
(7)
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat
Pengujian dilakukan di laboratorium motor bakar Departemen Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara selama lebih kurang 3 bulan. 3.2 Alat dan Bahan
3.2.1 Alat
Alat yang dipakai dalam penelitian ini terdiri dari: 1. Genset Diesel Dong Fa model R175
Gambar 3.1 Genset Dong Fa model R 175 Spesifikasi:
Model : R-175
Type : 1 Silinder, 4 Langkah, dan Horizontal Diameter Silinder : 75 mm
(8)
Panjang Langkah : 80 mm
Pemakaian Bahan Bakar : 205 G / HP Jam Sistem Pembakaran : TVCS
Isi Silinder : 353 cc Rasio Kompresi : 22 Sistem Pendingin : Hopper
Max output : 4,86 Kw (6,6 Ps) Rated output : 4,41 Kw (6 Ps) Rated speed : 2600 rpm
Net weight : 80 kg
2. OTC Tecnotest Smokemeter yang disambungkan ke Star Gas Analyzer untuk
megetahui emisi gas buang motor
(9)
Spesifikasi :
Opacity 0÷99,9% 0÷99,9 m-1
% Value Referred to temperature 430 mm Chamber Length
Manufacture Year : 2006
Hz :50/60
Watt : 230
±2%
Temperature : 5÷40 o
Pressure : 850÷1025 mBar C
Warming Up : Max 5 min. Effective Length Chamber : 200 mm
3. Tachometer untuk mengetahui putaran mesin
(10)
Spesifikasi:
Display Counts : 99.999 counts LCD Range rpm : 5 to 99.999
Ft/min : 0.2 to 6560 M/min : 0.05 to 1999.9 Basic Accuracy : ±0.05% ±1d Max RPM Resolution (rpm) : 0.1
4. Multi meter untuk mengetahui tegangan dan kuat arus dari genset
Gambar 3.4 Multi meter Spesifikasi:
Power Supply : 2 x AA 1.5V Battery Dimension : 180 x 89 x 51.1mm
AC Volts : 400mV / 4V / 40V / 400V / 1000V, +/-3.0+3, 0.1Mv to 1,000V DC Volts : 400mV / 4V / 40V / 400V / 1000V, +/-1.0+10, 0.1Mv to 1,000V AC Current : 400uA / 4000uA / 40mA / 400mA / 4A / 10A, +/-1.5%+3 ,0.1UA
to 10A
DC Current : 400uA / 4000uA / 40mA / 400mA / 4A / 10A, +/-1.5%+3 ,0.1UA to 10A
(11)
Resistance :400 / 4K / 40K / 400K / 4M / 40M Ohm, +/-0.5%+3, 0.1 ohm 5. Mesin Pengayak untuk mengayak serbuk kulit padi sesuai dengan ukuran
yang diinginkan ( 0,0147 mm)
Gambar 3.5 Mesin Pengayak Spesifikasi
Ukuran Mesh : 0,0147 mm Output : 75 HP (55kW)
Frame : 404/5TS (NEMA Standard) Frequency : 50 Hz
Pole : 2
Rated Speed : 2960 Rpm Slip : 1,33% Rated Voltage : 380/660 V Rated Current : 103/59,3 A L.R.Ampere : 721/415 A
(12)
6. Alat bantu perbengkelan, seperti : kunci pas, kunci ring, obeng, tang, dan palu. 7. Stop watch untuk menentukan waktu yang dibutuhkan mesin untuk
menghabiskan bahan bakar dengan volume 50 mili liter ( ml ) 8. Bola lampu pijar digunakan sebagai beban
9. Botol digunakan untuk Wadah bahan bakar yang akan dipakai dan Timbangan untuk mengukur bahan bakar yang habis dipakai.
3.2.2 Bahan
Bahan yang menjadi objek pengujian ini adalah bahan bakar solar, dan serbuk kulit padi.
3.3 Metode Pengumpulan Data
Data yang dipergunakan dalam pengujian ini meliputi :
1. Data primer, merupakan data yang diperoleh langsung dari pengukuran dan pembacaan pada unit instrumentasi dan alat ukur pada masing – masing pengujian.
2. Data sekunder, merupakan data tentang karakteristik bahan bakar yang digunakan dalam pengujian
3.4 Metode Pengolahan Data
Data yang diperoleh dari hasil pengujian diolah menggunakan rumus yang ada, kemudian hasil dari peritungan disajikan dalam bentuk tabulasi dan grafik. 3.5 Pengamatan dan Tahap Pengujian
Parameter yang akan ditinjau dalam pengujian ini adalah : 1. Torsi motor ( T )
(13)
3. Konsumsi bahan bakar spesifik ( sfc ) 4. Efisiensi thermal
5. Emisi gas buang
Prosedur pengujian dibagi menjadi beberapa tahap, yaitu : 1. Pengujian mesin diesel menggunakan bahan bakar solar
2. Pengujian mesin diesel menggunakan bahan bakar solar + serbuk kulit padi 1%
3. pengujian mesin diesel menggunakan bahan bakar solar + serbuk kulit padi 2,5%
4. Pengujian mesin diesel menggunakan bahan bakar solar + serbuk kulit padi 5%
3.6 Prosedur Pengujian Performansi Mesin Diesel
Prosedur pengujian performansi motor dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut :
1. Mengoperasikan mesin dengan cara memutar poros engkol mesin, kemudian memanaskan mesin selama 10-15 menit
2. Mengatur putaran mesin pada 700 rpm menggunakan tuas kecepatan dan memastikan putaran mesin menggunakan tacho meter
3. Menentukan konsumsi bahan bakar yang akan diuji. 4. Menyalakan lampu sebagai beban yaitu sebesar 400 watt 5. Mencatat tegangan dan kuat arus menggunakan multi meter 6. Menimbang Bahan Bakar yang habis setelah 5 menit pengujian.
7. Mengulang pengujian menggunakan beban dan variasi putaran yang berbeda
(14)
Untuk lebih ringkasnya prosedur pengujian performansi yang dilakukan dapat dilihat melalui melalui diagram alir di bawah ini :
Gambar 3.6 Diagram Alir Pengujian Performansi Mesin
Catatan: Untuk menentukan jumlah bahan bakar yang digunakan dipakai botol
Sprite
Mulai
Kesimpulan
Selesai
• Bahan Bakar Ditimbang dahulu sebelum digunakan.
• Putaran mesin: n rpm
• Beban: p watt
• Mencatat tegangan dan kuat arus yang dihasilkan generator dan
• Menimbang kembali bahan bakar yang habis terpakai selama 5 menit
Mengulang pengujian dengan beban dan putaran yang berbeda
Menganalisis data hasil pengujian untuk mencari nilai Daya, Torsi, SFC, AFR, Efesiensi Thermal Brake dan Opasitas
(15)
3.7 Prosedur Pengujian Emisi Gas Buang
Pengujian emisi gas buang yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan alat otc tecnotest smokemeter. Pengujian ini dilakukan bersamaan dengan pengujian performansi motor bakar diesel dimana gas buang yang dihasilkan mesin pada saat pengujian diukur untuk mengetahui kadar emisinya. Prosedur pengujian dapat dilihat melalui diagram alir berikut ini :
(16)
Gambar 3.7 Diagram Alir Prosedur Pengujian Emisi Gas Buang Mulai
Selesai Kesimpulan
Menyambungkan perangkat star gas analyzer ke otc tecnotest smokemeter
• Tekan tombol power yang ada di belakang alat
• Tekan tombol select sampai muncul “Ready code smokemeter”
Pasang probe tester ke ujung knalpot mesin dan tunggu sampai datanya stabil dan kemudian print hasil pengujian
Mengulang pengujian dengan beban dan putaran yang berbeda
• Menganalisa data hasil pengujian
(17)
BAB IV
HASIL DAN ANALISA PENGUJIAN 4.1 Daya
Untuk mengetahui besar kuat arus yang mengalir digunakan variasi beban yaitu 400 watt dan 800 watt. Namun dalam perhitungan untuk mendapatkan torsi maka daya yang digunakan adalah daya hasil perkalian tegangan dan kuat arus yang dihasilkan, bukan daya yang ditetapkan sebagai beban yaitu 400 watt dan 800 watt. Besarnya daya yang dihasilkan oleh mesin didapat dari perkalian tegangan dengan besar kuat arus yang diukur dengan multitester.
P = V x I ... (4.1) [Lit. 12] Dimana :
P = Daya yang dihasilkan genset diesel( Watt ) V = Tegangan yang dihasilkan genset diesel ( Volt ) I = Kuat arusyang dihasilkan genset diesel ( Ampere ) 4.1.1 Besarnya Daya Pada Bahan Bakar Solar Murni
Dalam penelitian ini, perhitungan daya akan dibagi menjadi dua yaitu untuk beban 400 Watt dan 800 Watt. Pada penelitian ini putaran yang dipakai yaitu pada putaran 700 rpm, 800 rpm, 900 rpm, 1000 rpm, 1100 rpm, dan 1200 rpm.
Untuk Beban 400 Watt n = 700 rpm
P = V x I
= 112,7 x 0,98 = 110,80 Watt
(18)
n = 800 rpm
P = V x I
= 184,7 x 1,22 = 225,31 Watt
Dengan cara perhitungan yang sama untuk setiap jenis bahan bakar, variasi putaran mesin dan variasi beban, maka hasil perhitungan daya untuk setiap kondisi tersebut dapat dilihat pada dibawah ini:
Tabel 4.1 Tabel Hasil Perhitungan Daya Pada Bahan Bakar Solar Murni Beban 400 Watt.
Beban ( Watt )
Putaran ( RPM )
Waktu ( Detik )
Tegangan ( Volt )
Arus
( Ampere ) Daya ( Watt )
400
700 300 112,667 0,98 110,8
800 300 184,667 1,22 225,31
900 300 215,667 1,43 308,41
1000 300 257 1,59 409,45
1100 300 283 1,64 464,4
1200 300 362,333 1,89 686,12
Untuk Beban 800 Watt n = 700 rpm
P = V x I = 97,33 x 1,7 = 165,11 Watt n= 800 rpm
(19)
= 172,7 x 2,51 = 433,4 Watt
Dengan cara perhitungan yang sama untuk setiap jenis bahan bakar, variasi putaran mesin dan variasi beban, maka hasil perhitungan daya untuk setiap kondisi tersebut dapat dilihat pada dibawah ini:
Tabel 4.2 Tabel Hasil Perhitungan Daya Pada Bahan Bakar Solar Murni Beban 800 Watt
Beban ( Watt )
Putaran ( RPM )
Waktu ( Detik )
Tegangan ( Volt )
Arus ( Ampere )
Daya ( Watt )
800 700 300 97,33 1,7 165,11
800 300 172,7 2,51 433,4
900 300 194,67 2,66 518,47
1000 300 228,3 2,9 661,38
1100 300 248 3,09 767,12
1200 300 309 3,53 1091,8
4.1.2 Besarnya Daya Pada Bahan Bakar Solar 99% + Serbuk Kulit Padi 1% Cara menghitung besarnya daya untuk campuran solar 99% dan Serbuk kulit padi 1% sama seperti cara menghitung daya pada bahan bakar solar. Adapun besarnya daya pada pengujian dengan bahan bakar solar 99% + serbuk kulit padi 1% dapat dilihat dibawah ini,
Untuk Beban 400 Watt n = 700 rpm
(20)
= 154,333 x 1,133 = 174,940 Watt n = 800 rpm
P = V x I
= 203,667 x 1,427 = 290,563 Watt
Dengan cara perhitungan yang sama untuk setiap jenis bahan bakar, variasi putaran mesin dan variasi beban, maka hasil perhitungan daya untuk setiap kondisi tersebut dapat dilihat pada dibawah ini:
Tabel 4.3 Tabel Hasil Perhitungan Daya Pada Bahan Bakar Solar 99% Serbuk kulit padi 1% Beban 400 Watt
Beban ( Watt )
Putaran ( RPM )
Waktu ( Detik )
Tegangan ( Volt )
Arus
( Ampere ) Daya (Watt)
400
700 300
154,3
1,13
174,94800 300
203,7
1,43
290,56900 300
243,7
1,56
380,121000 300
284,7
1,72
490,581100 300
324
1,86
601,561200 300
347,3
1,93
671,51Untuk Beban 800 Watt n = 700 rpm
(21)
= 150,667 x 2,327 = 350,567 Watt n = 800 rpm
P = V x I
= 178,667 x 2,570 = 459,180 Watt
Dengan cara perhitungan yang sama untuk setiap jenis bahan bakar, variasi putaran mesin dan variasi beban, maka hasil perhitungan daya untuk setiap kondisi tersebut dapat dilihat pada dibawah ini:
Tabel 4.4 Tabel Hasil Perhitungan Daya Pada Bahan Bakar Solar 99% Serbuk kulit padi 1% Beban 800 Watt
Beban ( Watt )
Putaran ( RPM )
Waktu ( Detik )
Tegangan ( Volt )
Arus ( Ampere )
Daya (Watt )
800
700 300 150,7 2,33 350,57
800 300 178,7 2,57 459,18
900 300 213,7 2,83 603,97
1000 300 241,3 3,03 731,24
1100 300 260 3,19 830,29
1200 300 291,7 3,41 993,61
4.1.3 Besarnya Daya Pada Bahan Bakar Solar + Serbuk kulit padi 2,5% Cara menghitung besarnya daya untuk campuran solar 97,5% dan Serbuk kulit padi 2,5% sama seperti cara menghitung daya pada bahan bakar solar.
(22)
Adapun besarnya daya pada penelitian dengan bahan bakar solar 97,5% + serbuk kulit padi 2,5% dapat dilihat dibawah ini,
Untuk Beban 400 Watt n = 700 rpm
P = V x I
= 140,333 x 1,137 = 159,513 Watt n = 800 rpm
P = V x I
= 194,333 x 1,250 = 242,917 Watt
Dengan cara perhitungan yang sama untuk setiap jenis bahan bakar, variasi putaran mesin dan variasi beban, maka hasil perhitungan daya untuk setiap kondisi tersebut dapat dilihat pada dibawah ini:
Tabel 4.5 Tabel Hasil Perhitungan Daya Pada Bahan Bakar Solar 97,5% Serbuk kulit padi 2,5% Beban 400 Watt
Beban ( Watt )
Putaran ( RPM )
Waktu ( Detik )
Tegangan ( Volt )
Arus ( Ampere )
Daya (Watt )
400
700 300 140,33 1,14 159,51
800 300 194,33 1,25 242,92
900 300 238,67 1,51 359,59
(23)
1100 300 333,67 1,84 613,96
1200 300 352,00 1,81 637,12
Untuk Beban 800 Watt n = 700 rpm
P = V x I = 157 x 2,293 = 360,05 Watt n = 800 rpm
P = V x I
= 179,333 x 2,530 = 453,72 Watt
Dengan cara perhitungan yang sama untuk setiap jenis bahan bakar, variasi putaran mesin dan variasi beban, maka hasil perhitungan daya untuk setiap kondisi tersebut dapat dilihat pada dibawah ini:
Tabel 4.6 Tabel Hasil Perhitungan Daya Pada Bahan Bakar Solar 97,5% Serbuk kulit padi 2,5% Beban 800 Watt
Beban ( Watt )
Putaran ( RPM )
Waktu ( Detik )
Tegangan ( Volt )
Arus ( Ampere )
Daya (Watt )
800
700 300 157,00 2,29 360,05
800 300 179,33 2,53 453,72
(24)
1000 300 252,33 3,04 767,94
1100 300 288,67 3,31 954,55
1200 300 303,00 3,51 1063,54
4.1.4 Besarnya Daya Pada Bahan Bakar Solar 99% + Serbuk kulit padi 5% Cara menghitung besarnya daya untuk campuran solar 95% dan Serbuk kulit padi 5% sama seperti cara menghitung daya pada bahan bakar solar. Adapun besarnya daya pada pengujian dengan bahan bakar solar 95% + serbuk kulit padi 5% dapat dilihat dibawah ini,
Untuk Beban 400 Watt n = 700 rpm
P = V x I
= 152,333 x 1,207 = 110,793 Watt n = 800 rpm
P = V x I
= 160 x 1,227 = 196,293 Watt
Dengan cara perhitungan yang sama untuk setiap jenis bahan bakar, variasi putaran mesin dan variasi beban, maka hasil perhitungan daya untuk setiap kondisi tersebut dapat dilihat pada dibawah ini:
Tabel 4.7 Tabel Hasil Perhitungan Daya Pada Bahan Bakar Solar 95% Serbuk kulit padi 5% Beban 400 Watt
(25)
Beban ( Watt )
Putaran ( RPM )
Waktu ( Detik )
Tegangan ( Volt )
Arus ( Ampere )
Daya (Watt )
400 700 300 152,33 1,21 183,83
800 300 160,00 1,23 196,29
900 300 210,00 1,34 282,11
1000 300 226,00 1,52 343,52
1100 300 259,67 1,46 380,04
1200 300 332,67 1,81 603,25
Untuk Beban 800 Watt n = 700 rpm
P = V x I
= 149,667 x 2,317 = 346,773 Watt n = 800 rpm
P = V x I
= 246,667 x 1,640 = 404,553 Watt
Dengan cara perhitungan yang sama untuk setiap jenis bahan bakar, variasi putaran mesin dan variasi beban, maka hasil perhitungan daya untuk setiap kondisi tersebut dapat dilihat pada dibawah ini:
(26)
Tabel 4.8 Tabel Hasil Perhitungan Daya Pada Bahan Bakar Solar 95% Serbuk kulit padi 5% Beban 800 Watt
Beban ( Watt )
Putaran ( RPM )
Waktu ( Detik )
Tegangan ( Volt )
Arus ( Ampere )
Daya (Watt )
800 700 300 149,67 2,32 346,77
800 300 246,67 1,64 404,53
900 300 200,00 2,71 541,41
1000 300 215,67 2,80 603,87
1100 300 235,67 2,96 698,41
1200 300 283,67 3,34 946,50
Perbandingan Daya untuk masing-masing pengujian pada tiap variasi beban dan putaran dapat dilihat pada gambar berikut:
(27)
Gambar 4.1 Grafik Daya Vs Putaran pada beban 400 Watt untuk setiap bahan bakar
Gambar 4.2 Grafik Daya Vs Putaran pada beban 800 Watt untuk setiap bahan bakar
Analisa :
1. Untuk pencampuran serbuk kulit padi 1% dan 2,5 % daya yang dihasilkan semakin bertambah, namun untuk pencampuran 5 % daya yang dihasilkan semakin menurun
2. Daya yang dihasilkan sangat dipengaruhi oleh kecepatan putaran mesin dan pembebanan daya, semakin tinggi putaran dan pembebanan daya maka semakin tinggi pula daya yang akan dihasilkan.
3. Pada pembebanan 400 Watt, daya minimum dihasilkan pada pengujian solar dengan putaran 700 rpm yakni sebesar 110,8 Watt dan daya maksimum dihasilkan pada pengujian solar dengan putaran 1200 rpm yakni sebesar 686,12 Watt
4. Pada pembebanan 800 Watt, daya minimum dihasilkan pada pengujian solar dengan putaran 700 rpm yakni sebesar 165,11 Watt dan daya
(28)
maksimum dihasilkan pada pengujian solar dengan putaran 1200 rpm yakni sebesar 1091,8 Watt
4.2 Torsi
Adapun rumus untuk menghitung Besarnya torsi mesin dari masing-masing pengujian pada tiap variasi beban dan putaran yaitu :
PB
T = ��.60
2�.� ... (4.3) [Lit. 3 hal 46]
= 2�.( �.� )
60 ... (4.2) [Lit. 3 hal 46]
Dimana : PB
n = Putaran mesin (rpm) = Daya (Watt)
T = Torsi (N.m)
4.2.1 Besarnya Torsi Pada Bahan Bakar Solar Murni
Dalam penelitian ini, perhitungan Torsi akan dibagi menjadi dua yaitu untuk beban 400 Watt dan 800 Watt. Pada penelitian ini putaran yang dipakai yaitu pada putaran 700 rpm, 800 rpm, 900 rpm, 1000 rpm, 1100 rpm, dan 1200 rpm
Untuk beban 400 Watt n=700 rpm
P = 110,80 Watt
110,80 = 2.3,14.700 60
�
�
T = 1,51 N.m n=800 rpm(29)
225,31 = 2.3,14.800 60
�
�
T = 2,69 N.mDengan cara perhitungan yang sama untuk setiap jenis bahan bakar, variasi putaran mesin dan variasi beban, maka hasil perhitungan torsi untuk setiap kondisi tersebut dapat dilihat pada dibawah ini:
Tabel 4.9 Hasil perhitungan torsi untuk bahan bakar solar murni pada variasi putaran dan beban tetap 400 Watt
Beban ( Watt ) Putaran ( rpm ) Daya rata-rata Torsi
400
700 110,8 1,512
800 225,31 2,691
900 308,41 3,274
1000 409,45 3,912
1100 464,4 4,034
1200 686,12 5,463
Untuk beban 800 Watt n=700 rpm
P = 165,11 Watt
165,11 = 2.3,14.700 60
�
�
T = 2,25 N.m n=800 rpm(30)
433,4 = 2.3,14.800 60
�
�
T = 5,18 N.mDengan cara perhitungan yang sama untuk setiap jenis bahan bakar, variasi putaran mesin dan variasi beban, maka hasil perhitungan Torsi untuk setiap kondisi tersebut dapat dilihat pada dibawah ini:
Tabel 4.10 Hasil perhitungan torsi untuk bahan bakar solar 99% + serbuk kulit padi 1% pada variasi putaran dan beban tetap 800 Watt
Beban ( Watt ) Putaran ( rpm ) Daya rata-rata Torsi
800
700 165,11 2,254
800 433,4 5,176
900 518,47 5,504
1000 661,38 6,319
1100 767,12 6,663
1200 1091,8 8,693
4.2.2 Besarnya Torsi Pada Bahan Bakar Solar 99% + Serbuk Kulit Padi 1% Cara menghitung besarnya torsi untuk campuran solar 99% dan Serbuk kulit padi 1% sama seperti cara menghitung torsi pada bahan bakar solar. Adapun besarnya torsi pada pengujian dengan bahan bakar solar 99% + serbuk kulit padi 1% dapat dilihat dibawah ini,
Untuk beban 400 Watt n=700 rpm
P = 174,94 Watt
174,94 = 2.3,14.700 60
�
�
(31)
T = 2,88 N.m n=800 rpm
P = 290,563 watt
290,563 = 2.3,14.800 60
�
�
T = 3,47 N.mDengan cara perhitungan yang sama untuk setiap jenis bahan bakar, variasi putaran mesin dan variasi beban, maka hasil perhitungan Torsi untuk setiap kondisi tersebut dapat dilihat pada dibawah ini:
Tabel 4.11 Tabel Hasil Perhitungan Torsi Pada Bahan Solar 99% + Serbuk kulit padi 1 % Beban 400 Watt
Beban ( Watt ) Putaran ( rpm ) Daya rata-rata Torsi
400
700 174,94 2,388
800 290,56 3,470
900 380,12 4,035
1000 490,58 4,687
1100 601,56 5,225
1200 671,51 5,346
Untuk beban 800 Watt n=700 rpm
P = 350,567 Watt
350,567 = 2.3,14.700 60
�
�
(32)
T = 4,78 N.m n=800 rpm
P = 459,18 watt
459,18 = 2.3,14.800 60
�
�
T = 5,48 N.mDengan cara perhitungan yang sama untuk setiap jenis bahan bakar, variasi putaran mesin dan variasi beban, maka hasil perhitungan Torsi untuk setiap kondisi tersebut dapat dilihat pada dibawah ini:
Tabel 4.12 Tabel Hasil Perhitungan Besarnya Torsi Pada Bahan Bakar Solar 99%+ Serbuk kulit padi 1%
Beban ( Watt ) Putaran ( rpm ) Daya rata-rata Torsi
800
700 350,57 4,785
800 459,18 5,484
900 603,97 6,412
1000 731,24 6,986
1100 830,29 7,212
1200 993,61 7,911
4.2.3 Besarnya Torsi Pada Bahan Bakar Solar + Serbuk kulit padi 2,5% Cara menghitung besarnya torsi untuk campuran solar 97,5% dan Serbuk kulit padi 2,5% sama seperti cara menghitung torsi pada bahan bakar solar. Adapun besarnya torsi pada penelitian dengan bahan bakar solar 97,5% + serbuk kulit padi 2,5% dapat dilihat dibawah ini,
Untuk beban 400 Watt n=700 rpm
(33)
159,513 = 2.3,14.700 60
�
�
T = 2,177 N.m n=800 rpmP = 242,917 watt
242,917 = 2.3,14.800 60
�
�
T = 2,901 N.mDengan cara perhitungan yang sama untuk setiap jenis bahan bakar, variasi putaran mesin dan variasi beban, maka hasil perhitungan Torsi untuk setiap kondisi tersebut dapat dilihat pada dibawah ini:
Tabel 4.13 Tabel Hasil Perhitungan Besarnya Torsi Pada Bahan Bakar Solar + Serbuk kulit padi 2,5% Beban 400 Watt
Beban ( Watt ) Putaran ( rpm ) Daya rata-rata Torsi
400
700 159,51 2,177
800 242,92 2,901
900 359,59 3,817
1000 458,01 4,376
1100 613,96 5,333
1200 637,12 5,073
Untuk beban 800 Watt n=700 rpm
P = 360,047 Watt
360,047 = 2.3,14.700 60
�
�
T = 4,91 N.m(34)
N=800 rpm P = 453,72 watt
453,72 = 2.3,14.800 60
�
�
T = 5,42 N.mDengan cara perhitungan yang sama untuk setiap jenis bahan bakar, variasi putaran mesin dan variasi beban, maka hasil perhitungan Torsi untuk setiap kondisi tersebut dapat dilihat pada dibawah ini:
Tabel 4.14 Tabel Hasil Perhitungan Torsi Pada Bahan Bakar Solar + Serbuk kulit padi 2,5% beban 800 Watt
Beban ( Watt ) Putaran ( rpm ) Daya rata-rata Torsi
800
700 360,05 4,914
800 453,72 5,419
900 545,53 5,791
1000 767,94 7,337
1100 954,55 8,291
1200 1063,54 8,468
4.2.4 Besarnya Torsi yang dihasilkan dengan bahan bakar solar + Serbuk kulit padi 5%
Cara menghitung besarnya torsi untuk campuran solar 95% dan Serbuk kulit padi 5% sama seperti cara menghitung torsi pada bahan bakar solar. Adapun besarnya torsi pada pengujian dengan bahan bakar solar 95% + serbuk kulit padi 5% dapat dilihat dibawah ini,
Untuk beban 400 Watt n=700 rpm
(35)
183,83 = 2.3,14.700 60
�
�
T = 2,509 N.m n=800 rpmP = 196,293 watt
196,293 = 2.3,14.800 60
�
�
T = 2,34 N.mDengan cara perhitungan yang sama untuk setiap jenis bahan bakar, variasi putaran mesin dan variasi beban, maka hasil perhitungan Torsi untuk setiap kondisi tersebut dapat dilihat pada dibawah ini:
Tabel 4.15 Tabel Hasil Perhitungan Torsi Pada Bahan Bakar solar 95% + Serbuk kulit padi 5 % Beban 400 Watt
Beban ( Watt ) Putaran ( rpm ) Daya rata-rata Torsi
400
700 183,83 2,509
800 196,29 2,344
900 282,11 2,995
1000 343,52 3,282
1100 380,04 3,301
1200 603,25 4,803
Untuk beban 800 Watt n=700 rpm
P = 346,773 Watt
346,773 = 2.3,14.700 60
�
�
T = 4,73 N.m(36)
n=800 rpm P = 404,533 watt
404,533 = 2.3,14.800 60
�
�
T = 4,83 N.mDengan cara perhitungan yang sama untuk setiap jenis bahan bakar, variasi putaran mesin dan variasi beban, maka hasil perhitungan Torsi untuk setiap kondisi tersebut dapat dilihat pada dibawah ini:
Tabel 4.16 Tabel Hasil Perhitungan Besarnya Torsi Pada Bahan Bakar solar 95%+ Serbuk kulit padi 5 % Beban 800 Watt
Beban ( Watt ) Putaran ( rpm ) Daya rata-rata Torsi
800
700 346,77 4,733
800 404,53 4,831
900 541,41 5,747
1000 603,87 5,769
1100 698,41 6,066
1200 946,5 7,536
Perbandingan Torsi untuk masing-masing pengujian pada tiap variasi beban dan putaran dapat dilihat pada gambar berikut:
(37)
Gambar 4.3 Grafik Torsi Vs Putaran pada beban 400 Watt untuk setiap bahan bakar
Gambar 4.4 Grafik Torsi Vs Putaran pada beban 800 Watt untuk setiap bahan bakar
Analisa :
1. Untuk pencampuran serbuk kulit padi 1% dan 2,5 % torsi yang dihasilkan semakin bertambah, namun untuk pencampuran 5 % torsi yang dihasilkan semakin menurun
(38)
2. Nilai torsi mesin bergantung pada besar kecil daya dan putaran mesin. Semakin besar daya dan putaran mesin maka torsi semakin besar demikian sebaliknya.
3. Pada pembebanan 400 Watt, daya minimum dihasilkan pada pengujian solar dengan putaran 700 rpm yakni sebesar 1,512 N.m dan daya maksimum dihasilkan pada pengujian solar dengan putaran 1200 rpm yakni sebesar 5,463 N.m
4. Pada pembebanan 800 Watt, daya minimum dihasilkan pada pengujian solar dengan putaran 700 rpm yakni sebesar 2,254 N.m dan daya maksimum dihasilkan pada pengujian solar dengan putaran 1200 rpm yakni sebesar 8,693 N.m.
4.3 Konsumsi Bahan Bakar Spesifik (SFC)
Adapun persamaan yang digunakan untuk menghitung konsumsi bahan bakar spesifik (spesific fuel consumption, sfc) dari masing-masing pengujian pada tiap variasi beban dan putaran yaitu :
SFC = ��̇ � 10
3
�� ... (4.4) [Lit. 6 hal 56] Dengan :
SFC = konsumsi bahan bakar spesifik (g/kW.h) ṁ f = laju aliran bahan bakar (kg/jam)
PB
4.3.1 Besarnya SFC Pada Bahan Bakar Solar Murni = daya (w)
Dalam penelitian ini, perhitungan SFC akan dibagi menjadi dua yaitu untuk beban 400 Watt dan 800 Watt. Pada penelitian ini putaran yang dipakai yaitu pada putaran 700 rpm, 800 rpm, 900 rpm, 1000 rpm, 1100 rpm, dan 1200 rpm.
Untuk beban 400 Watt Putaran : 700 rpm
(39)
ṁ f = ������ ��ℎ�������
�
x
3600= 0,0103
300
x
3600 = 0,1234 kg/jam Maka :SFC = ��� 10
3
��
= 0,1234 �10
3
0,1108
= 1113,72 g/kW.h Putaran : 800 rpm
ṁ f = ������ ��ℎ�������
�
x
3600= 0,0166
300
x
3600 = 0,1988 kg/jam Maka :SFC = ��� 10
3
��
= 0,1988 �10
3
0,0,2253
= 882,39 g/kW.h
Dengan cara perhitungan yang sama untuk setiap jenis bahan bakar, variasi putaran mesin dan variasi beban, maka hasil perhitungan SFC untuk setiap kondisi tersebut dapat dilihat pada dibawah ini:
(40)
Tabel 4.17 Tabel Hasil Perhitungan SFC Pada Bahan Bakar Solar Beban 400 Watt Beban Putaran
( RPM )
Daya (Watt )
ṁf SFC
(g/kWh) (kg/jam)
400 700 110,8 0,1234 1113,824 800 225,31 0,1988 882,433 900 308,41 0,2262 733,587 1000 409,45 0,3291 803,738 1100 464,4 0,4936 1062,938 1200 686,12 0,5999 874,337 Untuk beban 800 Watt
Putaran : 700 rpm
ṁ f = ������ ��ℎ�������
�
x
3600= 0,0166
300
x
3600 = 0,1988 kg/jam Maka :SFC = ��� 10
3
��
= 0,1988 �10
3
0,1651
= 1204,12 g/kW.h Putaran : 800 rpm
(41)
ṁ f = ������ ��ℎ�������
�
x
3600= 0,0209
300
x
3600 = 0,2502 kg/jam Maka :SFC = ��� 10
3
��
= 0,2502 �10
3
0,4334
= 577,296 g/kW.h
Dengan cara perhitungan yang sama untuk setiap jenis bahan bakar, variasi putaran mesin dan variasi beban, maka hasil perhitungan SFC untuk setiap kondisi tersebut dapat dilihat pada dibawah ini:
Tabel 4.18 Tabel Hasil Perhitungan SFC Pada Bahan Bakar Solar Beban 800 Watt
Beban Putaran ( RPM )
Daya (Watt )
ṁf SFC
(g/kWh) (kg/jam)
800
700 165,11 0,1988 1204,167 800 433,4 0,2502 577,402 900 518,47 0,3188 614,898 1000 661,38 0,4148 627,159 1100 767,12 0,5245 683,705 1200 1091,8 0,7130 653,072
4.3.2 Besarnya SFC Pada Bahan Bakar Solar + Serbuk kulit padi 1%
Cara menghitung besarnya SFC untuk campuran solar 99% dan Serbuk kulit padi 1% sama seperti cara menghitung daya pada bahan bakar solar. Adapun
(42)
besarnya SFC pada pengujian dengan bahan bakar solar 99% + serbuk kulit padi 1% dapat dilihat dibawah ini,
Untuk beban 400 Watt Putaran : 700 rpm
ṁ f = ������ ��ℎ�������
�
x
3600= 0,0246
300
x
3600 = 0,2954 kg/jam Maka :SFC = ��� 10
3
��
= 0,2954 �10
3
0,1749
= 1688,350 g/kW.h Putaran : 800 rpm
ṁ f = ������ ��ℎ�������
�
x
3600= 0,0338
300
x
3600 = 0,4061 kg/jam Maka :SFC = ��� 10
3
��
= 0,1988 �10
3 0,4061
(43)
Dengan cara perhitungan yang sama untuk setiap jenis bahan bakar, variasi putaran mesin dan variasi beban, maka hasil perhitungan SFC untuk setiap kondisi tersebut dapat dilihat pada dibawah ini:
Tabel 4.19 Tabel Hasil Perhitungan SFC Pada Bahan Bakar Solar 99% + Serbuk padi 1 % Beban 400 Watt
Beban Putaran ( RPM )
Daya (Watt )
ṁf SFC
(g/kWh) (kg/jam)
400 700 174,94 0,2954 1688,350 800 290,56 0,4061 1397,712 900 380,12 0,5077 1335,505 1000 490,58 0,5907 1204,126 1100 601,56 0,6738 1120,074 1200 671,51 0,8030 1195,830
Untuk beban 800 Watt Putaran : 700 rpm
ṁ f = ������ ��ℎ�������
� x 3600
= 0,03
300 x 3600 = 0,36 kg/jam Maka :
SFC = ��� 10
3
��
= 0,36 �10
3
(44)
= 1026,840 g/kW.h Putaran : 800 rpm
ṁ f = ������ ��ℎ�������
� x 3600
= 0,03777
300 x 3600 = 0,4523kg/jam Maka :
SFC = ��� 10
3
��
= 0,4523�10
3
0,4592
= 984,956 g/kW.h
Dengan cara perhitungan yang sama untuk setiap jenis bahan bakar, variasi putaran mesin dan variasi beban, maka hasil perhitungan SFC untuk setiap kondisi tersebut dapat dilihat pada dibawah ini:
Tabel 4.20 Tabel Hasil Perhitungan SFC Pada Bahan Bakar Solar 99% + Serbuk padi 1 % Beban 800 Watt
Beban
Putaran ( RPM )
Daya (Watt )
ṁf SFC
(g/kWh) (kg/jam)
800
700 350,57 0,3600 1026,840 800 459,18 0,4523 984,956 900 603,97 0,5815 962,790 1000 731,24 0,6830 934,063 1100 830,29 0,7384 889,329 1200 993,61 0,8676 873,197
(45)
4.3.3 Besarnya SFC Pada Bahan Bakar Solar + Serbuk kulit padi 2,5% Cara menghitung besarnya SFC untuk campuran solar 97,5% dan Serbuk kulit padi 2,5% sama seperti cara menghitung daya pada bahan bakar solar. Adapun besarnya SFC pada penelitian dengan bahan bakar solar 97,5% + serbuk kulit padi 2,5% dapat dilihat dibawah ini:
Untuk beban 400 Watt Putaran : 700 rpm
ṁ f = ������ ��ℎ�������
�
x
3600= 0,0268
300
x
3600 = 0,3214 kg/jam Maka :SFC = ��� 10
3
��
= 0,3214 �10
3
0,1595
= 2014,628 g/kW.h Putaran : 800 rpm
ṁ f = ������ ��ℎ�������
�
x
3600= 0,0268
300
x
3600 = 0,3214 kg/jam Maka :SFC = ��� 10
3
(46)
= 0,3214 �10
3 0,2429
= 1322,923 g/kW.h
Dengan cara perhitungan yang sama untuk setiap jenis bahan bakar, variasi putaran mesin dan variasi beban, maka hasil perhitungan SFC untuk setiap kondisi tersebut dapat dilihat pada dibawah ini:
Tabel 4.21 Tabel Hasil Perhitungan SFC Pada Bahan Bakar Solar 97,5% + Serbuk padi 2,5 % Beban 400 Watt
Beban Putaran ( RPM )
Daya (Watt )
ṁf SFC
(g/kWh) (kg/jam)
400 700 159,51 0,3214 2014,628 800 242,92 0,3214 1322,923 900 359,59 0,4120 1145,739 1000 458,01 0,4697 1025,472 1100 613,96 0,6262 1019,996 1200 637,12 0,7086 1112,255
Untuk beban 800 Watt Putaran : 700 rpm
ṁ f = ������ ��ℎ�������
�
x
3600= 0,0288
300
x
3600 = 0,3461 kg/jam Maka :(47)
SFC = ��� 10
3
��
= 0,3461 �10
3
0,3600
= 961,209 g/kW.h Putaran : 800 rpm
ṁ f = ������ ��ℎ�������
�
x
3600= 0,0247
300
x
3600 = 0,2966kg/jam Maka :SFC = ��� 10
3
��
= 0,2966�10
3
0,4537
= 653,795g/kW.h
Dengan cara perhitungan yang sama untuk setiap jenis bahan bakar, variasi putaran mesin dan variasi beban, maka hasil perhitungan SFC untuk setiap kondisi tersebut dapat dilihat pada dibawah ini:
Tabel 4.22 Tabel Hasil Perhitungan SFC Pada Bahan Bakar Solar 97,5% + Serbuk padi 2,5 % Beban 800 Watt
Beban
Putaran ( RPM )
Daya (Watt ) ṁf SFC (g/kWh) (kg/jam ) 800
700 360,05 0,3461 961,209 800 453,72 0,2966 653,795
(48)
900 545,53 0,4614 845,861 1000 767,94 0,5356 697,453 1100 954,55 0,6674 699,222 1200 1063,54 0,7910 743,778
4.3.4 Besarnya SFC Pada Bahan Bakar Solar + Serbuk kulit padi 5% Cara menghitung besarnya SFC untuk campuran solar 95% dan Serbuk kulit padi 5% sama seperti cara menghitung daya pada bahan bakar solar. Adapun besarnya SFC pada pengujian dengan bahan bakar solar 95% + serbuk kulit padi 5% dapat dilihat dibawah ini,
Untuk beban 400 Watt Putaran : 700 rpm
ṁ f = ������ ��ℎ�������
�
x
3600= 0,0117
300
x
3600 = 0,1400 kg/jam Maka :SFC = ��� 10
3
��
= 0,1400 �10
3
0,1108
= 761,777g/kW.h Putaran : 800 rpm
ṁ f = ������ ��ℎ�������
(49)
= 0,0226
300
x
3600 = 0,2707 kg/jam Maka :SFC = ��� 10
3
��
= 0,2707 �10
3 0,1963
= 1379,01 g/kW.h
Dengan cara perhitungan yang sama untuk setiap jenis bahan bakar, variasi putaran mesin dan variasi beban, maka hasil perhitungan SFC untuk setiap kondisi tersebut dapat dilihat pada dibawah ini:
Tabel 4.23 Tabel Hasil Perhitungan SFC Pada Bahan Bakar Solar 95%+ Serbuk padi 5 % Beban 400 Watt
Beban Putaran ( RPM )
Daya (Watt )
ṁf SFC
(g/kWh) (kg/jam)
400 700 183,83 0,1400 761,777 800 196,29 0,2707 1379,160 900 282,11 0,3078 1090,909 1000 343,52 0,4481 1304,518 1100 380,04 0,7002 1842,454 1200 603,25 0,8169 1354,157
Untuk beban 800 Watt Putaran : 700 rpm
(50)
ṁ f = ������ ��ℎ�������
�
x
3600= 0,0226
300
x
3600 = 0, 2707 kg/jam Maka :SFC = ��� 10
3
��
= 0,2707 �10
3
0,3468
= 780,752 g/kW.h Putaran : 800 rpm
ṁ f = ������ ��ℎ�������
�
x
3600= 0,0284
300
x
3600 = 0,3408kg/jam Maka :SFC = ��� 10
3
��
= 0,3408�10
3
0,4045
= 842,363 g/kW.h
Dengan cara perhitungan yang sama untuk setiap jenis bahan bakar, variasi putaran mesin dan variasi beban, maka hasil perhitungan SFC untuk setiap kondisi tersebut dapat dilihat pada dibawah ini:
(51)
Tabel 4.24 Tabel Hasil Perhitungan SFC Pada Bahan Bakar Solar + Serbuk padi 5 % Beban 800 Watt
Beban Putaran ( RPM )
Daya (Watt )
ṁf SFC
(g/kWh) (kg/jam)
800 700 346,77 0,2707 780,752 800 404,53 0,3408 842,363 900 541,41 0,4341 801,835 1000 603,87 0,5648 935,352 1100 698,41 0,7142 1022,614 1200 946,5 0,9709 1025,826
Perbandingan SFC untuk masing-masing pengujian pada tiap variasi beban dan putaran dapat dilihat pada gambar berikut:
Gambar 4.5 Grafik SFC Vs Putaran pada beban 400 Watt untuk setiap bahan bakar
(52)
Gambar 4.6 Grafik SFC Vs Putaran pada beban 800 Watt untuk setiap bahan bakar
Analisa :
1. Besarnya nilai SFC semakin meningkat sehubung dengan penambahan serbuk kulit padi.
2. Besarnya nilai SFC sangat dipengaruhi oleh besar kecil nilai laju aliran bahan bakar. Semakin besar nilai laju aliran bahan bakar, semakin besar pula konsumsi bahan bakar spesifiknya, demikian sebaliknya.
3. Pada pembebanan 400 Watt, SFC minimum dihasilkan pada pengujian solar dengan putaran 900 rpm yakni sebesar 733,587 g/kWh dan SFC maksimum dihasilkan pada pengujian solar 97,5%+Serbuk Kulit padi 2,5% dengan putaran 700 rpm yakni sebesar 2014,628
4. Pada pembebanan 800 Watt, SFC minimum dihasilkan pada pengujian solar dengan putaran 800 rpm yakni sebesar 577,402 g/kWh dan SFC maksimum dihasilkan pada pengujian solar dengan putaran 700 rpm yakni sebesar 1204,167
4.4 Rasio Udara Bahan Bakar (AFR)
Rasio Udara Bahan Bakar (AFR) dari masing-masing pengujian pada tiap variasi beban dan putaran dapat dihitung menggunakan persamaan berikut
(53)
���=�� �� =
ṁ�
ṁ� ... (4.5) [Lit. 3 hal 284]
Dimana: �� = massa udara di dalam silinder per siklus
�� = massa bahan bakar di dalam silinder per siklus ṁ� = laju aliran udara didalam mesin
ṁ� = laju aliran bahan bakar di dalam mesin
Pada perhitungan sebelumnya telah diketahui nilai ṁ� untuk setiap
variasi putaran dan beban jumlah lampu, sehingga yang perlu di hitung
berikutnya adalah �� dan ṁ� yang dihitung menurut persamaan berikut:
�� =��(���.�+���) ... (4.6) [Lit. 3 hal 284]
Dimana: Pi = Tekanan udara masuk silinder
Ti = Temperatur udara masuk silinder R = Konstanta udara
Vd = Volume silinder Vc = Volume sisa
�� = (�4)�2� ... (4.7) [Lit. 3 hal 284]
Dimana: B = Diameter Silinder
S = Stroke (Panjang Langkah)
�� =���−�1 ... (4.8) [Lit. 3 hal 284]
Dimana: rc = Rasio Kompresi
Didapat beberapa data yang digunakan untuk mencari nilai ma
P
yaitu i
R = 0,287 kJ/kg.K = 85 kPa
(54)
Ti
B = 75 mm = 0,075 m = 333 K
S = 80 mm = 0,08 m
Maka untuk mencari nilai ma maka kita akan mencari nilai Vd dan Vc
�� = 0,00035 m
terlebih dahulu
�� = (�4)�2� �� = (
3,14
4 )0,075
20,08
Kemudian kita mencari nilai V
3 c
�� =��� � −1 �� =
0,00035 22−1
�� = 0,00002 m
Setelah mendapatkan nilai V
3
d dan Vc maka sekarang kita mencari nilai
dari ma
�� =��(�� +��)
�.��
�� =
85 ���(0,00035 m3+ 0,00002 m3 )
0,287kgkJ. K . 333 K
�� = 0,00033��� − �������
Maka:
ṁ� = �0,00033��� − �������� (1 ���)�
3600 ��� 60 ��� � �
1 ����� 2 ��� �
(55)
ṁ� = 35,5469307�����
4.4.1 Besarnya AFR Pada Bahan Bakar Solar Murni
Dalam penelitian ini, perhitungan AFR akan dibagi menjadi dua yaitu untuk beban 400 Watt dan 800 Watt. Pada penelitian ini putaran yang dipakai yaitu pada putaran 700 rpm, 800 rpm, 900 rpm, 1000 rpm, 1100 rpm, dan 1200 rpm
Untuk beban 400 Watt Putaran : 700 rpm
ṁ� = 35,5469307 ��/���
ṁ� = 0,1234 ��/���
Sehingga:
���= ṁ�
ṁ�
��� =35,5469307 ��/��� 0,1234 ��/���
���= 288,0440
Putaran : 800 rpm
ṁ� = 35,5469307��/��� ṁ� = 0,1988 ��/��� Sehingga:
���= ṁ�
ṁ�
��� =35,5469307 ��/��� 0,1988 ��/���
(56)
Dengan cara perhitungan yang sama untuk setiap jenis bahan bakar, variasi putaran mesin dan variasi beban, maka hasil perhitungan AFR untuk setiap kondisi tersebut dapat dilihat pada dibawah ini:
Tabel 4.25 Tabel Hasil Perhitungan AFR Pada Bahan Bakar Solar Murni Beban 400 Watt
Beban Putaran (RPM )
ṁa ṁ
(kg/jam)
f AFR
(kg/jam)
400 700 35,5469 0,1234 288,0440 800 35,5469 0,1988 178,7859 900 35,5469 0,2262 157,1149 1000 35,5469 0,3291 108,0165 1100 35,5469 0,4936 72,0110 1200 35,5469 0,5999 59,2548
Untuk beban 800 Watt Putaran : 700 rpm
ṁ� = 35,5469307 ��/��� ṁ� = 0,1988 ��/���
Sehingga:
���= ṁ�
ṁ�
��� =35,5469307 ��/��� 0,1988 ��/���
(57)
Putaran : 800 rpm
ṁ� = 35,5469307 ��/���
ṁ� = 0,2502��/���
Sehingga:
���= ṁ�
ṁ�
��� =35,5469307 ��/��� 0,2502 ��/���
���= 142,0491
Dengan cara perhitungan yang sama untuk setiap jenis bahan bakar, variasi putaran mesin dan variasi beban, maka hasil perhitungan SFC untuk setiap kondisi tersebut dapat dilihat pada dibawah ini:
Tabel 4.26 Tabel Hasil Perhitungan SFC Pada Bahan Bakar Solar Murni Beban 800 Watt
Beban Putaran ( RPM )
ṁa ṁ
(kg/jam)
f AFR
(kg/jam )
800 700 35,5469307 0,1988 178,7859 800 35,5469307 0,2502 142,0491 900 35,5469307 0,3188 111,5009 1000 35,5469307 0,4148 85,6990 1100 35,5469307 0,5245 67,7751 1200 35,5469307 0,7130 49,8538
4.4.2 Besarnya AFR Pada Bahan Bakar Solar Murni + Serbuk kulit padi 1% Cara menghitung besarnya AFR untuk campuran solar 99% dan Serbuk kulit padi 1% sama seperti cara menghitung daya pada bahan bakar solar. Adapun besarnya AFR pada pengujian dengan bahan bakar solar 99% + serbuk kulit padi 1% dapat dilihat dibawah ini,
(58)
Untuk beban 400 Watt Putaran : 700 rpm
ṁ� = 35,5469307 ��/���
ṁ� = 0,2954��/���
Sehingga:
���= ṁ�
ṁ�
��� =35,5469307 ��/��� 0,2954 ��/���
���= 120,3512
Putaran : 800 rpm
ṁ� = 35,5469307 ��/��� ṁ� = 0,4061 ��/��� Sehingga:
���= ṁ�
ṁ�
��� =35,5469307 ��/��� 0,4061 ��/���
���= 87,5273
Dengan cara perhitungan yang sama untuk setiap jenis bahan bakar, variasi putaran mesin dan variasi beban, maka hasil perhitungan AFR untuk setiap kondisi tersebut dapat dilihat pada dibawah ini:
Tabel 4.27 Tabel Hasil Perhitungan AFR Pada Bahan Bakar Solar +Serbuk kulit Padi 1 % Beban 400 Watt
(59)
Beban Putaran ( RPM ) ṁa
ṁ
(kg/jam) f AFR
(kg/jam)
400
700 35,5469307 0,2954 120,3512 800 35,5469307 0,4061 87,5273 900 35,5469307 0,5077 70,0222 1000 35,5469307 0,5907 60,1752 1100 35,5469307 0,6738 52,7565 1200 35,5469307 0,8030 44,2668
Untuk beban 800 Watt Putaran : 700 rpm
ṁ� = 35,5469307��/���
ṁ� = 0,36 ��/���
Sehingga:
���= ṁ�
ṁ�
��� =35,5469307 ��/��� 0,36 ��/���
���= 98,7481
Putaran : 800 rpm
ṁ� = 35,5469307 ��/��� ṁ� = 0,4523 ��/���
Sehingga:
���= ṁ�
(60)
��� =35,5469307 ��/��� 0,4523 ��/���
���= 78,5964
Dengan cara perhitungan yang sama untuk setiap jenis bahan bakar, variasi putaran mesin dan variasi beban, maka hasil perhitungan AFR untuk setiap kondisi tersebut dapat dilihat pada dibawah ini:
Tabel 4.28 Tabel Hasil Perhitungan AFR Pada Bahan Bakar Solar +Serbuk kulit Padi 1 % Beban 800 Watt
Beban Putaran ( RPM )
ṁa(kg/jam) ṁf AFR
(kg/jam)
800 700 35,5469307 0,3600 98,7481 800 35,5469307 0,4523 78,5964 900 35,5469307 0,5815 61,1301 1000 35,5469307 0,6830 52,0435 1100 35,5469307 0,7384 48,1402 1200 35,5469307 0,8676 40,9706
4.4.3 Besarnya AFR Pada Bahan Bakar Solar Murni + Serbuk kulit padi 2,5 %
Cara menghitung besarnya AFR untuk campuran solar 97,5% dan Serbuk kulit padi 2,5% sama seperti cara menghitung daya pada bahan bakar solar. Adapun besarnya AFR pada penelitian dengan bahan bakar solar 97,5% + serbuk kulit padi 2,5% dapat dilihat dibawah ini,
Untuk beban 400 Watt Putaran : 700 rpm
ṁ� = 35,5469307 ��/���
(61)
Sehingga:
���= ṁ�
ṁ�
��� =35,5469307 ��/��� 0,3214 ��/���
���= 110,6140
Putaran : 800 rpm
ṁ� = 35,5469307 ��/���
ṁ� = 0,3214 ��/���
Sehingga:
���= ṁ�
ṁ�
��� =35,5469307 ��/��� 0,3214 ��/���
���= 110,6140
Dengan cara perhitungan yang sama untuk setiap jenis bahan bakar, variasi putaran mesin dan variasi beban, maka hasil perhitungan AFR untuk setiap kondisi tersebut dapat dilihat pada dibawah ini:
Tabel 4.29 Tabel Hasil Perhitungan AFR Pada Bahan Bakar Solar +Serbuk kulit Padi 2,5 % Beban 400 Watt
Beban Putaran ( RPM ) ṁa
ṁ
(kg/jam) f AFR
(kg/jam)
400
700 35,5469307 0,3214 110,6140 800 35,5469307 0,3214 110,6140 900 35,5469307 0,4120 86,2790 1000 35,5469307 0,4697 75,6833 1100 35,5469307 0,6262 56,7625
(62)
1200 35,5469307 0,7086 50,1622
Untuk beban 800 Watt Putaran : 700 rpm
ṁ� = 35,5469307��/���
ṁ� = 0,3461 ��/���
Sehingga:
���= ṁ�
ṁ�
���= 35,5469307��/��� 0,3461 ��/���
���= 102,7130
Putaran : 800 rpm
ṁ� = 35,5469307��/��� ṁ� = 0,2966 ��/��� Sehingga:
���= ṁ�
ṁ�
���= 35,5469307��/��� 0,2966 ��/���
���= 119,8319
Dengan cara perhitungan yang sama untuk setiap jenis bahan bakar, variasi putaran mesin dan variasi beban, maka hasil perhitungan AFR untuk setiap kondisi tersebut dapat dilihat pada dibawah ini:
(63)
Tabel 4.30 Tabel Hasil Perhitungan AFR Pada Bahan Bakar Solar +Serbuk kulit Padi 2,5 % Beban 800 Watt
Beban Putaran ( RPM ) ṁa
ṁ
(kg/jam) f AFR (kg/jam)
800
700 35,5469307 0,3461 102,7130 800 35,5469307 0,2966 119,8319 900 35,5469307 0,4614 77,0348 1000 35,5469307 0,5356 66,3684 1100 35,5469307 0,6674 53,2586 1200 35,5469307 0,7910 44,9370
4.4.4 Besarnya AFR Pada Bahan Bakar Solar Murni + Serbuk kulit padi 5% Cara menghitung besarnya AFR untuk campuran solar 95% dan Serbuk kulit padi 5% sama seperti cara menghitung daya pada bahan bakar solar. Adapun besarnya AFR pada pengujian dengan bahan bakar solar 95% + serbuk kulit padi 5% dapat dilihat dibawah ini,
Untuk beban 400 Watt Putaran : 700 rpm
ṁ� = 35,5469307 ��/���
ṁ� = 0,14 ��/���
Sehingga:
���= ṁ�
ṁ�
��� =35,5469307 ��/��� 0,14 ��/���
���= 253,8341
(64)
ṁ� = 35,5469307 ��/���
ṁ� = 0,2707 ��/���
Sehingga:
���= ṁ�
ṁ�
��� =35,5469307 ��/��� 0,2707 ��/���
���= 131,3052
Dengan cara perhitungan yang sama untuk setiap jenis bahan bakar, variasi putaran mesin dan variasi beban, maka hasil perhitungan AFR untuk setiap kondisi tersebut dapat dilihat pada dibawah ini:
Tabel 4.31 Tabel Hasil Perhitungan AFR Pada Bahan Bakar Solar +Serbuk kulit Padi 5 % Beban 400 Watt
Beban Putaran ( RPM )
ṁa(kg/jam) ṁf AFR
(kg/jam)
400 700 35,5469307 0,1400 253,8341 800 35,5469307 0,2707 131,3052 900 35,5469307 0,3078 115,5021 1000 35,5469307 0,4481 79,3232 1100 35,5469307 0,7002 50,7668 1200 35,5469307 0,8169 43,5144
Untuk beban 800 Watt Putaran : 700 rpm
(65)
ṁ� = 0,2707 ��/��� Sehingga:
���= ṁ�
ṁ�
��� =35,5469307 ��/��� 0,2707 ��/���
���= 131,2935
Putaran : 800 rpm
ṁ� = 35,5469307 ��/��� ṁ� = 0,3408 ��/���
Sehingga:
���= ṁ�
ṁ�
��� =35,5469307 ��/��� 0,3408 ��/���
���= 104,3154
Dengan cara perhitungan yang sama untuk setiap jenis bahan bakar, variasi putaran mesin dan variasi beban, maka hasil perhitungan AFR untuk setiap kondisi tersebut dapat dilihat pada dibawah ini:
Tabel 4.32 Tabel Hasil Perhitungan AFR Pada Bahan Bakar Solar +Serbuk kulit Padi 5 % Beban 800 Watt
Beban Putaran ( RPM ) ṁa
ṁ
(kg/jam) f AFR (kg/jam)
800
700 35,5469307 0,2707 131,2935 800 35,5469307 0,3408 104,3154 900 35,5469307 0,4341 81,8820
(66)
1000 35,5469307 0,5648 62,9341 1100 35,5469307 0,7142 49,7714 1200 35,5469307 0,9709 36,6107
Perbandingan AFR untuk masing-masing pengujian pada tiap variasi beban dan putaran dapat dilihat pada gambar berikut:
Gambar 4.7 Grafik AFR Vs Putaran pada beban 400 Watt untuk setiap bahan bakar
(67)
Gambar 4.8 Grafik AFR Vs Putaran pada beban 800 Watt untuk setiap bahan bakar
Analisa :
1. Penambahan sebuk kulit padi menyebabkan nilai AFR semakin menurun. 2. Semakin tinggi putaran dan beban mesin, maka semakin kecil ratio
perbandingan udara bahan bakar. Ini disebabkan karena pada putaran dan beban maksimal mesin mengalami “overlap” dimana pada saat ini terjadi proses pembakaran yang sangat cepat dimana diperlukan bahan bakar dengan jumlah besar, sehingga diperlukan udara yang besar pula untuk mengimbangi bahan bakar tersebut
3. Pada pembebanan 400 Watt, AFR minimum dihasilkan pada pengujian solar 95% + serbuk kulit padi 5% dengan putaran 1200 rpm yakni sebesar 43,5144 dan AFR maksimum dihasilkan pada pengujian solar dengan putaran 700 rpm yakni sebesar 288,0440.
4. Pada pembebanan 800 Watt, AFR minimum dihasilkan pada pengujian solar 95% + serbuk kulit padi 5% dengan putaran 1200 rpm yakni sebesar 36,6107 dan AFR maksimum dihasilkan pada pengujian solar dengan putaran 700 rpm yakni sebesar 178,785.
(68)
4.5 Efisiensi Thermal Brake (ETB)
Efisiensi thermal brake dari masing-masing pengujian pada tiap variasi beban dan putaran dapat dihitung menggunakan persamaan berikut :
ηb
dimana : = ��
�� . ���3600 ... (4.9) [Lit. 3 hal 59]
η
bCV : nilai kalor bahan bakar (kj/kg) : efisiensi thermal brake
Ƞc
4.5.1 Besarnya Efesiensi Thermal Brake Pada Bahan Bakar Solar Murni : Efisiensi Pembakaran (0,97)
Beban : 400 Watt
CV solar = 56171,9168 kj/kg Putaran : 700 rpm
Pada putaran 700 rpm, nilai ṁf dapat dilihat pada perhitungan nilai ṁf untuk
putaran 700 rpm. Untuk nilai ṁf pada variasi putaran yang lain juga dapat dilihat
pada perhitungan nilai ṁf
Putaran : 700 rpm
pada masing-masing variasi putarannya. Untuk nilai kalor (Caloric Value,CV) untuk masing-masing bahan bakar dapat dilihat pada lampiran hasil pengujian menggunakan bom kalorimeter.
ηb
= 0,1108
0,0,1234 � 56171 ,9168 x0,97�3600
= ṁ��
���ƞ��3600
= 0,059319 = 5,9314 % Putaran : 800 rpm
(69)
ηb
= 0,2253
0,1988 � 56171 ,9168 x0,97�3600
= ��
ṁ���ƞ��3600
= 0,074874 = 7,4874 %
Dengan cara perhitungan yang sama untuk setiap jenis bahan bakar, variasi putaran mesin dan variasi beban, maka hasil perhitungan efisiensi thermal brake untuk setiap kondisi tersebut dapat dilihat pada dibawah ini:
Tabel 4.33 Tabel Hasil Perhitungan Efisiensi Thermal Brake Pada Bahan Bakar Solar Murni Beban 400 Watt.
Beban Putaran ( RPM)
Daya (kW) QHV (kJ/kg)
ṁf ƞb (%)
(kg/jam) 400
Watt
700 0,1108 56171,9 0,1234 5,9319 800 0,22531 56171,9 0,1988 7,4874 900 0,30841 56171,9 0,2262 9,0066 1000 0,40945 56171,9 0,3291 8,2205 1100 0,4644 56171,9 0,4936 6,2159 1200 0,68612 56171,9 0,5999 7,5567
Beban 800 Watt Putaran : 700 rpm
ηb
= 0,1651
0,1988 � 56171 ,9168 x0,97�3600
= ��
�� . ���
3600
= 0,054869 = 5,4869% Putaran : 800 rpm
ηb = ���
(70)
= 0,4334
0,10496 � 59411,9168�3600
= 0,114428= 11,4428%
Dengan cara perhitungan yang sama untuk setiap jenis bahan bakar, variasi putaran mesin dan variasi beban, maka hasil perhitungan efisiensi thermal brake untuk setiap kondisi tersebut dapat dilihat pada dibawah ini:
Tabel 4.34 Tabel Hasil Perhitungan Efisiensi Thermal Brake Pada Bahan Bakar Solar Murni Beban 800 Watt.
Beban Putaran
( RPM) Daya (kW)
QHV (kJ/kg)
ṁf
ƞb (%) (kg/jam)
800 Watt
700 0,16511 56171,9 0,1988 5,4869 800 0,4334 56171,9 0,2502 11,4428 900 0,51847 56171,9 0,3188 10,7451 1000 0,66138 56171,9 0,4148 10,5350 1100 0,76712 56171,9 0,5245 9,6637 1200 1,0918 56171,9 0,7130 10,1170
4.5.2 Besarnya Efisiensi Thermal Brake Pada Bahan Bakar Solar + Serbuk Padi 1%
Cara menghitung besarnya efisiensi thermal brake untuk campuran solar 99% dan Serbuk kulit padi 1% sama seperti cara menghitung daya pada bahan bakar solar. Adapun besarnya efisiensi thermal brake pada pengujian dengan bahan bakar solar 99% + serbuk kulit padi 1% dapat dilihat dibawah ini, Beban 400 Watt
CV: 55436,6208 kj/kg Putaran : 700 rpm
(71)
ηb
= 0,1749
0,2954 � 55436 ,6208 � 0,97 �3600
= ��
ṁ���ƞ��3600
= 0,039653 = 3,9653 % Putaran : 800 rpm
ηb
= 0,2906
0,4061 � 55436 ,6208 � 0,97 �3600
= ṁ��
���ƞ��3600
= 0,047898 = 4,7898 %
Dengan cara perhitungan yang sama untuk setiap jenis bahan bakar, variasi putaran mesin dan variasi beban, maka hasil perhitungan efisiensi thermal brake untuk setiap kondisi tersebut dapat dilihat pada dibawah ini:
Tabel 4.35 Tabel Hasil Perhitungan Efisiensi Thermal Brake Pada Bahan Bakar Solar 99%+ Serbuk Kulit Padi 1% pada Beban 400 Watt.
Beban Putaran
( RPM) Daya (kW)
QHV (kJ/kg)
ṁf
ƞb (%) (kg/jam)
400 Watt
0,17494 55436,6208 0,2954 3,9653 0,17494 0,29056 55436,6208 0,4061 4,7898 0,29056 0,38012 55436,6208 0,5077 5,0129 0,38012 0,49058 55436,6208 0,5907 5,5598 0,49058 0,60156 55436,6208 0,6738 5,9771 0,60156 0,67151 55436,6208 0,8030 5,5984 0,67151
(72)
Putaran : 700 rpm
ηb
= 0,3506
0,36 � 55436 ,6208 � 0,97 �3600
= ��
ṁ���ƞ��3600
= 0,065198= 6,5198% Putaran : 800 rpm
ηb
= 0,4592
0,4523 �55436 ,6208 � 0,97 �3600
= ��
ṁ���ƞ��3600
= 0,067970= 6,7970 %
Dengan cara perhitungan yang sama untuk setiap jenis bahan bakar, variasi putaran mesin dan variasi beban, maka hasil perhitungan efisiensi thermal brake untuk setiap kondisi tersebut dapat dilihat pada dibawah ini:
Tabel 4.36 Tabel Hasil Perhitungan Efisiensi Thermal Brake Pada Bahan Bakar Solar 99%+ Serbuk Kulit Padi 1% pada Beban 800 Watt.
Beban Putaran
( RPM) Daya (kW)
QHV (kJ/kg)
ṁf
ƞb (%) (kg/jam)
800 Watt
0,35057 55436,6208 0,3600 6,5198 0,35057 0,45918 55436,6208 0,4523 6,7970 0,45918 0,60397 55436,6208 0,5815 6,9535 0,60397 0,73124 55436,6208 0,6830 7,1673 0,73124 0,83029 55436,6208 0,7384 7,5279 0,83029 0,99361 55436,6208 0,8676 7,6669 0,99361
(73)
4.5.3 Besarnya Efisiensi Thermal Brake Pada Bahan Bakar Solar + Serbuk kulit padi 2,5%
Cara menghitung besarnya efisiensi thermal brake untuk campuran solar 97,5% dan Serbuk kulit padi 2,5% sama seperti cara menghitung daya pada bahan bakar solar. Adapun besarnya efisiensi thermal brake pada pengujian dengan bahan bakar solar 97,5% + serbuk kulit padi 2,5% dapat dilihat dibawah ini, Beban 400 Watt
CV : 54995,4432 kj/kg Putaran : 700 rpm
ηb
= 0,1595
0,3214 � 54995,4432 x 0,97�3600
= ṁ��
���ƞ��3600
= 0,033497 = 3,3497 % Putaran : 800 rpm
ηb
= 0,2429
0,3214 � 54995,4432 x 0,97 �3600
= ṁ��
���ƞ��3600
= 0,051012= 5,1012 %
Dengan cara perhitungan yang sama untuk setiap jenis bahan bakar, variasi putaran mesin dan variasi beban, maka hasil perhitungan efisiensi thermal brake untuk setiap kondisi tersebut dapat dilihat pada dibawah ini:
Tabel 4.37 Tabel Hasil Perhitungan Efisiensi Thermal Brake Pada Bahan Bakar Solar 97,5%+ Serbuk Kulit Padi 2,5% pada Beban 400 Watt.
Beban Putaran
( RPM) Daya (kW)
QHV (kJ/kg)
ṁf
ƞb (%) (kg/jam)
(74)
400 Watt
700 0,15951 54995,4432 0,3214 3,3497 800 0,24292 54995,4432 0,3214 5,1012 900 0,35959 54995,4432 0,4120 5,8900 1000 0,45801 54995,4432 0,4697 6,5808 1100 0,61396 54995,4432 0,6262 6,6162 1200 0,63712 54995,4432 0,7086 6,0674
Beban 800 Watt Putaran : 700 rpm
ηb
= 0,36005
0,3461 � 54995,4432 x 0,97�3600
= ��
ṁ���ƞ��3600
= 0,070208 = 7,0208 % Putaran : 800 rpm
ηb
= 0,453727
0,2966 � 54995,4432 x 0,97 �3600
= ��
ṁ���ƞ��3600
= 0,106340= 10,6340 %
Dengan cara perhitungan yang sama untuk setiap jenis bahan bakar, variasi putaran mesin dan variasi beban, maka hasil perhitungan efisiensi thermal brake untuk setiap kondisi tersebut dapat dilihat pada dibawah ini:
Tabel 4.38 Tabel Hasil Perhitungan Efisiensi Thermal Brake Pada Bahan Bakar Solar 97,5%+ Serbuk Kulit Padi 2,5% pada Beban 800 Watt.
(75)
Beban Putaran
( RPM) Daya (kW)
QHV (kJ/kg)
ṁf
ƞb (%) (kg/jam)
800 Watt
700 0,36005 54995,4432 0,3461 7,0208 800 0,45372 54995,4432 0,2966 10,3220 900 0,54553 54995,4432 0,4614 7,9782 1000 0,76794 54995,4432 0,5356 9,6758 1100 0,95455 54995,4432 0,6674 9,6514 1200 1,06354 54995,4432 0,7910 9,0732
4.5.4 Besarnya Efisiensi Thermal Brake Pada Bahan Bakar Solar + Serbuk Padi 5%
Cara menghitung besarnya efisiensi thermal brake untuk campuran solar 95% dan Serbuk kulit padi 5% sama seperti cara menghitung daya pada bahan bakar solar. Adapun besarnya efisiensi thermal brake pada pengujian dengan bahan bakar solar 95% + serbuk kulit padi 5% dapat dilihat dibawah ini, Beban 400 Watt
CV : 44701,2992 kj/kg Putaran : 700 rpm
ηb
= 0,1108
0,14� 44701 ,2992 x0,97 �3600
= ��
ṁ���ƞ��3600
(76)
Putaran : 800 rpm
ηb
= 0,1963
0,2707� 44701 ,2992 x0,97�3600
= ��
ṁ���ƞ��3600
= 0,0602= 6,02 %
Dengan cara perhitungan yang sama untuk setiap jenis bahan bakar, variasi putaran mesin dan variasi beban, maka hasil perhitungan efisiensi thermal brake untuk setiap kondisi tersebut dapat dilihat pada dibawah ini:
Tabel 4.39 Tabel Hasil Perhitungan Efisiensi Thermal Brake Pada Bahan Bakar Solar 5%+ Serbuk Kulit Padi 5% pada Beban 400 Watt.
Beban Putaran
( RPM) Daya (kW)
QHV (kJ/kg)
ṁf
ƞb (%) (kg/jam)
400 Watt
700 0,18383 44701,2992 0,1400 10,8989 800 0,19629 44701,2992 0,2707 6,0200 900 0,28211 44701,2992 0,3078 7,6107 1000 0,34352 44701,2992 0,4481 6,3644 1100 0,38004 44701,2992 0,7002 4,5062 1200 0,60325 44701,2992 0,8169 6,1311
Beban: 800 Watt Putaran : 700 rpm
ηb
= 0,3468
0,2707 � 44701 ,2992 x0,97 �3600
= ṁ��
���ƞ��3600
(77)
Putaran : 800 rpm
ηb
= 0,4045
0,3408 � 44701 ,2992 x0,97�3600
= ��
ṁ���ƞ��3600
= 0,098562= 9,8562 %
Dengan cara perhitungan yang sama untuk setiap jenis bahan bakar, variasi putaran mesin dan variasi beban, maka hasil perhitungan efisiensi thermal brake untuk setiap kondisi tersebut dapat dilihat pada dibawah ini:
Tabel 4.40 Tabel Hasil Perhitungan Efisiensi Thermal Brake Pada Bahan Bakar Solar 5%+ Serbuk Kulit Padi 5% pada Beban 800 Watt.
Beban Putaran
( RPM) Daya (kW)
QHV (kJ/kg)
ṁf
ƞb (%) (kg/jam)
800 Watt
700 0,34677 44701,2992 0,2707 10,6340 800 0,40453 44701,2992 0,3408 9,8562 900 0,54141 44701,2992 0,4341 10,3544 1000 0,60387 44701,2992 0,5648 8,8764 1100 0,69841 44701,2992 0,7142 8,1189 1200 0,9465 44701,2992 0,9709 8,0935
Perbandingan Efisiensi Thermal untuk masing-masing pengujian pada tiap variasi beban dan putaran dapat dilihat pada gambar berikut:
(78)
Gambar 4.9 Grafik Efesiensi Thermal Brake Vs Putaran pada beban 400 Watt untuk setiap bahan bakar
Gambar 4.10 Grafik Efesiensi Thermal Brake Vs Putaran pada beban 800 Watt untuk setiap bahan bakar
Analisa :
1. Terjadi penurunan nilai efesiensi thermal brake jika dicampurkan dengan serbuk kulit padi.
(79)
2. Pada pembebanan 400 Watt, efisiensi thermal brake minimum dihasilkan pada pengujian solar 97,5% + serbuk kulit padi 2,5% dengan putaran 700 rpm yakni sebesar 3,3497 % dan efisiensi thermal brake maksimum dihasilkan pada pengujian solar 95%+ serbuk kulit padi 5% dengan putaran 700 rpm yakni sebesar 10,8989%.
3. Pada pembebanan 800 Watt, efisiensi thermal brake minimum dihasilkan pada pengujian solar dengan putaran 700 rpm yakni sebesar 5,4869% dan efisiensi thermal brake maksimum dihasilkan pada pengujian solar dengan putaran 800 rpm yakni sebesar 11,4428
4.6 Hasil Pembakaran
Untuk mengetahui Hasil pembakaran yang terjadi di dalam ruang bakar maka dilakukan penelitian terhadap nozel dari pada mesin diesel yang digunakan. Nozel berfungsi mengabutkan bahan bakar sebelum masuk ruang bakar Kekabutan dari bahan bakar itu akan sangat berpengaruh terhadap proses pembakaran yang terjadi di ruang bakar. Semakin kabut bahan bakar tersebut, maka pembakaran yang terjadi akan semakin sempurna dan efisiensi dari mesin tersebut akan semakin tinggi. Kita dapat melihat Kondisi awal nozel sebelum digunakan dalam pengujian pada gambar 4.11 dibawah ini :
(80)
Nozel yang belum digunakan memiliki permukaan yang bersih dan tidak ada kerak hitam sisa pembakaran pada permukaannya.
Gambar 4.12 Nozel yang telah digunakan dalam pengujian menggunakan bahan bakar solar murni
Dari gambar 4.12 diatas kita dapar melihat dipermukaan nosel sudah ditutupi oleh kerak hitam sisa pembakaran. Kerak hitam yang hampir menutupi seluruh permukaan ini pertanda bahwa pembakaran yang terjadi kurang bagus
(81)
Gambar 4.13 Nozel yang telah digunakan dalam pengujian menggunakan bahan bakar solar 99% + Serbuk Kulit Padi 1%
Dari Gambar 4.13 diatas dapat kita lihat bahwa permukaan nosel ditutupi kerak hitam yang menandakan pembakaran yang kurang bagus, namun belum tampak perbedaan yang mencolok dari tampilan nosel dari gambar 4.12 dan gambar 4.13
Gambar 4.14 Nozel yang telah digunakan dalam pengujian menggunakan bahan bakar solar 97,5% + Serbuk Kulit Padi 2,5%
Dari Gambar 4.14 diatas dapat kita lihat bahwa permukaan nosel ditutupi kerak hitam yang menandakan pembakaran yang kurang bagus, dari gambar sebelumnya tampak bahwa kerak hitam yang terjadi dari hasil pembakaran campuran bahan bakar solar 97,5% + Serbuk kulit padi 2,5 % lebih tebal dari pada pembakaran sebelumnya. Ini menandakan pembakaran yang terjadi lebih kurang baik dari pembakaran sebelumnya.
(82)
Gambar 4.15 Nozel yang telah digunakan dalam pengujian menggunakan bahan bakar solar 95% + Serbuk Kulit Padi 5%
Dari Gambar 4.15 diatas dapat kita lihat bahwa permukaan nosel ditutupi kerak hitam yang menandakan pembakaran yang kurang bagus,jika gambar 4.15 dibandingkan dengan gambar 4.12, 4.13, 4.14 maka tampak bahwa Nosel pada pembakaran solar 95% + serbuk kulit padi 5% lebih pekat dan ini menandakan bahwa pembakaranya lebih buruk dari pembakaran sebelumnya.
4.7 Emisi Gas Buang
Adapun Emisi Gas Buang yang dilihat dari Bahan Bakar ini Hanya Opacity nya saja. Adapun Hasil dari Opacity gas buang mesin ini yaitu:
1. Untuk Beban Lampu 400 Watt
Tabel 4.41 Tabel Hasil Opacity untuk Beban 400 Watt
No Bahan Bakar Value 1 Value 2 Value 3 Value 4 Opacity (Mean) %
1 Solar Murni 30.8 29.4 22.1 24.0 26.6
2 Solar + Serbuk kulit padi
1% 30.6 26.4 26.9 22.3 26.6
(83)
2.5%
4 Solar + Serbuk kulit padi
5% 42.6 45.2 35.5 44.1 41.9
2. Untuk Beban 800 Watt
Tabel 4.42 Tabel Hasil Opacity untuk Beban 800 Watt
No Bahan Bakar Value 1 Value 2 Value 3 Value 4 Opacity (Mean) %
1 Solar Murni 30.5 20.8 30.8 24.9 26.8
2 Solar + Serbuk kulit padi
1% 26.9 26.9 2.5 31.0 28.6
3 Solar + Serbuk kulit padi
2.5% 30.1 32.4 29.9 31.3 30.9
4 Solar + Serbuk kulit padi
5% 38.8 46.2 47.6 38.3 42.7
Dari hasil uji emisi diatas dapat dilihat bahwa semakin banyak campuran dari serbuk kulit padi pada solar maka nilai opasitasnya semakin besar. Hal ini mungkin disebabkan oleh hasil pembakaran serbuk kulit padi sehingga asap yang dihasilkan lebih pekat.
(84)
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan
Berikut kesimpulan yang dapat diambil dari hasil penelitian ini yaitu:| 1. Untuk pengarauh campuran serbuk kulit padi pada bahan bakar solar
terhadap performansi mesin genset diesel Dong Fa R175 dapat disimpulkan sebagai berikut:
• Untuk pencampuran serbuk kulit padi 1% dan 2,5 % daya yang dihasilkan semakin bertambah, namun untuk pencampuran 5 % daya yang dihasilkan semakin menurun. Daya yang dihasilkan sangat dipengaruhi oleh kecepatan putaran mesin dan pembebanan daya, semakin tinggi putaran dan pembebanan yang diberikan maka semakin tinggi pula daya yang akan dihasilkan. Daya maksimal yang dihasilkan pada bahan bakar solar beban 800 watt diperoleh pada putaran 1200 rpm, yaitu sebesar 1091,8 watt sedangkan daya minimum pada bahan bakar solar + serbuk padi 5% beban 400 watt diperoleh pada putaran 700 rpm, yaitu sebesar 110,8 watt.
• Untuk pencampuran serbuk kulit padi 1% dan 2,5 % torsi yang dihasilkan semakin bertambah, namun untuk pencampuran 5 % torsi yang dihasilkan semakin menurun. Nilai torsi mesin bergantung pada besar kecil daya dan putaran mesin. Semakin besar daya dan putaran mesin maka torsi semakin besar demikian sebaliknya.Torsi Minimum pada bahan bakar Solar+serbuk padi 5% beban 400 watt diperoleh pada putaran 700 rpm, yaitu sebesar 1,51 N.m. Sedangkan torsi Maksimum diperoleh pada bahan bakar Solar beban 800 Watt putaran 1200 rpm, yaitu sebesar 8,69 N.m
• Besarnya nilai SFC semakin meningkat sehubung dengan penambahan serbuk kulit padi.Besarnya nilai SFC sangat dipengaruhi oleh besar kecil nilai laju aliran bahan bakar. Semakin besar nilai laju aliran bahan bakar, semakin besar pula konsumsi bahan bakar spesifiknya, demikian sebaliknya.Semakin besar nilai laju aliran bahan bakar, semakin besar pula konsumsi bahan Bakar. SFC minimum pada bahan bakar Solar beban 800 watt putaran 800 rpm yaitu sebesar 577,402g/kW.jam. Sedangkan SFC Maksimum pada bahan bakar Solar+Serbuk Padi 2,5 % beban 400 watt putaran 700 rpm yaitu sebesar 2014,628 g/kW.jam.
(85)
• Penambahan sebuk kulit padi menyebabkan nilai AFR semakin menurun. Semakin tinggi putaran dan beban mesin, maka semakin kecil ratio perbandingan udara bahan bakar. Ini disebabkan karena pada putaran dan beban maksimal mesin mengalami “overlap” dimana pada saat ini terjadi proses pembakaran yang sangat cepat dimana diperlukan bahan bakar dengan jumlah besar, sehingga diperlukan udara yang besar pula untuk mengimbangi bahan bakar tersebut. Nilai AFR minimun pada campuran bahan bakar solar 95% + serbuk kulit padi 5% dengan beban 800 watt dan putaran 1200 rpm yakni sebesar 36,6107. Nilai AFR maximum pada bahan bakar solar dengan beban 400 watt dan putaran700 rpm yakni sebesar 288,0440.
• Terjadi penurunan nilai efesiensi thermal brake jika dicampurkan dengan serbuk kulit padi Nilai Efisiensi Thermal minimun pada campuran bahan bakar solar 97,5% + serbuk kulit padi 2,5% dengan beban 400 watt dan putaran 700 rpm yakni sebesar 3,3497. Nilai Efisiensi Thermal maximum pada bahan bakar solar dengan beban 800 watt dan putaran 800 rpm yakni sebesar 11,4428
2. Untuk Opasitas, Dari hasil uji emisi diatas dapat dilihat bahwa semakin banyak campuran dari serbuk kulit padi pada solar maka nilai opasitasnya semakin besar demikian sebaliknya. Hal ini mungkin disebabkan oleh hasil pembakaran serbuk kulit padi sehingga asap yang dihasilkan lebih pekat.
5.2 Saran
1. Melengkapi alat ukur pada saat pengujian untuk memperoleh hasil pengujian yang lebih baik
2. Menunggu putaran mesin stabil pada saat menaikkan dan menurunkan putaran agar mendapat putaran mesin yang tepat pada saat pengujian pada putaran yang berbeda melalui pembacaan pada tachometer
3. Mengembangkan pengujian ini menggunakan dengan Variasi Campuran bahan bakar yang berbeda
4. Mengunakan zat aditif pada proses pencampuran serbuk kulit padi dan solar agar keduanya menjadi homogen. Penelitian ini tidak menggunakan
(86)
senyawa pencampur (zat aditif) sehingga serbuk kulit padi dan solar tidak tercampur secara homogen.
5. Penelitian ini tepat untuk penggunaan mesin yang hidup konstan. Karena pengunaan pada mesin yang tidak konstan akan menyebabkan pengendapan serbuk kulit padi pada pompa mesin sehingga memungkinkan kerusakan pada pompa.
6. Adanya Alat pengaduk pada bahan bakar sehingga tidak terjadi endapan serbuk kulit padi.
(87)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Biomassa
Biomassa berasal dari kata bio dan massa. Biomassa adalah bahan organik yang dihasilkan melalui pross fotosintetik, baik berupa produk maupun buangan. dan istilah ini mula-mula digunakan dalam bidang ekologi untuk merujuk pada jumlah hewan dan tumbuhan. Setelah isu goncangan minyak terjadi, makna kata itu diperluas melebihi bidang ekologi dan maknanya kini menjadi “sumber daya biologi sebagai sumber energi”, dikarenakan ada desakan agar sumber energi alternatif (baru) dipromosikan. Hingga kini masih belum ada definisi yang spesifik untuk biomassa dan definisinya bisa berbeda dari satu bidang ke bidang yang lain. Dari perspektif sumber daya energi, definisi umumnya adalah biomassa merupakan segala sesuatu yang bermassa dan memiliki nilai kalor serta bersifat organik. Seiring dengan itu, biomassa tidak hanya mencakup berbagai jenis tanaman pertanian, kayu, tumbuhan perairan, pertanian konvensional yang lain, kehutanan, sumber daya perikanan tetapi juga mencakup s isa fermentasi alkohol, dan limbah industry organik lainnya.
Agar biomassa bisa digunakan sebagai bahan bakar maka diperlukan teknologi untuk mengkonversinya. Terdapat beberapa teknologi untuk konversi biomassa, dijelaskan pada Gambar 2.1. Teknologi konversi biomassa tentu saja membutuhkan perbedaan pada alat yang digunakan untuk mengkonversi biomassa dan menghasilkan perbedaan bahan bakar yang dihasilkan. Untuk menghasilkan biomassa serbuk kulit padi ini kita mengunakan teknologi proses mekanik yakni size reduction (Pengurangan Ukuran).
(88)
Gambar 2.1 Teknologi Konversi Biomassa [lit.14]
2.2 Komposisi Bahan Baku
Padi merupakan suatu tanaman yang sudah tidak langka lagi di Indonesia. Karena pada umumnya masyarakat indonesia mengkonsumsi beras sebagai makanan pokoknya. Adapun klasisfikasi tanaman padi secara biologi yaitu:
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh) Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Liliopsida (berkeping satu / monokotil)
Sub Kelas : Commelinidae
Ordo : Poales
Famili
Genus
Spesies : Oryza sativa L.
Drying
Size Reduction
Densification Pellets, Briquettes
Direct Combustion Steam, Heat
Pyrolysis Fuel gas, Bio-oil, Char
Gasification Synthesis gas
Liquefaction Hydrocarbons, Bio-oil
Co-Firing Steam, Heat
Fermentation Alcohol
Anaerobic Digestion Biogas, Fertilizer MECHANICAL
PROCESS
BIOLOGICAL PROCESS THERMO-CHEMICAL
PROCESS BIOMASS
(1)
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Komposisi Kimia Kulit Biji Padi Secara Teori ... 7 Tabel 2.2 Standart Emisi Gas Buang ... 19 Tabel 4.1 Hasil Perhitungan Daya Pada Bahan Bakar Solar Murni
Beban 400 Watt ... 31 Tabel 4.2 Tabel Hasil Perhitungan Daya Pada Bahan Bakar Solar
Murni Beban 800 Watt ... 32 Tabel 4.3 Tabel Hasil Perhitungan Daya Pada Bahan Bakar Solar 99%
+ Serbuk kulit padi 1% Beban 400 Watt ... 33 Tabel 4.4 Tabel Hasil Perhitungan Daya Pada Bahan Bakar Solar 99%
+Serbuk kulit padi 1% Beban 800 Watt ... 34 Tabel 4.5 Tabel Hasil Perhitungan Daya Pada Bahan Bakar
Solar 97,5% +Serbuk kulit padi 2,5% Beban 400 Watt ... 35 Tabel 4.6 Tabel Hasil Perhitungan Daya Pada Bahan Bakar
Solar 97,5% +Serbuk kulit padi 2,5% Beban 800 Watt ... 36 Tabel 4.7 Tabel Hasil Perhitungan Daya Pada Bahan Bakar
Solar 95%+Serbuk kulit padi 5% Beban 400 Watt ... 37 Tabel 4.8 Tabel Hasil Perhitungan Daya Pada Bahan Bakar
Solar 95%+Serbuk Kulit Padi 5% Beban 800 Watt ... 38 Tabel 4.9 Hasil Perhitungan Torsi Untuk Bahan Bakar Solar Murni
Pada Variasi Putaran Dan Beban Tetap 400 Watt ... 42 Tabel 4.10 Hasil Perhitungan Torsi Untuk Bahan Bakar Solar Murni
(2)
Pada Variasi Putaran Dan Beban Tetap 800 Watt ... 43 Tabel 4.11 Tabel Hasil Perhitungan Torsi Pada Bahan Solar 99%+
Serbuk kulit padi 1 % Beban 400 Watt ... 44 Tabel 4.12 Tabel Hasil Perhitungan Torsi Pada Bahan Solar 99% +
Serbuk kulit padi 1 % Beban 800 Watt ... 45 Tabel 4.13 Tabel Hasil Perhitungan Torsi Pada Bahan Bakar
Solar 97,5%+ Serbuk kulit padi 2,5% ... 46 Tabel 4.14 Tabel Hasil Perhitungan Torsi Pada Bahan Bakar
Solar 97,5%+ Serbuk kulit padi 2,5% ... 47 Tabel 4.15 Tabel Hasil Perhitungan Torsi Pada Bahan Bakar
Solar 95% + Serbuk kulit padi 5 % Beban 400 Watt ... 48 Tabel 4.16 Tabel Hasil Perhitungan Torsi Pada Bahan Bakar
Solar 95% + Serbuk kulit padi 5 % Beban 800 Watt ... 49 Tabel 4.17 Tabel Hasil Perhitungan SFC Pada Bahan Bakar Solar
Beban 400 Watt ... 53 Tabel 4.18 Tabel Hasil Perhitungan SFC Pada Bahan Bakar Solar
Beban 800 Watt ... 54 Tabel 4.19 Tabel Hasil Perhitungan SFC Pada Bahan Bakar
Solar 99% + Serbuk padi 1 % Beban 400 Watt ... 56 Tabel 4.20 Tabel Hasil Perhitungan SFC Pada Bahan Bakar
Solar 99% + Serbuk padi 1 % Beban 800 Watt ... 57 Tabel 4.21 Tabel Hasil Perhitungan SFC Pada Bahan Bakar
(3)
Solar 97,5% + Serbuk padi 2,5 % Beban 400 Watt ... 59 Tabel 4.22 Tabel Hasil Perhitungan SFC Pada Bahan Bakar
Solar 97,5% + Serbuk padi 2,5 % Beban 800 Watt ... 60 Tabel 4.23 Tabel Hasil Perhitungan SFC Pada Bahan Bakar
Solar 95%+ Serbuk padi 5 % Beban 400 Watt ... 62 Tabel 4.24 Tabel Hasil Perhitungan SFC Pada Bahan Bakar
Solar 95%+ Serbuk padi 5 % Beban 800 Watt ... 63 Tabel 4.25 Tabel Hasil Perhitungan AFR Pada Bahan Bakar
Solar Murni Beban 400 Watt ... 68 Tabel 4.26 Tabel Hasil Perhitungan AFR Pada Bahan Bakar
Solar Murni Beban 800 Watt ... 69 Tabel 4.27 Tabel Hasil Perhitungan AFR Pada Bahan Bakar
Solar +Serbuk kulit Padi 1 % Beban 400 Watt ... 71 Tabel 4.28 Tabel Hasil Perhitungan AFR Pada Bahan Bakar
Solar +Serbuk kulit Padi 1 % Beban 800 Watt ... 74 Tabel 4.29 Tabel Hasil Perhitungan AFR Pada Bahan Bakar
Solar +Serbuk kulit Padi 2,5 % Beban 400 Watt ... 75 Tabel 4.30 Tabel Hasil Perhitungan AFR Pada Bahan Bakar Solar
+Serbuk kulit Padi 2,5 % Beban 800 Watt ... 76 Tabel 4.31 Tabel Hasil Perhitungan AFR Pada Bahan Bakar Solar +
Serbuk kulit Padi 5 % Beban 400 Watt ... 74 Tabel 4.32 Tabel Hasil Perhitungan AFR Pada Bahan Bakar Solar +
(4)
Serbuk kulit Padi 5 % Beban 400 Watt ... 78 Tabel 4.33 Tabel Hasil Perhitungan Efisiensi Thermal Brake Pada
Bahan Bakar Solar Murni Beban 400 Watt... 81 Tabel 4.34 Tabel Hasil Perhitungan Efisiensi Thermal Brake Pada
Bahan Bakar Solar Murni Beban 800 Watt... 82 Tabel 4.35 Tabel Hasil Perhitungan Efisiensi Thermal Brake Pada
Bahan Bakar Solar 99%+ Serbuk Kulit Padi 1%
pada Beban 400 Watt. ... 83 Tabel 4.36 Tabel Hasil Perhitungan Efisiensi Thermal Brake Pada
Bahan Bakar Solar 99%+ Serbuk Kulit Padi 1%
pada Beban 800 Watt. ... 84 Tabel 4.37 Tabel Hasil Perhitungan Efisiensi Thermal Brake Pada
Bahan Bakar Solar 97,5%+ Serbuk Kulit Padi 2,5%
pada Beban 400 Watt ... 85 Tabel 4.38 Tabel Hasil Perhitungan Efisiensi Thermal Brake Pada
Bahan Bakar Solar 97,5%+ Serbuk Kulit Padi 2,5%
pada Beban 800 Watt ... 86 Tabel 4.39 Tabel Hasil Perhitungan Efisiensi Thermal Brake Pada
Bahan Bakar Solar 5%+ Serbuk Kulit Padi 5%
pada Beban 400 Watt. ... 88 Tabel 4.40 Tabel Hasil Perhitungan Efisiensi Thermal Brake Pada
(5)
Beban 800 Watt. ... 94 Tabel 4.18 Tabel Hasil Opacity untuk Beban 400 Watt ... 95 Tabel 4.19 Tabel Hasil Opacity untuk Beban 800 Watt ... 92
(6)
DAFTAR NOTASI
Lambang Keterangan
AFR Rasio Udara dan bahan bakar
Satuan
B Bore of Cylinder (Diameter Silinder) mm
CV Nilai Kalor Kj/Kg
ṁ� ṁ�R
Laju massa udara dalam Silinder Kg/jam
n Putaran rpm
Laju Aliran Bahan Bakar Kg/jam
ηb P
Efisiensi Thermal Brake B
r
Daya Keluaran Watt
c
S
Rasio Kompresi
SFC Konsumsi Bahan Bakar Spesifik g/w.jam Stoke Lenght (Panjang Langkah) mm
SFC
t Waktu Jam
Konsumsi bahan bakar spesifik g/kwh
T Torsi N.m
Vc Volume sisa di silinder m V
3