Berdasarkan hasil pengujian kekerasan yang digambarkan pada grafik, ada dua hal yang dapat diambil yaitu semakin tinggi suhu pemanasan bahan
baja bohler K460 maka deformasi yang terjadi juga semakin besar dengan jumlah gaya yang relatif sama setiap waktu penahanan pemukulannya. Yang
kedua kekerasan juga meningkat dengan ditingkatkannya suhu pemanasan bahan baja bohler K460. Salah satu fungsi menaikkan suhu pemanasan yaitu
menaikkan unsur karbon kepermukaan bahan agar kekerasannya meningkat dan dalam penelitian ini hal tersebut tercapai. Dapat dilihat bahwa kekerasan
dengan nilai paling optimum terjadi pada suhu 850 C pada waktu hammering
20s dengan gaya 42 N yaitu sebesar 548 BHN, diikuti dengan deformasi pada suhu 900°C pada waktu hammering 20 s dengan gaya 42,1 N yaitu sebesar
588,8 BHN dan pada suhu 900°C pada waktu hammering 15 s dengann gaya 30,5 N sebesar 627,2 BHN dimana nilai-nilai tersebut akan dijadikan acuan
untuk pengukuran hasil uji tarik dan pengamatan struktur mikro serta untuk penelitian lanjutan yang berhubungan dengan sifat mekanis bahan.
4.1.2. Hasil Uji Tarik
Pengujian tarik dilakukan untuk mengetahui sifat-sifat mekanis dari spesimen. Dalam penelitian ini pengujian tarik hanya dilakukan pada
deformasi dengan nilai-nilai optimal yang mengacu pada hasil uji kekerasan, karena dari hasil pengujian kekerasan perubahan yang signifikan yaitu
sebanyak tiga spesimen ditambah satu spesimen raw material. Spesimen raw material peerlu juga dilakukan pengujian untuk melakukan perbandingan sifat
mekanis antara raw material dan yang sudah dihammering.
Universitas Sumatera Utara
50 100
150 200
250 300
350 400
,1 7
1 ,3
3 2
,5 3
,6 7
4 ,8
3 5
,6 7
6 ,8
3 8
,0
St r
e ss
M P
a
Regangan
Raw Material
100 200
300 400
500 600
700 800
900
0 2 4 6 8 101214161820
St r
e ss
M P
a
Regangan Hammering 850°C . 20s
200 400
600 800
1000 1200
,2 2
,0 3
,8 5
,7 7
,5 9
,0 1
,8 1
2 ,7
1 4
,5
St r
e ss
M P
a
Regangan Hammering 900°C . 20s
200 400
600 800
1000 1200
1400 1600
1800
,2 2
,7 5
,2 7
,7 1
,2 1
2 ,7
1 5
,2 1
7 ,7
2 ,2
St r
e ss
M P
a
Regangan Hammering 900°C. 15s
Hasil uji tarik terdiri dari tiga parameter yaitu tegangan luluh yield strength, tegangan batas ultimate strength, dan keuletan yang ditunjukkan
oleh besarnya regangan. Secara umum hasil pengujian tarik dapat dilihat pada grafik berikut ini.
a b
c d
Gambar 4.2. Grafik Hasil Uji Tarik a Raw Material, b Hammering 850 C.20s,
c Hammering 900 C .20 d Hammering 900
C.15s
Universitas Sumatera Utara
Grafik diatas kemudian dapat ditentukan nilai kekuatan luluh yield strength, kekuatan batas atas ultimate strength, dan regangannya. Hasil dari
perhitungan dapat dilihat pada tabel 4.4 berikut:
Tabel 4.4. Hasil Uji Tarik Pada Nilai Optimal
Bahan Tegangan
Luluh MPa Tegangan
MaksimalMPa Regangan
Raw Material 314
379 6.50
Hammering 850 C. 20s
650 784.60
21.17 Hammering 900
C. 20s 720
998,90 15.17
Hammering 900 C. 15s
1350 1616.64
21.67
Sumber : Laboratorium Balai Riset dan Standarisasi Industri Medan
Regangan akibat gaya tarik yang terjadi,panjang akan menjadi bertambah dan diameter pada spesimen menjadi kecil, maka ini akan terjadi deformasi
plastis. Pada tabel diatas terbukti bahwa semakin besar tegangan yang diterima maka regangan yang terjadi juga semakin besar. Kuat tarik juga meningkat pada
saat suhu pemanasan yang diterima bahan semakin tinggi.
4.1.3. Hasil Pengamatan Struktur Mikro