Grafik diatas kemudian dapat ditentukan nilai kekuatan luluh yield strength, kekuatan batas atas ultimate strength, dan regangannya. Hasil dari
perhitungan dapat dilihat pada tabel 4.4 berikut:
Tabel 4.4. Hasil Uji Tarik Pada Nilai Optimal
Bahan Tegangan
Luluh MPa Tegangan
MaksimalMPa Regangan
Raw Material 314
379 6.50
Hammering 850 C. 20s
650 784.60
21.17 Hammering 900
C. 20s 720
998,90 15.17
Hammering 900 C. 15s
1350 1616.64
21.67
Sumber : Laboratorium Balai Riset dan Standarisasi Industri Medan
Regangan akibat gaya tarik yang terjadi,panjang akan menjadi bertambah dan diameter pada spesimen menjadi kecil, maka ini akan terjadi deformasi
plastis. Pada tabel diatas terbukti bahwa semakin besar tegangan yang diterima maka regangan yang terjadi juga semakin besar. Kuat tarik juga meningkat pada
saat suhu pemanasan yang diterima bahan semakin tinggi.
4.1.3. Hasil Pengamatan Struktur Mikro
Dalam pengamatan struktur mikro, perlu dilakukan persiapan benda uji. Pengamatan struktur mikro dilakukan untuk mengamati besar ukuran butir
pada nilai-nilai optimal yang diambil sebelumnya. Dengan menggunakan metode planimetri maka dapat diketahui besar butir dari spesimen.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.3.Foto Mikro Pembesaran 500X pada Bahan Awal
Maka dengan menggunakan rumus �
�
= � �
������
+ �
�����������
2 dapat diketahui bahwa
N
inside
= 67 N
intercepted
= 33 dengan pengali Jeffries f untuk pembesaran 500X adalah = 50,00
sehingga diperoleh N
A
= 4175 Kemudian dengan menggunakan rumus
G = 3,322 log N
A
– 2,95 G = 9,077
maka diperoleh besar d yaitu sebesar 16 μm
Untuk selanjutnya dengan cara yang sama maka dapat diperoleh berapa besar butir untuk masing-masing spesimen pada nilai perlakuan optimal.
Hasil pengukuran butir ini nantinya berkaitan dengan sifat mekanis yaitu kekerasan dan hasil uji tarik. Berikut adalah gambar foto mikro.
Autenit
Universitas Sumatera Utara
a b
c d
Gambar 4.4. Foto Mikro Pembesaran 500x
a Sebelum Hammering, b
Setelah Hammering 850°C – 20 s, c Setelah Hammering 900°C – 15 s,
d Setelah Hammering 850°C – 20 s
Hasil pengukuran diameter butir ditampilkan pada tabel 4.5 berikut ini.
perlit
ferit
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.5. Hasil Pengukuran Diameter Butir
Bahan G ukuran besar butir
Diameter Butir
μm
Raw material 9,07
16 Setelah Hammering
850°C – 20 s 9,33
14 Setelah Hammering
900°C – 20 s 10,016
11 Setelah Hammering
900°C – 15 s 10,1
11
Sumber : Laboratorium dan Laboratorium Metalurgi Usu
Pada pengujian raw material diameter butir yang didapat adalah 16 μm
dan diameter butir mengecil pada suhu 850°C dengan waktu penahanan pemukulan yaitu 20 detik dan menerima gaya sebesar 42 N, dan semakin
semakin mengecil lagi pada suhu tertinggi 900°C dengan waktu penahanan pemukulan 15 dan 20 detik yaitu 11
μm. Ini diakibatkan pada suhu 900°C mikrostrukutr baja bohler K460 sedang dalam keadaan mengkristal. Pada saat
ini terjadi pergerakan dislokasi yang cepat artinya terjadi pertumbuhan butir yang cepat kemudian diberi lagi gaya hammer sehingga mengakibatkan batas
butir merapat atau mengecil karena pada saat itu spesimen masih dalam keadaan suhu rekristalisasi
4.2. Pembahasan