Tabel 4.6 Hubungan deformasi dengan sifat mekanis dan hubungan diameter
butir dengan sifat mekanis
Jenis Material Gaya
Hammering N
Deformasi Kekerasan
BHN Tegangan
Max Mpa Tegangan
Luluh Mpa Diameter
Butir
H900.15 42
81 627.2
1615 1350
11 H900.20
30.5 75
588.8 992
720 11
H850.20 42.1
72 548
785 650
14 Raw material
194.2 379
314 16
4.2.1. Hubungan Deformasi Dengan Kekerasan Dan Kekuatan Tarik
Jika dihubungkan antara hasil deformasi dengan pengujian kekerasan dan pengujian tarik dari nilai-nilai optimal yang diperoleh, maka akan didapat hasil uji
tarik berbanding lurus dengan hasil uji kekerasan, yaitu semakin besar nilai kekerasan maka nilai uji tarik juga semakin besar yaitu kekerasan tertinggi terjadi
pada deformasi 75 maka nilai uji tarik tertinggi juga terjadi pada deformasi 75 pada suhu 900 °C seperti di grafik dibawah ini.
Gambar 4.5. Hubungan antara Deformasi Dengan Kekerasan dan Kekuatan
Luluh Yield Strength dan Kekuatan Batas Ultimate Strength
100 200
300 400
500 600
700
200 400
600 800
1000 1200
1400 1600
1800
72 75
81
K e
k e
ra sa
n B
H N
T e
g a
n g
a n
M P
a
Deformasi
Tegangan Max Tegangan Yield
kekerasan
Universitas Sumatera Utara
4.2.2. Hubungan Antara Diameter Butir dengan Kekerasan dan Kekuatan Tarik
Jika dihubungkan antara hasil pengujian diameter butir dengan kekerasan dan kekuatan tarik dari nilai-nilai optimal yang diperoleh, maka
akan didapat hasil berupa grafik sebagai berikut.
Gambar 4.6. Hubungan Antara Diameter Butir Dengan Kekerasan Dan
Kekuatan Tarik Gambar grafik diatas, diketahui bahwa semakin besar diameter butir
maka kekerasan dan kekuatan tarik akan semakin menurun, dan apabila semakin kecil diameter butir maka kekerasan dan kekuatan tarik semakin
tinggi. Hal ini dapat dilihat dalam hubungan pada rumus hall and petch method dimana :
�
1
= �
1
+ �
1
�
−1 2 �
Rumus tersebut nampak apabila bahwa diameter d semakin kecil nilainya maka nilai kekerasan H semakin besar. Apabila diameter butir
tersebut semakin kecil, mana gesekan antar butir jauh lebih kecil, serta
100 200
300 400
500 600
700
200 400
600 800
1000 1200
1400 1600
1800
11 11
14 16
K e
k e
ra sa
n B
H N
T e
g a
n g
a n
M P
a
Diameter butir μm
Tegangan Maksimal Tegangan Luluh
Kekerasan
Universitas Sumatera Utara
kerapatan antar butir juga jauh lebih rapat, sehingga kekerasan yang dihasilkan akibat daripada kerapatan butir tersebut menghasilkan kekerasan
yang tinggi. Sedangkan apabila butir tersebut lebih besar, hubungan kerapatan antar butir jauh lebih renggang, sehingga ada ruang kosong antar butir,
sehingga dapat dikatakan kekerasan lebih rendah.
Universitas Sumatera Utara
BAB V KESIMPULAN
5.1. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah : 1.
Sifat mekanis baja bohler K460 hammering diatas temperatur rekristalisasi diperoleh hasil sebagai berikut :
◦ Hasil uji kekerasan maksimum adalah 627,2 BHN pada proses
hammering diatas temperatur rekristalisasi pada suhu 900°C dengan waktu penahanan hammering 15 s dengan jumlah gaya sebesar 42 N
◦ Hasil uji tarik maksimum untuk nilai tarik ultimate sebesar 1616,64
Mpa dan nilai tarik yield luluh sebesar 1350 Mpa pada suhu 900°C dengan waktu penahanan hammering 15 s dengan jumlah gaya
sebesar 42 N 2.
Hubungan antara kekerasan dan ukuran butir berbanding terbalik, dimana semakin kecil ukuran butir maka bahan akan semakin keras. Sedangkan
untuk hubungan antara kekuatan tarik dan ukuran butir juga berbanding terbalik, dimana semakin besar ukuran butir maka kuat tarik bahan akan
semakin kecil. 3.
Pengaruh dari perlakuan hammering diatas temperatur rekristalisasi yang telah dilakukan, setelah diambil nilai-nilai optimalnya maka hasil yang
diperoleh material setelah dilakukan proses hammering jauh lebih baik dibandingkan raw materialnya yaitu nilai kekerasan raw materialnya.
Universitas Sumatera Utara