1.6.3 Teori Kebijakan Publik
Menurut James Andreson kebijakan publik merupakan arah tindakan yang mempunyai maksud yang ditetapkan oleh seseorang aktor atau sejumlah aktor dalam
mengatasi suatu masalah atau suatu persoalan. Konsep kebijakan ini kita anggap tepat karena memusatkan perhatian pada apa yang sebenarnya dilakukan dan bukan pada
apa yang diusulkan atau dimaksudkan.
24
Keterlibatan aktor-aktor dalam perumusan kebijakan kemudian menjadi ciri khusus dari kebijakan publik. Ini sebabkan oleh
kenyataan bahwa kebijakan itu diformulasikan oleh apa yang dikatakan David Easton sebagai “penguasa” dalam suatu sistem politik, yaitu para sesepuh tertinggi suku,
anggota-anggota eksekutif, legislatif, yudikatif, administrator, penasihat, raja dan semacamnya. Menurut Easton, mereka ini merupakan orang-orang yang terlibat
dalam masalah sehari-hari dalam suatu sistem politik, diakui oleh sebagian terbesar anggota sistem politik, mempunyai tanggung jawab untuk masalah ini, dan
mengambil tindakan-tindakan yang diterima secara mengikat dalam waktu yang panjang oleh sebagian terbesar anggota sistem politik selama mereka bertindak dalam
batas-batas peran yang diharapkan.
25
24
Budi Winarno.2012.kebijakan Publik Teori, Proses, dan Studi Kasus.Yogyakarta:CAPS.hal.21
Sifat kebijakan publik sebagai arah tindakan dapat dipahami secara lebih baik bila konsep ini dirinci menjadi beberapa katagori,
antara lain:
25
Ibid,hal.23
1. Tuntutan-tuntutan kebijakan policy decisions adalah tuntutan-tuntutan
penjabat-pejabat pemerintah dalam suatu sistem politik. Tuntutan-tuntutan tersebut berupa desakan agar pejabat-pejabat pemerintah mengambil tindakan
atau tidak mengambil tindakan mengenai suatu masalah tertentu. Biasanya tuntutan-tuntutan ini diajukan oleh berbagai kelompok dalam masyarakat dan
mungkin berkisar antara desakan secara umum bahwa pemerintah harus “berbuat sesuatu” sampai usulan agar pemerintah mengambil tidakan tertentu
mengenal suatu persoalan. 2.
Keputusan-keputusan kebijakan policy demands didefinisikan sebagai keputusan-keputusan yang dibuat oleh pejabat-pejabat pemerintah yang
mengesahkan atau memberi arah dan substansi kepada tindakan-tindakan kebijakan publik. Termasuk dalam kegiatan ini adalah menetapkan undang-
undang, memberikan perintah-perintah eksekutif atau pertanyaan-pertanyaan resmi, mengumumkan peraturan-peraturan administrative atau membuat
interprestasi yuridis terhadap undang-undang. 3.
Pertanyaan-pertanyaan kebijakan policy statements adalah pertanyaan- pertanyaan resmi atau artikulasi-artikulasi kebijakan publik. Yang termasuk
dalam katagori ini adalah undang-undang legislatif, perintah-perintah dan dekrit presiden, peraturan-peraturan administratif dan pengadilan, maupun
pertanyaan-pertanyaan atau pidato-pidato pejabat pemerintah yang
menunjukkan maksud dan tujuan pemerintah dan apa yang dilakukan untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut.
4. Hasil-hasil kebijakan policy outputs lebih merujuk pada manifrstasi nyata
dari kebijakan-kebijakan public, yaitu hal-hal yang sebenarnya dilakukan menurut keputusan-keputusan dan pertanyaan-pertanyaan kebijakan.
5. Dampak-dampak kebijakan policy outcomes lebih merunjuk pada akibat-
bagi masyarakat, baik yang diinginkan atau tidak diinginkan yang berasal dari tindakan atau tidak adanya tindakan dari pemerintah.
26
Kebijakan publik dapat didefinisikan sebagai sebuah kebijakan atau keputusan yang dibuat oleh pihak pemerintah dan melibatkan pada pelaku kepentingan lain dan
menyangkut tentang publik yang secara kasar proses pembuatannya selalu di awali dari perumusan sampai evaluasi. Kebijakan publik dianggap sebagai salah satu hasil
dari perdebatan panjang yang terjadi diranah Negara dengan aktor-aktor yang mempunyai berbagai macam kepentingan. Kebijakan publik tidak hanya dipelajari
sebagai proses pembuatan kebijakan tetapi juga dinamika yang terjadi ketika kebijakan tersebut dibentuk dan diimplementasikan.
27
Peneliti menggunakan teori kebijakan publik ini karena relevan dengan permasalahan yang akan diteliti yaitu mengenai politik anggaran berbasis
pengarusutamaan gender di pemerintahan Kota Lhokseumawe. Teori ini dapat
26
Budi Winarno, Op.cit,2012,hal 23-26
27
Subarsono.2010.Analisis Kebijakan Publik:Konsep, Teori, dan Aplikasi. Yogyakarta:Pustaka Pelajar.hal 1
digunakan untuk menganalisis arah dan tidakan dalam anggaran pemerintah Kota Lhokseumawe untuk melihat kebijakan yang telah di bentuk oleh pemerintah Kota
Lhokseumawe dalam pengarusutamaan gender. Sehingga pada akhirnya dapat diperoleh hasil penelitian yang di lihat dari kesetaraan antara laki-laki dan perempuan
dalam arahan anggaran pengarusutamaan gender di pemerintah Kota Lhokseumawe.
1.7 Metode Penelitian