Kesimpulan Politik Anggaran di Pemerintah Kota Lhokseumawe dalam Pengarusutamaan

BAB IV PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Sesuai dengan amanat GBHN 1999, 2004 dan undang-undang Nomor 25 Tahun 2000 tentang program pembangunan nasional dalam rangka mewujudkan kesetaraan dan keadilan gender perlu dikembangkan kebijakan nasional yang responsif gender. Salah satu strategi yang digunakan untuk mencapai tujuan ialah adanya strategi dalam pengarusutamaan gender dari segi pembangunan. Diterbitkannya Inpres Nomor 9 Tahun 2000 tentang pengarusutamaan gender merupakan langkah tempat untuk pemerintah provinsi dan pemerintah daerah kota atau kabupaten. Dimana yang harus dilakukan dalam pengarusutamaan gender ini ialah dalam segi perencanaan,pelaksanaan,pemantauan dan evaluasi dari seluruh kebijakan dan program pembangunan. Dalam pengarusutamaan gender adalah salah satu strategi pembangunan yang diajukan untuk mencapai kesetaraan dan keadilan gender melalui pengintegrasian, pengalaman, aspirasi, kebutuhan dan permasalahan perempuan dan laki-laki kedalam perencanaan,pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi dari seluruh kebijakan dan program proyek maupun kegiatan diberbagai bidang kehidupan dam pembangunan. Kesetaraan dan keadilan gender juga sesuatu kondisi yang adil dan setara dalam hubungan kerjasama antara perempuan dan laki-laki. Dalam anggaran untuk gender yang terdapat pada anggaran responsif gender ini memberikan perhatian yang konsisten dan sistematis terhadap perbedaan-perbedaan antara perempuan dan laki- laki dalam masyarakat dengan suatu pandangan yang ditujukan kepada kesetaraan dan keadilan gender. Dengan tujuan untuk meningkatkan kesetaraan dan keadilan dalam kedudukan, peranan dan tanggung jawab laki-laki dan perempuan sebagai insan dan sumberdaya pembangunan. Pemerintah daerah berkewajiban menyususn kebijakan, program dan kegiatan pembangunan berperspektif gender yang dituangkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah RPJMD dan Rencana Strategis Surat Ketetapan Pajak Daerah SKPPD. Menurut peraturan Gubernur Aceh Nomor 6 Tahun 2014 tentang pedoman pelaksanaan perencanaan dan penganggaran responsif gender bahwa perencanaan dan penganggaran yang selama ini disusun oleh Satuan Kerja Perangkat Aceh SKPA belum mengakomodasi permasalahan, pengalaman, aspirasi dan kebutuhan yang berbeda antara laki-laki dan perempuan. Dalam kebijakan program dan kegiatan pembangunan responsif gender di tuangkan dalam RPJMD untuk mewujudkan penyusunan dan pengalokasian anggaran pendapatan dan belanja Aceh APBA sesuai dengan strategis pengarusutamaan gender. Kebijakan yang dikeluarkan di pemerintah Kota Lhokseumawe masih dalam tahap sosialisasi. Pihak pemerintah mengadakan tahap-tahap turun ke gampong-gampong atau desa-desa untuk menyalurkan atau memberikan pemahaman bagi ibu-ibu rumah tangga tentang usaha- usaha kecil rumahan yang berbasis gender. Dikota Lhokseumawe sendiri belum ada anggara yang dikhususkan untuk gender, biasanya anggaran tersebut disalurkan melalui dinas-dinas terkait saja, namun pengarusutamaan gender di Kota Lhokseumawe sudah dimasukkan ke dalam program di Dinas pemberdayaan perempuan. Maka dari itu kebijakan-kebijakan mengenai pengarusutamaan gender di Kota Lhokseumawe belum ada peraturah daerah yang khusus di Kota Lhokseumawe, karena masih mengikuti peraturan Gubernur Aceh. Dalam kebutuhan perempuan, anggaran belum berpihak sepenuhnya terhadap perempuan , dimana alokasi anggaran untuk gender hanya 1 untuk kebutuhan pembangunan. Program-program yang di unggulkan di Kota Lhokseumawe ialah untuk meningkatkan ekonomi bagi laki-laki dan perempuan dan kesehatan ibu dan anak. Di Kota Lhokseumawe yang masih mengikuti peraturan Gubernur Aceh berbeda di bandingkan dengan daerah-daerah lainnya seperti Banda Aceh dan Sabang, pada Daerah Banda Aceh pengarusutamaan gender tersebut sudah di masukkan dalam peraturan daerah atau qanun agar bisa berjalan dengan baik, bahkan di Banda Aceh sendiri kesetaraan antara laki-laki dan perempuan sudah terlihat didalam bentuk pembangunan, politik maupun sosial budaya. Sedangkan di Kota Lhokseumawe pengarustamaan gender tersebut masih di masukkan di dalam program di dinas pemberdayaan perempuan dan masih dalam tahap sosialisasi. Dimana anggaran untuk gender di Kota Lhokseumawe belum di khususkan untuk program gender sendiri.

4.2 Saran