Sumber : Data diolah Hal itu dapat dilihat dari perbandingan grafik Indeks Williamson Kotakabupaten
Sumatera Utara tahun 2012 dibawah ini. Kota medan memiliki ketimpangan yang cukup besar dibandingkan kabupatenkota lainnya, selanjutnya diikuti oleh wilayah Kabupaten Batu
Bara hingga wilayah kabupatenkota yang semakin rendah hingga ke Kabupaten Samosir. Dari grafik terlihat jelas variasi yang cukup timpang di masing-masing wilayah dibanding
dengan wilayah kabupatenkota lainnya.
Gambar 4.7 Grafik Indeks Williamson KotaKabupaten Sumatera Utara Tahun 2012
4.5 Tipologi Klassen
Alat analisis Klassen Typology Tipologi Klassen digunakan untuk mengetahui gambaran tentang pola dan struktur pertumbuhan ekonomi masing-masing daerah. Tipoli
Klassen pada dasarnya membagi daerah berdasarkan dua indikator utama yaitu pertumbuhan ekonomi daerah dan pendapatan per kapita daerah. Melalui analisi ini dapat dilihat
pembagian wilayah menjadi :
0,05 0,1
0,15 0,2
0,25 0,3
0,35 0,4
K ab
. N ias
K ab
. M
an d
ai li
n g
N at
al
K ab
. T ap
an u
li S
el at
an
K ab
. T ap
an u
li T
en g
ah
K ab
. T ap
an u
li U
tar a
K ab
. T o
b a
S am
o si
r
K ab
. L ab
u h
an B
at u
K ab
. A sah
an
K ab
. S im
al u
n g
u n
K ab
. D ai
ri K
ab . K
ar o
K ab
. D el
i S
er d
an g
K ab
. L an
g k
at
K ab
. N ias
S el
at an
K ab
. H u
m b
an g
H as
u n
d u
ta n
K ab
. P h
ak -P
h ak
B ar
at K
ab . S
am o
si r
K ab
. S er
d an
g B
ed ag
ai K
ab . B
at u
b ar
a
K ab
. P ad
an g
L aw
as U
tar a
K ab
. P ad
an g
L aw
as
K ab
. L ab
u h
an B
at u
S el
at an
K ab
. L ab
u h
an B
at u
U tar
a
K ab
. N ias
U tar
a
K ab
. N ias
B ar
at K
o ta
S ib
o lg
a
K o
ta T
an ju
n g
B al
ai
K o
ta P em
at an
g S
ian tar
K o
ta T
eb in
g K
o ta M
ed an
K o
ta B
in ja
i
K o
ta P
ad an
g S
id em
p u
an
K o
ta G
u n
u n
g S
it o
li
inde k
s W il
lia m
so n
Indeks Williamson KotaKabupaten Sumatera Utara Tahun 2012
Universitas Sumatera Utara
1. Daerah cepat maju dan cepat tumbuh, daerah yang memilki tingkat pertumbuhan
ekonomi dan pendapatan per kapita yang lebih tinggi dibanding rata-rata Provinsi Sumatera Utara.
2. Daerah maju tapi tertekan, daerah yang memiliki pendapatan per kapita lebih tinggi,
tetapi tingkat pertumbuhan ekonominya lebih rendah dibandingkan rata-rata Provinsi Sumatera Utara.
3. Daerah berkembang cepat, daerah yang memiliki tingkat pertumbuhan tinggi tetapi
tingkat pendapatan perkapita lebih rendah dibanding rata-rata Provinsi Sumatera Utara.
4. Daerah relatif tertinggal adalah daerah yang memiliki tingkat pertumbuhan ekonomi
dan pendapatan per kapita yang lebih rendah dibanding rata-rata Provinsi Sumatera Utara.
Alat analisis dengan pendekatan daerah dengan menggunakan data PDRB Per Kapita Berdasarkan Harga Konstan KabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara Tahun 2008-2012
dibawah ini sebagai dasar bahan acuan daerah.
Tabel 4.16 PDRB Per Kapita Berdasarkan Harga Konstan KabupatenKota di Provinsi
Sumatera Utara Tahun 2008-2012
No. KotaKabupaten
2008 2009
2010 2011
2012 Rata-Rata
1 Kab. Nias 4032142
3648042 3887995 4114201
4362338 4008943,6
2
Kab. Mandailing Natal
4501341 4750097
5017866 5289454 5598362
5031424
3
Kab. Tapanuli Selatan
6130036 6407829
6761855 7054246 7372397
6745272,6
4
Kab. Tapanuli Tengah
3566834 3695410
3850869 4054842 4247764
3883143,8
5
Kab. Tapanuli Utara
5321241 5528232
5780955 6044495 6359204
5806825,4
6 Kab. Toba Samosir 9211316
9670950 10176988 10612548
11190724 10172505,2
7 Kab. Labuhan Batu
8418347 7598298
7857113 8229694 8616226
8143935,6
8 Kab. Asahan
7448376 7736253
8065320 8420068 8844690
8102941,4
9 Kab. Simalungun 6149590
6466547 6812974 141787
7523392 5418858
10 Kab. Dairi 6916328
7235739 7593589 7920146
8325890 7598338,4
Universitas Sumatera Utara
11 Kab. Karo 8899765
9195334 9594214 10131858
10637029 9691640
12 Kab. Deli Serdang 7649929
7849796 8107952 8515516
8843683 8193375,2
13 Kab. Langkat 6750891
7068080 7452508 7809889
8249329 7466139,4
14 Kab. Nias Selatan
3987320 4114542
4251105 4399593 4627730
4276058
15
Kab. Humbang Hasundutan
5406789 5623882
5864032 6154766 6467289
5903351,6
16
Kab. Phak-Phak Barat
3744014 3883026
4070571 4274131 4464988
4087346
17 Kab. Samosir 7864478
8323170 8846290 9287062
9784127 8821025,4
18
Kab. Serdang Bedagai
6798886 7206654
7663966 8039104 8463565
7634435
19 Kab. Batubara
18257207 18913512
19672216 20485047 21288665
19723329,4
20
Kab. Padang Lawas Utara
3232959 3347274
3479380 3710435 3887968
3531603,2
21
Kab. Padang Lawas
3165998 3236820
3356540 3510898 3665380
3387127,2
22
Kab. Labuhan Batu Selatan
x 9864164
10212617 10737944 11235828
10512638,25
23
Kab. Labuhan Batu Utara
x 9114219
9565185 10065377 10654210
9849747,75
24 Kab. Nias Utara x
3626685 3851851 4071108
4307351 3964248,75
25 Kab. Nias Barat x
2925809 3106083 3285312
3441874 3189769,5
26 Kota Sibolga 7809738
8257508 8759806 9120584
9542938 8698114,8
27 Kota Tanjung Balai 8465109
8714101 9043279 9394860
9782507 9079971,2
28
Kota Pematang Siantar
7838665 8231412
8687762 9125714 9644800
8705670,6
29 Kota Tebing 7300334
7646719 8024751 8481007
8981782 8086918,6
30 Kota Medan 15129470
16023415 17077622 18220195
19651288 17220398
31 Kota Binjai 7458695
7813795 8209884 8644670
9127004 8250809,6
32
Kota Padang Sidempuan
4684594 4777506
4887204 5126794 5295987
4954417
33 Kota Gunung Sitoli x
6507747 6877659 7254352
7652430 7073047
Sumatera Utara 8344283
8675863 9110777 9660525
10174791 9193247,8
Sumber : BPS Sumatera Utara
Selanjutnya tabelPertumbuhan Ekonomi Berdasarkan Harga Konstan KabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara Tahun 2008-2012 yang juga menjadi acuan pertumbuhan antar
daerah terhadap Provinsi Sumatera Utara sebagai acuannya. Tabel 4.17
Pertumbuhan Ekonomi Berdasarkan Harga Konstan KabupatenKota di Provinsi Sumatera Utara Tahun 2008-2012
No. KotaKabupaten
2008 2009
2010 2011
2012 Rata-Rata
1 Kab. Nias 6,66
6,62 6,75
6,81 6,24
6,616
2 Kab. Mandailing Natal 6,44
6,4 6,41
6,4 6,41
6,412
3 Kab. Tapanuli Selatan 4,97
4,05 5,06
5,3 5,22
4,92
Universitas Sumatera Utara
4 Kab. Tapanuli Tengah 6,22
5,76 6,13
6,28 6,35
6,148
5 Kab. Tapanuli Utara 5,74
4,98 5,56
5,54 5,95
5,554
6 Kab. Toba Samosir
5,61 5,3
5,5 5,26
5,52 5,438
7 Kab. Labuhan Batu 6,08
4,88 5,15
5,72 6,11
5,588
8 Kab. Asahan 5,02
4,67 4,97
5,37 5,57
5,12
9 Kab. Simalungun 4,73
4,92 5,12
5,81 6,06
5,328
10 Kab. Dairi
4,52 4,72
5,02 5,28
5,44 4,996
11 Kab. Karo 5,21
5,17 6,03
6,59 6,34
5,868
12 Kab. Deli Serdang 5,82
5,42 5,98
6,01 6,06
5,858
13 Kab. Langkat
5,07 5,04
5,74 5,78
5,66 5,458
14 Kab. Nias Selatan 4,77
4,08 4,12
4,46 5,78
4,642
15
Kab. Humbang Hasundutan
5,84 5,32
5,45 5,94
5,99 5,708
16 Kab. Phak-Phak Barat 5,87
5,83 6,77
5,98 6,02
6,094
17 Kab. Samosir
5 5,1
5,59 5,96
6,07 5,544
18 Kab. Serdang Bedagai 6,12
5,92 6,14
5,98 6
6,032
19 Kab. Batubara 4,47
4,3 4,65
5,11 4,37
4,58
20 Kab. Padang Lawas Utara 7,05
5,7 6,74
6,81 6,38
6,536
21 Kab. Padang Lawas
4,79 5,14
5,56 6,39
6,31 5,638
22 Kab. Labuhan Batu Selatan
X
4,94 5,61
6,13 6,33
4,602
23 Kab. Labuhan Batu Utara
X
5,29 5,68
6,21 6,38
4,712
24 Kab. Nias Utara
X
6,59 6,73
6,68 5,88
5,176
25 Kab. Nias Barat
X
5,72 6,3
6,76 4,93
4,742
26 Kota Sibolga 5,85
5,7 6,04
5,09 5,34
5,604
27 Kota Tanjung Balai 4
4,31 4,76
4,86 4,99
4,584
28 Kota Pematang Siantar 5,72
5,36 5,85
6,02 5,71
5,732
29 Kota Tebing 6,04
5,95 6,04
6,67 6,75
6,29
30 Kota Medan 6,89
6,55 7,16
7,69 7,63
7,184
31 Kota Binjai 5,54
5,87 6,07
6,28 6,34
6,02
32 Kota Padang Sidempuan 6,09
5,83 5,81
5,88 6,23
5,968
Universitas Sumatera Utara
33 Kota Gunung Sitoli
X
7,84 6,73
6,46 6,28
5,462
Sumatera Utara 6,39
5,07 6,42
6,63 6,22
6,146
Sumber : BPS Sumatera Utara
Berdasarkan data dari ke dua tabel di atas dapat membagi Provinsi Sumatera Utara menjadi 4 klasifikasi sesuai dengan Tipologi Klassen. Dimana pertumbuhan ekonomi daerah
dan pendapatan per kapita mengacu kepada pertumbuhan ekonomi maupun pendapatan per kapita daerah yang menjadi acuan Provinsi Sumatera Utara.
Adapun yang menjadi ketentuan dari penggunaan Tipologi Klassen adalah seperti di bawah ini :
5. Daerah yang maju dan tumbuh dengan pesat Kuadran I. Kuadran ini merupakan kuadran
daerah dengan laju pertumbuhan PDRB gi yang lebih besar dibandingkan pertumbuhan daearah yang menjadi acuan atau secara nasional g dan memiliki pertumbuhan PDRB per
kapita gki yang lebih besar dibandingkan pertumbuhan PDRB per kapita daeara yang menjadi acuan atau secara nasional gk. Klasifikasi ini biasa dilambangkan dengan gig dan
gkigk. 6.
Daerah maju tapi tertekan Kuadran II. Daerah yang berada pada kuadran ini memiliki nilai pertumbuhan PDRB gi yang lebih rendah dibandingkan pertumbuhan PDRB daerah
yang menjadi acuan atau secara nasional g, tetapi memiliki pertumbuhan PDRB per kapita gki yang lebih besar dibandingkan pertumbuhan PDRB per kapita daerah yang menjadi
acuan atau secara nasional gk. Klasifikasi ini biasa dilambangkan dengan gig dan gkigk. 7.
Daerah yang masih dapat berkembang dengan pesat Kuadran III. Kuadran ini merupakan untuk daerah yang memiliki nilai pertumbuhan PDRB gi yang lebih tinggi dari
pertumbuhan PDRB daerah yang menjadi acuan atau secara nasional g, tetapi pertumbuhan PDRB per kapita daerah tersebut gki lebih kecil dibandingkan dengan pertumbuhan PDRB
Universitas Sumatera Utara
per kapita daerah yang menjadi acuan atau secara nasional gk. Klasifikasi ini biasa dilambangkan dengan gig dan gkigk.
8. Daerah relatif tertinggal Kuadaran IV. Kuadran ini ditempati oleh daerah yang memiliki
nilai pertumbuhan PDRB gi yang lebih rendah dibandingkan pertumbuhan PDRB daerah yang menjadi atau secara nasional g dan sekaligus pertumbuhan PDRB per kapita gki
yang lebih kecil dibandingkan pertumbuhan PDRB per kapita daerah yang menjadi acuan. Dari hasil klasifikasi menurut daerah dikelompokkan menjadi 4 bagian, dapat dilihat pada
Tabel 4.18
Tabel 4.18 Klasifikasi Tipologi Klassen Pendekatan Wilayah Tiap-Tiap Daerah di Sumatera Utara
Tahun 2008-2012
Kuadran I Daerah maju dan tumbuh dengan pesat
gig dan gkigk.
1. Medan
Kuadran II Daerah maju tapi tertekan
gig dan gkigk
1. Kab. Toba Samosir
2. Kab. Karo
3. Kab. Batubara
4. Kab. Labuhan Batu Selatan
5. Kab. Labuhan Batu Utara
Kuadran III Daerah yang masih dapat berkembang
dengan pesat gig dan gkigk
1. Kab. Nias
2. Kab. Mandailing Natal
3. Kab. Tapanuli Tengah
4. Kab. Padang Lawas Utara
5. Kota Tebing
Kuadran IV Daerah relatif tertinggal
gig dan gkigk
1. Kab. Tapanuli Selatan
2. Kab. Tapanuli Utara
3. Kab. Labuhan Batu
4. Kab. Asahan
5. Kab. Simalungun
6. Kab. Dairi
7. Kab. Deli Serdang
8. Kab. Langkat
9. Kab. Nias Selatan
10. Kab. Humbang Hasundutan
11. Kab. Phak-Phak Barat
12. Kab. Samosir
13. Kab. Serdang Bedagai
14. Kab. Padang Lawas
15. Kab. Nias Utara
16. Kab. Nias Barat
17. Kota Sibolga
Universitas Sumatera Utara
18. Kota Tanjung Balai
19. Kota Pematang Siantar
20. Kota Binjai
21. Kota Padang Sidempuan
22. Kota Gunung Sitoli
Berdasarkan hasil klasifikasi di atas menunjukkan bahwa 1 daerah yaitu Kota Medan berada pada kuadran I, dimana daerah tersebut daerah yang maju dan tumbuh dengan pesat.
Selanjutnya ada 5 daerah kabupatenkota yaitu Kabupaten Toba Samosir, Kabupaten Karo, Kabupaten Batubara, Kabupaten Labuhan Batu Selatan, Kabupaten Labuhan Batu Utara
merupakan daerah yang maju tetapi tertekan. Daerah yang masih berkembang dengan pesat ada 5 daerah kabupatenkota meliputi daerah Kabupaten Nias, Kabupaten Mandailing Natal,
Kabupaten Tapanuli Tengah, Kabupaten Padang Lawas Utara, Kabupaten Tebing. Sementara itu ada 22 daerah kabupatenkota yang berada pada kuadran ke IV yang menunjukkan daerah
relatif tertinggal. Adapun daerah tersebut yaitu Kabupaten Tapanuli Selatan, Kabupaten Tapanuli Utara, Kabupaten Labuhan Batu, Kabupaten Asahan, Kabupaten Simalungun,
Kabupaten Dairi, Kabupaten Deli Serdang, Kabupaten Langkat, Kabupaten Nias Selatan, Kabupaten Humbang Hasundutan, Kabupaten Phak-Phak Barat, Kabupaten Samosir,
Kabupaten Serdang Bedagai, Kabupaten Padang Lawas, Kabupaten Nias Utara, Kabupaten Nias Barat, Kota Sibolga, Kota Tanjung Balai, Kota Pematang Siantar, Kota Binjai, Kota
Padang Sidempuan, Kota Gunung Sitoli. Kabupatenkota di Provinsi Sumatera utara dapat dilihat cenderung berada pada
wilayah yang tertinggal dan ada 5 wilayah kabupatenkota yang berada pada daerah maju tapi tertekan dan selanjutnya ada 5 wilayah yang berada pada daerah yang masih dapat
berkembang dengan pesat. Secara umum kabupatenkota Provinsi Sumatera Utara masi berada pada daerah yang tertinggal meskipun mencapi rata-rata pertumbuhan ekonomi yang
signifikan meningkat dari tahun ke tahun baik secara provinsi maupun daerah-daerah kotakabupaten.
Universitas Sumatera Utara
4.6 Hubungan Antara Tingkat Kesenjangan Pendapatan Dengan Pertumbuhan PDRB Sumatera Utara tahun 2008-2012 Secara Statistik
Selain menggunakan analisis Indeks Williamson dengan Tipologi Klassen, peneliti juga menggunakan gambaran secara statistik yaitu melalui pengolahan data statistik melalui
korelasi Pearson untuk mengetahui hubungan antara kesenjangan pendapatan yang terjadi di 33 wilayah kabupatenkota Provinsi Sumatera Utara dengan laju pertumbuhan ekonomi
periode 2008-2012. Dapat dilihat dari data Tabel 4.19 Pertumbuhan Ekonomi dan Rata-Rata Indeks Williamson dibawah.
Tabel 4.19 Pertumbuhan Ekonomi dan Rata-Rata Indeks Williamson
Tahun Laju Pertumbuhan
Ekonomi Rata-Rata Indeks
Williamson 2008
6,39 0,055319741
2009 5,07
0,053643564 2010
6,42 0,052147262
2011 6,63
0,058405779 2012
6,22 0,053548195
Uji dengan menggunakan korelasi Pearson bertujuan menganalisis hubungan antara variabel kesenjangan pendapatan dengan pertumbuhan ekonomi tahun 2001-2012. Menunjukkan
hubungan dari kedua variabel tersebut serta nilai dan signifikansinya. Disamping itu juga menunjukkan arah yang positif atau negatif yang artinya semakin tingginya tingkat
kesenjangan pendapatan akan mengakibatkan penurunan pertumbuhan ekonomi atau sebaliknya. Dalam hal ini teknik korelasi yang digunakan adalah korelasi Pearson yang
ditunjukkan dalam hipotesis statistik sebagai berikut : Ho : μ = 0 tidak ada hubungan
Ha : μ 0 ada hubungan
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.20 Korelasi PearsonPearson Correlations
Indeks Williamson
Pertumbuhan Ekonomi
Indeks Williamson Pearson Correlation
1 .387
Sig. 2-tailed .520
N 5
5 Pertumbuhan Ekonomi Pearson Correlation
.387 1
Sig. 2-tailed .520
N 5
5 Sumber : data diolah
Dari hasil pengujian korelasi pearson di atas dapat dilihat dan disimpulkan berdasakan hipotesis statistiknya adalah Ha
Ha : μ 0 ada hubungan. Koefisien korelasinya bertanda
positif 0,387, artinya ini menunjukkan bahwa ada hubungan kesejajaran. Menunjukkan hubungan yang saling positif dimana kenaikan laju pertumbuhan ekonomi akan mendorong
kenaikan tingkat kesenjangan pendapatan. Dari hasil estimasi berdasarkan Tabel 4.20 Korelasi PearsonPearson Correlations di atas diketahui bahwa laju pertumbuhan ekonomi
Provinsi Sumatera Utara berpengaruh positif yang signifikan pada taraf 95 dengan koefisien sebesar 0,387. Artinya, jika laju pertumbuhan ekonomi Provinsi Sumatera Utara
meningkat satu persen maka tingkat kesenjangan pendapatan akan meningkat sebesar 3,87 cateris paribus dan sebaliknya jika laju pertumbuhan ekonomi Provinsi Sumatera Utara
menurunan satu persen maka tingkat kesenjangan pendapatan akan menurun sebesar 3,87. Hasil dari temuan ini sesuai dengan hipotesis dimana dengan adanya peningkatan laju
pertumbuhan ekonomi akan meningkatkan tingkat kesenjangan pendapatan di antara 33 kabupatenkota di Provinsi Sumatera Utara. Selanjutnya dapat dilihat adanya hubungan yang
saling mempengaruhi, dimana kenaikan pertumbuhan ekonomi akan mempengaruhi kenaikan tingkat kesenjangan pendapatan. Sebaliknya kenaikan tingkat kesenjangan pendapatan akan
menaikkan pertumbuhan ekonomi hasil estimasi dalam lampiran.
Universitas Sumatera Utara
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan yang telah dilakukan, ada pun yang menjadi kesimpulan analisis sebagai berikut :
1. Meskipun secara umum tingkat kesengjangan pendapatan penduduk di 33
kabupatenkota Provinsi Sumatera utara relatif rendah masih di bawah 3,5, namun antar 33 kabupatenkota mengalami kesenjangan yang sedang dan
berfluktuatif serta bervariasi. Selanjutnya suatu fenomena bahwa kenaikan tingkat pertumbuhan ekonomi diikuti juga kenaikan kesenjangan pendapatan yang terjadi
antara 33 kabupatenkota secara umum pada periode tahun 2008-2012. 2.
Selama periode tahun 2009-2012, secara umum terjadi peningkatan laju pertumbuhan ekonomi dan pendapatan per kapita masyarakat yang secara umum
memiliki trend yang positif dan meningkat dari tahun ke tahun. Namun tidak serta merta mengurangi kesenjangan pendapatan yang terjadi dalam masyarakat.
Artinya kenaikan laju pertumbuhan ekonomi meningkatkan kesenjangan pendapatan antar 33 kabupatenkota di Provinsi Sumatera Utara.
3. Kenaikan laju pertumbuhan ekonomi dan pendapatan per kapita mengalami
peningkatan, namun tidak mendorong kondisi daerah tersebut signifikan beralih dari wilayah tertinggal menjadi wilayah yang lebih maju dan berkembang. Dari 33
wilayah kabupatenkota Provinsi Sumatera Utara secara umum masih berada pada Kuadran IV, wilayah relatif tertinggal yang meliputi 22 daerah yaitu : Kabupaten
Tapanuli Selatan, Kabupaten Tapanuli Utara, Kabupaten Labuhan Batu, Kabupaten Asahan, Kabupaten Simalungun, Kabupaten Dairi, Kabupaten Deli
Universitas Sumatera Utara