25
25
Parameter skewness menunjukkan derajat ketaksimetrisan dari distribusi di antara nilai rata-ratanya. Nilai negatif dari skewness menunjukkan asimetris yang
condong ke kiri sementara sebaliknya condong ke kanan. Nilai skewness ini memberikan gambaran intuitif ke arah mana kira-kira bentuk asimetri dari ekor
gemuk distribusinya. Di sisi lain kurtosis menunjukkan tinggi rendahnya sebuah distribusi data relatif terhadap distribusi normal. Data keuangan yang sering kali
menunjukkan pola skewness dan kurtosis platikurtik dan leptokurtik menunjukkan bahwa terdapat banyak kejadian yang ternyata berada jauh dari nilai rata-rata,
kontras dengan apa yang ditunjukkan dengan distribusi normal. Dalam analisis data keuangan, yang terjadi pusat perhatian adalah fluktuasi
harga yang merupakan variabel yang menunjukkan naik turunnya harga dari mekanisme pasar yang berimbas terhadap return. Yang menjadi pertanyaan tentunya
adalah bagaimana jika return data keuangan yang dianalisis ternyata tidak membentuk distribusi normal. Ini tentu saja menjadi masalah yang harus di teliti.
3.3 Data PT. Unilever Indonesia Tbk
Berikut ini adalah data deret waktu keuangan yang dipilih untuk dianalisis menggunakan saham PT. Unilever Indonesia Tbk. Data amatan diambil sebanyak 30
hari dari masing-masing saham terhitung pada tanggal 8 Maret sampai dengan tanggal 20 April 2016. Sumber data nilai harga saham tersebut diambil dari
www.finance.yahoo.com
Tabel 3.1 Data nilai harga saham PT. Unilever Indonesia Tbk di Bursa Efek Jakarta
Nomor Tanggal
Harga Saham 1
08032016 Rp.43.500Lot
2 10032016
Rp.42.750Lot 3
11032016 Rp.43.000Lot
4 14032016
Rp.44.150Lot 5
15032016 Rp.44.050Lot
6 16032016
Rp.44.050Lot
Universitas Sumatera Utara
26
26
7 17032016
Rp.43.875Lot 8
18032016 Rp.44.450Lot
9 21032016
Rp.44.000Lot 10
22032016 Rp.43.525Lot
11 23032016
Rp.43.000Lot 12
24032016 Rp.42.525Lot
13 28032016
Rp.42.000Lot 14
29032016 Rp.42.975Lot
15 30032016
Rp.42.975Lot 16
31032016 Rp.42.925Lot
17 01042016
Rp.43.175Lot 18
04042016 Rp.43.500Lot
19 05042016
Rp.43.325Lot 20
06042016 Rp.43.500Lot
21 07042016
Rp.43.150Lot 22
08042016 Rp.43.000Lot
23 11042016
Rp.42.475Lot 24
12042016 Rp.43.950Lot
25 13042016
Rp.43.350Lot 26
14042016 Rp.43.000Lot
27 15042016
Rp.43.800Lot 28
18042016 Rp.44.400Lot
29 19042016
Rp.45.475Lot 30
20042016 Rp.45.300Lot
3.4 Analisa Perhitungan Pada Instrumen Saham
Banyak pengukuran VaR yang didasari pada asumsi distribusi normal, dan banyak juga return instrumen saham yang tidak mengikuti pola distribusi normal. Metode
Value at Risk dihitung berdasarkan dua momen distribusi saja yaitu rata-rata dan standar deviasi, sementara banyak data keuangan memiliki informasi yang penting
juga pada momen ketiga dan keempat yaitu skewness dan kurtosis, yang akan
Universitas Sumatera Utara
27
27
diperkenalkan untuk mengatasi kesulitan dalam analisis risiko yang bersandar pada normalitas distribusi data.
Untuk itu akan dihitung terlebih dahulu nilai statistik deskriptif yang meliputi nilai rata-rata, modus, median dan standar deviasi. Maka akan dihitung nilai saham
PT Unilever Indonesia Tbk dengan menggunakan tabel distribusi frekuensi. Dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Urutkan data dari yang terkecil ke data terbesar
42.000 42.475 42.525 42.750 42.925 42.975 42.975 43.000 43.000 43.000 43.000 43.150 43.175 43.325 43.350 43.500 43.500 43.500 43.525 43.800
43.875 43.950 44.000 44.050 44.050 44.150 44.400 44.450 45.300 45.475
2. Hitung rentang yaitu data terbesar – data terkecil
= 45.475 – 42.000
= 3.475
3. Hitung banyak kelas dengan aturan Sturges yaitu:
Banyak kelas = 1 + 3,3 log n = 1 + 3,3 log 30
= 1 + 3,3 1,4771 = 1 + 4,87443
= 5,87443 Banyaknya kelas sebanyak enam kelas.
4. Hitung panjang kelas interval dengan rumus:
=
=
3.475 6
= 579,17 = 579 5.
Tentukan panjang kelas interval pertama. Biasanya diambil data terkecil = 42.000
Universitas Sumatera Utara
28
28
Tabel 3.2 Tabel Distribusi Frekuensi Return
Kelas Interval Frekuensi
�
Frekuensi Kumulatif
Tanda Kelas
�
Produk
� �
42.000 – 42.579
3 3
42.289,5 126.868,5
42.580 – 43.159
9 12
42.869,5 385.825,5
43.160 – 43.739
7 19
43.449,5 304.146,5
43.740 – 44.319
7 26
44.029,5 308.206,5
44.320 – 44.899
2 28
44.609,5 89.219
44.900 – 45.479
2 30
45.189,5 90.379
Jumlah 30
1.304.645
Mean
: =
∑
� �
∑
�
= 1.304.645
30 = 43.488,17
Modus
� = +
1 1
+
2
Dengan: b = batas bawah kelas modus
p = panjang kelas modus
1
= frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi kelas sebelumnya
2
= frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi kelas sesudahnya
Universitas Sumatera Utara
29
29
Dari kelas modus ini didapat: b = 42.579,5
1
= 9 - 3 = 6
2
= 9 – 7 = 2
p = 579 Sehingga:
� = 42.579,5 + 579
9 −3
9 −3+9−7
= 42.579,5 + 579 6
8 = 42.579,5 + 579
0,75 = 42.579,5 + 434,25
= 43.013,75
Median
� = +
1 2
− �
Dengan: b = batas bawah kelas median
p = panjang kelas median n = banyak data
F = jumlah frekuensi dengan tanda kelas lebih kecil dari tanda kelas median
f = Frekuensi kelas median Setengah dari seluruh data adalah 15 buah. Jadi median akan terletak di
kelas ketiga, karena sampai dengan ini jumlah frekuensi sudah lebih dari 15.
Universitas Sumatera Utara
30
30
Dari kelas median didapat:
b = 43.159,5 f = 7
p = 579 n = 30
F = 12 Sehingga:
� = 43.159,5 + 579
30 2
− 12 7
= 43.159,5 + 579
3 7
= 43.159,5 + 248,14 = 43.407,64
Standard deviasi
�=
∑
�
−
2
−1
Dengan: σ = Varian
�
= Nilai x ke i = rata-rata
n = jumlah sampel
Sehingga: � =
42.000 − 43.488,17
2
+ 42.475 − 43.488,17
2
+ ⋯ + 45.475 − 43.488,17²
30 − 1
= 17.548.997
29 =
605.137,8 = 777,906
Universitas Sumatera Utara
31
31
Skewness
= 3
− � �
=
3 43.488,17−43.407,64
777,906
= 0,3104
Kurtosis
k =
��
90 − 10
=
1 2
�
3
−�
1 90
−
10
Dengan: SK
= rentang semi antar kuartil K
1
= kuartil kesatu K
3
= kuartil ketiga P
10
= persentil kesepuluh P
90
= persentil ke-90 P
90
– P
10
= rentang 10 – 90 persentil
Untuk data yang sudah dibuat tabel distribusi frekuensinya �
1
dan �
3
dihitung dengan rumus: �
�
= +
� 4
− �
Universitas Sumatera Utara
32
32
Dengan: b = batas kelas
�
�
ilah interval dimana �
�
akan terletak p = panjang kelas
�
�
F = jumlah frekuensi dengan tanda kelas lebih kecil dari tanda kelas �
�
f = Frekuensi kelas �
�
i = 1,2,3 untuk menghitung
�
1
maka
1 4
x 30 data = 7,5 data. Dengan demikian �
1
terletak dalam kelas interval kedua, dan kelas ini merupakan kelas
�
1
. Dari kelas �
1
didapatkan: b = 42.579,5
p = 579 F = 3
f = 9 i = 1
n = 30
Sehingga: �
1
= 42.579,5 + 579
130 4
− 3 9
= 42.579,5 + 579 0,5 = 42.579,5 + 289,5
= 42.869 Untuk menghitung
�
3
maka
3 4
x 30 data = 22,5 data. Dengan demikian �
3
terletak dikelas keempat, dan kelas ini merupakan kelas
�
3
. Dari kelas �
3
didapatkan: b = 43.739,5
p = 579 F = 19
Universitas Sumatera Utara
33
33
f = 7 i = 3
n = 30 Sehingga:
�
3
= 43.739,5 + 579
330 4
− 19 7
= 43.739,5 + 579 0,5 = 43.739,5 + 289,5
= 44.029 Untuk data yang sudah dibuat tabel distribusi frekuensinya
10
dan
90
dihitung dengan rumus:
�
= +
� 100
− �
Dengan: b = batas kelas
�
ilah interval dimana
�
akan terletak p = panjang kelas
�
F = jumlah frekuensi dengan tanda kelas lebih kecil dari tanda kelas
�
f = Frekuensi kelas
�
i = 1,2,3,...,99
Untuk menghitung
10
maka 10 x 30 data = 3 data. Dengan demikian
10
terletak dikelas pertama, dan kelas ini merupakan kelas
10
. Dari kelas
10
didapatkan: b = 41.999,5
p = 579 F = 0
f = 3
Universitas Sumatera Utara
34
34
Sehingga:
10
= 41.999,5 + 579
10 30
100
− 0 3
= 41.999,5 + 5790,5 = 42.578,5
Untuk menghitung
90
maka 90 x 30 data = 27 data. Dengan demikian
90
terletak dikelas kelima, dan kelas ini merupakan kelas
90
. Dari kelas
90
didapatkan: b = 44319,5
p = 579 F = 26
f = 2
Sehingga
90
= 44.319,5 + 579
90 30
100
− 26 2
= 44.319,5 + 5790,5 = 153,09
Maka koefisien kurtosis adalah: =
��
10
−
90
=
1 2
�
3
− �
1 90
−
10
=
1 2
44.029 − 42.869
153,09 − 42578,5
= 580
−42.425,4 =
−0,0137
Universitas Sumatera Utara
35
35
Tabel 3.3 Hasil Perhitungan nilai saham
Nama Saham Mean
Standard deviasi
Skewness Kurtosis
PT. Unilever Indonesia Tbk
43.488,17 777,906
0,3104 -
0,0137
Dengan memperhatikan tabel 3.3, dapat dilihat bahwa nilai skewness menunjukkan data yang simetris dengan nilai rata-ratanya. Nilai positif dari skewness
menunjukkan kurva condong kanan. Sedangkan nilai negatif pada kurtosis menunjukkan rendahnya sebuah data terhadap distribusi normal.
Gambar 3.1 Bentuk Kurva condong ke kanan bernilai positif
Tabel 3.4 Nilai yang didapat dari distribusi Z
Dari tabel 3.3 akan dihitung kesalahan dengan asumsi normal dan kesalahan denga skewness dan kurtosis menggunakan tingkat kepercayaan sebesar 5.
Perhitungan Value at Risk dengan kesalahan normal disimbolkan dengan Ѱ
normal
dinyatakan sebagai: Ѱ
normal
= mean − aσ
Universitas Sumatera Utara
36
36
Perhitungan Value at Risk dengan kesalahan skewness dan kurtosis disimbolkan Ѱ
SK
dinyatakan sebagai: a
׳ α = α +
6
α – 1 +
24
α – 3α –
2
36
2α – 5α Dengan:
sk = nilai skewness k = nilai kurtosis
sehingga rumusnya dapat diperoleh:
Ѱ
Sk
= mean − a
׳
σ
Pada saham PT. Unilever Indonesia Tbk dapat dihitung
normal
dan
sk
menggunakan tingkat kepercayaan sebesar 5.
normal
= mean − aσ
= 43.488,17 − 1,645 777,906
= 43.488,17 − 1.279,655
= 42.208,51
a ׳ α = α +
SK 6
α – 1 +
k 24
α – 3α –
SK ² 36
2α – 5α
= 0,95 + 0,3104
6 0,95 − 1 +
−0,0137 24
0,95 − 3 0,95 − 0,3104²
36 2
0,95 − 5 0,95
= 0,95 + 0,0517 −0,05 + −0,0006 −1,9 − 0,0027 −2,85
= 0,95 + −0,0259 + 0,0011 − −0,0077
= 0,9409
Sehingga:
sk
= mean − a׳σ
= 43.488,17 − 0,9409 777,906
= 43.488,17 − 731,9318
= 42.756,24
Universitas Sumatera Utara
37
37
Tabel 3.5 Hasil perhitungan perbandingan
normal
dan
Ѱ
��
dengan tingkat kepercayaan 5
Nama Saham
normal
sk
PT. Unilever Indonesia Tbk
42.208,51 42.756,24
Dari tabel di atas terlihat bahwa perhitungan skewness dan kurtosis pada VaR menghasilkan VaR yang lebih besar daripada perhitungan VaR yang mengasumsikan
kenormalan.
Universitas Sumatera Utara
38
38
BAB 4 KESIMPULAN DAN SARAN