5.2. Saran
Beberapa saran yang dapat diberikan sehubungan dengan penulisan Tugas Akhir ini ialah sebagai berikut:
1. Untuk selanjutnya data citra daging sapi dan babi yang akan digunakan
dapat diperbanyak untuk mendapatkan variasi jenis pola yang lebih banyak pada saat pelatihan.
2. Untuk selanjutnya data citra daging sapi dan babi yang akan digunakan
untuk pelatihan menggunakan citra dengan warna penuh Read Green Blue 3 layer untuk mendapatkan hasil yang lebih optimal.
3. Untuk selanjutnya dapat ditambahkan aplikasi pengolahan citra yang
dapat langsung digunakan tanpa harus adanya tambahan aplikasi pengolahan citra lainnya sebagai pendukung pendeteksian secara online
pada Smartphone Android. 4.
Untuk selanjutnya aplikasi yang akan dirancang pada Smartphone Android adalah aplikasi yang menggunakan database online sehingga
aplikasi yang dirancang dapat lebih optimal tanpa terkendala oleh spesifikasi Smartphone yang kurang memadai.
Universitas Sumatera Utara
BAB II DASAR TEORI
2.1. Daging Sapi dan Daging Babi 2.1.1. Daging Sapi
Daging sapi adalah daging yang diperoleh dari sapi yang biasa dan umum digunakan untuk keperluan konsumsi makanan. Di setiap daerah, penggunaan
daging ini berbeda-beda tergantung dari cara pengolahannya. Sebagai contoh has luar dan daging iga sangat umum digunakan di Eropa dan di Amerika Serikat
sebagai bahan pembuatan steak sehingga bagian sapi ini sangat banyak diperdagangkan.
Gambar 2.1 Potongan Daging Sapi
Akan tetapi seperti di Indonesia dan di berbagai negara Asia lainnya daging ini banyak digunakan untuk makanan berbumbu dan bersantan seperti sup konro
dan rendang [4].Selain itu ada beberapa bagian daging sapi lain seperti lidah, hati, hidung, jeroan dan buntut hanya digunakan di berbagai negara tertentu sebagai
bahan dasar makanan [4].
Universitas Sumatera Utara
2.1.2. Daging Babi
Daging babi adalah daging yang diproduksi dari babi untuk disembelih. Dalam beberapa kepercayaan agama samawi, babi tidak boleh untuk disentuh
najis dan dianggap haram untuk dimakan. Contohnya adalah seperti yang tertulis dalam kitab suci agama Islam Al-
Qur’an [5]. Babi sendiri sebenarnya telah diternak dan dikonsumsi selama ribuan tahun oleh orang Eropa dan orang Asia kebanyakan.
Babi adalah makanan yang umum di nusantara sebelum masuknya agama Islam dari Timur Tengah.
Gambar 2.2 Potongan Daging Babi
Beberapa suku bangsa di Indonesia yang masih menjalankan tradisi aslinya selain suku Tionghoa-Indonesia masih mengonsumsi babi sebagai makanan
keseharian, seperti suku Bali, Toraja, Papua, Batak, masyarakat Manado, dan lain- lain. Dalam masyarakat Jawa, babi disebut celeng dan juga merupakan hewan
ternak yang umum sebelum menyebarnya agama Islam yang mengharamkan babi di Nusantara [5].
2.1.3. Perbedaan Daging Sapi dan Daging Babi
Ada beberapa perbedaan mendasar antara daging sapi dan babi. Secara kasat mata ada lima aspek yang terlihat berbeda antara daging sapi dan babi yaitu warna,
serat daging, tipe lemak, aroma dan tekstur [6].
Universitas Sumatera Utara
1. Warna Terlihat daging babi memiliki warna yang lebih pucat dari daging sapi.
Warna daging babi mendekati warna daging ayam yang berwarna Namun perbedaan ini tak dapat dijadikan peganggan utama, karena warna pada
daging babi oplosan biasanya dikamuflase dengan pelumuran darah sapi. Meski demikian, kamuflase ini dapat dihilangkan dengan perendaman
dengan air selama beberapa jam. Selain itu, ada bagian tertentu dari daging babi yang warnanya mirip sekali dengan daging sapi sehingga sangat sulit
membedakannya. 2. Segi Serat
Dari segi serat perbedaan terlihat dengan jelas antara kedua daging ini. Pada sapi, serat-serat daging tampak padat dan garis-garis seratnya terlihat
jelas. Sedangkan pada daging babi, serat-seratnya terlihat samar dan sangat renggang. Perbedaan ini semakin jelas ketika kedua daging direnggangkan
secara bersaman. 3. Penampakan lemak
Perbedaan terdapat pada tingkat keelastisannya. Daging babi memiliki tekstur lemak yang lebih elastis sementara lemak sapi lebih kaku dan
berbentuk. Selain itu lemak pada babi sangat basah dan sulit dilepas dari dagingnya sementara lemak daging agak kering dan tampak berserat.
Namun kita harus hati-hati pula bahwa pada bagian tertentu seperti ginjal, penampakkan lemak babi hampir mirip dengan lemak sapi.
Universitas Sumatera Utara
4. Tekstur Daging sapi memiliki tekstur yang lebih kaku dan padat, dibandingkan
dengan daging babi yang lembek dan mudah diregangkan. Melalui perbedaan ini sebenarnya ketika kita memegangnya pun sudah terasa
perbedaan yang nyata antara keduanya. Sangat terasa oleh kita, daging babi sangat kenyal dan mudah direkahkan. Sementara daging sapi terasa
solid dan keras sehingga cukup sulit untuk diregangkan. 5. Aroma
Terdapat sedikit perbedaan antara keduanya. Daging babi memiliki aroma khas tersendiri, sementara aroma daging sapi adalah anyir seperti yang
telah kita ketahui. Sayangnya kemampuan membedakan melalui aromanya ini membutuhkan latihan yang berulang-ulang karena memang
perbedaannya tidak terlalu signifikan. Jadi agak sedikit susah bagi kita yang belum pernah sama sekali mencium bau daging babi.
2.2. Pengolahan Citra
Pengolahan citra adalah istilah umum untuk berbagai teknik yang dilakukan untuk memanipulasi dan memodifikasi citra dengan berbagai teknik. Pengolahan
citra merupakan bagian penting yang mendasari berbagai aplikasi nyata, seperti pengenalan pola, penginderaan jarak jauh melalui pesawat udara atau satelit dan
machine vision [7]. Pada pengenalan pola, pengolahan citra antara lain berperan dalam memisahkan objek dari latar belakang dan mengklasifikasikannya secara
otomatis. Selanjutnya, objek akan diproses oleh pengklasifikasian pola. Di dalam aplikasinya, citra seringkali mengalami degredasi, seperti misalnya
mengandung cacat atau derau, warna yang terlalu kontras, kabur, kurang tajam dan
Universitas Sumatera Utara
sebagainya. Agar citra tersebut dapat secara tepat diinterpretasikan, maka citra tersebut perlu dimanipulasi menjadi citra yang kualitasnya menjadi lebih baik.
Operasi-operasi pengolahan citra yang dapat diterapkan pada citra apabila : 1. Perbaikan atau modifikasi citra perlu dilakukan untuk meningkatkan
kualitas penampakan atau untuk menonjolkan beberapa aspek informasi yang terkandung di dalam citra.
2. Elemen di dalam citra perlu dikelompokkan, dicocokkan dan diukur.
2.2.1. Akusisi Citra dan Sampling
Citra digital merupakan suatu citra kontinyu yang diubah kedalam bentuk disktrit, baik koordinat maupun intensitas cahayanya. Dengan kata lain, citra digital
dibuat dengan cara mencuplik suatu citra kontinyu dengan jarak seragam. Suatu titik terkecil pada citra sering disebut pixel. Citra ini mengandung persamaan-
persamaan matematis dari bentuk-bentuk dasar yang membentuk citra tersebut. Setelah citra diakuisisi selanjutnya proses sampling, dimana suatu citra fx,y
disampling dan menjadi N x M array maka setiap elemen dari array merupakan kuantitas diskrit dari citra yang disampling [1].
2.2.2. Pengolahan Awal Citra Image Preprocessing
Pengolahan awal perlu dilakukan untuk menyesuaikan hal-hal yang dibutuhkan dalam proses-proses selanjutnya, tahapan ini menyangkut tentang
operasi yang dilakukan pada citra digital. Operasi pengolahan citra banyak jenisnya. Namun penulis memperkirakan untuk menggunakan beberapa operasi
citra berikut dalam aplikasi yang dibuat : 1. Pemotongan Cropping
2. Normalisasi ukuran
Universitas Sumatera Utara
3. Mengubah citra RGB menjadi Grayscale 4. Perubahan Contras
2.3. Sistem Pengenalan Pola
Sistem pengenalan pola adalah proses identifikasi suatu objek dalam citra dengan tujuan untuk mengklasifikasikan dan mendeskripsikan pola atau objek
komplek melalui pengetahuan sifat-sifat atau ciri-ciri objek tersebut, sehingga kelompok atau kategori pola berdasarkan ciri-ciri yang dimiliki oleh pola tersebut
dapat ditentukan. Dengan kata lain, pengenalan pola membedakan suatu objek dengan objek lain.
Secara umum struktur dari sistem pengenalan pola ditunjukkan pada Gambar 2.3. Sistem terdiri atas sensor misalnya kamera, suatu algoritma atau mekanisme
pencarian fitur dan algoritma untuk klasifikasi atau pengenalan bergantung pada pendekatan yang dilakukan [1]. Sebagai tambahan, biasanya beberapa data yang
sudah diklasifikasikan diasumsikan telah tersedia untuk melatih sistem.
Gambar 2.3 Struktur Sistem Pengenalan Pola
• Sensor berfungsi untuk menangkap objek dari dunia nyata dan selanjutnya
diubah menjadi sinyal digital sinyal yang terdiri atas sekumpulan bilangan melalui proses digitalisasi.
Universitas Sumatera Utara
• Preprocessing berfungsi mempersiapkan citra atau sinyal agar dapat
menghasilkan ciri yang lebih baik pada tahap berikutnya. Pada tahap ini sinyal informasi ditonjolkan dan sinyal penganggu derau diminimalisir.
• Pencarian dan seleksi fitur berfungsi menemukan karakteristik pembeda
yang mewakili sifat utama sinyal dan sekaligus mengurangi dimensi sinyal menjadi sekumpulan bilangan yang lebih sedikit tetapi representatif
• Algoritma klasifikasi berfungsi untuk mengelompokkan fitur ke dalam
kelas yang sesuai •
Algoritma deskripsi berfungsi memberikan deskripsi pada sinyal.
2.4. Jaringan Syaraf Tiruan