Jaringan Syaraf Tiruan Aplikasi Pendeteksi Daging Sapi dan Babi Mentah Pada Smartphone Android

• Preprocessing berfungsi mempersiapkan citra atau sinyal agar dapat menghasilkan ciri yang lebih baik pada tahap berikutnya. Pada tahap ini sinyal informasi ditonjolkan dan sinyal penganggu derau diminimalisir. • Pencarian dan seleksi fitur berfungsi menemukan karakteristik pembeda yang mewakili sifat utama sinyal dan sekaligus mengurangi dimensi sinyal menjadi sekumpulan bilangan yang lebih sedikit tetapi representatif • Algoritma klasifikasi berfungsi untuk mengelompokkan fitur ke dalam kelas yang sesuai • Algoritma deskripsi berfungsi memberikan deskripsi pada sinyal.

2.4. Jaringan Syaraf Tiruan

Jaringan syaraf tiruan JST diketahui sebagai suatu sistem pemroses informasi yang memiliki karakteristik mirip dengan jaringan syaraf manusia biologi. Jaringan syaraf tiruan terbentuk sebagai generalisasi model matematika jaringan syaraf manusia didasarkan pada asumsi berikut [8] : 1. Pemrosesan informasi terjadi pada banyak elemen sederhana yang disebut neuron 2. Sinyal mengalir diantara neuronsel syaraf melalui penghubung. 3. Setiap penghubung memiliki bobot yang independen. Bobot ini akan digunakan untuk menggandakan sinyal yang dikirim melaluinya. 4. Setiap neuronsel syaraf akan menerapkan fungsi aktivasi terhadap sinyal hasil penjumlahan bobot yang masuk untuk menentukan sinyal keluarannya. Universitas Sumatera Utara Model syaraf pada jaringan syaraf tiruan akan mempengaruhi kemampuan dalam proses hingga hasilnya. Kemampuan yang dimiliki jaringan syaraf tiruan dapat digunakan untuk belajar dan menghasilkan aturan atau parameter dari beberapa contoh input yang akan dimasukkan dan membuat prediksi tentang kemungkinan output yang akan muncul atau menyimpan karakteristik dari input yang diperolehnya. Jaringan syaraf tiruan memiliki suatu bentuk arsitektur terdistribusi paralel dengan sejumlah besar node dan hubungan antara node tersebut. Tiap titik hubungan dari suatu node ke node lain memiliki nilai yang nantinya dihubungkan dengan bobot dimana hasilnya merupakan nilai yang juga akan dihubungkan dengan nilai aktivasi node tersebut. Jaringan syaraf tiruan ditentukan oleh 3 hal : 1. Pola hubungan antara neuron disebut arsitektur jaringan. 2. Metode untuk menentukan bobot penghubung disebut metode traininglearningalgoritma. 3. Fungsi aktivasi Neuron merupakan hasil pemodelan dari sel syaraf manusia biologi yang sebenarnya. Gambar 2.4 merupakan bentuk dasar dari struktur unit jaringan syaraf tiruan. Universitas Sumatera Utara Gambar 2.4 Bentuk Dasar Jaringan Syaraf Tiruan Pada Gambar 2.4 sisi sebelah kiri merupakan masukan menuju ke unit pengolahan dimana masing-masing masukan datang dari unit berbeda Xn. Setiap sambungan dari masukan ke unit pengolah memiliki kekuatan hubungan bervariasi yang sering disebut dengan “bobot” yang disimbolkan dengan Wn. Unit pengolahan akan membentuk penjumlahan dari tiap masukan-masukan dengan bobot yang dimilikinya dan menggunakan fungsi ambang yang disebut sebagai fungsi aktivasi untuk menghitung hasil keluaranya. Hasil perhitungan akan dikirim melalui sambungan unit pengolahan menuju keluaran seperti tampak pada sisi sebelah kanan gambar. Pada masing-masing sambungan antar unit pengolah dan masukan berperan sebagai penghubung. Nilai-nilai numerik dilewatkan sepanjang sambungan ini dari masukan ke unit pengolah dan ke unit pengolah lainnya. Ketika unit pengolah melakukan perhitungan, nilai-nilai ini diberi bobot berdasarkan kekuatan hubungan. Kekuatan hubungan pada setiap sambungan akan disesuaikan selama Universitas Sumatera Utara tahap pelatihan sehingga pada akhir pelatihan dihasilkan jaringan dengan bobot yang mantap. Sebagian besar jaringan syaraf tiruan mengalami penyesuaian bobot pada saat proses pelatihan. Pelatihan pada jaringan dapat berupa pelatihan terbimbing supervised dan pelatihan tak terbimbing unsupervised. Pada pelatihan terbimbing dibutuhkan pasangan masukan dan sasaran untuk tiap pola yang dilatih, sehingga jaringan akan menyesuaikan pola masukan yang dilatih terhadap sasarannya. Sedangkan pelatihan tak terbimbing, penyesuaian bobot sebagai tanggapan terhadap masukan, tak perlu disertai sasaran. Dalam pelatihan tak terbimbing, jaringan mengklasifikasikan pola-pola yang ada berdasarkan kategori kesamaan pola-pola masukan [8]. Jaringan syaraf tiruan dirancang dengan menggunakan suatu standar peraturan dimana seluruh model jaringan memiliki konsep dasar yang sama. Banyak model yang dapat digunakan sebagai jaringan syaraf tiruan, dimana model sebuah jaringan akan menentukan keberhasilan sasaran yang dicapai karena tidak semua permasalahan dapat diselesaikan dengan model arsitektur yang sama. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya pada beberapa model jaringan fungsi aktivasi menjadi sangat penting karena menentukan nilai keluaran dari suatu algoritma. Beberapa fungsi yang digunakan dalam jaringan syaraf tiruan diantaranya adalah : Universitas Sumatera Utara 1. Fungsi threshold dengan batas ambang = ≥ ....................................................................2.1 Untuk beberapa kasus, fungsi threshold yang dibuat tidak berharga 0 atau 1, tapi berharga -1 atau 1 sering disebut threshold bipolar. Maka persamaan fungsi menjadi : = ≥ − ...................................................................2.2 2. Fungsi Sigmoid = ......................................................................................2.3 Fungsi Sigmoid sering dipakai karena nilai fungsinya yang terletak antara 0 dan 1 dan dapat diturunkan dengan persamaan berikut : = − ...................................................................2.4 3. Fungsi Identitas = ...........................................................................................2.5 Fungsi Identitas sering dipakai apabila kita menginginkan keluaran jaringan berupa sembarang bilangan riil bukan hanya pada range [0,1] atau [-1,1]. Pada penelitian ini metode jaringan syaraf tiruan yang digunakan adalah Multi Layer Perceptron. Multi Layer Perceptron adalah jaringan syaraf tiruan feed- forward yang terdiri dari sejumlah neuron yang dihubungkan oleh bobot-bobot penghubung. Neuron-neuron tersebut disusun dalam lapisan-lapisan yang terdiri dari satu lapisan input input layer, satu atau lebih lapisan tersembunyi hidden layer, dan satu lapisan output output layer. Lapisan input menerima sinyal dari Universitas Sumatera Utara luar, kemudian melewatkannya ke lapisan tersembunyi pertama, yang akan diteruskan sehingga akhirnya mencapai lapisan output. Tidak ada batasan banyaknya hidden layer dan jumlah neuron pada setiap layernya. Setiap neuron pada input layer terhubung dengan setiap neuron pada hidden layer. Demikian juga, setiap neuron pada hidden layer terhubung ke setiap neuron pada output layer [9]. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah