Perusahaan Jepang .1 Anggota Kelompok

BAB II TINJAUAN UMUM TERHADAP RITUS-RITUS MATSURI DALAM

PERUSAHAAN JEPANG 2.1 Perusahaan Jepang 2.1.1 Anggota Kelompok Ie menjadi struktur dari organisasi-organisasi perusahaan Jepang.dengan mengikuti pola Ie yang dianut dalam pelaksanaan perusahaan yang dibagi menjadi beberapa divisi kelompok mulai dari stratifikasi paling atas hingga yang paling bawah. Perusahaan-perusahaan memiliki pola kehidupan rumah tangga berupa pengaturan hubungan kekuasaan dan obligasi, atasan dan bawahan, laki- laki dan perempuan. Manajemen perusahaan Jepang terlihat dilakukan secara kekeluargaan dan kekerabatan dengan adanya sistem shushinkoyo “ pekerjaan seumur hidup”, pekerjaan dan upah ditentukan berdasarkan nenkojoretsu “senioritas” keterikatan dan ketergantungan individu pada perusahaan membuat setiap individu memandang perusahaan tempat ia bekerja sebagai yang memiliki makna dari dirinya. Perusahaan dianggap sebagai uchi ‘rumah’ tempat sumber kesejahteraan rahmat. Ie merupakan satu komunitas yang terbentuk dari disposisi yang mengikat setiap anggota pada status dan peran. Ie yang berawal pelaksanannya dirumah yang terdiri atas ayah, ibu, dan anak kini sudah menjelma menjadi sistem yang digunakan perusahaan yang terdiri atas atasan dan bawahan dimana ada perusahaan induk sebagai pemimpin dalam keiretsu dan dilanjutkan ke lapisan kebawah yang terdiri dari atas kelompok-kelompok usaha, dan juga di dalam tubuh perusahaan terdapat pemimpin perusahaan sebagai oyabun dilanjutkan ke lapisan bawah yang terdiri dari kelompok-kelompok divisi kepegawaian. Manajemen dibutuhkan untuk menjaga keteraturan internal dalam menghadapi persaingan bisnis di tingkat global yang tidak dapat dielakkan.Struktur organisasi kelompok perusahaan mengikuti sistem manajemen multinasional yang hierarkis. Berikut bagan organisasi di bawah naungan perusahaan Hitachi; Direktur perusahaan shacho bersama dewan administrasi keieikaigi didampingi oleh kaicho dan torinoyokkai. Garis lini dibawah jenjang teratas ada kamar ya dan bagian bu. Pengawas dan dewan pengawas yang memiliki kamar langsung dibawah komandon kansaisyakushitsu terpisah, tidak dalam garis komando dibawah pimpinan. Dalam garis pimpinan horizontal adalah bagian- bagian bu, kelompok grup, kantor cabang shisha dan rumah sakit byoing. Bagian pengembangan dan penelitian membawahai 6 tempat penelitian sho dan 4 kelompok, yaitu sistem kekuatan dan industri denryoku.denkigurupu, platform ubikitas ubikitasupurattofomu dan handotaiguruppu. Rumah sakit pusat Ibaraki ibarakibyoinsenta membawahi 5 rumah sakit kecuali odairakinentokyohitachibyoin dan hitachikogesogobyoin Koorporasi secara keseluruhan dibawah pimpinan torinoyakusacho sebagai representasi pimpinan perusahaan secara de facto dari 10 kelompok kerja jugyoguruppu, 35 bagian kerja jigyobu, 10 bagian administrasi eigyohonbu, 10 cabang shisha, 8 tempat penelitian dan pengembangan kenkyujo, kaihatsuhonbu, sertaanakperusahaan yang berafiliasi di bawah masing-masing kelompok dan bagian. Pimpinan perusahaan tidak selalu orang yang memiliki hubungan atau darah keturunan langsung pendiri, seseorang diantara jajaran pimpinan yang dinilai oleh dewan pimpinan memiliki kemampuan lebih dari yang lain noryokushugi, bekerja lebih dari 3 tahun, memiliki pengalaman kerja di dalam jaringan koorporasi tersebut.

2.1.2 Senioritas

Organisasi dibentuk untuk mempertemukan kebutuhan antara kedua makna binari tersebut bagi kepentingan seluruh anggota dan masyarakat.Prinsip dan praktek memanfaatkan fungsi organisasi, perlengkapan, dan aplikasi menjadi sebuah gejala koorporasi yang mendasar berada dalam manajemen. Sistem Nenkojoretsu Sistem Jepang, dalam struktur organisasi bisnis, menerapkan tata kelola perusahaan serius dan menanamkan sebagian besar budayanya. di bawah Sistem Nenko, promosi lebih didasarkan pada usia atau umur panjang di perusahaan, atau dekat dengan pensiun, dan tidak pada sesuai antara umur dengan prestasi jabatan yang didapatkan. Sistem ini menguntungkan untuk karyawan yang lebih tua yang bisa mendapatkan pendapatan yang lebih tinggi sebelum pensiun, dan sistem membawa lebih banyak pengalaman pada tingkat eksekutif. Namun, hal itu mungkin juga mengabaikan talenta yang lebih muda.Dengan demikian, manajemen harus berhati-hati untuk menjaga bakat serta loyalitas pelayanan karyawannya. Manajemen perusahaan Jepang dilakukan berdasarkan pada pekerjaan seumur hidup shishinkoyo,pekerjaan dan upah ditentukan berdasarkan senioritas nenkojoretsu. Keterikatan dan ketergantungan individu pada perusahaan membuat setiap individu memandang perusahaan tempat dia bekerja sebagai yang memiliki makna lebih dari dirinya. Perusahaan menjadi pusat kehidupan bon’i shugi sedangkan pegawai bersangkutan akan memperoleh status terbaik sebagai seishain. Seishainadalah pegawai permanen atau orang yang dipekerjakan oleh perusahaan secara keseluruhan sempurna. Didalam sistem nenkojoretsu Perusahaan memiliki model implisit organisasi, yaitu model piramida manusia mengatur hubungan jarak yang dalam dan besar dengan kekuatan serta larangannya, ukuran-ukuran untuk mengkonsentrasikan otoritas serta struktur dari setiap kegiatan. Tanpa kesadaran akan hubungan tersebut kehidupan karyawan tidak bisa dilakukan secara lancar bagi orang Jepang, sebab sistem ini merupakan kedisiplinan tinggi dan kemampuan untuk mengenali diri dalam menerima batasan-batasan gerak akibat sistem hirarki. Contoh bagan: a b c d e f g Gambar tersebut menunjukkan struktur kelompok vertical Nakane,1981:54. A,b,c,d,e,f, dan g adalah anggota kelompok dengan atribut yang tidak harus sama. Pengelompokkan terbentuk dari hubungan akumulasi antara a-b,b-d,b-e,c-f, dan c-g dengan a sebagai titik pusat. Struktur kelompok ini tidak fleksibel, sebab seorang anggota baru tidak bisa menggeser kedudukan anggota yang lama, dan iadiberi tempat pada tatanan yang paling rendah. posisinya secara bertahap akan naik sejalan dengan makin bertambahnya usia keanggotaannya dalam kelompok tersebut hubungan atasan dan bawahan diungkapkan dengan istilah oyabun-kobun . oyabun berarti orang yang memilki status sebagai orang tua oya, sedangkan kobun menunjukkan orang yang berstatus anak ko, pada perusahaan besar seperti Hitachi, sistem penerimaan pegawai baru lebih menyerupai sesuatu “pengadopsian anak ke dalam keluarga” perusahaan. oleh karena itu, perusahaan lebih suka merekrut lulusan-lulusan baru daripada orang yang sudah pernah bekerja di tempat lain, sebab mereka akan lebih mudah menerima sosialisasi awal dalam memahami tujuan, nilai-nilai,dan norma- norma perusahaan. di samping itu, sistem senioritas dapat dipelihara kelancarannya hanya dengan merekrut lulusan-lulusan baru yang setaraf dan menempatkan mereka di dasar hirarki perusahaan Perusahaan bagi orang Jepang dianggap sebagai uchi rumah; dalam sebagai kesejahteraan dan rahmat. Hubungan-hubungan kerja internal dan eksternal dalam kelompok perusahaan berlangsung dalam aturan pembagian fungsi seperti seksi, departemen dan hierarki, hubungan jangka panjang, keturunan dan kontrak berdasarkan negosiasi. Corak dan hubungan – hubungan kerja dari suatu perusahaan tidak sama terkait dengan bisnis perusahaan sedangkan individu-individu ditugaskan dalam seperangkat jenjang keitosei. Jenjang dari ciri perusahaan Jepang di perusahaan Hitachi, sebagaimana pada umumnya standar jenjang perusahaan Jepang kaisha, disesuaikan dengan ekspresi universal dengan variasi tidak adanya wakil atau asisten fuku atau deputi dairi. skema dibawah menampilkan standar jenjang organisasi perusahaan hitachi Universal Jenjang Presiden Shacho Vice-President Fukusacho Senior managing director Senmu Torishimariyaku Managing director jomu torishimariyaku Director Torishimariyaku Department head Bucho Deputy department head jicho Section head Kacho Sub-secton head kakaricho Ordinary company member shain Penjenjangan berlangsung atas perusahaan disamping terhadap manusia berkaitan dengan penghargaan dan insentif yang diberikan perusahaan dalam pertimbangan mendorong kejayaan dan kemashuran perusahaan. jenjang perusahaan menempatkan setiap individu dalam promosi sama, Perbedaan status membuat direktur dala perusahaan Jepang tidak dipekerjakan oleh perusahaan maupun dikenai peraturan perusahaan, maka direktur yang sudah pensiun tetap berada dalam dewan direktur sementara presiden direktur sacho berada di tempat yang terpisah dalam ruangan tersendiri dan dibatasi oleh ruangan tertutup. Akses ke dalam melalui prosedur formal, dan untuk berkomunikasi dengannya menggunakan bahasa formal. Manajer keiei dibedakan dari pegawai biasa melalui kedudukan seseorang yang terlibat atau menjadi anggota serikat buruh. Untuk kasus ini Jenjang tidak membedakan kantin utnuk menajer dan pegawai biasa, tetapi ditampilkan dalam pola tindakan formal berupa rapat kaigi. Setiap orang dalam rapat menyadari jenjang masing-masing.Sebelum rapat dimulai seluruh peserta rapat diatur penempatan dudukunya menurut kedudukan dan jenjang. Sistem jenjang memberi kontribusi terhadap perasaaan persatuan dalam komunitas yang menciptakan perbedaan sayakami dengan diamereka.\ Sistem hirarki berdasarkan senioritas merupakan mekanisme yang sederhana dan stabil, karena dibentuk dengan sistem itu akan bekerja secara otomatis tanpa perlu dukungan aturan apapun dan tidak perlu dicek terus menerus. Didalam kehidupan sehari-hari sistem hirarki mengakibatkan aturan tingkah laku dan berbicara yang rumit. Aturan tingkah laku dan Bahasa yang digunakan berbeda-beda tingkahnya, disesuaikan dengan tata susunan hirarkis diantara seseorang dan lawan bicaranya contohnya san digunakan untuk sempai, kun untuk kohai dan yang tanpa tambahan untuk doryo Reischauer, 1982:210.didalam kaitannya dengan kemantapan hubungan antar individu ini, kegiatan tukar- menukar kartu nama meishi yang khas Jepang mempunyai implikasi sosial yang penting. Yaitu untuk menampakkan status relatif masing-masing pihak sebelum memulai percakapan sehingga bisa menggunakan tingkat Bahasa dan perilaku yang tepat. ini sangat penting karena suatu kekeliruan dalam hal ini akan menimbulkan rasa malu dan rasa bersalah yang sangat dihindari orang Jepang. 2.2 Ritus-ritus dalam perusahaan Jepang 2.2.1 Penerimaan Pegawai