Analisis Instrumen Instrumen Penelitian

64 terdapat di lampiran 2. Bentuk kuesioner menyediakan empat opsi dengan alternative pilihan yang disediakan, terdiri: 1 Sangat setuju SS diberi skor 4 2 Setuju S diberi skor 3 3 Tidak setuju TS diberi skor 2 4 Sangat tidak setuju STS diberi skor 1 Untuk menghindari ketidakseriusan dari responden yang seringkali terjadi dalam pengisian kuesioner, maka kuesioner dibuat dua pertanyaan, yaitu pertanyaan positif dan negative. Masing – masing pertanyaan diberi skor SS=4, S=3, TS=2, STS=1 untuk pertanyaan positif dan SS=1, S=2, TS=3, STS=4 untuk pertanyaan negative.

b. Metode Pembelajaran

Instrumen metode pembelajaran disusun dalam bentuk lembar panduan yang berisi tentang metode pembelajaran yang digunakan pengajar instruktur pada waktu menyampaikan materi penggunaan partograf. Lembar panduan berisi tentang langkah-langkah pelaksanaan metode pembelajaran studi kasus dan demonstrasi yang terdapat di lampiran 3.

c. Prestasi Belajar Penggunaan

Partograf Instrumen prestasi belajar penggunaan partograf berbentuk soal kasus ibu bersalin dengan kisi –kisi yang terdapat di lampiran 4 dan lembar penilaian pengisian partograf yang terdapat di lampiran 5.

2. Analisis Instrumen

65 Sebelum angket digunakan untuk mengumpulkan data dari subyek penelitian, maka angket harus diuji coba terlebih dahulu. Uji coba instrument penelitian ini dilakukan pada mahasiswa Akademi Kebidanan Kusuma Husada Surakarta yang tidak termasuk dalam sampel penelitian. Notoadmodjo 2002: 129-136 menyatakan bahwa: “agar diperoleh distribusi nilai hasil mendekati normal, maka sebaiknya jumlah responden untuk uji coba paling sedikit 20 orang”. Pada penelitian ini responden yang digunakan untuk uji coba sebanyak 30 responden. Menurut Arikunto 2006: 144 instrumen yang baik harus memenuhi dua persyaratan penting yaitu valid dan reliabel. Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan dan kesahihan suatu instrument, sedangkan reliabilitas menunjuk pada tingkat keterandalan sesuatu. Dalam penelitian ini uji validitas dan reliabilitas dilakukan terhadap instrumen: 1 Kuesioner motivasi belajar a Uji validitas Uji validitas konstruksi kuesioner motivasi belajar dilakukan dengan menggunakan pendapat ahli judgment experts . Dalam hal ini, setelah instrument dikonstruksi tentang aspek – aspek yang akan diukur dengan berlandaskan teori, maka selanjutnya dikonsultasikan dengan ahli. Setelah pengujian konstruksi dari ahli selesai, maka diteruskan uji coba instrument. Uji tersebut dilakukan dengan mengkorelasikan skor yang ada pada 66 butir dengan skor secara keseluruhan skor total. Untuk menghitung korelasi digunakan rumus koefisiensi korelasi Product Moment yaitu: R XY = NåXY – åX åY Ö{NåX 2 – åX 2 }{NåY 2 – åY 2 } Arikunto, 2006: 146 Keterangan: R XY : Koefisien korelasi antara variabel x dan y X : Skor masing-masing item Y : Skor total åXY : Jumlah perkalian åX 2 : Jumlah kuadrat X åY 2 : Jumlah kuadrat Y åN : Jumlah subyek Kriteria pengujian validitas dilakukan dengan membandingkan nilai r hitung dengan R tabel, bila R hitung R tabel, maka butir pertanyaan dinyatakan valid. Variabel motivasi belajar terdiri dari 30 item pertanyaan dengan hasil uji validitas lihat lampiran 6 . Berdasarkan hasil uji validitas dengan menggunakan rumus product moment dari Pearson yang dibantu dengan menggunakan Program statistik SPSS dapat 67 diketahui bahwa dari 30 pertanyaan, 2 soal dinyatakan tidak valid, karena r hitung r tabel dengan taraf signifikansi 5 dan N = 30 dengan nilai kritis 0,361. Dua soal tersebut adalah nomor 6 dan 16. b Uji reliabilitas Dalam penelitian ini rumus yang digunakan untuk mencari reliabilitas instrumen motivasi belajar adalah rumus Alpha. Hal ini karena rumus Alpha digunakan untuk mencari reliabilitas instrumen yang nilainya bukan 1 dan 0, yaitu pada kuesioner dan soal bentuk uraian. Rumus Alpha Arikunto, 2006: 171: r 11 = [ k ] [1 - ås b 2 ] k - 1 s 2 t Keterangan: r 11 : Reliabilitas instrumen yang dicari k : Banyaknya butir pertanyaan ås b 2 : Jumlah varian butir soal s 2 t : Varians total Menurut Riwidikdo 2006: 125 “kuesioner atau angket dikatakan reliabel jika memiliki alpha minimal 0,7” 68 Hasil analisis didapatkan hasil α = 0,9845 yang berarti angket motivasi belajar dinyatakan reliabel lampiran 7. 2 Test prestasi belajar a Uji validitas Uji validitas isi dilakukan terhadap instrument test prestasi belajar dengan mengkonsultasikan butir pertanyaan kepada pakar yang mengetahui masalah yang sedang diteliti dengan melihat kisi – kisi. Teknik uji melalui pertimbangan logis teoritis blue print tanpa analisis statistik. Menurut Furchan 2007: 296 validitas isi tidak dapat dinyatakan dalam bentuk angka, pengesahan validasi isi didasarkan pada pertimbangan, dengan penelaahan yang cermat dan kritis terhadap butir – butir test, karena butir – butir test itu erat hubungannya dengan wilayah isi yang ditentukan. Selanjutnya, instrument diuji cobakan untuk menguji validitas butir – butir instrument dan kemudian dilakukan analisis dengan analisis item. “Analisis item dilakukan dengan menghitung korelasi antara skor butir instrument dengan skor total, atau dengan mencari daya pembeda skor tiap item dari kelompok yang memberikan jawaban tinggi dan jawaban rendah” Sugiyono, 2006: 272 Hasil analisis lampiran 8 menunjukkan bahwa semua item test prestasi belajar dinyatakan valid karena r hitung r tabel dengan taraf signifikansi 5 dan N = 30 dengan nilai kritis 0,361. b Uji reliabilitas 69 “Uji reliabilitas instrumen test prestasi belajar dengan menggunakan rumus Alpha, karena pengujian reliabilitas dengan teknik Alpha Cronbach dilakukan untuk jenis data intervalessay” Sugiyono, 2006: 282. Hasil analisis menunjukkan α = 0,8139 yang berarti test prestasi belajar penggunaan partograf reliabel lampiran 9.

G. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis variansi ANAVA = analysis of variance . Menurut Furchan 2007: 228 “teknik analisis variansi mempergunakan suatu rasio perbedaan yang diamati error term untuk menguji kebenaran hipotesis. Rasio yang disebut rasio-F F - ratio menggunakan variansi s2 mean kelompok sebagai ukuran bagi perbedaan kelompok yang diamati”. Terdapat dua syarat yang harus dipenuhi terlebih dahulu sebelum melakukan analisis dengan menggunakan ANAVA, yaitu homogenitas varian dan distribusi normal.

1. Uji

Homogenitas Varian Pengujian homogenitas varian dilakukan dengan menggunakan uji F dengan rumus sebagai berikut: F = Varian terbesar Varian terkecil