17
PEDOMAN PELAKSANAAN PENGURANGAN DAMPAK BURUK NARKOTIKA, PSIKOTROPIKA DAN ZAT ADIKTIF NAPZA
dampak buruk Napza mengakui bahwa beberapa Penasun untuk berhenti total bukan merupakan suatu pilihan yang dapat dicapai dalam waktu singkat. Untuk itu, tujuan primer pengurangan
dampak buruk Napza adalah membantu Penasun menghindari konsekuensi negatif kesehatan dari penyuntikan Napza, memperbaiki tingkat kesehatan, serta upaya peningkatan kehidupan
sosial dari para Penasun.
C. Lingkup Program
Program pengurangan dampak buruk Napza dalam implementasi di lapangan harus diterjemahkan dalam bentuk program-program yang mendukung tujuan utama yaitu penurunan
risiko penularan HIV pada kelompok Penasun. Program-program ini dikembangkan dengan pola terpadu dan holistik dengan pelayanan dan sektor-sektor lain yang sudah dan akan
dikembangkan. Intervensi yang efektif haru mempunyai sifat yang menyeluruh komprehensif, menawarkan pelayanan yang beragam dan kegiatan yang diupayakan menjawab berbagai isu
terkait. Karakteristik, situasi dan kondisi lokal adalah poin yang harus menjadi pertimbangan dalam
pelaksanaan pengurangan dampak buruk Napza. Sehingga kegiatan yang dikembangkan sesuai dengan lokalitas yang dapat memenuhi kebutuhan Penasun. Berbagai data yang diperoleh dari
analisa situasi awal ketika perencanaan program digunakan untuk menyusun program yang paling optimal. Untuk mendukung program di lapangan, upaya pembangunan sistem data yang
memadai seiring dengan dikembangkannya pengurangan dampak buruk Napza, dapat menjadi sumber data untuk mengembangkan dan mengevaluasi program yang sedang berjalan.
Program yang sering dilaksanakan dan menyertai pengurangan dampak buruk Napza adalah: 1. Program penjangkauan dan pendampingan
2. Program komunikasi, informasi dan edukasi 3. Program penilaian pengurangan risiko
4. Program konseling dan tes HIV sukarela 5. Program penyucihamaan
6. Program layanan jarum suntik steril 7. Program pemusnahan peralatan suntik bekas pakai
PEDOMAN PELAKSANAAN PENGURANGAN DAMPAK BURUK NARKOTIKA, PSIKOTROPIKA DAN ZAT ADIKTIF NAPZA
18
8. Program layanan terapi ketergantungan Napza 9. Program terapi substitusi
10. Program perawatan dan pengobatan HIV 11. Program pendidikan sebaya
12. Program layanan kesehatan dasar Pengurangan dampak buruk Napza dengan program-program di atas memang cukup komplek
dan memerlukan kemampuan dan kapasitas pelaksana program. Walaupun program-program tersebut terkesan terpisah-pisah, namun prinsip yang harus tetap menjadi dasar adalah
keterpaduan dan holistik. Oleh karena itu, keterkaitan dan koordinasi antara program menjadi penting. Lembaga yang melaksanakan pengurangan dampak buruk Napza harus memastikan
prinsip keterpaduan dan holistik program. Namun hal tersebut tidak berarti bahwa program tersebut harus dilaksanakan oleh satu lembaga
yang melakukan pengurangan dampak buruk Napza. Dan tidak dapat pula dikatakan bahwa lembaga yang hanya melaksanakan satu atau beberapa program tidak melaksanakan
pengurangan dampak buruk Napza. Karena program-program yang ada dapat dikembangkan atau dibangun oleh satu atau beberapa lembaga dengan tidak meninggalkan prinsip terpadu
dan holistik. Oleh karena itu jejaring antar lembaga baik pemerintah maupun non-pemerintah, yang terkait permasalahan HIVAIDS dan Napza sangat dibutuhkan. Sistem kerja sama dan
rujukan harus dibangun untuk menciptakan keterpaduan dan keholistikan pengurangan dampak buruk Napza di suatu wilayah.
III. PRINSIP-PRINSIP PELAKSANAAN PENGURANGAN DAMPAK BURUK