Saran penulis kepada para pembuat kebijakan di balai besar taman nasional bromo

Petugas yang bertugas juga kurang tegas dalam dalam menindaklanjuti para pendaki yang tidak mau tertib administrasi. Bahkan menimbulkan kasus orang hilang digunung beberapa kali di akibatkan mereka tidak mau melakukan regristasi dan melakukan pendakian ilegal. Setelah hilang pihak pendaki menuntut balai besar taman nasional. Hal seperti ini akan dirasa konyol jika kesalahan pendaki dilimpahkan mentah kepada pihak balai besar taman nasional. karena memang peraturan yang diterapkan oleh balai besar taman nasional bromo tengger semeru di buat untuk mempermudah dan menjaga para pendaki dari hal hal yang tidak diinginkan apa salahnya jika di ikuti dan di patuhi saja karena memang memasuki kawasan konservasi semua yang ada di dalamnya pasti di lindungi oleh negara.

2. Seharusnya di setiap pos pemberhentian di jalur pendakian gunung semeru didirikan

posko tim rescue agar dapat mudah memantau dan mengawasi para pendaki yang melanggar peraturan. Dan juga memudahkan tim rescue untuk bertindak cepat menolong para pendaki yang mengalami kecelakaan. Bila perlu turunkan langsung personil polisi hutan binaan Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru untuk ikut menertibkan bara pendaki yang ketahuan melanggar peraturan. 3. Pihak balai besar taman nasional bromo tengger semeru seharusnya memberikan sanksi yang tegas terhadap para pendaki yang melanggar peraturan agar menimbulkan efek jera.

4. Terkait masalah sampah balai besar taman nasional bromo tengger semeru tidak boleh

menutup mata dengan mengandalkan peraturan untuk para pendaki wajib membawa turun sampahnya. Karna kita tidak akan tau apakah para pendaki itu benar benar membawa turun sampahnya atau tidak. Sebaiknya dari balai besar taman nasional juga membuat kebjakan terkait sampah ini karena mengingat gunung semeru adalah tama nasional dan kawasan konservasi yang harus di jagdan dilestarikan. DAFTAR PUSTAKA Daftar pustaka buku : Bagong dan Sutinah, definisi operasional 2005 Barber C.V.S Afiff, dan A Purnomo. 1997. Meluruskan arah pelestarian keanekaragaman hayati dan pembangunan di Indonesia. Yayasan Obor Indonesia. Jakarta Bogdan, Robert C; Biklen, Knopp Sari; Qualitative Research For Education; An Introduction to Theory and Mhetods; Allyn and Bacon; Boston London; 1982 hal 16 Darusman D Ed 2000. Ketika rakyat mengelola hutan : pengalaman dari Jambi. WARSI. Jambi David, Fred R., 2006. Manajemen Strategis. Edisi Sepuluh, Penerbit Salemba Empat, Jakarta Esterberg, kristin G; qualitativemethods in social Research, Mc Graw Hill, New York, 2002 hal 21 Harada K.A Muzaktur. M.Rahayu, Widada. 2001. Traditional people and biodiversity Conservation in Gunung Halimun National Park. Report of Research and Conservation project, pusat konservasi alam departemen kehutanan, JICA and LIPI. Bogor Hendrawati,reny,dalam journal implementasi kebijakan dan budaya organisasi tahun 2009 Inu Dhamar Jati. 2014. Restrukturisasi organisasi pelayanan perijinan 2009-2014. skripsi. yogyakarta. UMY Jogiyanto, 2005, Sistem Informasi Strategik untuk Keunggulan Kompetitif, Penerbit Andi Offset, Yogyakarta Komite PPA-MFP WWF Indonesia. 2006. Kementrian dalam pengelolaan Taman Nasioanal : pelajaran untuk transformasi. Kebijakan. WWF Indonesia dan MFP Dephut DFID. Jakarta Mulyani S. 1997. Pendekatan sistem kawasan konservasi alam terpadu untuk pengembngan daerah penyanggastudy kasus di taman nasional siberut. Thesis. Program pascasarjana institut Bogor. Bogor Sugiyono. 2007. Metode penelitian bisnis pendekatan kuantitatif, kualitatif, dan RD Alfabeta, cv. 2007 hal 422 Rahardjo Adisasmita, 2011. Pengelolaan Pendapatan Anggaran Daerah. Penerbit Graha Ilmu : Yogyakarta