Latar Belakang Masalah PERAN GURU AGAMA ISLAM DALAM MENGATASI KENAKALAN REMAJA DI MAN YOGYAKARTA III
Adapun peningkatan tindak kejahatan yang dilakukan oleh anak, dapat dideskripsikan dalam tabel sebagai berikut:
Tabel 1 Tindak Kejahatan yang Dilakukan Oleh Anak di Kabupaten Sleman
Tahun 2011-2014
Tahun Laki-laki
Perempuan Jumlah
2011 86
- 86
2012 29
10 39
2013 21
4 25
2014 55
5 60
Sumber : BPS Provinsi DIY 2012; 2013; 2014; 2015 Tabel di atas menunjukkan bahwa tindak kejahatan yang dilakukan
anak di Kabupaten Sleman pada tahun 2011 – 2013 menunjukkan penurunan,
tetapi meningkat tajam pada tahun 2014. Data yang dideskripsikan di atas merupakan data yang diambil BPS dari dokumentasi PolresPolrestaPolda
D.I.Yogyakarta. Angka tersebut tentu saja merupakan catatan kriminal yang telah diproses oleh instansi kepolisian di DIY tersebut. Adapun kenakalan
remaja yang lain seperti aksi vandalisme, tawuran pelajar, dan lain sebagainya yang tidak sempat diproses oleh polisi, masih banyak terjadi.
Peningkatan kenakalan remaja juga dialami oleh siswa MAN Yogyakarta III. Hasil wawancara dengan guru bimbingan dan konseling di
MAN Yogyakarta III, didapatkan bahwa selama tahun 2015, jumlah kasus kenakalan yang dilakukan siswa meningkat dibanding tahun sebelumnya.
Kasus siswa yang membolos sekolah, lebih tinggi dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Selain itu, kasus-kasus berkelahi sesama teman juga meningkat
sepanjang tahun 2015. Hasil observasi pada minggu kedua bulan Februari
2016, didapatkan banyak siswa yang mengenakan pakaian sekolah yang tidak lengkap badge-nya, dan banyak juga yang bajunya tidak dimasukkan. Selain
itu, pengamatan terhadap siswa sepulang sekolah, didapatkan beberapa siswa MAN Yogyakarta III yang berkumpul di warung di dekat sekolah untuk
sekedar makan dan minum. Beberapa di antara mereka didapatkan sedang merokok. Selain itu, hasil pengamatan juga didapatkan bahwa ketika pulang
sekolah, banyak siswa yang mengebut ketika berkendara, dan ada juga yang berbonceng tiga.
Selain itu, belum lama ini terjadi kasus kriminal yang dilakukan oleh siswa kelas XII, yaitu kasus pencurian helem di sebuah mall yang berada
dekat dengan sekolah. Tindakan tersebut diketahui pemilik helem yang melaporkannya ke sekolah. Sekolah kemudian menindaklanjuti dengan
melakukan bimbingan terhadap siswa tersebut dan kemudian diputuskan untuk dikembalikan kepada orang tuanya.
Hasil wawancara dengan guru bimbingan konseling, didapatkan bahwa berdasarkan informasi dari orang tua yang dipanggil ke sekolah karena
anaknya melakukan perilaku kenakalan, didapatkan bahwa siswa banyak bergaul dengan orang yang lebih dewasa, sehingga terpengaruh dengan
perilaku teman-temannya yang lebih dewasa. Anak juga kurang menurut dengan oran tua. Setiap kali dinasehati, siswa sering membantah. Anak juga
seringkali meminta sesuatu kepada orang tua disertai ancaman apabila tidak dipenuhi, tidak mau sekolah. Orang tua terpaksa menuruti keinginan anak
karena tidak ingin anaknya keluar dari sekolah. Orang tua mengharapkan guru di sekolah membimbing dan mengarahkan anaknya.
Meningkatnya angka kenakalan remaja, harus menjadi perhatian berbagai pihak, baik keluarga, sekolah, masyarakat, bahkan negara. Oleh
karena itu, perlu dilakukan upaya komprehensif untuk mengatasinya. Salah satu lingkungan remaja yang cukup berpengaruh bagi remaja adalah
lingkungan sekolah. Hal ini disebabkan karena sebagian besar waktu remaja di habiskan di sekolah. Sekolah merupakan salah satu yang bertanggung jawab
untuk mengatasi perilaku kenakalan remaja. Salah satu bentuk upaya yang dilakukan oleh pihak sekolah untuk
mengatasi kenakalan remaja dilakukan melalui pelajaran Pendidikan Agama Islam. Millatina, Hardjajani, dan Priyatama 2012:3, agama dapat berperan
sebagai mekanisme kontrol pada diri remaja. Remaja yang memiliki pendalaman dan penghayatan terhadap nilai-nilai Agama Islam, akan lebih
berhati-hati dalam perikir, berucap, dan bertindak. Remaja akan membandingkan tindakan dan perilakunya dengan nilai-nilai moral agama,
sehingga tidak mudah terjerumus dalam perilaku kenakalan remaja. Peran guru agama sangat penting dalam sosialisasi dan internalisasi nilai-nilai moral
Agama menjadi pedoman bagi siswa dalam bertingkah laku. Berdasarkan hal tersebut di atas, maka peneliti mengambil judul
“Peran Guru Agama dalam Mengatasi Kenakalan Remaja di MAN Yogyakarta III”.