STRATEGI GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENGATASI KENAKALAN REMAJA : Studi Kasus di SMK PGRI 2 Cimahi.

(1)

Idzan Afrian Abdussalam, 2013

Strategi Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Mengatasi Kenakalan Remaja (Studi Kasus di SMK PGRI 2 Cimahi) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

STRATEGI GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM

MENGATASI KENAKALAN REMAJA

(Studi Kasus di SMK PGRI 2 Cimahi)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Jurusan Ilmu Pendidikan Agama Islam

Oleh

IDZAN AFRIAN ABDUSSALAM 0901732

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG

2013


(2)

Dalam Mengatasi Kenakalan Remaja

(Studi Kasus di SMK PGRI 2 Cimahi)

Oleh

Idzan Afrian Abdussalam

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

© Idzan Afrian Abdussalam 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Juni 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

Idzan Afrian Abdussalam, 2013

Strategi Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Mengatasi Kenakalan Remaja (Studi Kasus di SMK PGRI 2 Cimahi) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

IDZAN AFRIAN ABDUSSALAM

“STRATEGI GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENGATASI

KENAKALAN REMAJA”

(Studi Kasus Di SMK PGRI 2 Cimahi)

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING :

Pembimbing I

Dr. H. Syahidin, M. Pd. NIP. 195706111987031

Pembimbing II

Wawan Hermawan, M. Ag. NIP. 197402092005011002

Mengetahui,

Ketua Program Studi Ilmu Pendidikan Agama Islam Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

Universitas Pendidikan Indonesia

Dr. H. Endis Firdaus, M. Ag. NIP : 19570303 198803 1 001


(4)

ABSTRAK

Skripsi ini berjudul “Strategi Guru Pendidikan Agama Islām Dalam Mengatasi Kenakalan remaja” penelitian ini mengambil sampel di SMK PGRI 2 Cimahi. Hal ini dilatar belakangi karena saat ini dunia pendidikan dihadapkan dengan berbagai macam tantangan dan permasalahan. Di antara permasalahannya adalah timbulnya berbagai macam bentuk kenakalan remaja. Remaja yang pada usia sekolah seharusnya difokuskan pada menuntut ilmu dan hal yang bermanfaat. Namun kenyataannya sebaliknya malah melakukan berbagai tindakan yang tidak terpuji dan seharusnya tidak mereka lakukan.Masa remaja sangat potensial untuk berkembang kearah positif maupunnegatif. Oleh karena itu intervensi edukatif dalam bentuk pendidikan, bimbingan,maupun pendampingan sangat diperlukan, untuk mengarahkan perkembanganpotensi remaja tersebut agar berkembang kearah yang positif dan produktif. Intervensi edukatif harus sejalan dan seimbang, terutama dalam intervensipembelajaran pendidikan agama Islām yang bisa mengarahkannya padapembentukan kepribadian muslim.Usaha adanya pendidikan agama Islām di sekolah diharapkan agar mampumeningkatkan keyakinan, pemahaman, penghayatan dan pengamalan ajaranagama Islām dari peserta didik, dan usaha tersebut tidak akan terlaksana tanpaadanya peran serta dari guru pendidikan agama Islām.Guru Pendidikan Agama Islām (GPAI) merupakan orang dewasa yangbertanggung jawab untuk memberi pertolongan pada peserta didiknya dalamperkembangan jasmani dan rohaninya selain itu, mampu melaksanakan tugasnya sebagai mahluk sosial dan sebagai mahluk individu yang mandiri.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus serta ditunjang oleh studi kepustakaan. Tehnik pengumpulanya melalui observasi, wawancara, (interview) dan dokumentasi serta analisis data dengan mereduksi data, display data dan baru disimpulkan

Pada pengolahan data dari setiap rumusan masalah yang diteliti maka dapat disimpulkan. Pertama, bentuk-bentuk kenakalan siswa yang ada di SMK PGRI 2 Cimahi, yaitu: Sering terlambat/tidak disiplin, tidak mengikuti upacara bendera, tidak mengikuti KBM, tidak menggunakan atribut dengan lengkap, sering membolos sekolah, menggunakan topi dan jaket dilingkungan sekolah, sepatu berwarna-warni, seragam tidak dimasukan, tidak memakai ikat pinggang, pulang pada jam pelajaran, rambut gondrong/dicat. Kedua, Latar belakang terjadinya kenakalan di SMK PGRI 2 Cimahi yaitu: faktor latar belakang keluarga, latar belakang lingkungan dan faktor dari diri anak itu sendiri. Ketiga, Strategi yang dilakukan guru pendidikan agama Islām dalam mengatasi kenakalan remaja di SMK PGRI 2 Cimahi meliputi: strategi mengatasi dengan cara pencegahan (preventif), strategi mengatasi dengan cara menekan (represif), dan strategi mengatasi dengan cara penyembuhan (kuratif).

Berdasarkan hasil penelitian diatas secara umum dapat disimpulkan bahwa strategi yang dilakukan guru pendidikan agama Islāmcukup efektif dalam mengatasi kenakalan siswa-siswi (remaja).


(5)

Idzan Afrian Abdussalam, 2013

Strategi Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Mengatasi Kenakalan Remaja (Studi Kasus di SMK PGRI 2 Cimahi)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu ABSTRACT

This minithesis entitled "Strategy of Islamic Education Teachers to Overcome Juvenile delinquency" This study took samples at SMK PGRI 2 Cimahi. The current background of this minithesis because education are faced with many challenges and problems. Among the problem is the emergence of various forms of juvenile delinquency. Teens are at school age should be focused on their studies and useful thing. But in reality instead to perform a variety of actions that are not commendable and they should not do. Adolescence is a potential for developing a positive and negative direction. Therefore an educational intervention in the form of education, guidance, and assistance is necessary, to direct the development of the potential of the youth in order to evolve towards a positive and productive. Educational interventions should be aligned and balanced, especially in Islamic religious education learning interventions that can be directed at the formation of the Muslim personality. The efforts of Islamic religious education in schools is expected to be able to increase the confidence, understanding, appreciation and practice of the teachings of Islam from the students, and the business would not be possible without the participation of Islamic religious education teachers. Islamic Education Teachers (IET) is an adult who is responsible for giving aid to student participants in the physical and spiritual development in addition, is able to carry out his duties as a social creature and be independent individuals.

This study used a qualitative method with a case study approach and supported by literature studies. Collection techniques through observation, interviews and documentation and analysis of data with data reduction, data display and new inferred.

In the data processing formulation of the problem under study it can be concluded. First, the forms of student misbehavior is in SMK PGRI 2 Cimahi, namely: Often late/no discipline, never follow the flag ceremony, nothing follow the teaching, without use these attributes to complete, often skipping school, using the school environment hats and jackets, shoes colorful, uniforms are’nt included, without wear a belt, went home during school hours, long hair/painted. Second, the background of delinquency in SMK PGRI 2 Cimahi are: family background factors, the environment background factors of the child's own self. Third, strategies teachers of Islamic religious education to overcome juvenile delinquency in SMK PGRI 2 Cimahi include: strategies to cope with prevention (preventive), coping strategies by pressing the (repressive), and coping strategies in a way of healing (curative).

Based on the above results can be generally concluded that the strategy of Islamic religious education teacher was quite effective to overcome delinquency students (teenagers).


(6)

ABSTRAK ... Error! Bookmark not defined. ABSTRACT ... Error! Bookmark not defined. KATA PENGANTAR ... Error! Bookmark not defined. UCAPAN TERIMA KASIH ... Error! Bookmark not defined. DAFTAR ISI... 1 DAFTAR GAMBAR ... Error! Bookmark not defined. DAFTAR TABEL ... Error! Bookmark not defined. PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN ... Error! Bookmark not defined.

BAB I ... Error! Bookmark not defined. PENDAHULUAN ... Error! Bookmark not defined.

A. Latar Belakang Masalah ... Error! Bookmark not defined. B. Rumusan Masalah ... Error! Bookmark not defined. C. Tujuan Penelitian ... Error! Bookmark not defined. D. Kegunaan Penelitian ... Error! Bookmark not defined. E. Metode Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 1. Metode pengumpulan data ... Error! Bookmark not defined. 2. Metode Analisis Data ... Error! Bookmark not defined. F. Definisi Operasional ... Error! Bookmark not defined. G. Sistematika Penulisan ... Error! Bookmark not defined.

BAB II ... Error! Bookmark not defined.

GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN KENAKALAN REMAJAError! Bookmark not defined.

A. Pengertian Guru Pendidikan Agama Islām ... Error! Bookmark not defined. 1. Guru Pendidikan Agama Islām ... Error! Bookmark not defined. 2. Fungsi dan Peran Guru Pendidikan Agama Islām ... Error! Bookmark not defined.

3. Tugas dan Tanggung Jawab Guru Pendidikan Agama IslāmError! Bookmark not defined.


(7)

Idzan Afrian Abdussalam, 2013

Strategi Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Mengatasi Kenakalan Remaja (Studi Kasus di SMK PGRI 2 Cimahi) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

1. Remaja dan Perkembangannya ... Error! Bookmark not defined. 2. Pengertian Kenakalan Remaja ... Error! Bookmark not defined. 3. Bentuk-Bentuk Kenakalan Remaja ... Error! Bookmark not defined.

4. Faktor-Faktor yang Menyebabkan Terjadinya Kenakalan RemajaError! Bookmark not defined.

C. Strategi Guru Pendidikan Agama Islām dalam Mengatasi Kenakalan RemajaError! Bookmark not

defined.

1. Tindakan Mengatasi Secara Preventif (Pencegahan)Error! Bookmark not defined. 2. Tindakan Mengatasi Secara Represif (Menekan) .... Error! Bookmark not defined. 3. Tindakan Mengatasi secara Kuratif (Penyembuhan)Error! Bookmark not defined.

D. Strategi Mengatasi Kenakalan Remaja dalam Perspektif IslāmError! Bookmark not defined.

BAB III ... Error! Bookmark not defined. METODE PENELITIAN ... Error! Bookmark not defined.

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian ... Error! Bookmark not defined. B. Kehadiran Peneliti ... Error! Bookmark not defined. C. Lokasi Penelitian ... Error! Bookmark not defined. D. Sumber Data ... Error! Bookmark not defined. E. Tekhnik Pengumpulan Data ... Error! Bookmark not defined. 1. Metode Observasi atau Pengamatan. ... Error! Bookmark not defined. 2. Metode Wawancara ... Error! Bookmark not defined. 3. Metode Dokumentasi ... Error! Bookmark not defined. F. Analisis Data ... Error! Bookmark not defined. G. Tehnik Pengecekan Keabsahan Temuan/ Data ... Error! Bookmark not defined. H. Tahap-Tahap Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

BAB IV ... Error! Bookmark not defined. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... Error! Bookmark not defined.

A. Profil SMK PGRI 2 Cimahi ... Error! Bookmark not defined. 1. Latar belakang berdirinya SMK PGRI 2 Cimahi ... Error! Bookmark not defined. 2. Visi dan Misi SMK PGRI 2 Cimahi ... Error! Bookmark not defined. 3. Tujuan SMK PGRI 2 Cimahi ... Error! Bookmark not defined.


(8)

6. Tata tertib SMK PGRI 2 Cimahi ... Error! Bookmark not defined. B. Pemaparan Data Hasil Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

1. Bentuk-bentuk kenakalan siswa di SMK PGRI 2 CimahiError! Bookmark not defined.

2. Latar belakang terjadinya kenakalan siswa di SMK PGRI 2 CimahiError! Bookmark not defined. 3. Strategi Guru Pendidikan Agama Islām dalam mengatasi kenakalan remaja di

SMK PGRI 2 Cimahi ... Error! Bookmark not defined. C. Pembahasan Data ... Error! Bookmark not defined.

1. Pembahasan tentang bentuk-bentuk kenakalan siswa di SMK PGRI 2 CimahiError! Bookmark not defined. 2. Pembahasan tentang latar belakang terjadinya kenakalan siswa di SMK PGRI 2

Cimahi ... Error! Bookmark not defined. 3. Pembahasan tentang strategi guru pendidikan agama Islām dalam mengatasi kenakalan remaja di SMK PGRI 2 Cimahi ... Error! Bookmark not defined.

BAB V ... Error! Bookmark not defined. KESIMPULAN DAN SARAN ... Error! Bookmark not defined.

A. Kesimpulan ... Error! Bookmark not defined. B. Saran ... Error! Bookmark not defined.


(9)

Idzan Afrian Abdussalam, 2013

Strategi Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Mengatasi Kenakalan Remaja (Studi Kasus di SMK PGRI 2 Cimahi) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu


(10)

BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam kelangsungan hidup manusia. Karena dengan pendidikan manusia dapat mencapai taraf hidup yang lebih baik, dalam segala tindakan, ucapan juga tingkah laku manusia yang selalu tak lepas dipengaruhi oleh suatu proses pendidikan. Proses pendidikan dapat dilakukan, dan terjadi di manapun kapanpun sejak usia bayi sampai manusia mati (Idris, 1992:12)

Namun di era globalisasi sekarang ini dunia pendidikan dihadapkan dengan berbagai macam tantangan dan permasalahan. Di antara permasalahannyaadalah sebagaimana kita ketahui bahwa timbulnya berbagai macam bentuk kenakalan remaja. Remaja yang pada usia sekolah yang seharusnya difokuskan pada menuntut ilmu dan hal yang bermanfaat. Namun kenyataannya sebaliknya malah melakukan berbagai tindakan yang tidak terpuji dan seharusnya tidak mereka lakukan.

Zulkifli (2005:63) menjelaskan bahwa :

“Kenakalan remaja yang sering kali terjadi di masyarakat merupakan

bentuk-bentuk perbuatan menyimpang. Tentu saja problem seperti ini sangat bertentangan dengan tujuan pembangunan nasional serta dapat menghambat pembangunan nasional. Ditinjau dari segi perkembangan biologis seseorang yang dikatakan remaja adalah mereka yang telah berusia 13 sampai dengan 18/19 tahun. Pada awal usia remaja ini merupakan tahap Sekolah Menengah Pertama (SMP) hingga Sekolah Menengah Atas (SMA). Masa remaja termasuk masa yang sangat menentukan karena pada masa ini anak-anak mengalami banyak perubahan psikis dan fisiknya. Perubahan kejiwaan menimbulkan kebingungan di kalangan remaja, sehingga masa ini disebut oleh orang barat sebagai periode strum und drang.Pada tahap perkembangan ini mereka mengalami penuh gejolak emosi dan tekanan jiwa sehingga mudah menyimpang dari aturan dan norma-norma sosial yang berlaku di


(11)

2

Idzan Afrian Abdussalam, 2013

Strategi Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Mengatasi Kenakalan Remaja (Studi Kasus di SMK PGRI 2 Cimahi)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Dalam situs Dunia Remaja (http://darsanaguru.blogspot.com/2008/04/ Dunia Remaja/html),yang ditulis (Apriansyah, 2008) pada hari Rabu, tanggal 9 Juli 2008 menambahkan bahwa :

Kenakalan remaja semakin lama semakin meningkat. Banyak peristiwa yang merugikan bagi dirinya (remaja secara khusus) dan bagi orang tuanya, kalangan pendidikan, serta masyarakat (secara umum). Kenakalan ini biasa terdapat pada anak-anak, namun yang paling dominan terdapat pada usia remaja yang pada masa ini remaja mengalami proses pertumbuhan dan perkembangan yang sangat cepat atau biasa disebut dengan masa peralihan (transisi).

Adanya iklim lingkungan kehidupan yang kurang sehat menimbulkan kenakalan remaja yang tidak wajar bahkan menjurus pada tindakan kriminal seperti maraknyatayangan pornografi, kekerasan di televisi, minuman-minuman keras, perjudian,pembunuhan, obat-obat terlarang atau narkoba, dan lainnya yang sangat mempengaruhi pola perilaku atau gaya hidup terutamapada usia remaja yang cenderung menyimpang dari kaidah-kaidah moral (akhlākyang mulia). Sedangkan dalam lingkup pendidikan biasanya bentuk kenakalanremaja masih bersifat wajar khususnya melanggar tata tertib sekolah seperti :merokok, berbohong, bolos sekolah, terlambat , tidak memakai atribut sekolah, tidak mengerjakan PR dan lain sebagainya(Apriansyah, 2008).

Di sisi lain, adanya pola kehidupan yang semakin modern membawa duniaremaja turut juga larut di dalamnya. Masa-masa pencarian jati diri yang kerapmemunculkan rasa keingintahuan dan rasa ingin meniru begitu dalam terhadapsesuatu, sehingga timbul perilaku-perilaku yang menyimpang pada diri kaumremaja. Misalnya, persoalan percintaan yang sering mengarah pada seks bebasyang berujung dengan aborsi. Disamping itu banyak pergaulanremaja yang tidak luput dari narkoba, dugem, bergaya hidup mewah, sertapersoalan fashion yang identik dengan tren pakaian-pakaian mini, ketat, aksesoris-aksesorisyang mahal, make up berlebihan yang semuanya itu belum tentu adamanfaatnya, inilah potret pola hidup sebagian remaja saat ini.


(12)

Dalam situs Dunia Remaja (http://darsanaguru.blogspot.com/2008/04/ Dunia Remaja/html),yang ditulis Arif Apriansyah pada hari Rabu, tanggal 9 Juli 2008 menyebutkan juga bahwa:

Remaja sering digambarkan sebagai usia di mana manusia dapat ditolerir untuk melakukan banyak pelanggaran terhadap norma dalam masyarakat, yangpada akhirnya tanpa pikir panjang mereka bebas mencoba hal-hal yang melanggaraturan dan berdampak negatif tersebut. Apalagi, tersedianya fasilitas yangmendukung ke arah sana. Dengan adanya kebebasan pers, media massa denganbebasnya menayangkan sesuatu yang dapat memberi rangsangan negatif bagiperilaku remaja saat ini. Media seperti televisi, internet dan lainnya merupakanmedia yang memberikan akses besar terhadap perilaku remaja sekarang.

Dipandang dari sudut pendidikan, penampilan dan perilaku remaja sepertidi atas sangat tidak diharapkan, karena tidak sesuai dengan sosok pribadi manusiaIndonesia seutuhnya. Sebagaimana tercantum dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Sistem Pendidikan Nasional (2005:4) tentang tujuan pendidikan nasional, yaitu:

(1) beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan YangMaha Esa, (2) berakhlak mulia, (3) memiliki pengetahuan dan keterampilan, (4)memiliki kesehatan jasmani dan rohani, (5) memiliki kepribadian yang mantapdan mandiri, serta (6) memiliki rasa tanggung jawab kemasyarakatan dankebangsaan.

Tujuan pendidikan di atas berimplikasi imperatif (yangmengharuskan) bagi semua tingkat satuan pendidikan untuk senantiasamemantapkan proses pendidikannya secara bermutu ke arah pencapaian tujuanpendidikan tersebut dan mencetak generasi yang unggul, sehat jasmani danrohani.

Saat ini kenakalan remaja merupakan bagian dari permasalahan dalam dunia pendidikan. karena masa remaja sangat potensial untuk berkembangkearah positif maupun negatif maka intervensi edukatif dalam bentukpendidikan, bimbingan, maupun pendampingan sangat diperlukan, untukmengarahkan perkembangan potensi remaja tersebut agar berkembangkearah yang positif dan produktif. Intervensi edukatif harus sejalan danseimbang, terutama dalam intervensi


(13)

4

Idzan Afrian Abdussalam, 2013

Strategi Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Mengatasi Kenakalan Remaja (Studi Kasus di SMK PGRI 2 Cimahi)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

kepribadian muslim.Proses edukatif ini dapat dilakukan dari berbagai pihak yaitu keluarga(orang tua), sekolah maupun masyarakat. Kerja sama yang baik antaraketiga komponen ini harus dijalin sebaik-baiknya agar secara simultandapat mencegah remaja berkembang kearah negatif akan tetapi sebaliknyaakan mendorong remaja berkembang kearah yang positif dan produktif (Zulkifli, 2005:63).

Namun permasalahannya kenakalan remaja juga menimpa dan menjangkitdi lembaga pendidikan. Seperti juga halnya yang terjadi di salah satu lembagapendidikan di kota Cimahi, yang tepatnya berada di SMK PGRI 2 Cimahi,menurut Ibu Fitrianayang diwawancarai oleh peneliti di Ruang Perpustakaanpada hari Rabu, tanggal 14 November 2012, mengatakan bahwa :

“Siswa-siswinya juga mengalamimasalah yang ujung-ujungnya mereka melakukan tindakan yang tidak sesuaidengan aturan dan norma yang berlaku atau disebut dengan tindakan kenakalan.Di antaranya seperti bolos sekolah, merokok di lingkungan sekolahan, minumminumankeras, berkelahi dan lain

sebagainya.”

Maka, dalam hal ini harus ada suatu tindakan guna menangani masalahyang terkait dengan kenakalan yang dilakukan siswa-siswi tersebut sejak dini,karena bila tidak segera ditangani maka akan semakin besar masalah tersebut danakan semakin lebih sulit untuk mengatasinya.

Masalah tersebut jika remaja tidak bisa menanganinya sendiri akanberujung pada pelarian atau melakukan tindakan yang umum disebut kenakalanremaja. Dari beberapa masalah siswa tersebut membuktikan perlu adanya suatuarahan dan

bimbingan dari guru pendidikan agama Islām, maka dari itu sudah selayaknyaterkait dengan permasalahan itu guru pendidikan agama Islāmharus

bisa mengambil perandan membantu dalam memecahkan berbagai persoalan yang terkait denganmasalah siswa-siswinya tersebut, karena siswa-siswi juga merupakan manusiayang mana manusia adalah makhluk sosial yang saling membutuhkan dan salingmembantu antara satu dengan lainnya, dalam ajaran


(14)

agama Islām juga terdapatanjuran untuk saling tolong menolong sesama manusia, sebagaimana firman AllāhSWT dalam Al Qur`ān surat Al Maīdāh ayat 2:

    Artinya: “....Tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran,

danbertakwalah kamu kepada Allāh, Sesungguhnya Allāh Amat berat

siksa-Nya”.(QS. Al Maīdāh: 2)1

Karena itu, pendidikan dalam Islām antara lain bertugas untuk membimbing

dan mengarahkan manusia sebagai usaha tolong menolong untuk mengendalikan diri sehingga dijauhkan dari perbuatan dosa dan pelanggaran agar tidak sampai mendominasi dalam kehidupannya, sebaliknya sifat-sifat positifnya yang tercermin dalam kepribadiannya.

Daradjat (1996:50) menjelaskan bahwa :

“Pendidikan agama Islām mempunyai peranan penting dalam

pembinaanmoral yaitu memberi bimbingan dalam hidup, menolong dalam menghadapi kesukaran dan mententramkan batin, serta dikatakan pula

bahwa pendidikan agama Islām itu adalah pembentukan kepribadianmuslim.”

Muhaimin ( 2002:25) juga mengutarakan :

“Usaha adanya pendidikan agama Islām di sekolah diharapkan agar mampu meningkatkan keyakinan, pemahaman, penghayatan dan pengamalan ajaran

agama Islām dari peserta didik. Di samping itu pendidikan agama Islām juga

untuk membentuk kesalehan pribadi yang bersifat vertikal, artinya hubungan baik atau sikap patuh dan tunduk antara dirinya dengan Allāh SWT, serta untuk membentuk kesalehan sosial yang bersifat horizontal, artinya

hubungan baik yang terjalin antara dirinya dengan sesamanya.”

*Seluruh teks ayat al Qur`an dan terjemahannya dalam skripsi ini diambil dari software Al Qur`an in word yang disesuaikan dengan Qur`an terjemah yang diterjemahkan oleh Yayasan Penyelenggara penerjemah/penafsir Al Qur`an Kementrian Agama RI penerbit PT Sygma Examedia Arkanleema Bandung


(15)

6

Idzan Afrian Abdussalam, 2013

Strategi Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Mengatasi Kenakalan Remaja (Studi Kasus di SMK PGRI 2 Cimahi)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Oleh karena itu, secara umum kita patut peduli dan mengambil tanggungjawab secara kolektif tanpa terkecuali para guru, pembina agama, pemerintah,orang tua, sesama remaja, serta masyarakat harus turut bahu-membahumemberikan kontribusi pembinaan bagi remaja. Tidak dapat disangkal lagi, bahwakualitas generasi muda merupakan cermin masa depan suatu bangsa. Winarno Surakhmad (1997:12) menyatakan bahwa :

“Kenakalan remaja merupakan masalah yang dirasa sangatlah penting dan

menarik untuk dibahas. Karena remaja merupakan bagian dari generasi muda yang termasuk aset negara, dan juga merupakan tumpuan serta harapan bagi masa depan bangsa, negara dan agama. Untuk mewujudkan itu semua, maka sudah barang tentu menjadi kewajiban dan tugas kita semua bagi orang tua, pendidik (guru) dan pemerintah untuk mempersiapkan generasi muda menjadi generasi yang tangguh dan berwawasan atau berpengetahuan yang luas dengan jalan membimbing dan mengarahkan mereka semua sehingga menjadi warga negara yang baik dan bertanggung

jawab secara moral.”

Maka dari itu, sudah selayaknya kita membekali generasi muda, agar kelakmampu mengatasi dan menghadapi berbagai macam tantangan di era globalisasiyang penuh tantangan dan semakin besar masalah yang ditimbulkannya.

Bukankah ada pepatah mengatakan, “Kena seperti santan bergula tak kena”

artinyabila kita berbuat benar akan mendatangkan kebaikan namun bila kita berbuat salahakan mendatangkan kesusahan. Maka, apa yang mampu dikerjakan di usia remajaadalah bagian dari investasi yang akan dipetikkeuntungannya kelak di

usia senja.Sebagaimana juga firman Allāh SWT dalam Al Qur`ān Surat An Nahl ayat 97:

    


(16)

Artinya: “Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupunperempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikankepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasankepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah

merekakerjakan.” (QS. An Nahl: 97)

Terkait maksud di atas, maka perlu adanya suatu bentuk usaha yangterarah

dan terstruktur oleh guru pendidikan agama Islāmuntuk menangani danmembantu

masalah-masalah siswa yang di antara masalahnya adalah kenakalanremaja.

Suryosubroto (1997:17) mengemukakan “Pada kenyataannya usaha dan

kreativitas seorang guru sangat menentukan tingkat keberhasilan suatu pendidikan, disertai dengan adanya motivasi dari seorang guru terhadap siswa untuk mencapai tujuan yang diharapkan.”

Sedangkan Guru PAI menurut Jalaluddin (1995:93) di jelaskan bahwa :

“Guru merupakan salah satu unsur yang berpengaruh terhadap proses pembinaan moral siswa. Kedudukan guru terutama guru agama Islām

memiliki peran yang sangat penting dalam mencegah terjadinya kenakalan

remaja. Karena pada dasarnya tugas guru pendidikan agama Islām adalah membentuk akhlak remaja (siswa) yang berkepribadian muslim.”

Nasar (1993:39) Menambahkan bahwa :

“Guru Pendidikan Agama Islām merupakan pendidik yang bertanggung

jawab langsung terhadap pembinaan akhlak dan penanaman norma hukum tentang baik buruk serta tanggung jawab seseorang atas segala tindakan yang dilakukan baik di dunia maupun di akhirat. Penanaman pemahaman siswa tentang hal ini dapat sebagai kontrol diri atas segala tingkah lakunya sehingga siswa sadar bahwa perbuatan yang dilakukannya akan dimintai pertanggung jawaban di kemudian hari. Jelas bahwasannya setiap muslim dididik dalam agama agar menjadi manusia yang teguh dalam akidah, loyal dan taat dalam syariah dan terpuji dalam akhlaknya.”

Dari beberapa uraian di atas dapat di simpulkan bahwa guru pendidikan

agama Islāmmempunyai peranan penting dalam mendidik dan membina

khususnya dalam menanamkan moral siswa baik dalam segi pendidikan akhlak maupun dalam segi norma hukum. Karena itu guru pendidikan agama


(17)

8

Idzan Afrian Abdussalam, 2013

Strategi Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Mengatasi Kenakalan Remaja (Studi Kasus di SMK PGRI 2 Cimahi)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Islāmdiharapkan perannya mampu mengatasi dan membantu berbagaimasalah

yang dialami siswa.

Mengajar dan mendidik merupakan tugas pokok guru pendidikan agama

Islām selainitu guru pendidikan agama Islām mempunyai tanggung jawab dalam

mencegah terjadinya kenakalan remaja. Karena pada dasarnya tugas guru

pendidikan agama Islām adalah membentuk akhlak remaja (siswa) yang

berkepribadian muslim.

Berdasarkan latar belakang diatas peneliti ingin mengetahui lebih jauh bagaimanaupaya guru pendidikan agama Islāmdalam mengatasi masalah-masalah kenakalan siswa dan peneliti hanya inginmeneliti masalah yang terkait dengan kenakalan remaja yang ada di SMK PGRI 2 Cimahi.

Di samping ituSMK PGRI 2 Cimahi terletak di pusat kota, lokasinya yang sangat strategis dimana tempat ini mudah dijangkau oleh kendaraan umum, namun untuk sebuah komplek sekolah itu sangat rentan sehingga membuatsiswa-siswi sekolahini sangat rentan dalam melakukan aksi kenakalan.Lokasi sekolah ini berada disekitar sarana publikseperti Pasar Atas Cimahi selain itu juga berdekatan dengan pusat perbelanjaan yang lokasinya tidak jauh dari Jalan Encep Kartawirya No.153 Kota Cimahi.

Berbicara masalah kenakalan siswa, disekolah manapun sangat berpotensi melakukan tindak kenakalan, terlebih lagi di sekolah yang lingkungannya kurang mendukung terhadap proses belajar mengajar yang tertib seperti halnya di sekolah ini. Oleh sebab itu, peneliti sangat tertarik untuk melihat lebih dekat

bagaimanaupaya dan tindakan yang dilakukan guru Pendidikan Agama Islām

dalam mengatasi kenakalan tersebut. Atas dasar itu merupakan suatu alasan yang sangat mendasar apabila peneliti mengangkat judul “Strategi Guru Pendidikan Agama Islām dalam Mengatasi Kenakalan Remaja (Studi Kasus di SMK PGRI 2 Cimahi)”


(18)

B.Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Apa bentuk-bentuk kenakalan remaja di SMK PGRI 2 Cimahi?

2. Apa latar belakang terjadinya kenakalan remaja di SMK PGRI 2 Cimahi? 3. Bagaimana strategi guru pendidikan agama Islāmdalam mengatasikenakalan

remaja di SMK PGRI 2 Cimahi?

C.Tujuan Penelitian

Sejalan dengan persoalan yang telah dikemukakan di atas maka penelitian ini bertujuan:

1. Mengidentifikasi bentuk-bentuk kenakalan remaja di SMK PGRI 2 Cimahi. 2. Mengidentifikasilatar belakangterjadinya kenakalan remaja di SMK PGRI 2

Cimahi.

3. Mendeskripsikan strategi guru pendidikan agama Islāmdalam mengatasi kenakalan remaja di SMK PGRI 2 Cimahi.

D.Kegunaan Penelitian

Secara teoritis hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah kajian dalam

bidang Pendidikan, khususnya Pendidikan Agama Islām, serta sebagai bahan

bacaan atau referensi bagi semua pihak, khususnya bagi mahasiswa Pendidikan

Agama Islām, Fakultas Ilmu Pengetahuan Sosial, Universitas Pendidikan

Indonesia (UPI) Bandung.

Secara praktis penulis berharap agar hasil penelitian ini bermanfaat:

1. Bagi semua guru khususnya dalam bidang pendidikan agama Islām, dalam menyikapi betapa pentingnya mendidik dan membina akhlak siswa, agar jangan sampai melakukan perbutan-perbuatan yang menyimpang.

2. Bagi penulis untuk menambah pengetahuan, serta untuk melatih kemampuan analisa masalah-masalah pendidikan.


(19)

10

Idzan Afrian Abdussalam, 2013

Strategi Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Mengatasi Kenakalan Remaja (Studi Kasus di SMK PGRI 2 Cimahi)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

3. Bagi sekolah dapat digunakan sebagai masukan dan juga informasi yangdapat dijadikan bahan pertimbangan dalam mengambil kebijakan sertadalam membina akhlak dan mengatasi kenakalan siswa di SMK PGRI 2 Cimahi. 4. Bagi Almamater Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung,sebagai

bahan referensi untuk dapat menambah perbendaharaankepustakaan, terutama

bagi jurusan Pendidikan Agama Islām, sertasebagai kontribusi pemikiran

terkaitstrategi guru pendidikan agama Islāmdalam mengatasi kenakalan remaja di SMK PGRI 2 Cimahi.

E.Metode Penelitian

Dalam pelaksanaan penelitian terhadap obyek yang ditelititerdapat dua hal yang sangat penting untuk dilaksanakan yaitu :

Pengumpulan Data dan Analisis Data, yang mana kegiatan tersebutdiperlukan metode yang sesuai dengan data yang dikumpulkan.

1. Metode pengumpulan data

a. Metode Observasi

Penggunaan metode ini peneliti maksudkan untuk mengumpulkan data-data dengan cara mendatangi obyek penelitian, kemudianmengamati hal-hal yang ada relevansinya dengan masalah yangpenulis bahas.

b. Metode Interview

Metode ini digunakan untuk memperoleh data yang tidak dapatdiperoleh lewat tehnik yang lain atau digunakan sebagai pelengkapterhadap informasi yang sulit diperoleh.

c. Metode Dokumenter

Metode ini peneliti gunakan untuk mengumpulkan data-data daripihak sekolah atau dokumen tertulis yang tersedia di lokasipenelitian.


(20)

2. Metode Analisis Data

Penulis menggunakan tehnik analisa deskriptif kualitatif.Tehnik ini dilakukan dengan cara interprotasi tafsiran logis terhadapdata yang diperoleh dengan tetap menggunakan metode berfikirdeduktif dan induktif. Selanjutnya dari data yang terkumpul dianalisa dengan metode deskriptif kualitatif yang tidak dapat direalisasikan dengan angka adanya.

F. Definisi Operasional

Agar tidak terjadi kerancuan dalam pemahaman dan menghindari pemaknaan ganda serta menjelaskan maksud dari kata yang dituju maka perlu diberikan penegasan dari maksud yang dikemukakan peneliti.

Adapun yang dimaksud peneliti dengan skripsi yang bejudul “Strategi Guru

Pendidikan Agama Islām dalam Mengatasi Kenakalan Remaja di SMK PGRI 2 Cimahi” ialah sebagai berikut :

Strategi :

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, Strategi adalah “rencana yg cermat

mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran khusus” (KBBI, 2005:1092)

Secara bahasa, strategi dapat diartikan sebagai siasat, kiat, trik atau cara, sedangkan secara umum strategi adalah suatu garis besar haluan dalam bertindak untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan (Sutikno, 2007: 3).

Menurut Gagne (Iskandarwassid & Sunendar, 2008: 3) “strategi

adalahkemampuan internal seseorang untuk berpikir, memecahkan masalah, dan

mengambil keputusan.”

Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa strategi adalah proses

dimana guru pendidikan agama Islāmberpikir dan bertindak untuk mencapai

sasaran yang tepat dalam mengatasi kenakalan remaja di SMK PGRI 2 Cimahi. Guru Pendidikan Agama Islām :


(21)

12

Idzan Afrian Abdussalam, 2013

Strategi Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Mengatasi Kenakalan Remaja (Studi Kasus di SMK PGRI 2 Cimahi)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

“Guru adalah pihak yang merupakan subjek dari pelaksanaan pendidikanuntuk memberikan bantuan jasmani maupun rohani untuk mencapaitingkat kedewasaan. Bantuan yang diberikan secara sadar maupunsengaja ini membawa konsekuensi pula, bahwa bantuan itu harusdilakukan secara teratur dan sistematis.

Sedangkan pengertian PAI menurut Majid (2005:130) dinyatakan bahwa :

Pendidikan Agama Islām ialah upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan

peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati sampai mengimani, ajaran Agama Islām, dibarengi dengan tuntunan untuk menghormati penganut agama lain dalam hubungannya dengan kerukunan antar umat beragama sampai terwujud kesatuan dan persatuan bangsa.

Kemudian Syaebani (1979:399)menambahkan, “Usaha mengubah tingkah

laku individu dalam kehidupan pribadinya atau kehidupan kemasyarakatannya dan

kehidupan dalam alam sekitarnya melalui proses kependidikan..”

Seorang guru pendidikan agama Islāmmerupakan pendidik yang profesional,

dapatdikatakan demikian karena menjadi seorang guru harus memilikipengetahuan yang luas, sikap yang baik, bisa dijadikan tauladan oleh anakdidiknya dan menjadi orang tua yang baik bagi siswanya. Dengan adanyapendidik yang profesional maka diharapkan bisa menciptakan hasil yangbaik, sesuai dengan apa yang diinginkan oleh masyarakat.

Dari sini dapat disimpulkan bahwa guru pendidikan agama Islāmadalah

semua orang yangberwenang dan bertanggung jawab untuk membimbing dan membina akhlak anakdidik baik secara individual maupun klasikal, di luar sekolah maupun didalam sekolah.

Kenakalan Remaja :

Kenakalan remaja meliputi semua perilaku yang menyimpang darinorma-norma hukum pidana yang dilakukan oleh remaja. Perilaku tersebutakan merugikan dirinya sendiri dan orang-orang di sekitarnya.Sedangkan definisi kenakalan Menurut Sudarsono (1993:5) dikemukakan bahwa :

“kenakalan sebagai kelainan tingkah laku, perbuatan atau tindakan


(22)

sosialyang ada, bisa menjurus kearah kejahatan atau perbuatan tercela lainnya.Sedangkan definisi kenakalan remaja Menurut Sudarsono ialah,

“Suatuperbuatan, baik itu kejahatan, maupun pelanggaran, yang dilakukan

olehanak remaja dan bersifat melawan hukum, anti sosial, anti susila, sertamenyalahi norma-norma agama”

Jadi dapat disimpulkan pengertian kenakalan remaja adalah suatukelainan tingkah laku, perbuatan atau tindakan remaja yang bersifat anti sosialyang melanggar norma-norma yang berada di masyarakat, agama sertaketentuan yang berlaku dalam masyarakat. Pada prinsipnya, kenakalan remajamerupakan pelanggaran terhadap norma-norma sosial, norma-norma agama,norma-norma hukum yang dilakukan oleh remaja.

G.Sistematika Penulisan

BAB IPENDAHULUAN

BerisiPendahuluan, yang didalamnya memuat Latar Belakang Masalah, RumusanMasalah, Tujuan Penelitian, Kegunaan Penelitian, Metode Penelitian, Definisi Operasional, dan Sistematika Penulisan.

BAB IIKAJIAN PUSTAKA

Kajian Pustaka, menjelaskan tentangGuru Pendidikan Agama Islām,

Pembahasan tentangguru pendidikan agama Islām, Fungsi dan peran guru PendidikanAgama Islām, Serta tugas dan tanggung jawab guru PendidikanAgama Islām, Kenakalan Remaja, Remaja dan perkembangannya, Definisi remaja, Ciri -ciri remaja, Karakteristik remaja, Tugas perkembangan remaja, Sifat-sifat remaja, Faktor-faktor yang mempengaruhi remaja, Pengertian kenakalan remaja, Bentuk-bentuk kenakalan remaja, Faktor-faktor yang mempengaruhi kenakalan remaja, Strategiguru pendidikan agama Islām dalam mengatasi kenakalan remaja, tindakan mengatasi secara preventif (pencegahan), tindakan mengatasi secara represif (menekan), tindakan mengatasi secara kuratif (penyembuhan), strategi mengatasi


(23)

14

Idzan Afrian Abdussalam, 2013

Strategi Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Mengatasi Kenakalan Remaja (Studi Kasus di SMK PGRI 2 Cimahi)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu BAB IIIMETODE PENELITIAN

Metodepenelitian, meliputi:Pendekatan dan jenis penelitian,kehadiran peneliti, lokasi penelitian, sumber data, tekhnikpengumpulan data, analisis data, tekhnik pengecekan keabsahantemuan/data dan tahap-tahap penelitian.

BAB IVHASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Hasil penelitian, meliputi Profil SMK PGRI 2 Cimahi, Bentuk-bentuk kenakalan remaja di SMK PGRI 2 Cimahi, Latar belakang terjadinya kenakalan remaja di SMK PGRI 2 Cimahi, serta Strategi guru pendidikan agama Islām dalam mengatasi kenakalan remaja di SMK PGRI 2 Cimahi. Pembahasan hasil penelitian, meliputi: Bentuk-bentuk kenakalan remaja di SMK PGRI 2 Cimahi,Latar belakang terjadinya kenakalan remaja di SMK PGRI 2 Cimahi, serta Strategi guru pendidikan agama Islām dalam mengatasi kenakalan remaja di SMK PGRI 2 Cimahi.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Merupakan bab terakhir yang berisi tentang penutup, yang meliputi Kesimpulan dan saran-saran dari hasil penelitian yang diambil dari hasil penulisan mulai dari judul hingga proses pengambilan kesimpulan dan saran-saran bagi berbagai pihak yang bersangkutan dam penulisan karya ilmiah ini.


(24)

BAB III

METODE PENELITIAN

A.Pendekatan dan Jenis Penelitian

Berdasarkan jenis data yang diperlukan dalam penelitian ini, metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif. Untuk lebih jelasnya Sugiyono (2009:15) dalam bukunya metode penelitian pendidikan pendekatan kuantitatif, kualitatif dan R&D mengemukakan,

“Metodologi kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, pengambilan sampel sumber data dilakukan secara purposive dan snowbaal, teknik pengumpulan dengan trianggulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi”

Adapun pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan Studi Kasus (Case Study) yaitu suatu penelitian yang dilakukan secara intensif, terinci dan mendalam terhadap suatu oganisasi, lembaga atau gejala tertentu (Arikunto, 2009:115).

Nasution (2009:30) Menjelaskan,

Case studyadalah bentuk penelitian yang mendalam tentang suatu aspek lingkungan sosial termasuk manusia di dalamnya. Case study dapat dilakukan terhadap seorang individu, sekelompok individu (misalnya suatu keluarga), segolongan manusia (guru, suku minangkabau). Case study dapat mengenai perkembangan sesuatu. Bahan untuk case study dapat diperoleh dari sumber-sumber seperti laporan hasil pengamatan, catatan pribadi kitab harian atau biografi orang yang diselidiki, laporan atau keterangan dari orang yang banyak tau tentang hal itu.

Penelitian kasus merupakan suatu penelitian yang dilakukan secara intensif terinci dan mendalam terhadap suatu organisasi, lembaga atau gejala tertentu. Ditinjau dari wilayahnya, maka penelitian kasus hanya meliputi daerah atau subjek yang sangat sempit. Tetapi ditinjau dari sifat penelitian, penelitian kasus lebih


(25)

70

Idzan Afrian Abdussalam, 2013

Strategi Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Mengatasi Kenakalan Remaja (Studi Kasus di SMK PGRI 2 Cimahi)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

mendalam. Kesimpulan penelitian atau hasil dari penelitian studi kasus itu hanya berlaku bagi sekolah yang diteliti saja

Oleh karena itu hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan suatu gambaran yang utuh dan terorganisasi dengan baik tentang komponen-komponen tertentu, sehingga dapat memberikan kevalidan hasil penelitian.

B.Kehadiran Peneliti

Ciri khas penelitian kualitatif adalah tidak dapat dipisahkan dari pengamatan berperan serta, namun peranan penelitilah yang menentukan keseluruhan skenarionya.

Kehadiran peneliti di lapangan sangat menentukan terhadap kesuksesan penelitian, karena peneliti berusaha berinteraksi dengan objek yang akan diteliti secara langsung dan akan meneliti secara alamiah, apa adanya.

Kedudukan penulis dalam penelitian kualitatif cukup rumit. Ia sekaligus merupakan perencana, pelaksana pengumpulan data, analisis, penafsir data, dan pada akhirnya ia menjadi pelapor hasil penelitiannya. Pengertian manusia sebagai instrument penelitian di sini tepat karena ia menjadi segalanya dari keseluruhan proses penelitian. Yang dimaksudkan instrumen penelitian di sini adalah sebagai alat pengumpul data (Moleong, 2005:168).

C.Lokasi Penelitian

Penulis menetapkan SMK PGRI 2 Cimahi sebagai objek dalam penelitian ini, SMK tersebut terletak di:

Alamat : Jl. Encep kartawiria No.153 Kecamatan : Cimahi Tengah

Kabupaten/ Kota : Cimahi Propinsi : Jawa Barat

Kode Pos : 40512


(26)

Peneliti mengambil lokasi penelitian di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) PGRI 2 Cimahi karena lembaga ini selain telah tercatat cukup maju dalam mengembangkan mutu pendidikan, lembaga ini juga senantiasa melakukan pembangunan-pembangunan demi suksesnya pendidikan di dalam sekolah serta memiliki tenaga pendidik yang berkompeten dalam bidangnya dan kreatif menggunakan berbagai metode dalam pembelajaran.

Oleh karena itu penelitian ini akan mencari dan menelaah tentang strategi yang dilakukan oleh guru pendidikan agama Islām dan ikut berpartisipasi demi keberhasilan pendidikan.

D.Sumber Data

Yang di maksud sumber data dalam penelitian, menurut Arikunto (2009:75) adalah subjek di mana data diperoleh.

Apabila peneliti menggunakan kuesioner atau wawancara dalam pengumpulan datanya, maka sumber data disebut informan, yaitu orang yang memberikan informasi atau menjawab pertanyaan-pertanyaan peneliti, baik pertanyaan tertulis maupun lisan. Apabila peneliti menggunakan tekhnik observasi dalam pengumpulan datanya, maka sumber datanya bisa berupa benda, gerak atau proses tentang terjadinya sesuatu. Dan apabila peneliti menggunakan dokumentasi, maka dokumen atau catatanlah yang menjadi sumber datanya terkait dengan isi catatan subjek penelitian atau variabel penelitian tersebut (Arikunto, 2009:129).

Sedangkan menurut Lofland, yang dikutip oleh Moleong (2005:157) menjelaskan sumber data utama dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata atau tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain. Adapun sumber data terdiri dari dua macam:

1. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari sumber pertama yakni perilaku warga masyarakat melalui penelitian di lapangan (Soekanto,1986:12).


(27)

72

Idzan Afrian Abdussalam, 2013

Strategi Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Mengatasi Kenakalan Remaja (Studi Kasus di SMK PGRI 2 Cimahi)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Data primer yang diperoleh oleh peneliti atau subjek penelitian ini adalah hasil wawancara dengan Guru Pendidikan Agama Islām, Guru BK dan juga dengan Waka Kesiswaan SMK PGRI 2 Cimahi.

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh dari dokumen-dokumen resmi, buku-buku, hasil penelitian yang berwujud laporan, dan sebagainya (Soekanto,1986:15).

Data sekunder yang diperoleh peneliti merupakan data yang diperoleh langsung dari pihak-pihak yang berkaitan misalnya terkait dengan catatan pelanggaran siswa, arsip-arsip dan lain sebagainya. Serta berbagai literatur yang relevan dengan pembahasan penelitian tentang Strategi guru pendidikan agama Islām dalam mengatasi kenakalan remaja di SMK PGRI 2 Cimahi.

E.Tekhnik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini penulis menggunakan tiga macam tekhnik pengumpulan data, yaitu:

1. Metode Observasi atau Pengamatan.

Metode observasi adalah alat pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengamati dan mencatat secara sistematik gejala-gejala yang diselidiki (Nashir, 1998:70)

Penelitian observasi dapat dilakukan dengan rekaman gambar, rekaman suara, dan dokumentasi (Marzuki, 1989:58)

Metode ini sangat tepat untuk mengetahui obyek secara langsung tentang suatu peristiwa, kejadian maupun masalah yang sedang terjadi di lapangan penelitian. Dalam hal ini metode observasi digunakan untuk memperoleh data yang berkaitan dengan usaha-usaha apa saja yang dilakukan oleh guru Pendidikan agama Islām dalam mengatasi kenakalan remaja serta hal-hal yang berkaitan dengan penelitian ini. Jadi dengan menggunakan metode observasi ini berarti peneliti dapat melakukan pengamatan langsung terhadap kancah


(28)

penelitian, terutama mengenai Strategi guru Pendidikan Agama Islām dalam mengatasi kenakalan remaja di SMK PGRI 2 Cimahi.

2. Metode Wawancara

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan

itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai (interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu (Marzuki, 1989:135).

Dalam penelitian ini, sesuai dengan metode dalam mengumpulkan informasi juga melalui cara wawancara dengan pihak-pihak tertentu yang dapat memberikan informasi yang valid dan komplit tentang ”Strategi Guru Pendidikan Agama Islām dalam Mengatasi Kenakalan Remaja di SMK PGRI 2 Cimahi” adalah pihak-pihak sebagai berikut:

a. Waka Kesiswaan di SMK PGRI 2 Cimahi Bapak Rakhmat Rianto, S.Pd.

b. Guru Pendidikan Agama Islām di SMK PGRI 2 Cimahi

Bapak H. Imaduddin Mansur Bapak Erwan Suryawan, S.Ag. c. Guru BK di SMK PGRI 2 Cimahi

Bapak H. Imaduddin Mansur

d. Warga sekitar SMK PGRI 2 Cimahi Bapak Iyon

3. Metode Dokumentasi

Tidak kalah penting dari metode-metode lain, adalah metode dokumentasi, yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, lengger, agenda dan sebagainya yang masih relevan dengan judul penelitian ini (Arikunto, 2009:135).


(29)

74

Idzan Afrian Abdussalam, 2013

Strategi Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Mengatasi Kenakalan Remaja (Studi Kasus di SMK PGRI 2 Cimahi)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Dalam menggunakan metode dokumentasi ini peneliti memegang check list untuk mencari variabel yang sudah ditentukan apabila terdapat atau muncul variabel yang belum dicari maka peneliti tinggal membubuhkan tanda ceck list di tempat yang sesuai untuk mencatat hal-hal yang bersifat bebas atau belum ditentukan dalam daftar variabel peneliti dapat menggunakan kalimat bebas.

Metode dokumentasi diperlukan untuk melengkapi data yang diperoleh dari hasil wawancara dan observasi, misalnya buku harian, catatan pelanggaran yang dilakukan oleh siswa di SMK PGRI 2 Cimahi, peraturan dan tata tertib yang ada di SMK PGRI 2 Cimahi, dan lain sebagainya.

F. Analisis Data

Analisis data adalah suatu metode yang digunakan untuk menganalisa data-data yang diperoleh dari penelitian. Menganalisis data-data merupakan suatu langkah yang sangat kritis dalam penelitian.

Setelah data terkumpul dilakukan pemilahan secara selektif disesuaikan dengan permasalahan yang diangkat dalam penelitian.

Setelah itu, dilakukan pengolahan dengan proses editing, yaitu dengan meneliti kembali data-data yang di dapat, apakah data tersebut sudah cukup baik dan dapat segera dipersiapkan untuk proses berikutnya.

Analisis data kualitatif menurut Bogdan dan Biklen dalam Moleong (2005:245) adalah,

Upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain. Sedangkan menurut Patton adalah proses mengatur urutan data, mengorganisasikannya kedalam suatu pola, kategori dan satuan uraian dasar.

Dalam penelitian ini yang digunakan penulis dalam menganalisa data yang sudah diperoleh adalah dengan cara deskriptif (non statistik), yaitu penelitian yang dilakukan dengan menggambarkan data yang diperoleh dengan kata-kata atau


(30)

kalimat yang dipisahkan untuk memperoleh kesimpulan. Adapun yang dimaksud Deskriptif, menurut pendapat Surakhmat (1990:39) adalah,

Menentukan dan menafsirkan data yang ada. Misalnya tentang situasi yang dialami, satu hubungan, kegiatan, pandangan, sikap yang nampak, atau tentang satu proses yang sedang berlangsung, pengaruh yang sedang bekerja, kelainan yang sedang muncul, kecenderungan yang nampak, pertentangan yang meruncing dan sebagainya.

Analisis Data Kualitatif menurut Seiddel dalam Moleong (2005:248) prosesnya berjalan sebagai berikut:

1. Mencatat yang menghasilkan catatan lapangan, dengan hal itu diberi kode agar sumber datanya tetap dapat ditelusuri.

2. Mengumpulkan, memilah-milah, mengklasifikasikan, mensistesiskan, membuat ikhtisar dan membuat indeksnya.

3. Berpikir, dengan jalan membuat agar kategori data itu mempunyai makna, mencari daan menemukan pola dan hubungan-hubungan, dan membuat temuan-temuan umum.

G.Tehnik Pengecekan Keabsahan Temuan/ Data

Selain menganalisis data, peneliti juga harus menguji keabsahan data agar memperoleh data yang valid. Untuk menetapkan keabsahan data tersebut diperlukan tehnik pemeriksaan. Adapun tehnik yang digunakan Moleong (2005:327-339) dalam pemeriksaan keabsahan data adalah sebagai berikut:

a. Perpanjangan Keikutsertaan.

Peneliti dalam penelitian kualitatif adalah instrumen itu sendiri. Keikut sertaan peneliti sangat menentukan dalam pengumpulan data. Keikut sertaan tersebut tidak hanya dilakukan dalam waktu singkat, tetapi memerlukan perpanjangan keikutsertaan pada latar penelitian.

Perpanjangan ke ikut sertaan berarti peneliti tinggal di lapangan penelitian sampai kejenuhan pengumpulan data tercapai. Perpanjangan keikut sertaan


(31)

76

Idzan Afrian Abdussalam, 2013

Strategi Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Mengatasi Kenakalan Remaja (Studi Kasus di SMK PGRI 2 Cimahi)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

peneliti akan memungkinkan peningkatan derajat kepercayaan data yang dikumpulkan.

b. Ketekunan Pengamatan.

Yakni mencari secara konsisten interpretasi dengan berbagai cara dalam kaitan dengan proses analisis yang konstan atau tentatif. Mencari suatu usaha membatasi berbagai pengaruh. Mencari apa yang dapat diperhitungkan dan pa yang tidak dapat diperhitungkan

c. Triangulasi.

Triangulasi adalah tekhnik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain. Di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Tekhnik triangulasi yang paling banyak digunakan adalah pemeriksaan melalui sumber lainnya.

d. Pemeriksaan Sejawat melalui Diskusi.

Yakni dilakukan dengan cara mengekspos hasil sementara atau hasil akhir yang diperoleh dalam bentuk diskusi dengan rekan-rekan sejawat.Tekhnik ini mengandung beberapa maksud sebagai salah satu tekhnik pemeriksaan keabsahan data.

e. Analisis Kasus Negatif.

Yakni dilakukan dengan jalan mengumpulkan contoh dan kasus yang tidak sesuai dengan pola dan kecenderungan informasi yang telah dikumpulkan dan digunakan sebagai bahan pembanding.

f. Pengecekan Anggota.

Pengecekan dengan anggota yang terlibat dalam proses pengumpulan data sangat penting dalam pemeriksaan derajat kepercayaan. Yang dicek dengan anggota yang terlibat meliputi data, kategori analitis, penafsiran, dan kesimpulan.

g. Uraian Rinci.

Usaha membangun keteralihan dalam penelitian kualitatif jelas sangat berbeda dengan nonkualitatif dengan validitas eksternalnya. Dalam penelitian


(32)

kualitatif hal itu dilakukan dengan cara uraian rinci (thick descriotion). Tekhnik ini menuntut peneliti agar melaporkan hasil penelitiannya sehingga uraiannya itu dilakukan seteliti dan secermat mungkin yang menggambarkan konteks tempat penelitian diselenggarakan. Jelas laporan itu harus mengacu pada fokus penelitian.

h. Auditing.

Auditing adalah konsep bisnis, khususnya di bidang fiskal (berhubungan dengan keuangan atau pajak/ kehakiman) yang dimanfaatkan untuk memeriksa ketergantungan dan kepastian data. Hal itu dilakukan baik terhadap proses maupun terhadap hasil atau keluaran. Penelusuran audit (audit trail) tidak dapat dilaksanakan apabila tidak dilengkapi dengan catatan-catatan pelaksanaan keseluruhan proses dan hasil studi. Pencatatan pelaksanaan itu perlu diklasifikasikan terlebih dahulu sebelum auditing itu dilakukan sebagaimana yang dilakukan pada auditing fiskal. Proses auditing dapat mengikuti langkah-langkah seperti yang disarankan oleh Helpern dalam Moleong yaitu: pra-entry, penetapan hal-hal yang dapat diaudit, kesepakatan formal, dan terakhir penentuan keabsahan data.

H.Tahap-Tahap Penelitian

Menurut Bogdan yang dikutip oleh Moleong ( 2005:127-134), tahap-tahap penelitian dalam penelitian kualitatif ini ada tiga tahapan penelitian, dan ditambah dengan tahap terakhir dari penelitian yaitu tahap penulisan laporan hasil penelitian tahap-tahap penelitian laporan tersebut adalah sebagai berikut:

1. Tahap Pra Lapangan

1) Menyusun rancangan penelitian yang menurut Moleong disebut dengan ”usulan penelitian”. Dalam hal ini, penulis membuat proposal penelitian. 2) Memilih lapangan penelitian. Dalam hal ini, yang dijadikan lapangan


(33)

78

Idzan Afrian Abdussalam, 2013

Strategi Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Mengatasi Kenakalan Remaja (Studi Kasus di SMK PGRI 2 Cimahi)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

3) Mengurus perizinan. Sebelum mengadakan penelitian, penulis telah mengajukan surat izin penelitian.

4) Menjajaki dan menilai keadaan lapangan.

5) Memilih dan memanfaatkan informan. Dalam hal ini, yang dijadikan informan adalah Kepala Sekolah, Wakil Kepala Sekolah bidang Kurikulum, Wakil Kepala Sekolah bidang kesiswaan dan Guru Pendidikan Agama Islām SMK PGRI 2 Cimahi.

6) Menyiapkan perlengkapan penelitian. Penulis mempersiapkan pedoman untuk interview/ wawancara, pedoman dokumentasi, pedoman observasi dan sebagainya.

7) Memperhatikan etika penelitian. 2. Tahap Pekerjaan Lapangan

Langkah yang harus dilakukan penulis pada tahap pekerjaan lapangan, ada tiga yaitu:

1) Memahami latar penelitian dan persiapan diri. a. Pembatasan latar dan peneliti.

b. Penampilan.

c. Pengenalan hubungan peneliti di lapangan. d. Jumlah waktu studi.

2) Memasuki lapangan. a. Keakraban hubungan. b. Mempelajari bahasa. c. Peranan peneliti.

3) Berperan serta sambil mengumpulkan data. a. Pengarahan batas studi.

b. Mencatat data.

c. Petunjuk tentang cara mengingat data. d. Kejenuhan, keletihan, dan istirahat.


(34)

f. Analisis lapangan (Moleong, 2005: 137-147). 3. Tahap Analisis Data

Tahap analisis data dilakukan penulis sesuai dengan cara yang ditentukan sebelumnya yang meliputi kegiatan mengolah dan mengorganisir data baik yang diperoleh melalui observasi, wawancara maupun dokumentasi dengan subjek penelitian yang ada di SMK PGRI 2 Cimahi. setelah itu dilakukan penafsiran data sesuai dengan konteks permasalahan yang di teliti. Selanjutnya di lakukan pengecekan keabsahan data dengan cara mengecek sumber data dan metode yang di gunakan untuk memperoleh data sehingga data benar-benar sesuai sebagai dasar dan bahan untuk pemberian makna data yang merupakan proses penentuan dalam memahami konteks permasalahan yang sedang diteliti. 4. Tahap Pelaporan Data

Tahap terakhir dari sebuah penelitian adalah tahap pelaporan data. Pada tahap ini, penulis menyusun laporan hasil penelitian dengan format sesuai dengan yang sudah ditentukan (Moleong, 2005: 127-148).

Meliputi kegiatan penyusunan hasil penelitian dari semua rangkaian kegiatan pengumpulan data sampai pemberian makna data. Setelah itu melakukan konsultasi hasil penelitian dengan para dosen pembimbing untuk mendapatkan bimbingan dan kritikan, perbaikan dan saran kemudian di tindak lanjuti sesuai dengan pengarahan dari dosen pembimbing, agar hasil akhir dari penelitian skripsi menjadi lebih baik dari pada sebelumnya.


(35)

131

Idzan Afrian Abdussalam, 2013

Strategi Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Mengatasi Kenakalan Remaja (Studi Kasus di SMK PGRI 2 Cimahi)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pengolahan data yang telah dipaparkan pada bab sebelumnya, serta hasil analisis pembahasan hasil penelitian, dapat dikemukakan kesimpulan sebagai berikut:

1. Berdasarkan hasil penelitian mengenai bentuk-bentuk kenakalan siswa yang ada di SMK PGRI 2 Cimahi, yaitu: Sering terlambat/tidak disiplin, tidak mengikuti upacara bendera, tidak mengikuti KBM, tidak menggunakan atribut dengan lengkap, sering membolos sekolah, menggunakan topi dan jaket dilingkungan sekolah, sepatu berwarna-warni, seragam tidak dimasukan, tidak memakai ikat pinggang, pulang pada jam pelajaran, rambut gondrong/dicat, membawa rokok dan gitar ke sekolah, merokok, berkata kasar/menghina, menggunakan HP ketika KBM berlangsung, mengganggu temannya/usil dan berkelahi dengan temannya sendiri.

2. Latar belakang terjadinya kenakalan di SMK PGRI 2 Cimahiini diteliti dengan cara wawancara dan observasi, berdasarkan data yang dibahas di Bab IV siswa-siswi SMK PGRI 2 Cimahi melakukan kenakalan dilatar belakangi oleh :

a) Faktor latar belakang keluarga b) Latar belakang lingkungan c) Faktor dari diri anak itu sendiri

3. Strategi guru pendidikan agama Islām dalam mengatasi kenakalanremaja di SMK PGRI 2 Cimahi meliputi:

a) Strategi mengatasi dengan cara pencegahan (Preventif) b) Strategi mengatasi dengan cara menekan (Represif) c) Strategi mengatasi dengan cara penyembuhan (Kuratif)


(36)

B. Saran

1. SMK PGRI 2 Cimahi

Tidak ada salahnya sekolah menerapkan system point/system scoreuntuk memberikan efek jera serta dapat mengurangi tindak kenakalan yang dilakukan siswa-siswi. Kemudian tidak ada salahnya sekolah bisa lebih memerankan guru Pendidikan agama Islām sesuai dengan fungsi dan tugasnya, yang pada hakikatnya memang untuk membentuk peserta didik menjadi muslim yang sejati sehingga dapat meraih kebahagiaan dunia dan akhirat.

2. Guru Pendidikan Agama Islām

Tidak ada salahnya guru pendidikan agama Islām lebih bervariatifdalam menerapkan strategi yang dilakukan agar menjadi lebih efektif dan lebih baik dalam mengatasi kenakalan disekolah dengan begitu kenakalan yang ada di SMK PGRI 2 Cimahisemakin berkurang dan tidak meluas.

3. Untuk Peneliti Selanjutnya

a. Dianjurkan untuk meneliti faktor pendukung dan penghambat strategi

guru pendidikan agama Islām dalam mengatasi kenakalan remaja.

b. Dianjurkan untuk meneliti strategi guru pendidikan agama Islām yang diterapkan disekolahnegeri.

Semoga saran ini dapat menjadi wacana, evaluasi, instropeksi danaplikasi dalam melaksanakan berbagai upaya untuk mengatasikenakalan remaja atau siswa yang terdapat di dalam setiap sekolah.


(37)

Idzan Afrian Abdussalam, 2013

Strategi Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Mengatasi Kenakalan Remaja (Studi Kasus di SMK PGRI 2 Cimahi)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

______.(2009). Al Qur`ān (Penerj) Yayasan Penyelenggara penerjemah/penafsir Al Qur`an Kementrian Agama RI. Bandung: PT Sygma Examedia Arkanleema. ______. (2003).Undang Undang Dasar 1945Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta:

Depdikbud.

Ali, M. (1987). Penelitian Kependidikan Prosedur dan Strategi. Bandung: Angkasa. Aly, H. N. (1999). Ilmu Pendidikan Islām. Jakarta: Logos Wacana Ilmu.

Anneahira. (2008). Kenakalan Remaja. Dipetik april 12, 2013, dari Anneahira: Http://Kenakalan Remaja.Blogspot.com

Apriansyah, A. (2008, juli 9). Dunia remaja. Dipetik maret senin, 2013, dari http://dasarnaguru.blogspot.com

Arikunto, S. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta.

Best, J. (1982). Metodologi Penelitian Pendidikan. Surabaya: Usaha Nasional.

Mujib, A., & Mudzakkir, J. (2006). Ilmu Pendidikan Islām. Jakarta: Kencana Prenada Media.

Wijaya, C., & Rusyan, T. (1991). Kemampuan Dasar Guru Dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Panuju, P., & Umami, I. (1999). Psikologi Remaja. Yogyakarta: Tiara Wacana. Singgih, Y., & Gunarsa, D. (1990). Psikologi Remaja. Jakarta: BPK Gunung Mulia. Idris, Z., & Lisma, J. (1992). Pengantar Pendidikan. Jakarta: GramediaWidiasarana

Indonesia.

Daradjat, Z. (1992). Ilmu Pendidikan Islām. Jakarta: Bumi Aksara. Daradjat, Z. ( 1996). Kesehatan Mental. Jakarta: Toko Agung. Daradjat, Z. (1984). Ilmu Pendidikan Islām. Jakarta: Bumi Aksara. Daradjat, Z. (1989). Kesehatan Mental. Jakarta: Haji Mas Agung. Daradjat, Z. (1989). Pembinaan Remaja. Jakarta: Bulan Bintang.


(38)

Djamarah, S. B. (2000). Guru dan Anak Didik dalam Intraksi Edukatif,. Jakarta: Rineka cipta.

Idrus, H. (2005). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Surabaya: Bintang Usaha Jaya. Jalaluddin. (1987). Pengantar Ilmu Jiwa Agama. Jakarta: Kalam Mulia.

Jalaluddin. (1995). Psikologi Agama. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Jamaluddin. (2009). Psikologi Remaja. Dipetik maret 21, 2013, dari Http://Definisi Remaja.blospot.com

Joomla. (t.thn.). Rumah Belajar Psikologi. Dipetik april 2, 2013, dari http://Rumah Belajar Psikologi.Blogspot.com

Marzuki. (1989). Metodologi Riset. Yogyakarta: Fakultas Ekonomi UII.

Moleong, L. J. (2005). Metodologi Penelitian Kualitatif (edisi revisi). Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Muhaimin. (2002). Paradigma Pendidikan Islām. Bandung: Remaja Rosdakarya. Muhaimin. (2005). Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islām di Sekolah,

Madrasah Dan perguruan tinggi. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Mulyana, D. (2001). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung.

Nasar, M. F. (1993). Agama di Mata Remaja. Sumatra Barat: Angkasa Raya. Nashir, M. Metode Penenlitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Nasikun. (1984). Pokok-Pokok Agam Islām. Yogyakarta: Bina Usaha.

Samauna, N. (1994). Pengaruh Globalisasi Terhadap Moral Remaja Sebagai Sumber Daya Manusia. Surabaya: Bintang Usaha Jaya

Setiawati. (2007). Bimbingan dan Konseling. Bandung: UPI Press. Soekanto, S. (1986). Penelitian Kualitatif. Yogyakarta: Bumi Aksara.

Soesilowindradini. Psikologi Perkembangan Remaja. Surabaya: Usaha Nasional. Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Sukmadinata, N. S. (2003). Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung: Remaja Rosda Karya.


(39)

Idzan Afrian Abdussalam, 2013

Strategi Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Mengatasi Kenakalan Remaja (Studi Kasus di SMK PGRI 2 Cimahi)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Surakhmat, W. (1990). Pengantar Penelitian Ilmiah Dan Metode Teknik. Bandung: Tarsito.

Suryabrata, S. (2005). Metodologi Penelitian. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Suryosubroto. (1997). Proses Belajar Mengajar di sekolah. Jakarta: Rineka Cipta. Syafaat, A. (2008). Peranan Pendidikan Agama Islām dalam mencegahkenakalan

remaja (juvenile delinquency). Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Syah, M. (2007). Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Syahidin. (2009). Menelusuri Metode Pendidikan dalam Al-Qur'an. Bandung: Alfabeta.

Tafsir, A. (2005). Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islām. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Tarigan, H. G. (1993). Strategi Pengajaran dan Pembelajaran. Bandung: Angkasa. Ubhiyati, N. (1997). Ilmu Pendidikan Islām. Bandung: Pustaka Setia.

Willis, S. S. (1985). Problema Remaja Dan Pemecahannya. Bandung: Angkasa. Zuhairini. (1983). Metodik Khusus Pendidikan Agama. Surabaya: Usaha Nasional. Zulkifli. (2005). Psikologi Perkembangan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.


(1)

79

Idzan Afrian Abdussalam, 2013

Strategi Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Mengatasi Kenakalan Remaja (Studi Kasus di SMK PGRI 2 Cimahi)

f. Analisis lapangan (Moleong, 2005: 137-147). 3. Tahap Analisis Data

Tahap analisis data dilakukan penulis sesuai dengan cara yang ditentukan sebelumnya yang meliputi kegiatan mengolah dan mengorganisir data baik yang diperoleh melalui observasi, wawancara maupun dokumentasi dengan subjek penelitian yang ada di SMK PGRI 2 Cimahi. setelah itu dilakukan penafsiran data sesuai dengan konteks permasalahan yang di teliti. Selanjutnya di lakukan pengecekan keabsahan data dengan cara mengecek sumber data dan metode yang di gunakan untuk memperoleh data sehingga data benar-benar sesuai sebagai dasar dan bahan untuk pemberian makna data yang merupakan proses penentuan dalam memahami konteks permasalahan yang sedang diteliti. 4. Tahap Pelaporan Data

Tahap terakhir dari sebuah penelitian adalah tahap pelaporan data. Pada tahap ini, penulis menyusun laporan hasil penelitian dengan format sesuai dengan yang sudah ditentukan (Moleong, 2005: 127-148).

Meliputi kegiatan penyusunan hasil penelitian dari semua rangkaian kegiatan pengumpulan data sampai pemberian makna data. Setelah itu melakukan konsultasi hasil penelitian dengan para dosen pembimbing untuk mendapatkan bimbingan dan kritikan, perbaikan dan saran kemudian di tindak lanjuti sesuai dengan pengarahan dari dosen pembimbing, agar hasil akhir dari penelitian skripsi menjadi lebih baik dari pada sebelumnya.


(2)

131

Idzan Afrian Abdussalam, 2013

Strategi Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Mengatasi Kenakalan Remaja (Studi Kasus di SMK PGRI 2 Cimahi)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pengolahan data yang telah dipaparkan pada bab sebelumnya, serta hasil analisis pembahasan hasil penelitian, dapat dikemukakan kesimpulan sebagai berikut:

1. Berdasarkan hasil penelitian mengenai bentuk-bentuk kenakalan siswa yang ada di SMK PGRI 2 Cimahi, yaitu: Sering terlambat/tidak disiplin, tidak mengikuti upacara bendera, tidak mengikuti KBM, tidak menggunakan atribut dengan lengkap, sering membolos sekolah, menggunakan topi dan jaket dilingkungan sekolah, sepatu berwarna-warni, seragam tidak dimasukan, tidak memakai ikat pinggang, pulang pada jam pelajaran, rambut gondrong/dicat, membawa rokok dan gitar ke sekolah, merokok, berkata kasar/menghina, menggunakan HP ketika KBM berlangsung, mengganggu temannya/usil dan berkelahi dengan temannya sendiri.

2. Latar belakang terjadinya kenakalan di SMK PGRI 2 Cimahiini diteliti dengan cara wawancara dan observasi, berdasarkan data yang dibahas di Bab IV siswa-siswi SMK PGRI 2 Cimahi melakukan kenakalan dilatar belakangi oleh :

a) Faktor latar belakang keluarga b) Latar belakang lingkungan c) Faktor dari diri anak itu sendiri

3. Strategi guru pendidikan agama Islām dalam mengatasi kenakalanremaja di SMK PGRI 2 Cimahi meliputi:

a) Strategi mengatasi dengan cara pencegahan (Preventif) b) Strategi mengatasi dengan cara menekan (Represif) c) Strategi mengatasi dengan cara penyembuhan (Kuratif)


(3)

132

Idzan Afrian Abdussalam, 2013

Strategi Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Mengatasi Kenakalan Remaja (Studi Kasus di SMK PGRI 2 Cimahi)

B. Saran

1. SMK PGRI 2 Cimahi

Tidak ada salahnya sekolah menerapkan system point/system scoreuntuk memberikan efek jera serta dapat mengurangi tindak kenakalan yang dilakukan siswa-siswi. Kemudian tidak ada salahnya sekolah bisa lebih memerankan guru Pendidikan agama Islām sesuai dengan fungsi dan tugasnya, yang pada hakikatnya memang untuk membentuk peserta didik menjadi muslim yang sejati sehingga dapat meraih kebahagiaan dunia dan akhirat.

2. Guru Pendidikan Agama Islām

Tidak ada salahnya guru pendidikan agama Islām lebih bervariatifdalam menerapkan strategi yang dilakukan agar menjadi lebih efektif dan lebih baik dalam mengatasi kenakalan disekolah dengan begitu kenakalan yang ada di SMK PGRI 2 Cimahisemakin berkurang dan tidak meluas.

3. Untuk Peneliti Selanjutnya

a. Dianjurkan untuk meneliti faktor pendukung dan penghambat strategi

guru pendidikan agama Islām dalam mengatasi kenakalan remaja.

b. Dianjurkan untuk meneliti strategi guru pendidikan agama Islām yang diterapkan disekolahnegeri.

Semoga saran ini dapat menjadi wacana, evaluasi, instropeksi danaplikasi dalam melaksanakan berbagai upaya untuk mengatasikenakalan remaja atau siswa yang terdapat di dalam setiap sekolah.


(4)

Idzan Afrian Abdussalam, 2013

Strategi Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Mengatasi Kenakalan Remaja (Studi Kasus di SMK PGRI 2 Cimahi)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

______.(2009). Al Qur`ān (Penerj) Yayasan Penyelenggara penerjemah/penafsir Al Qur`an Kementrian Agama RI. Bandung: PT Sygma Examedia Arkanleema. ______. (2003).Undang Undang Dasar 1945Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta:

Depdikbud.

Ali, M. (1987). Penelitian Kependidikan Prosedur dan Strategi. Bandung: Angkasa. Aly, H. N. (1999). Ilmu Pendidikan Islām. Jakarta: Logos Wacana Ilmu.

Anneahira. (2008). Kenakalan Remaja. Dipetik april 12, 2013, dari Anneahira: Http://Kenakalan Remaja.Blogspot.com

Apriansyah, A. (2008, juli 9). Dunia remaja. Dipetik maret senin, 2013, dari http://dasarnaguru.blogspot.com

Arikunto, S. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta.

Best, J. (1982). Metodologi Penelitian Pendidikan. Surabaya: Usaha Nasional.

Mujib, A., & Mudzakkir, J. (2006). Ilmu Pendidikan Islām. Jakarta: Kencana Prenada

Media.

Wijaya, C., & Rusyan, T. (1991). Kemampuan Dasar Guru Dalam Proses Belajar

Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Panuju, P., & Umami, I. (1999). Psikologi Remaja. Yogyakarta: Tiara Wacana. Singgih, Y., & Gunarsa, D. (1990). Psikologi Remaja. Jakarta: BPK Gunung Mulia. Idris, Z., & Lisma, J. (1992). Pengantar Pendidikan. Jakarta: GramediaWidiasarana

Indonesia.

Daradjat, Z. (1992). Ilmu Pendidikan Islām. Jakarta: Bumi Aksara.

Daradjat, Z. ( 1996). Kesehatan Mental. Jakarta: Toko Agung. Daradjat, Z. (1984). Ilmu Pendidikan Islām. Jakarta: Bumi Aksara.

Daradjat, Z. (1989). Kesehatan Mental. Jakarta: Haji Mas Agung. Daradjat, Z. (1989). Pembinaan Remaja. Jakarta: Bulan Bintang.


(5)

Idzan Afrian Abdussalam, 2013

Strategi Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Mengatasi Kenakalan Remaja (Studi Kasus di SMK PGRI 2 Cimahi)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Djamarah, S. B. (2000). Guru dan Anak Didik dalam Intraksi Edukatif,. Jakarta: Rineka cipta.

Idrus, H. (2005). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Surabaya: Bintang Usaha Jaya. Jalaluddin. (1987). Pengantar Ilmu Jiwa Agama. Jakarta: Kalam Mulia.

Jalaluddin. (1995). Psikologi Agama. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Jamaluddin. (2009). Psikologi Remaja. Dipetik maret 21, 2013, dari Http://Definisi Remaja.blospot.com

Joomla. (t.thn.). Rumah Belajar Psikologi. Dipetik april 2, 2013, dari http://Rumah Belajar Psikologi.Blogspot.com

Marzuki. (1989). Metodologi Riset. Yogyakarta: Fakultas Ekonomi UII.

Moleong, L. J. (2005). Metodologi Penelitian Kualitatif (edisi revisi). Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Muhaimin. (2002). Paradigma Pendidikan Islām. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Muhaimin. (2005). Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islām di Sekolah, Madrasah Dan perguruan tinggi. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Mulyana, D. (2001). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung.

Nasar, M. F. (1993). Agama di Mata Remaja. Sumatra Barat: Angkasa Raya. Nashir, M. Metode Penenlitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Nasikun. (1984). Pokok-Pokok Agam Islām. Yogyakarta: Bina Usaha.

Samauna, N. (1994). Pengaruh Globalisasi Terhadap Moral Remaja Sebagai Sumber

Daya Manusia. Surabaya: Bintang Usaha Jaya

Setiawati. (2007). Bimbingan dan Konseling. Bandung: UPI Press. Soekanto, S. (1986). Penelitian Kualitatif. Yogyakarta: Bumi Aksara.

Soesilowindradini. Psikologi Perkembangan Remaja. Surabaya: Usaha Nasional. Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Sukmadinata, N. S. (2003). Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung: Remaja Rosda Karya.


(6)

Idzan Afrian Abdussalam, 2013

Strategi Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Mengatasi Kenakalan Remaja (Studi Kasus di SMK PGRI 2 Cimahi)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Surakhmat, W. (1990). Pengantar Penelitian Ilmiah Dan Metode Teknik. Bandung: Tarsito.

Suryabrata, S. (2005). Metodologi Penelitian. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Suryosubroto. (1997). Proses Belajar Mengajar di sekolah. Jakarta: Rineka Cipta. Syafaat, A. (2008). Peranan Pendidikan Agama Islām dalam mencegahkenakalan

remaja (juvenile delinquency). Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Syah, M. (2007). Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Syahidin. (2009). Menelusuri Metode Pendidikan dalam Al-Qur'an. Bandung: Alfabeta.

Tafsir, A. (2005). Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islām. Bandung: Remaja

Rosdakarya.

Tarigan, H. G. (1993). Strategi Pengajaran dan Pembelajaran. Bandung: Angkasa. Ubhiyati, N. (1997). Ilmu Pendidikan Islām. Bandung: Pustaka Setia.

Willis, S. S. (1985). Problema Remaja Dan Pemecahannya. Bandung: Angkasa. Zuhairini. (1983). Metodik Khusus Pendidikan Agama. Surabaya: Usaha Nasional. Zulkifli. (2005). Psikologi Perkembangan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.