nongkrong remaja-remaja untuk sekedar cuci mata. Ini membuat kasus-kasus siswa membolos cukup banyak, dan
tidak hanya dilakukan oleh siswa putra saja, tetapi banyak juga dilakukan oleh siswa putri.
Wawancara dengan IK, 20 Juli 2016
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: Kenakalan yang seringkali dilakukan siswa di
dalam lingkungan sekolah pada saat jam sekolah adalah membolos jam pelajaran, memakai seragam yang tidak lengkap, serta mencontek ketika
ulangan. Adapun kenakalan yang dilakukan siswa di luar jam pelajaran di luar lingkungan sekolah diantaranya adalah merokok, kebut-kebutan menggunakan
sepeda motor. Siswa membolos karena ikut-ikutan teman, atau tidak suka dengan pelajaran dan atau gurunya. Adapun kenakalan lainnya dilakukan
karena karena ikut-ikutan teman-teman lainnya, dan ada perasaan puas melakukannya.
1. Peran Guru Pendidikan Agama Islam dalam mengatasi kenakalan remaja
adalah sebagai pembimbing, yaitu dengan menanamkan nilai-nilai agama Islam, sebagai upaya preventif untuk mengatasi kenakalan remaja. Peran
tersebut dilakukan melalui kegiatan klasikal pada saat melaksanakan pembelajaran, dan kegiatan ekstrakurikuler Dai Mayoga. Guru agama
Islam bekerja sama dengan guru bimbingan konseling dalam menentukan nilai-nilai agama Islam yang perlu lebih ditanamkan kepada siswa. Selain
itu, guru PAI menjadi konselor kedua setelah guru BK, apabila diminta untuk membantu pelaksanaan konseling, dengan tetap mempertimbangkan
waktu luang guru PAI. Guru PAI membantu memberikan konseling apabila kenakalan yang dilakukan siswa melanggar norma-norma agama
Islam, misalnya mencuri, pacaran, minum minuman keras, dan sebagainya. 2.
Faktor yang menjadi pendukung peran guru PAI dalam mengatasi kenakalan remaja adalah: 1 muatan pendidikan agama Islam yang padat
dan dibagi dalam beberapa mata pelajaran; 2 adanya kerjasama guru PAI dengan guru lain, wali kelas, dan guru bimbingan dan konseling; dan 3
adanya ektrakurikuler Korps Dai Mayoga yang diharapkan dapat menjadi konselor sebaya. Adapun faktor yang mengambat adalah: 1 kurangnya
kesadaran siswa untuk mematuhi peraturan sekolah; 2 belum adanya kerja sama dengan orang tua dalam mengatasi kenakalan remaja; dan 3
kedekatan sekolah dengan pusat perbelanjaan dan hiburan.
B. Saran
1. Bagi Man Yogyakarta III
Hendaknya dapat menyediakan hotline untuk pengaduan dari orang tua atau masyarakat terhadap perilaku kenakalan remaja yang dilakukan oleh
siswa. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan pengawasan perilaku siswa di luar sekolah, sehingga bisa direncanakan tindak lanjut secara lebih
efektif. 2.
Bagi Guru Pendidikan Agama Islam Hendaknya dapat bekerja sama dengan orang tua dan masyarakat dalam
melakukan pengawasan terhadap perilaku siswa di luar sekolah. Hal ini diharapkan dapat mengidentifikasi perilaku kenakalan remaja yang
dilakukan siswa di luar sekolah dan akar permasalahan dan penyebab kenakalan tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Bogenschneider, Karen. 1994. Promising Approaches for Addressing Juvenile Crime.
Tercantum dalam
http:www.familyimpactseminars.org s_wifis04report
,
BPS Provinsi DIY. 2012. Statistik Politik dan Keamanan Daerah Istimewa Yogyakarta 2011. Yogyakarta: BPS Provinsi DIY.
______. 2014. Statistik Politik dan Keamanan Daerah Istimewa Yogyakarta 2013.
Yogyakarta: BPS Provinsi DIY. ______. 2015. Statistik Politik dan Keamanan Daerah Istimewa Yogyakarta 2014.
Yogyakarta: BPS Provinsi DIY. Desmita. 2010. Psikologi Perkembangan. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.
Djamarah, Syaiful Bahri. 2002. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif.
Jakarta : PT. Rineka Cipta. Eliasa, Eva Imania. 2012. Kiat Guru dalam Mengatasi Psikologi Remaja
Ditinjau Dari Kenakalan Remaja. Makalah Seminar KKN PPL UNY di SMP
PIRI Ngaglik
Sleman. Tercantum
dalam http:staff.uny.ac.idsitesdefaultfilespengabdianeva-imania-eliasa-spd-
mpdmicrosoft-word-cara-mengatasi-kenakalan-remaja
.
Hamid. 2009. Usaha guru Pendidikan Agama Islam dalam Mengatasi Kenakalan Siswa di SMP Diponegoro Depok Sleman. Tercantum dalam
http:digilib.uin-suka.ac.id27041BAB20I,20IV
.
Idrus, Muhammad. 2009. Metode Penelitian Ilmu Sosial: Pendekatan Kualitatif dan Kuantitatif. Jakarta : Erlangga.
Janah, Mulaliatul. 2009. Upaya Guru Agama Islam dalam Mengatasi Kenakalan Remaja Siswa Kelas VIII SMPN 3 Kecamatan Kedungreja Kabupaten
Cilacap. Tercantum
dalam http:digilib.uin-suka.ac.id29571
BAB20I,IV
.
Kartono, Kartini. 2008. Patologi Sosial 2: Kenakalan Remaja. Jakarta : PT. RajaGrafindo Persada.
Millatina, Mufna Rahmaini, Hardjajani, Tuti, dan Priyatama, Aditya Nanda. 2012. Hubungan Antara Religiusitas dan Konsep Diri dengan Kecenderungan
Kenakalan Remaja Studi Korelasi Pada Siswa Kelas XI SMA Batik 2 Surakarta. Jurnal Wacana, Vol. 4 No. 7. 2012, hlm. 1-22.