Perubahan Paradigma Layanan Perpustakaan 4
ini tentu saja perpustakaan sebagai penyedia informasi dan fasilitas publik harus selalu tanggap dengan berbagai perubahan perilaku pemakainya. Kalau tidak maka perpustakaan
pasti akan ditinggalkan oleh para pemakainya.
3. Perubahan Paradigma Layanan Perpustakaan untuk Generasi Digital Immigrant
dan Generasi Digital Native
Munculnya fenomena perubahan pemakai perpustakaan dari generasi digital immigrant ke generasi digital native tentunya menyebabkan perpustakaan harus merubah
paradigma layanannya. Dari layanan yang konvensional menjadi layanan digital yang cepat, tepat, mudah dan praktis. Jika perpustakaan masih terus menggunakan layanan konvensional
cepat atau lambat pasti akan ditinggalkan penggunanya dan perpustakaan akan dikalahkan oleh search engine seperti google.com, yahoo.com dan lainnya.
Berkaitan dengan perubahan paradigma layanan ini maka perpustakaan perlu menata ulang kembali segala hal yang berkaitan dengan desain gedung perpustakaan, koleksi, sarana
dan fasilitas perpustakaan. Perubahan paradigma layanan dapat dilakukan antara lain dengan:
a. Desain Gedung Perpustakaan
Gedung perpustakaan merupakan hal utama yang harus diperhatikan. Dengan adanya perubahan perilaku masyarakat pemakai pada saat ini, mau tidak mau perpustakaan harus
membenahi diri. Pembangunan gedung baru yang representatif sangat diperlukan. Seandainya belum memiliki dana untuk pembangunan gedung baru, perpustakaan dapat
melakukan penataan ulang interior perpustakaannya. Pemakai akan merasa sangat nyaman di perpustakaan jika perpustakaan bersih, rapi dan tertata dengan baik.
Perpustakaan perlu mendesain kembali ruang layanannya antara lain dengan membedakan berbagai jenis ruang berdasarkan kebutuhan pemakai, antara lain :
• Back office dan front office
Perlu ada perbedaan yang jelas antara back office dan front office pada pembagian ruang-ruang di perpustakaan. Penataan ulang dilakukan sehingga pemakai hanya tahu
front office yang rapi dan cantik. Sedangkan kegiatan pengadaan, pengolahan dan proses teknik lainnya dilaksanakan di area back office. Tidak akan tampak oleh
pemakai misalnya tumpukan buku yang belum diolah dan peralatan alat tulis kantor yang berserakan.
Perubahan Paradigma Layanan Perpustakaan 5
• Zona diskusi dan zona senyap
Perpustakaan perlu membagi ruang atau area atau zona untuk belajar pemakainya. Zona itu dapat berupa zona senyap dan zona diskusi. Bagaimanapun, ada pemakai
yang amat menyukai belajar di perpustakaan dengan keadaan yang senyap dan nyaman. Untuk itu perpustakaan harus menyediakan area senyap untuk pemakai
dengan tipe seperti ini. Di lain pihak, ada pemakai yang ingin ke perpustakaan untuk bertemu dengan
temannya dan berdiskusi. Perpustakaan sebaiknya menyediakan area untuk diskusi pemakainya. Jadi pemakai perpustakaan yang ingin belajar dengan tenang di zona
senyap tidak terganggu dengan diskusi yang dilakukan pemakai di zona diskusi.
• Ruang untuk pelatihan information skills
Perpustakaan perlu menyediakan ruangan yang bermanfaat bagi acara-acara tertentu, misalnya pertemuan, pelatihan literasi informasi, bedah buku, acara-acara
kepustakawanan dan lain-lain.
• One-stop service
Sekarang muncul kecendrungan pemakai tidak mau direpotkan oleh banyaknya jumlah counter yang harus mereka datangi untuk menyelesaikan sebuah urusan,
misalnya pendaftaran keanggotaan atau keterangan bebas tagihan pinjaman buku. Pemakai tentunya menginginkan dapat menyelesaikan urusannya di perpustakaan
hanya pada satu counter layanan dan cepat selesai.
• Peralatan digitalisasi dan pengembangan multimedia
Perpustakaan perlu memiliki peralatan untuk digitalisasi dokumen untuk membuat alih bentuk dokumen tercetak menjadi dokumen digital. Koleksi yang dialih bentuk
dari tercetak ke bentuk digital misalnya adalah local content untuk koleksi perpustakaan perguruan tinggi, e-book, e-journal ataupun koleksi multimedia.
• Perpustakaan perlu menyediakan ruang pertemuan baik besar maupun kecil, ruangtempat laptop dan lain sebagainya.
Perubahan Paradigma Layanan Perpustakaan 6
b. Fasilitas