Fasilitas Perubahan Paradigma Layanan Perpustakaan untuk Generasi Digital Immigrant

Perubahan Paradigma Layanan Perpustakaan 6

b. Fasilitas

Untuk melayani generasi digital natives perpustakaan sangat perlu melengkapi fasilitasnya dengan : • Akses internet, area hotspot Wifi, dan televisi. Dengan karakteristik dari generasi digital native yang ingin selalu tersambung dengan internet, maka perpustakaan harus menyediakan komputer untuk akses internet dan area hotspot Wifi. Pada area hotspot pemakai dapat mengakses internet dengan komputernya atau laptopnya sendiri. Perpustakaan menyediakan televisi dengan berlangganan misalnya Astro, Indovision, Aora, atau Yess TV, sehingga pemakai yang jenuh belajar dapat bersantai dengan menonton televisi. • Koleksi . Generasi digital native dan digital immigrant memiliki kebutuhan koleksi yang berbeda. Walaupun generasi digital native sangat menyukai koleksi digital, namun koleksi tercetak tetap perlu berada di perpustakaan untuk memenuhi kebutuhan informasi dari generasi digital immigrant. Jadi, perpustakaan perlu menyediakan berbagai jenis koleksi, baik tercetak maupun digital dan melanggan berbagai database jurnal elektronik yang sesuai dengan kebutuhan informasi pemakainya. Perpustakaan juga perlu melakukan penyiangan buku secara periodik sehingga koleksi buku yang jarang atau tidak pernah dibaca oleh pemakai dapat ditarik dari rak jajaran koleksi. • Website Perpustakaan Perpustakaan perlu menyediakan sarana akses secara online terhadap perpustakaan. Sehingga pemakai dapat memanfaatkanmengakses perpustakaan kapanpun dan dimanapun pemakai itu berada tanpa tergantung pada jam buka perpustakaan. Penyediaan website perpustakaan merupakan solusi yang sangat tepat untuk memenuhi keinginan ini. Penyediaan website perpustakaan membuat pemakai dapat mengakses katalog online perpustakaan, koleksi digital, e-books, e-journals , yang dimiliki perpustakaan. Pemakai dapat mengunduh data koleksi digital perpustakaan dari manapun pemakai berada. Perpustakaan hendaknya juga menyediakan sarana komunikasi online dengan pemakainya, misalnya dengan facebook, e-mail, instant message, twitter dan lain sebagainya. Perubahan Paradigma Layanan Perpustakaan 7 • Learning Space dan Learning Commons Perpustakaan menyediakan learning space untuk pemakainya guna mendukung kegiatan pembelajaran. Hal ini dapat dilakukan perpustakaan dengan membuat ruang diskusi, workstation untuk kelompok kecil, workstation untuk belajar bersama, dan workstation untuk belajar mandiri. Perpustakaan perlu menata lingkungan dan tempat duduk yang lebih baik. Pemilihan furniture dan tata letak yang nyaman, tersedia tempat duduk dekat jendela dan menghadap taman dimana tampak tanaman yang cantik akan sangat disukai pemakai. Juga perlu disediakan sofa serta kursi panjang yang empuk untuk tempat duduk para pemakai yang ingin bersantai. Untuk pemakai yang ingin belajar mandiri juga perlu disediakan study carrels. Tanaman hidup yang terawat baik dapat dipakai untuk memperindah ruangan perpustakaan. Perpustakaan perlu menyediakan juga tempat yang dijadikan sebagai learning commons. Learning Commons menggambarkan space secara fisik dimana perpustakaan dapat dijadikan sebagai tempat belajar bersama. Prinsip learning commons memungkinkan setiap pemakai bisa saling berbagi untuk memanfaatkan berbagai sumber informasi yang dapat diakses melalui teknologi sehingga menciptakan suasana masyarakat pembelajar yang sedang mencari ilmu pengetahuan. Dengan prinsip disain Learning Commons perpustakaan perlu memiliki space yang semakin fleksibel. Space ini dapat memadukan kegiatan formal dan informal dalam lingkungan perpustakaan dimana belajar dapat terjadi di setiap tempat, setiap waktu secara fisik maupun virtual. Pemakai dapat melakukan kegiatan-kegiatan seperti tersebut di bawah ini dalam learning commons, antara lain: kolaborasi, bersosialisasi, makan dan minum, pertemuan kelompok, belajar, memanfaatkan koleksi perpustakaan, menonton pameran, memanfaatkan hotspot, dan lain-lain.

c. Pustakawan