Pada umumnya, hutang jangka panjang memiliki berbagai ketentuan atau pembatasan untuk melindungi peminjam maupun
pemberi pinjaman. “Item-item yang sering kali dinyatakan dalam indeture atau perjanjian meliputi jumlah yang diotorisasi untuk
diterbitkan, suku bunga, tanggal jatuh tempo, provisi penarikan, properti yang digadaikan sebagai jaminan” Kieso 2008 : 238.
Pelunasan atau pembayaran kembali pinjaman obligasi dapat diambil dari penyusutan aset tetap yang dibelanjai dengan pinjaman
obligasi tersebut dan dari keuntungan hasil operasi perusahaan.
2.1.2 Struktur Aset
Struktur aset adalah penentuan berapa besar jumlah alokasi dana masing-masing komponen aset lancar maupun aset tetap. Struktur aset
diketahui dengan membandingkan antara aset tetap dengan total aset pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2008-
2010. Aset menurut Reeve Fees 2005 : 18, “adalah sumber daya yang
dimiliki perusahaan”. Menurut Brigham dan Houston 2001 : 39 bahwa “perusahaan yang asetnya sesuai untuk dijadikan jaminan kredit cenderung
lebih banyak utang”. Menurut Sartono 2001 : 248 “perusahaan yang memiliki aset tetap dalam jumlah besar dapat menggunakan utang dalam
jumlah besar”. Hal ini disebabkan karena dari skalanya perusahaan besar akan
Universitas Sumatera Utara
lebih mudah mendapatkan akses ke sumber dana dibandingkan dengan perusahaan kecil. Kemudian besarnya aset tetap dapat digunakan sebagai
jaminan utang perusahaan. Sedangkan menurut Warsono 2005 : 237 “perusahaan yang sebagian besar asetnya berupa aset tetap fixed asset
biasanya lebih banyak menggunakan modal sendiri dalam struktur modalnya”. Hal ini dapat dihubungkan dengan adanya aturan financial
konservatif yang menyatakan bahwa besarnya modal sendiri paling sedikit dapat menutup jumlah aset tetap ditambah aset lain yang sifatnya permanen.
Dalam penelitian ini, pengukuran terhadap struktur aset perusahaan diukur dengan membandingkan aset tetap dengan total aset.
2.1.3 Pertumbuhan Perusahaan
“Tingkat pertumbuhan suatu perusahaan akan menunjukkan sampai seberapa jauh perusahaan akan menggunakan hutang sebagai sumber
pembiayaannya” Sriwardany, 2006. Menurut Sartono 2001 : 248
menyatakan bahwa:
semakin cepat pertumbuhan perusahaan maka semakin besar kebutuhan dana untuk pembiayaan ekspansi. Semakin besar
kebutuhan untuk pembiayaan mendatang maka semakin besar keinginan perusahaan untuk menahan laba. Jadi perusahaan yang
sedang tumbuh sebaiknya tidak membagikan laba sebagai dividen tetapi lebih baik digunakan untuk pembiayaan investasi.
Universitas Sumatera Utara
Sedangkan menurut Safrida 2008 pertumbuhan perusahaan sangat diharapkan oleh pihak internal
maupun eksternal perusahaan, karena pertumbuhan yang baik memberi tanda bagi perkembangan perusahaan. Dari sudut investor,
pertumbuhan suatu perusahaan merupakan tanda perusahaan memiliki aspek yang menguntungkan dan investor pun akan mengharapkan
tingkat pengembalian dari investasi yang dilakukan menunjukkan perkembangan yang baik.
Tingkat pertumbuhan perusahaan diukur dengan rasio market to book. “Market to book MB adalah rasio nilai pasar perusahaan sama
dengan harga saham per lembar dikalikan dengan jumlah saham yang beredar dibagi dengan nilai ekuitas masing-masing perusahaan” Talberg, et
al, 2008.
2.1.4 Profitabilitas