Fensy Sella, 2014 Penerapan Angklung Sebagai Media Pembelajaran Tematik Terpadu Kelas Iv Di Sd Negeri 25
Tanjung Enim Sumatera Selatan Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
Bagan 3.1 Rancangan Penelitian One-shot Case Study
Adapun langkah-langkah penelitian tampak dalam gambar berikut.
Bagan 3.2 Bagan: 3.2
langkah-langkah penelitian
a. Tahapan Pertama, Pre Experiment Measurenment
Sebelum melaksanakan tindakan, siswa kelompok eksperimen dan kelompok kontrol diberikan pretest, yaitu mengungkapkan pengenalan
mereka terhadap alat musik angklung dengan menyebutkan atau menggambarkan hal-hal yang mereka ketahui tentang angklung. Pretest ini
perlu dilakukan untuk mengetahui apakah hasil belajar siswa tersebut dipengaruhi karena kemampuan awal siswa yang berbeda-beda.
b. Tahap Kedua, Treatment
Setelah kelompok tersebut diberikan pretest dan telah dianggap sepadan, maka tahap selanjutnya yaitu melakukan treatment. Treatment dikelas
Perlakuan untuk kelompok belajar dengan model
pembelajaran terpadu Posttest
Pretest Menentukan
subjek penelitian
Memberikan perlakuan
Diukurdi observasi
Fensy Sella, 2014 Penerapan Angklung Sebagai Media Pembelajaran Tematik Terpadu Kelas Iv Di Sd Negeri 25
Tanjung Enim Sumatera Selatan Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
eksperimen menggunakan media angklung yang sebenarnya. Dalam penelitian ini, perlakuan dilakukan sebanyak 4 kali yaitu 2 kali pada
kelompok eksperimen dan 2 kali pada kelompok kontrol. Masing-masing perlakuan dilaksanakan dalam waktu 90 menit.
c. Tahap Ketiga, Post Experiment Measurenment
Langkah ketiga sekaligus langkah terakhir yaitu memberikan soal posttest pada kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol. Hasilnya berupa
data kemampuan akhir siswa yang digunakan untuk mengetahui pengaruh yang ditimbulkan akibat dari pemberian perlakuan.
C. Definisi Operasional
Model pembelajaran ialah suatu desain yang menggambarkan proses rincian dan penciptaan situasi lingkungan yang memungkinkan peserta didikmahasiswa
berinteraksi sehingga terjadi perubahan atau perkembangan pada peserta didik. Reigeluth dan Carr-Chellman 2009 dalam Yaumi2013 menjelaskan bahwa
istilah pembelajaran dapat dipahami melalui dua kata, yakni pembelajaran yang merujuk pada instruction dan yang berlandaskan construction. Instruction
berimplikasi pada pembelajaran yang dilakukan untuk peserta didik pasif, sedangkan construction berimplikasi pada pembelajaran yang dilakukan oleh
peserta didik aktif. Dalam pandangan kaum konstruktivis, bahwa orang hanya dapat belajar dengan mengkonstruksi pengetahuan, di mana belajar membutuhkan
manipulasi aktif tentang materi yang dipelajari, bukan secara pasif. Perhatian pendidik adalah bagaimana membantu dan memfasilitasi peserta didik dalam
belajar, yang berarti mengidentifikasi cara-cara efektif untuk membantu peserta didik mengkonstruksi pengetahuan mereka.
Berkenaan dengan pembelajaran musik secara psikologis, Seashore 1967, hlm.150 menyebutkan
bahwa pembelajaran merupakan sebuah tindakan yang seharusnya dilakukan oleh peserta didik, sebagaimana tertulis pada kutipan berikut bahwa
Learning anything is an act which must be performed by the learner. It cannot be done for him by the teacher. The only thing a teacher can do is
Fensy Sella, 2014 Penerapan Angklung Sebagai Media Pembelajaran Tematik Terpadu Kelas Iv Di Sd Negeri 25
Tanjung Enim Sumatera Selatan Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
to assist in creating favorable conditions by motivation, supply of materials, and general guidance.
Pandangan Seashore 1967 diatas menegaskan bahwa pembelajaran tidak dapat dilakukan oleh guru untuk peserta didik. Peranan guru dalam hal ini adalah
untuk membantu dalam menciptakan kondisi pembelajaran yang baik dan menyenangkan dengan memberikan motivasi, menyediakan materi dan bahan
ajar, dan bimbingan umum. Berpijak pada pendapat tersebut, maka pembelajaran seni musik yang baik adalah pembelajaran yang berorientasi pada peserta didik, di
lakukan secara aktif oleh peserta didik, dan dengan maksud untuk meraih kompetensi musikal peserta didik.
a. Pembelajaran Tematik Terpadu
Konsep pembelajaran tematik merupakan pengembangan dari pemikiran dua orang tokoh pendidikan yakni Jacob tahun 1997 dengan konsep pembelajaran
interdisipliner dan Fogarty pada tahun 1991 dengan konsep pembelajaran
terpadu. Pembelajaran tematik terpadu merupakan suatu pendekatan dalam pembelajaran yang secara sengaja mengaitkan beberapa aspek baik dalam
intramata pelajaran maupun antar-mata pelajaran Majid, 2014, hlm. 85. Dengan adanya pemaduan itu peserta didik akan memperoleh pengetahuan dan
keterampilan secara utuh sehingga pembelajaran jadi bermakna bagi peserta didik. 2.
Angklung Sebagai Media Pembelajaran Angklung adalah sebuah alat musik tradisional yang terbuat dari bambu,
yaitu dua ruas bambu atau lebih dengan ukuran yang berbeda disusun pada bambu yang lain sebagai penyangga. Angklung merupakan alat musik yang berasal dari
Jawa Barat. Penulis memilih angklung sebagai media kreasi untuk pengait mata pelajaran sekolah dasar dalam pengajaran tematik terpadu. Pengajaran ini tidak
hanya berpacu dengan kurikulum atau petunjuk yang sudah ada di sekolah. Penulis juga bisa melihat respon atau pandangan siswa terhadap angklung yang
merupakan alat musik yang berasal dari daerah diluar sumatera.
D. Instrumen Penelitian