KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 165 KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF (SUBJECTIVE WELL-BEING) BURUH PABRIK : Studi Deskriptif pada Buruh PT. Laksana Tekhnik Makmur Kabupaten Bogor.

Makmur Ditinjau dari Tingkat Pendidikan Tabel 4.11 Kondisi Kesejahteraan Subjektif Buruh PT. Laksana Tekhnik Makmur Ditinjau dari Jam KerjaHari 131 Tabel 4.12 Kondisi Kesejahteraan Subjektif Buruh PT. Laksana Tekhnik Makmur Ditinjau dari Masa Kerja 133 Tabel 4.13 Kondisi Kesejahteraan Subjektif Buruh PT. Laksana Tekhnik Makmur Ditinjau dari PengeluaranBulan 135 DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Bagan Kesejahteraan Subjektif Berdasarkan Komponen Afketif dan Kognitif 26 Gambar 2.2 Bagan Kerangka Berpikir Kesejahteraan Subjektif Buruh 49 Gambar 4.1. Grafik Gambaran Umum Kesejahteraan Subjektif PT. Laksana Tekhnik Makmur 78 Gambar 4.2 Grafik Kondisi Kesejahteraan Subjektif Rendah pada Buruh PT. Laksana Tekhnik Makmur Berdasarkan Aspek Kognitif 80 Gambar 4.3 Grafik Kondisi Kesejahteraan Subjektif Rendah pada Buruh PT. Laksana Tekhnik Makmur Berdasarkan Aspek Afektif 81 Gambar 4.4 Grafik Kondisi Kesejahteraan Subjektif Tinggi pada Buruh PT. Laksana Tekhnik Makmur Berdasarkan Aspek Kognitif 101 Gambar 4.5 Grafik Kondisi Kesejahteraan Subjektif Tinggi pada Buruh PT. Laksana Tekhnik Makmur Berdasarkan Aspek Afektif 102 Gambar 4.6 Grafik Kondisi Kesejahteraan Subjektif Buruh PT. Laksana Tekhnik Makmur Berdasarkan Jenis Kelamin 124 Gambar 4.7 Grafik Kondisi Kesejahteraan Subjektif Buruh PT. Laksana Tekhnik Makmur Berdasarkan Usia 126 Gambar 4.8 Grafik Kondisi Kesejahteraan Subjektif Buruh PT. Laksana Tekhnik Makmur Berdasarkan Status Pernikahan 128 Gambar 4.9 Grafik Kondisi Kesejahteraan Subjektif Buruh PT. Laksana Tekhnik Makmur Berdasarkan Tingkat Pendidikan 130 Gambar 4.10 Grafik Kondisi Kesejahteraan Subjektif Buruh PT. Laksana Tekhnik Makmur Berdasarkan Jam KerjaHari 132 Gambar 4.11 Grafik Kondisi Kesejahteraan Subjektif Buruh PT. Laksana Tekhnik Makmur Berdasarkan Masa Kerja 134 Gambar 4.12 Grafik Kondisi Kesejahteraan Subjektif Buruh PT. Laksana Tekhnik Makmur Berdasarkan PengeluaranBulan 136 Gambar 4.13 Alur Kepuasan terhadap Penghargaan 142 Gambar 4.14 Alur Kepuasan terhadap Pendidikan Menuju Penghasilan Tinggi 145 DAFTAR LAMPIRAN Data Penelitian 1 Lampiran 1 Kisi-Kisi Instrumen Lampiran 2 Lembar Kuesioner Lampiran 3 Profil Responden Desember 2012 Lampiran 4 Skor Mentah Responden Lampiran 5 Perhitungan Statistik Deskriptif Lampiran 6 Kategori Responden pada Kesejahteraan Subjektif Rendah Lampiran 7 Kategori Responden pada Kesejahteraan Subjektif Tinggi Lampiran 8 Hasil Uji Validitas Analisis Faktor Data Penelitian 2 Lampiran 9 Penyajian Data Subjek Z, Y, X, W Lampiran 10 Verbatim Hasil Wawancara Subjek Z, Y, X, W Lampiran 11 Struktur Organisasi Administrasi Penelitian

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kesejahteraan merupakan dambaan setiap manusia dalam hidupnya. Kesejahteraan dapat dikatakan sebagai suatu kondisi ketika seluruh kebutuhan manusia terpenuhi. Terpenuhinya kebutuhan manusia dari kebutuhan yang bersifat paling dasar seperti makan, minum, dan pakaian hingga kebutuhan untuk diakui dalam kehidupan masyarakat adalah salah satu hal mendasar yang mampu membuat manusia merasakan kesejahteraan. Menjadi manusia yang sejahtera tentu menjadi salah satu tujuan hidup, namun kesejahteraan tidak dapat dicapai begitu saja. Banyak cara dan pengorbanan yang harus dilewati untuk meraih kesejahteraan yang diidamkan oleh masing-masing individu, misalnya dengan bekerja. Seperti yang diungkapkan William Glasser Sumarnonugroho, 1984 bahwa memenuhi kebutuhan dapat dicapai dengan jalur pendidikan atau melalui proses belajar. Ketika bekerja individu akan merasakan proses belajar dalam dirinya karena individu akan banyak mendapatkan pengalaman, pengetahuan, dan keterampilan. Hal tersebut dapat mengembangkan potensi individu dan membantu individu untuk meraih kesejahteraan seperti yang dijelaskan Amartya Sen Chamsyah, 2008 bahwa individu yang sejahtera adalah individu yang dapat mengembangkan potensinya secara optimal serta dapat memenuhi kebutuhan hidup seperti makan, minum, rasa aman, dan kesempatan memilih untuk mencapai kehidupan yang layak. Individu yang ingin mencapai kesejahteraan dengan bekerja memiliki kesempatan untuk dapat memilih pekerjaan yang sesuai dengan dirinya. Indonesia yang termasuk pada negara berkembang menawarkan banyak lahan pekerjaan di berbagai sektor, salah satunya adalah sektor industri yang membutuhkan banyak tenaga kerja seperti buruh. Buruh sangat dibutuhkan para pengusaha atau pemilik modal sebagai tenaga kerja yang membantu menjalankan usahanya terutama pada kegiatan produksi Syafa’at, 2008. Di Indonesia buruh memiliki peran yang penting dalam perekonomian negara karena buruh merupakan penggerak utama perekonomian dan sistem modal dalam industri yang sedang berkembang. Di sisi lain buruh juga menjadi barang jual industri disebabkan oleh kondisi perekonomian negara yang semakin memburuk akibat krisis ekonomi yang membuat posisi buruh dalam pembagian kerja menjadi semakin lemah Rahardjo, 2012. Adam Smith Chamsyah, 2008 mengemukakan bahwa kesejahteraan dapat diraih dengan adanya pembagian kerja pada tugas tertentu, antar sektor, atau antar negara. Konsep kesejahteraan Smith identik dengan pemenuhan kebutuhan melalui kegiatan produksi yang mengarah pada industri dengan adanya pembagian kerja antara pengusaha sebagai pemilik modal, pemerintah sebagai pemberi fasilitas industri, dan buruh sebagai salah satu faktor produksi. Pihak industri atau pengusaha sebagai pemilik modal harus selalu menjaga kualitas maupun kuantitas produksi agar mampu memenuhi target persaingan pasar global. Demi mencapai hasil yang maksimal, para pengusaha menekan berbagai pengeluaran yang memungkinkan untuk dihemat, salah satunya adalah mengatur pengeluaran untuk tenaga kerja Santoso, 2010. Pengusaha akan mencari pekerja yang dapat dibayar dengan upah yang rendah dan waktu kerja yang lebih panjang karena mengejar hasil produksi yang tinggi Sugiyanto, 1997. Lemahnya posisi buruh dalam pembagian kerja tersebut membuat pihak pengusaha memiliki kekuasaan terhadap kondisi kehidupan buruh, salah satunya adalah dengan memberikan upah rendah Syafa’at, 2008. Upah yang rendah tidak mengurungkan keinginan masyarakat di Indonesia untuk tidak memilih menjadi buruh sebagai pekerjaan mereka. Lapangan industri seakan menjadi area yang menjanjikan untuk mendapatkan penghasilan. Faktanya buruh menjadi salah satu pekerjaan yang banyak dipilih oleh masyarakat di Indonesia seperti yang ditunjukkan tabel 1.1. Tabel 1.1 Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas yang Bekerja Menurut Status Pekerjaan Utama, 2009-2011 juta orang Status Pekerjaan Utama 2009 2010 2011 Februari Agustus Februari Agustus Februari Berusaha sendiri 20,81 21,05 20,46 21,03 21,15 Berusaha dibantu buruh tidak tetap 21,64 21,93 21,92 21,68 21,31 Berusaha dibantu buruh tetap 2,97 3,03 3,02 3,26 3,59 Buruh atau karyawan 28,91 29,11 30,72 32,52 34,51 Pekerja bebas di sektor pertanian 6,35 5,88 6,32 5,82 5,58 Pekerja bebas di luar sektor pertanian 5,15 5,67 5,28 5,13 5,16 Pekerjaan keluarga atau tidak dibayar 18,66 18,19 19,68 18,77 19,98 Sumber: Berita Resmi Statistik, Badan Pusat Statistik No. 3305Th. XIV, 5 Mei 2011