Kesimpulan PENGEMBANGAN MODEL PENDIDIKAN NILAI-NILAI KEBERAGAMAAN DALAM MEMBINA KEPRIBADIAN SEHAT :Studi Deskriptif Analitik terhadap Siswa Madrasah Aliyah Darul Arqam Garut.

Kedua, program kegiatan yang dijadikan acuan kebijakan oleh guru agama dalam membina kepribadian sehat siswa di sekolah dengan berbagai kegiatan ekstrakurikuler yang bertujuan untuk membentuk insan yang sehat sebagai perwujudan segala perilaku yang diperhadapkan kepada Allah Swt., melalui : a. Program IPM Ikatan Pelajar Muhammadiyah yang membawahi beberapa departemen seperti: KDI, KQR, KIR, KNR, dan lainnya; b. HW Hizbul Wathan; dan c. Tapak sucipencak silat. Sedangkan media pembelajaran di antaranya : Laboratorium MIPA, Komputer, Bahasa, LCD, LKS, dan Multimedia. Adapun sumber pembelajaran yaitu : Pendidik sekolah, buku mata pelajaran agama dan buku mata pelajaran umum, internet, dan perpustakaan. Sedangkan karakteristik yang biasa digemakan mengacu kepada karakteristik Rasulullah Saw yaitu : Siddiq, amanah, fatonah, dan tabligh. Kemudian lingkungan yang kondusif melalui poros sekolah, poros masjid, poros asrama yang didukung dengan adanya kerjasama antara pihak sekolah dengan orang tua siswa. Adapun program kegiatan ekstrakurikuler yang dikembangkan di Madrasah Aliyah Darul Arqam yaitu : Program kegiatan harian, mingguan, bulanan, dan tahunan. Sedangkan program kegiatan ekstrakurikuler keorganisasiannya sangat terkait dengan KTSP Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan yang digunakan di Madrasah Aliyah Ma’had Darul Arqam Garut merupakan gabungan antara mata pelajaran agama dan mata pelajaran umum yang bersifat “Berimbang” dan “Terpadu”. Ketiga, proses pendidikan yang dilakukan oleh guru agama dalam membina kepribadian sehat melalui metode internalisasi dengan teknik keteladanan, mauidhah hasanah atau nasihat yang baik, perhatian, dan riyadhah melalui pembiasaan serta teknik lainnya yang dilakukan oleh guru agama dalam membina kepribadian sehat siswa. Adapun implementasi yang diwujudkan dalam bentuk penampilan yang paling dominan yaitu : Nilai ketaatan; nilai kemandirian; nilai kedewasaan; nilai kekeluargaan, nilai peningkatan ilmu pengetahuan dan keterampilan; dan nilai penampilan berpakaian yang rapi. Sedangkan nilai yang harus ditingkatkan yaitu nilai disiplin dan nilai kesadaran. Metode dan teknik tersebut, ada yang langsung memiliki label dan muatan kepribadian sehat secara eksplisit merujuk kepada sumber Al-Quran dan As-Sunnah. Sedangkan ada pula metode secara substansial memiliki keterkaitan dengan aspek-aspek penanaman nilai-nilai keberagamaan terhadap siswa yang diwujudkan dalam pikiran, ucapan, dan tindakan yang direalisasikan dalam kehidupan sehari-hari. Dengan metode yang sangat menarik akan menyentuh perasaan siswa dalam mencapai tujuan pendidikan, sehingga menjadi motivasi dalam diri siswasantri untuk mengikuti pelajaran agama dan pelajaran umum secara benar dan sungguh-sungguh. Keempat, evaluasi pendidikan nilai-nilai keberagamaan dalam membina kepribadian sehat terhadap perubahan perilaku siswa di sekolah dilakukan dengan cara berdasarkan nilai hasil tes lisan tahfidz, memberikan motivasi, ceramah bahasa Arab, Inggris; tes praktik praktik ibadah, KTK, komputer dan tes tulis harian, penugasan, pengamatan, UTS, UAS. Sedangkan bagi siswasantri yang berprestasi diberikan reward ganjaran atau penghargaan dan bagi santri yang melanggar aturantata tertib Madrasah Aliyah Ma’had Darul Arqam Garut diberikan sanksi atau hukuman punishment.

B. Implikasi Pertama secara teoretis, hasil kesimpulan dalam penelitian ini,

menunjukkan bahwa pengembangan model pendidikan nilai-nilai keberagamaan dalam membina kepribadian sehat memiliki makna yang sangat penting bagi sekolah, stake holder pendidikan, dan juga pengambil kebijakan di tingkat pemerintahan. Karena secara konseptual kegiatan pembinaan kepribadian sehat dan akhlaq alkarimah merupakan salah satu pengembangan dalam bentuk keimanan dan ketakwaan kepada Allah Swt., yang diwujudkan dalam nilai- nilai yaitu : 1. Ketaatan atau kepatuhan; 2. Kemandirian; 3. Kedewasaan; 4. Kekeluargaan; 5. Peningkatan ilmu pengetahuan dan keterampilan; 6. Penampilan berpakain yang rapi; 7. Kemandirian; 8. Kedisiplinan ; dan

9. Kesadaran. Kedua secara praktis, implikasi di lapangan pengembangan model

pendidikan nilai-nilai keberagamaan dalam membina kepribadian sehat sudah memiliki sarana dan prasarana yang memadai dan kondusif. Perubahan perilaku siswa sudah tampak berhasil ke arah yang lebih baik. Walaupun masih ada sebagian kecil siswasantri yang tidak jera atau sadar terhadap perbuatan yang dilakukanya, dikarenakan belum secara tegas pelaksanaan ditegakkannya yaitu ; nilai disiplin dan nilai kesadaran terutama dalam memberikan sanksi kepada siswa atau santri. Apabila nilai disiplin dan nilai kesadaran ditegakkan atau ditingkatkan secara optimal di Madrasah Aliyah Darul Arqam Muhammadiyah Garut, maka akan lebih berhasil dan meraih prestasi dalam membentuk karakter insan yang sehat, beriman dan bertakwa kepada Allah Swt.

C. Rekomendasi

Menyimak hasil penelitian tentang pengembangan model pendidikan nilai- nilai keberagamaan dalam membina kepribadian sehat, maka ada beberapa rekomendasi dapat disampaikan sebagai berikut : Pertama, belum adanya pengembangan model pendidikan nilai keberagamaan dalam membina kepribadian sehat, maka penting untuk diterapkan di Madrasah Aliyah Darul Arqam Muhammadiyah Garut; Kedua, untuk lebih mendukung pelaksanaan dan mengefektifkan pembinaan kepribadian sehat terhadap siswa di Madrasah Aliyah Ma’had Darul Arqam Muhammadiyah Garut hendaknya semua pihak yang terkait menyatukan dan mensosialisasikan visi, misi, tujuan ke depan bersama pimpinan pesantren, kepala sekolah, dengan memberdayakan peran serta seluruh aparat sekolah dalam mengambil keputusan penting kebijakan yang bersifat operasional, sehingga memudahkan para pelaku pendidikan untuk merealisasikannya di lapangan. Sedangkan untuk para pelaku pendidikan terutama guru agama hendaknya dapat meningkatkan kualitas nilai-nilai keberagamaan secara optimal dalam proses pembinaan kepribadian sehat terhadap perubahan perilaku siswa. Kemudian penerapan konsep “guru sebagai teladan santri” dalam membina kepribadian sehat hendaknya guru agama dan guru umum selalu menjadi teladan dan mitra dialog yang baik, bisa menerima curahan hati para siswa yang bermasalah, tidak bosan dan putus asa mengacu pada prinsip kasih sayang yang memperhatikan para siswa sebagai titipan orang tua dan amanah dari Allah Swt., yang senantiasa harus dibina, dijaga, diperlakukan secara baik, benar, dan adil.