Perputaran Piutang Dan Pengumpulan Piutang Terhdapa Likuidasi Pada Koperasi PDAM Kota Bandung

(1)

Receivable

At cooperation (PDAM) Kota Bandung

SKRIPSI

Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Ujian Sidang Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Pada Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi

Universitas Komputer Indonesia

Disusun Oleh:

Nama : Apriliyanto Suhadi S.

NIM : 21205017

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG


(2)

iv

Piutang usaha adalah tagihan yang tidak didukung dengan janji tertulis yang hanya dilengkapi oleh surat jalan, faktur/tanda terima lainnya yang telah ditandatangani oleh debitur sehingga pernyataan telah menerima barang ada didalam surat-surat tersebut.

Tujuan dari penelitian adalah: Untuk mengetahui perputaran piutang pada Koperasi Tirta Karya (PDAM) Kota Bandung, Untuk mengetahui Pengumpulan Piutang pada Koperasi Tirta Karya (PDAM) Kota Bandung,Untuk mengetahui likuiditas pada Koperasi Tirta Karya (PDAM) Kota Bandung,Untuk mengetahui pengaruh perputaran piutang dan Pengumpulan Piutang terhadap likuiditas pada Koperasi Tirta Karya (PDAM) Kota Bandung.

Metode yang digunakan adalah metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Teknik penentuan data yang dilakukan studi kepustakaan, studi lapangan yang terdiri dari observasi dan wawancara. Data yang ada dianalisis dengan cara menghitung analisis regresi linier berganda, koefisien korelasi

pearson (r), koefisien determinasi (kd),uji f, dan. Uji t

Hasil penelitian Menunjukan bahwa perputaran piutang dan pengumpulan piutang berpengaruh sebesar 2.4% terhadap likuiditas


(3)

iii

Accounts receivable is a claim that is not supported by a written promise that is only

supplemented by the permit, the invoice / receipt which have been signed by the

debtor so that the statements had been received the goods is in the letters

.The purpose of the study were: To determine the turnover on the Cooperative Work

Tirta (PDAM), Bandung, To know the collection of receivables on the Cooperative

Work Tirta (PDAM), Bandung, To know the liquidity in the Cooperative Work Tirta

(PDAM), Bandung, To know the effect of rotationThe collection of receivables and

receivables of liquidity in the Cooperative Work Tirta(PDAM) Bandung.

The method used is descriptive method with quantitative approach. The technique of

determining the data do library research, field study consisted of observations and

interviews. Existing data were analyzed by calculating the multiple linear regression

analysis, Pearson correlation coefficient (r), coefficient of determination (kd), f test,

and. T test

Indicates that the

results

of

research and

collection

of accounts receivable

turnover of 2.4% effect on liquidity

Keywords : Accounts Receivable Turnover, Collection of Accounts Receivable

, Liquidity


(4)

v

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur tak henti penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat melaksanakan

penelitian dan menyelesaikan penyusunan Skripsi yang berjudul

“Pengaruh

Perputaran Piutang Dan Pengumpulan Piutang

Terhadap Likuiditas Pada

Koperasi PDAM Kota Bandung“

Penyusunan Skripsi ini ditujukan sebagai persyaratan dalam menempuh ujian

sidang sarjana di Fakultas Ekonomi, Program Studi Manajemen, Universitas

Komputer Indonesia.

Penulis menyadari dalam penyusunan Skripsi ini masih jauh dari sempurna,

didalamnya tidak lepas dari kekurangan-kekurangan. Hal ini dikarenakan

keterbatasan-keterbatasan penulis baik dalam kemampuan, pengetahuan dan

pengalaman penulis. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya

membangun agar dalam penyusunan karya tulis selanjutnya dapat lebih baik lagi.

Selama penyusunan Skripsi ini penulis banyak mendapat bantuan dari berbagai

pihak, baik itu berupa dorongan moril maupun materil. Oleh karena itu pada

kesempatan ini, dengan tulus dan dengan segala kerendahan hati penulis

mengucapkan terima kasih kepada:


(5)

vi

1.

Bapak Dr. Ir. Eddy Soeryanto Soegoto, selaku Rektor Universitas Komputer

Indonesia.

2.

Ibu Prof. Dr. Hj. Umi Narimawati, Dra., SE., M.Si, selaku Dekan Fakultas

Ekonomi, Dan Penguji Universitas Komputer Indonesia

3.

Ibu Linna Ismawati, SE., M.Si., selaku Dosen Pembimbing dan Ketua Program

Studi Manajemen Universitas Komputer Indonesia Fakultas Ekonomi yang telah

memberikan bimbingan, pengarahan dan saran dalam penyusunan usulan

penelitian ini.

4.

Ibu Elvira Azis, SE., M.T, selaku Dosen Wali Program Studi Manajemen

Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia yang telah membimbing dan

memberikan masukan kepada penulis.

5.

Staff Dosen Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Komputer

Indonesia yang telah mengajar dan memberikan ilmu pengetahuan, masukan,

pemikiran, dan tenaga selama proses perkuliahan kepada penulis.

6.

Staff Sekretariat Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas

Komputer Indonesia.

7.

Cleaning Service Gugun yang telah memberikan bantuan kepada penulis selama

penulis kuliah.

8.

Staff perpustakaan Universitas Komputer Indonesia yang telah memberikan

bantuan kepada penulis selama penulis kuliah dan mengerjakan usulan penelitian

dan skripsi.


(6)

vii

9.

Kedua orang tua yang sudah memberikan dukungan yang sepenuhnya dalam

penyusunan ini.

10.

Si kecil Nanda yang senantiasa memberikan keceriaan dengan canda tawa dan

tingkah lucunya, makasih ya de..

11.

Tatang, Adit,Komeng yang sudah menjadi sahabat penulis dan selalu memberikan

dukungan dan doa buat penulis.

12.

Dan semua temen-temen seperjuanganku dan rekan yang tidak dapat disebutkan

satu persatu oleh penulis, terima kasih atas kerja samanya.

Demikianlah semoga Tuhan Yang Maha Esa dapat membalas segala kebaikan

dari semua pihak yang telah membantu penulis dalam penyusunan usulan penelitian

ini. Semoga usulan penelitian ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang

membutuhkan. Atas segala kekurangannya penulis mohon maaf yang

sebesar-besarnya.

Bandung, April 2011

Penulis

Apriliyanto Suhadi Saputro 21205017


(7)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang Penelitian

Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 33 ayat (1) mengatakan bahwa

perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasarkan atas asas kekeluargaan.

Selanjutnya penjelasan Pasal 33 antara lain mengatakan bahwa kemakmuran

masyarakat yang diutamakan bukan kemakmuran orang seorang dan badan

perusahaan yang sesuai dengan itu ialah koperasi, penjelasan Pasal 33 menempatkan

koperasi baik dalam kedudukan sebagai sokoguru perekonomian nasional sebagai

bagian integral tata perekonomian nasional.

Perekonomian Indonesia dibagi dalam sektor pemerintah, sektor koperasi dan

swasta. Dalam sektor koperasi, koperasi dapat bergerak kedalam segala kegiatan

ekonomi tetapi hal ini tidak berarti bahwa suatu koperasi dapat bergerak dalam

kegiatan-kegiatan ekonomi yang terlepas sama sekali dari kepentingan-kepentingan

anggota-anggota koperasi yang bersangkutan atau dapat memperoleh manfaat dari

usaha-usaha yang mereka sendiri tidak sumbangkan karya atau jasanya untuk

memperoleh manfaat tersebut.

Koperasi mempunyai peranan penting dalam membantu masyarakat golongan

menengah kebawah untuk dapat meningkatkan kesejahteraan para anggotanya, dalam

Undang-Undang Republik Indonesia no. 25 Tahun 1992 tentang perkoperasian yaitu:


(8)

“Badan usaha yang beranggotakan orang seorang atau badan hokum koperasi

dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai

gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan asas kekeluargaan”

Koperasi sangat berperan dalam mewujudkan tujuan pembangunan nasional

dalam mensejahterakan ekonomi rakyat sesuai dengan tujuan dari koperasi yang

tercantum dalam Undang-Undang Republik Indonesia no.25 Tahun 1992 tujuan

koperasi yaitu:

“Koperasi bertujuan untuk memajukan kesejahteraan anggota khususnya dan

masyarakat Indonesia pada umumnya serta ikut membangun tatanan perekonomian

nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju, adil dan makmur

berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945”

Kekuatan koperasi berada pada anggotanya, jika anggota koperasi itu banyak

maka simpanan anggota yang terhimpun akan semakin banyak, dengan banyaknya

jumlah simpanan anggota berarti akan menambah modal sendiri koperasi tersebut,

dengan demikian koperasi tersebut dapat meningkatkan pelayanan yang baik kepada

anggotanya serta dapat memperoleh keuntungan yang lebih besar, didalam koperasi,

simpanan anggota merupakan salah satu modal dimana modal tersebut digunakan

untuk kegiatan usaha koperasi tersebut, oleh sebab itu besarnya simpanan anggota

sangat penting peranannya didalam koperasi.


(9)

Pada umumnya usaha ekonomi koperasi dimulai dengan usaha skala kecil dan

diusahakan oleh para anggotanya, koperasi sebagai suatu badan usaha harus

mengupayakan semua kegiatan ekonominya berjalan dengan efesien agar dapat

mempertahankan kehidupan koperasi tersebut.

Setiap lembaga ekonomi apapun bentuknya termasuk perusahaan koperasi

menghendaki diperolehnya keuntungan atau laba yang wajar. banyak orang yang

berpendapat lebih besar keuntungan yang di peroleh akan dirasakan lebih

memuaskan bagi pemilik atau pemegang saham dan dalam hal ini perbeda pada

koperasi dimana anggotanya akan menikmati secara langsung dan pembagian

keuntungan atau sisa hasil usaha (SHU).

Perputaran piutang yang tinggi maka kondisi modal yang ada akan semakin tinggi

dan perusahaan dikatakan likuid. Apabila perputaran piutang rendah maka kondisi

modal yang ada juga akan rendah sehingga dikatakan illiquid atau tidak liquid.

Jadwal jatuh tempo akan mengarahkan perusahaan pada kondisi likuiditas perusahaan

yang baik. Perusahaan harus benar-benar teliti dalam menginvestasikan dana

perusahaan dengan tujuan untuk menjaga likuiditas perusahaan.

Besar kecilnya piutang yang dimiliki perusahaan dipengaruhi oleh kebijaksanaan

peRkreditan yang ditentukan oleh perusahaan jika perusahaan menurunkan standar

kreditnya, maka penjualan akan meningkat yang berarti peningkatan piutang yang

akan membawa keuntungan lebih besar bagi perusahaan


(10)

Koperasi Tirta Karya sebagai koperasi serba usaha dalam kegiatannya

memberikan kredit kepada anggotan dan menjual produk kebutuhan sehari-hari bagi

anggota, atas pemberian kredit tersebut memiliki tagihan kepada anggota

Table 1.1

Berikut adalah data perputaran piutang, pengumpulan piutang, dan likuiditas

Sumber: Koperasi Tirta Karya (PDAM) Kota Bandung.

Dari table di atas terlihat perputaran piutang dikoperasi cenderung lambat

sehingga hari rata-rata pengumpulan piutang juga cendurung lama (rata-rata

terkumpul setahun sekali). Lambatnya perputaran ini mengakibatkan terhambatnya

arus kas masuk sehingga berdampak pada rendahnya likuiditas.

Berdasarkan survey awal lambatnya perputaran piutang dan pengumpulan

piutang yang cukup lama disebabkan banyaknya anggota yang menunggak dalam

pembayaran, sehingga penagihan piutang terlambat.

Tahun Perputaran Piutang Pengumpulan Piutang Likuiditas

2004 0.74 487.93 109.88

2005 0.78 460.41 17.596

2006 1.08 331.73 131.07

2007 1.07 334.35 155.81

2008 0.95 377.82 261.25

2009 1.10 324.71 7.93


(11)

Dari data perputaran piutang dan pengumpulan piutang menunjukkan adanya

hubungan antara ketiga variable tersebut. Tinggi rendahnya

receivable turn over

mempunyai efek yang langsung terhadap bersar kecilnya modal yang diinvestasikan

dalam piutang. Makin tinggi

turn over-

nya berarti makin pendek waktu terikatnya

modal dalam piutang sehingga untuk mempertahankan

net credit sales

tertentu ,

dengan naiknya

turn over

-nya dibutuhkan jumlah modal yang lebih kecil yang

diinvestasikan dalam piutang.

Bedasarkan uraian diatas maka penulis bermaksud mengadakan penelitian

yang lebih rinci untuk mendapatkan informasi dan data yang memadai hingga

munculkan judul

“Pengaruh Perputaran Piutang Dan Pengumpulan Piutang

Terhadap Likuiditas Pada Koperasi Perusahaan Daerah Air Minum Kota

Bandung“

1.2

Identifikasi Dan Rumusan Masalah

1.2.1 Identifikasi Masalah

Pengelolaan perputaran piutang menjadi hal yang sangat penting diperusahaan

dalam rangka meningkatkan modal kerja, tidak terkecuali dengan Koperasi Tirta

Karya (PDAM) memerlukan pengelolaan

receivable turn over

yang baik dalam

melaksanakan kegiatan operasionalnya, namun yang terjadi dilapangan seringkali

receivable turn over

mengalami hambatan yaitu penerimaan kas sering mengalami


(12)

keterlambatan dikarenakan beberapa faktor diantaranya piutang yang tidak

tertagih,dan lain lain. Yang akhirnya mengganggu pengumpulan piutang perusahaan.

Berdasarkan latar belakang penelitian diatas, maka identifikasi masalah yang akan

penulis jabarkan dalam penelitian ini adalah terjadinya perputaran piutang pada

Koperasi Tirta Karya (PDAM) walaupun modal kerja tidak meningkat secara

signifikan dari tahun ke tahun

1.2.2

Rumusan Masalah

Bebrapa masalah yang akan dirumuskan dalam penelitian tentang Pengaruh

perputaran piutang terhadap modal kerja antara lain:

1.

Bagaimana perputaran piutang pada Koperasi Tirta Karya (PDAM) Kota Bandung.

2.

Bagaimana Pengumpulan Piutang

pada Koperasi Tirta Karya (PDAM) Kota

Bandung.

3.

Bagaimana likuiditas pada Koperasi Tirta Karya (PDAM) Kota Bandung.

4.

Seberapa besar Pengaruh perputaran piutang dan Pengumpulan Piutang

terhadap

likuiditas pada Koperasi Tirta Karya (PDAM) Kota Bandung.


(13)

1.3

Maksud dan Tujuan Penelitian

1.3.1

Maksud Penelitian

Maksud dari diadakannya penelitian ini adalah untuk menganalisis permasalahan

yang berhubungan dengan perputaran piutang dan Pengumpulan Piutang

terhadap

likuiditas di Koperasi Perusahaan Daerah Air Minum Kota Bandung

1.3.2

Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian tentang Pengaruh perputaran piutang dan modal kerja

terhadap likuiditas adalah:

1.

Untuk mengetahui perputaran piutang pada Koperasi Tirta Karya (PDAM) Kota

Bandung.

2.

Untuk mengetahui Pengumpulan Piutang

pada Koperasi Tirta Karya (PDAM) Kota

Bandung.

3.

Untuk mengetahui likuiditas pada Koperasi Tirta Karya (PDAM) Kota Bandung.

4.

Untuk mengetahui pengaruh perputaran piutang dan Pengumpulan Piutang

terhadap

likuiditas pada Koperasi Tirta Karya (PDAM) Kota Bandung.


(14)

1.4

Kegunaan Penelitian

1.4.1

Kegunaan Praktis

Dengan adanya penulisan laporan hasil penelitian ini, diharapkan dapat

dijadikan sebagai bahan evaluasi dan masukan terhadap instansi yaitu Koperasi Tirta

Karya (PDAM) Kota Bandung dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan

kepada anggota sehingga dapat menciptakan kondisi dan hubungan yang baik.

Koperasi diharapkan dapat mengelola piutang se-efektif dan se-efisien mungkin

sehingga dapat meningkatkan tingkat modal kerja, sehinnga dapat tercapainya tujuan

dan fungsi utamanya yaitu meningkatkan kesejahteraan anggotanya.

1.4.2 Kegunaan Akademis

1.

Sebagai aplikasi teori dan pengembangan ilmu pengetahuan yang telah dipelajari di

bangku kuliah.

2.

Sebagai bahan referensi bagi peneliti lain yang ingin meneliti dan mengkaji tentang

pengaruh simpanan anggota terhadap profitabilitas.

3.

Bagi penulis:

a.

Memperoleh pengalaman penelitian terutama dalam hal pengaruh simpanan anggota

terhadap profitabilitas.

b.

Menambah pengetahuan dan wawasan bagi penulis tentang proses pengembangan

yang dilakukan oleh koperasi Tirta Karya (PDAM) Kota Bandung.


(15)

c.

Sebagai sarana penilaian kualitas diri dalam menghadapi sebuah tanggung jawab

dalam pekerjaan

1.5

Lokasi Dan Waktu Penelitian

Lokasi peneliti melakukan penelitian ini adalah di Koperasi Tirta Karya (PDAM)

Kota Bandung yang beralamat di Jl. Badaksinga No 10 Bandung 40132

. Adapun

waktu penelitian, dilaksanakan dari mulai dari Bulan February 2011 sampai dengan

juni 2011

Tabel 1.1

W aktu Penelit ian

NO. KETERANGAN

FEB M ARET APRIL M EI JUNI

4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 Survey Awal

2. Penyusunan UP 3 Penelit ian

lapangan 4 Penyusunan

dan bim bingan UP

5 Penyusunan dan bim bingan Skripsi


(16)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

2.1 Kajian Pustaka

2.1.1 Piutang

Perusahaan dapat menghasilkan uang dengan beberapa cara berbeda, laporan

arus kas dipisahkan menjadi tiga bagian: perputaran piutang dari aktivitas penjualan

kredit yang dilakukan oleh koperasi dan dari rata-rata piutang usaha

2.1.1.1 Pengertian Piutang

Piutang timbul karena adanya transaksi penjualan barang atau jasa secara

kredit. Ini berarti perusahaan mempunyai hak klaim untuk menuntut pembayaran

seseorang atau perusahaan lain. Yang ada umumnya akan berakibat adanya

penerimaan kas dimasa yang akan dating tagihan atau piutang merupakan bagian

penerimaan perusahaan yang sangat penting yang timbul sebagai akibat dari adanya

kebijakan penjualan barang atau jasa kredit.

Piutang usaha adalah tagihan yang tidak didukung dengan janji tertulis yang hanya

dilengkapi oleh surat jalan, faktur/tanda terima lainnya yang telah ditandatangani oleh

debitur sehingga pernyataan telah menerima barang ada didalam surat-surat tersebut.

Selain itu pengertian piutang yang pada umumnya digolongkan dalam aktiva lancar

yang berarti bahwa tagihan-tagihan pada pihak lain yang nantinya akan diminta


(17)

pembayarannya dalam jangka waktu yang tidak lama (kurang dari satu tahun) yang

biasanya digolongkan dalam piutang jangka pendek.

Menurut

Soemarso(2005:338)

bahwa pengertian dari piutang adalah sebagai berikut:

- piutang (trade receivable) adalah piutang yang berasal dari penjualan barang dan

jasa, yang merupakan kegiataan normal perusahaan.

Haryono Yusuf (2005:52)

menyatakan bahwa :

- Piutang merupakan hak untuk menagih sejumlah uang dari si penjual pada si

pembeli yang timbul karena adanya suatu transaksi.

Muhammad Muslich (2003:109)

menyatakan bahwa :

Piutang terjadi karena penjualan barang dan jasa tersebut dilakukan secara kredit

pada umumnya. Dilakukan untuk memperbesar penjualan tetapi disisi lain

peningkatan piutang juga dibutuhkan penambahan pembiayaan, biaya untuk

analisis kredit dan penagihan piutang serta kemungkinan piutang yang macet tak

dapat ditagih.

Sedangkan

Soekrisno Agoes (2004:183):

-

Piutang usaha adalah piutang yang berasal dari penjualan barang dan jasa

secara kredit.


(18)

2.1.1.2 Pengklasifikasian Piutang

Piutang usaha jangka pendek dapat dibagi atas dua yaitu:

1. Piutang usaha/piutang terhadap langganan

Piutang usaha/piutang terhadap langganan dalam perkiraan piutang usaha

dicatat sebagai tagihan yang timbul dari penjualan barang atau jasa yang merupakan

usaha perusahaan yang normal/kurang dari 1 tahun, disajikan dalam neraca sebagai

aktiva lancar, tetapi apabila telah lebih dari jangka waktu 1 tahun maka akan

dilaporkan sebagai aktiva tidak lancar. Jadi tagihan kepada langganan yang biasanya

disebut piutang dagang adalah tuntutan keuangan terhadap pihak lain baik perorangan

maupun organisasi-organisasi atau debitur-debitur lainnya.

1.

Piutang yang akan diterima

Piutang yang akan diterima merupakan kontrak prestasi yang sebenarnya

sudah menjadi hak perusahaan, akan tetapi belum/tidak saatnya untuk diterima,

piutang ini timbul pada suatu akhir periode dimana sebenarnya tagihan tersebut akan

diterima pada periode yang akan datang.

Penggolongan piutang dan umur piutang dapat digolongkan ke dalam 4 jenis, yaitu:

1.

Piutang lancar adalah piutang yang diharapkan tertagihnya dalam 1 tahun atau

siklus usaha normal


(19)

2.

Piutang tidak lancar adalah tagihan/piutang yang tidak dapat ditagih dalam

jangka waktu 1 tahun

3.

Piutang yang dihapuskan adalah suatu tagihan yang tidak dapat ditagih lagi

dikarenakan pelanggan mengalami kerugian/bangkrut (tidak tertagih)

4.

Piutang dicadangkan adalah tagihan yang disisihkan sebelumnya untuk

menghindari piutang tidak tertagih

2.1.2Pengertian Perputaran Piutang

Menurut

Bambang Riyanto (2001:90):

“Perputaran piutang merupakan periode terikatnya modal dalam piutang yang

tergantung kepada syarat pembayarannya.Makin lunak atau makin lama syarat

pembayarannya berarti makin lama modal terikat pada piutang yang berarti

bahwa tingkat perputaranya selama periode tertentu adalah makin rendah.”

Piutang yang dimiliki oleh suatu perusahaan mempunyai hubungan yang erat

dengan volume penjualan kredit, karena timbulnya piutang disebabkan oleh penjualan

barang-barang secara kredit dan hasil dari penjualan secara kredit netto dibagi dengan

piutang rata-rata merupakan perputaran piutang.

Nilai dari perputaran piutang tergantung dari syarat pembayaran piutang

tersebut.Makin lunak atau makin lama syarat pembayaran yang ditetapkan berarti

makin lama modal terikat dalam piutang.


(20)

Menurut (Gitosudarmo, 2002:81).

Piutang merupakan elemen modal kerja yang juga selalu dalam keadaan

berputar secara terus menerus dalam rantai perputaran modal kerja.Piutang adalah

aktiva atau kekayaan perusahaan yang timbul sebagai akibat dari dilaksanakannya

praktik penjualan kredit (Gitosudarmo, 2002:81).

Penjualan kredit dilakukan oleh perusahaan dalam rangka merangsang minat para

pelanggan.Sehingga diharapkan dengan melakukan penjualan kredit ini perusahaan

dapat memperkuat pasar dan memperbesar hasil penjualan.

Dari kesimpulan di atas bahwa perputaran piutang itu ditentukan dua faktor utama,

yaitu penjualan kredit dan rata-rata piutang. Rata-rata piutang dapat diperoleh dengan

cara menjumlahkan piutang awal periode dengan piutang akhir periode dibagi dua.

Adakalanya angka penjualan kredit untuk suatu periode tertentu tidak dapat diperoleh

sehingga yang digunakan sebagai penjualan kredit adalah angka total penjualan.

Dari uraian di atas maka perputaran piutang dapat dirumuskan sebagai berikut:

Rata-rata piutang = Piutang awal + piutang akhir

2

Perputaran piutang = Penjualan Kredit

Rata-Rata piutang

Dari definisi dapat diketahui bahwa rasio perputaran yang tinggi

mencerminkan kualitas piutang yang semakin baik.Tinggi rendahnya perputaran

piutang tergantung pada besar kecilnya modal yang diinvestasikan dalam


(21)

piutang.Makin cepat perputaran piutang berarti semakin cepat modal kembali.Tingkat

perputaran piutang suatu perusahaan dapat menggambarkan tingkat efisiensi modal

perusahaan yang ditanamkan dalam piutang, sehingga makin tinggi perputaran

piutang berarti makin efisien modal yang digunakan.

2.1.2.1Faktor-Faktor Penyebab Perputaran Piutang

Perubahan rasio antara penjualan kredit dan rata-rata piutang disebabkan oleh banyak

hal.

Munawir (2004:75)

mengemukakan bahwa faktor-faktor penyebabnya adalah

sebagai berikut:

1.

Turunnya penjualan dan naiknya piutang

2.

Turunnya piutang dan diikuti turunnya penjualan dalam jumlah yang lebih

besar

3.

Naiknya penjualan diikuti naiknya piutang dalam jumlah yang lebih besar

4.

Turunnya penjualan dengan piutang yang tetap

5.

Naiknya piutang sedangkan penjualan tidak berubah.

2.1.2.2 Metode Pelaporan Piutang

Munawir (2004:75)

perusahaan harus melaporkan piutang dari aktivitas


(22)

1 Metode penghapusan langsung

Dalam metode ini kerugian piutang yang tidak bisa ditagih, dicatat langsung

pada periode saat terjadinya penghapusan piutang dengan perkiraan debet “beban

penghapusan piutang” dan kredit perkiraan ”piutang dagang”.

2.

Metode Penyisihan/cadangan.

Ada metode ini, setiap akhir periode dilakukan penaksiran terhadap piutang

yang dimiliki perusahaan, sehingga diperoleh taksiran dari piutang yang disangsikan

dapat diterima pembayarannya. Taksiran ini dicatat pada perkiraan debet “beban

piutang“ dan kredit pada perkiraan “penyisihan piutang“. Jumlah taksiran kerugian

piutang dapat ditetapkan atas dasar :

1.

Atas dasar jumlah penjualan

Piutang terjadi karana akibat dari penjualan kredit maka taksiran menhunakan

jumlah penjualan selama periode bersangkutan. Yaitu dengan membandingkan

kerugian piutang yang sebenarnya terjadi dengan total pejualan kemudian dilakukan

perubahan-perubahan atas kemungkinan yang akan datang. Biasanya dalam bentuk

persentase.


(23)

2.

Atas dasar saldo piutang

Jumlah ini dihitung dengan cara mengalikan suatu persentase tertentu dengan

saldo piutang pada akhir periode. Dengan demikian yang dijadikan dasar adalah

jumlah piutang dagang yang dimiliki perusahaan pada akhir periode.

1.

Atas dasar analisis usia piutang

Penerapan metode ini pada dasrnya sama dengan penentuan taksiran kerugian

piutang atas dasar saldo piutang, metode ini dikelompokan menjadi kelompok

piutang yang belum jatuh tempo, dan kelompok yang telah jatuh tempo. Sedangkan

kelompok yang telah jatuh tempo dikelompokkan atas dasar lamanya jatuh tempo.

Lamanya tunggakan, dihitung dari tanggal jatuh tempo piutang sampai tanggal 31

Desember. Contoh : Jatuh tempo piutang tgl 10 November 2004 tapi sampai tgl 31

Desember 2004 belum dibayar maka dihitung sebagati berikut :

Bulan November , 30 hari -10 hari = 20 hari


(24)

2.1.3 Pengertian Pengumpulan Piutang

Pengertian kebijakan pengumpulan piutang dinyatakan

Lukman Syamsudin

(2007:272) :

-

Kebijakan pengumpulan piutang suatu perusahaan merupakan prosedur yang

harus diikuti dalam mengumpulkan piutang – piutang bilamana sudah jatuh

tempo.

Beberapa teknik pengumpulan piutang yang biasanya dilakukan perusahaan bila

pelanggan belum membayar sampai dengan waktu yang telah ditentukan. Dijelaskan

oleh

Lukman Syamsudin (2007:274)

:

1.

Melalui surat.

Bilamana waktu pembayaran utang dari pelanggan sudah lewat

beberapa hari tetapi belum juga dilakukan pembayaran maka

perusahaan dapat mengirimkan surat dengan nada mengingatkan

(menegur) langganan yang belum membayar tersebut bahwa utangnya

sudah jatuh tempo.


(25)

2.

Melalui telepon.

Apabila sudah dikirimkan surat teguran ternyata utang – utang tersebut

belum juga dibayarkan. Maka bagian kredit dapat menelpon langganan

dan secara pribadi memintanya untuk segera melakukan pembayaran.

3.

Kunjungan personal.

Teknik pengumpulan piutang dengan jalan melakukan kunjungan

secara personal atau pribadi ke tempat langganan sering kali

digunakan karena sangat efektif dalam usaha – usaha pengumpulan

piutang.

4.

Tindakan Yuridis.

Bilamana ternyata langganan tidak mampu membayar utang –

utangnya maka perusahaan dapat menggunakan tindakan – tindakan

hukum dengan mengajukan gugatan perdata melalui pengadilan.

Average Collection =

rnover ceivableTu

Re

360

Kesempatan mendapatkan cash discount atau tidak menggunakan kesempatan

tersebut. Untuk menyeleksi para langganan yang akan diberi kredit dan berapa jumlah

yang harus diberikan. Hal ini berhubungan pula dengan :


(26)

1.

Kebiasaan langganan dalam membayar kembali

2.

Kemungkinan langganan tidak membayar

3.

Rata-rata jangka waktu pembayaran

Penilaian terhadap calon pembeli (ResikoKredit) Dengan memperhatikan 5C :

1.

Character : menyangkut kejujuran, tanggung jawab dalam memenuhi

kewajiban

2.

Capasity : Kemampuan untuk membayar hutangnya ( dilihat dari Aktiva dan

jumlahhutang)

3.

Capital : Dilihat dari jumlah Modal Sendiri yang dimiliki perusahaan dari

suatu periode

4.

Colleteral : Jaminan dalam pengambilan kredit

5.

Conditions : Kondisi perekonomian secara umum

Langkah Penyaringan Para Pelanggan

1.

Penentuan Besarnya risiko yang akan ditanggung oleh perusahaan

2.

Penyelidikan tentang kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajibannya

Soliditas : Tingkat kepercayaan pihak luar terhadap suatu perusahaan

1.

Soliditas Komersiil Ditunjukkan dari kebiasaan/kejujuran perusahaan dalam

kewajibannya pada pihak tertentu.

2.

Soliditas Finansiil Jumlah modal kerja yang dimiliki perusahaan

3.

Soliditas Moril Sifat dan moril dari pimpinan Mengadakan klasifikasi dari

para langganan berdasarkan risiko pembayaran


(27)

2.1.4 Likuiditas

Likuiditas merupakan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka

pendeknya. Dalam sebuah perusahaan pengendalian likuiditas sangat penting, karena

bertujuan menguji kecukupan dana perusahaan dalam membayar kewajiban yang

harus dipenuhi. Selain itu likuiditas sangat diminati oleh kreditur, karena kreditur

snagat tertarik menilai kemampuan perusahaan untuk membayar utang – utang yang

segera harus dilunasi.

2.1.4.1 Pengertian Likuiditas

Pengertian likuiditas menurut

Suad Husnan dan Eny Pujiastuti (2004:14)

:

“Likuiditas adalah kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban –

kewajibannya yang harus segera dipenuhi.”

Sedangkan pengertian likuiditas menurut

Dwi Praytowo dan Rifka (2005:80):

“Likuiditas adalah mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi

kewajiban financial jangka pendek, kemampun perusahaan untuk melunasi utang

jangka pendek tepat pada waktunya. Likuiditas (

liquidity

) mengacu pada ketersediaan

sumber daya perusahaan untuk memenuhi kebutuhan kas jangka pendek. Risiko

likuiditas perusahaan jangka pendek dipengaruhi oleh kapan arus kas masuk dan arus

kas keluar terjadi serta prospek arus kas untuk kinerja masa depan. Analisis likuiditas


(28)

diarahkan pada aktivitas operasi perusahaan, kemampuan untuk menghasilkan

keuntungan dari penjualan produk dan jasa, dan persyaratan serta ukuran modal kerja.

Adapun pengertian likuiditas yang dipaparkan oleh beberapa ahli antara lain :

-

Menurut John J. Wild, K. R. Subramanyam dan Robert F. Halsey (2005:185)

yaitu :

“Likuiditas merupakan kemampuan untuk mengubah aktiva menjadi kas atau

kemampuan untuk memperoleh kas”.

- Menurut S. Munawir (2002:31) yaitu :

“Likuiditas adalah menunjukkan kemampuan suatu perusahaan untuk

memenuhi suatu kewajiban keuangannya yang harus segera dipenuhi, atau

kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan pada saat

ditagih”.

-

Menurut Lukman Syamsuddin (2001:41) yaitu :

“Likuiditas merupakan suatu indikator mengenai kemampuan perusahaan

untuk membayar semua kewajiban finansial jangkapendek pada saat jatuh

tempo dengan menggunakan aktiva lancar yang tersedia

”.


(29)

“Likuiditas adalah berhubungan dengan masalah kemampuan suatu

perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansiilnya yang segera harus

dipenuhi”.

Suatu perusahaan dikatakan likuid apabila perusahaan tersebut mempunyai

kekuatan membayar (berupa

current asset

) sedemikian besarnya sehingga mampu

memenuhi segala kewajiban jangka pendeknya yang segera dipenuhi (berupa

current

liabilities

).

Secara kasar dan bukanlah sebagai pedoman yang mutlak, dikatakan bahwa

perusahaan-perusahaan yang selain perusahaan kredit,

current ratio

yang kurang dari

2 : 1 dianggap kurang baik. Namun tidak sedikit perusahaan-perusahaan yang sehat

mempunyai

current ratio

kurang dari 2 : 1. Hal ini tergantung pada pola

cash flow

dari perusahaan yang bersangkutan. Rasio ini meliputi rasio-rasio sebagai berikut :

1.

Rasio Lancar (

Current ratio

)

Current ratio

adalah jumlah aktiva lancar dibagi jumlah utang lancar.

current assets

Current ratio

=

current liabillities


(30)

2.

Rasio Cepat (

Quick ratio

)

Quick ratio

adalah rasio antara jumlah aktiva lancar dikurangi persediaan

dengan jumlah utang lancar.

current assets - inventor

y

Quick ratio

=

current liabillities

3.

Rasio Kas (

Cash ratio

)

Cash ratio

adalah rasio antara kas ditambah marketable securities dengan

utang lancar.

cash + efek

Cash ratio

= x 100%

current liabillities

S. Munawir (2002:94)

Dari berbagai rasio tersebut tidak ada satu rasio pun yang dapat memberikan

informasi yang mencukupi untuk menilai kondisi keuangan dan kinerja perusahaan.

Hanya dengan menganalisis satu kelompok rasio baru dapat dilakukan penilaian yang

baik. Rasio-rasio yang telah dihitung tersebut, yang hanya berdiri sendiri, kurang

dapat memberikan arti khusus atau gambaran yang jelas bagi analis jika belum

dibandingakan dengan suatu ukuran tertentu. Namun, rasio yang akan digunakan

dalam penelitian ini adalah Rasio Kas (

Cash ratio

) karena rasio kas merupakan rasio


(31)

likuiditas yang bisa menggambarkan kemampuan likuiditas perusahaan yang

sesungguhnya karena hanya memasukan kas dan efek saja, sedangkan aktiva lancar

yang lain tidak dimasukkan karena dianggap tidak likuid.

2.1.5 Hubungan Perputaran Piutang, Pengumpulan Piutang Dan Likuiditas

Perputaran piutang dilakukan untuk mengukur aktifitas dari piutang.Semakin tinggi

tingkat perputaran piutang suatu perusahaan, semakin baik pengelolaan

piutangnya.Tingkat perputaran piutang dapat ditingkatkan dengan jalan memperketat

kebijaksanaan penjualan kredit.

Bambang Riyanto (2001:91)

mengemukakan bahwa tinggi rendahnya

receivable

turnover

mempunyai efek langsung terhadap besar kecilnya dana yang diinvestasikan

dalam piutang. Makin tinggi

turnover,

berarti makin cepat perputarannya yang berarti

makin pendek waktu terikatnya dana dalam piutang. Sehingga untuk

mempertahankan

net credit sales

tertentu dengan naiknya

turnover

dibutuhkan

jumlah dana lebih kecil untuk diinvestasikan dalam piutang. Sehingga dengan jumlah

dana lebih kecil perusahaan masih bisa menjaga likuiditasnya

S. Munawir (2002:290)

menyatakan :

Piutang yang terlalu besar dapat merugikan perusahaan karena modal kerja yang

tertananm pada piutang terlalu besar akan mengakibatkan berkurangnya likuiditas

perusahaan.


(32)

Husnan (2002:566) mengatakan bahwa pengumpulan piutang merupakan

rata-rata hari yang diperlukan untuk merubah piutang menjadi kas.Pengumpulan piutang

merupakan piutang rata-rata dibagi penjualan kredit.Hal ini apabila piutang awal

tahun sangat rendah dibandingkan piutang akhir tahun. Abdullah (1995:32)

mengatakan bahwa dalam pengumpulan piutang awal periode 360 hari akan dapat

mengetahui efisiensi dana yang tertanam dalam piutang yang akan dapat

mempengaruhi likuiditas perusahaan pada

cash ratio

yang akan digunakan untuk

memenuhi kewajiban jangka pendek.

Sartono (1997:87) mengatakan bahwa pengumpulan piutang dan perputaran

piutang keduanya saling berhubungan dan sangat mempengaruhi likuiditas

perusahaan.Dalam pengumpulan piutang yang periodenya terlalu tinggi berarti

kebijakan kredit terlalu bebas, akibatnya investasi dalam piutang menjadi terlalu

besar serta keuntungan menurun. Periode pengumpulan piutang terlalu pendek berarti

kebijakan kredit terlalu ketat maka kemungkinan perusahaan akan memperoleh

keuntungan. Untuk itu standar kredit perlu dilonggarkan agar pemenuhan kewajiban

jangka pendek akan tepat pada waktunya.

2.1.6 Penelitian Terdahulu

Hasil penelitian terdahulu yang ditulis oleh

Rahmat Agus Susanto dan M Nur

(2008)

bahwa pengumpulan piutang dan perputaran piutang keduanya saling

berhubungan dan sangat mempengaruhi likuiditas perusahaan.Dalam pengumpulan

piutang yang periodenya terlalu tinggi berarti kebijakan kredit terlalu bebas,


(33)

akibatnya investasi dalam piutang menjadi terlalu besar serta keuntungan menurun.

Periode pengumpulan piutang terlalu pendek berarti kebijakan kredit terlalu ketat

maka kemungkinan perusahaan akan memperoleh keuntungan. Untuk itu standar

kredit perlu dilonggarkan agar pemenuhan kewajiban jangka pendek akan tepat pada

waktunya.

Menurut Goran Karanovic

(2009)

mengatakan bahwa

Sedangkan hasil penelitian terdahulu lainya yang dilakukan oleh Goran

Karanovic, Sinisa Bogdan, Suzana Baresa (2010) dalam menganalisis rasio keuangan

dapat dilakukan perhitungan-perhitungan perbandingan atas data kuantitatif yang

ditunjukan dalam neraca, laporan laba rugi, dan laporan kas suatu perusahaan untuk

dijadikan dasar perencanaan dimasa yang akan datang, salah satu teknik yang

digunakan untuk mengetahui kondisi perusahaan tersebut likuid atau ilikuid perlu

dilakukan analisa rasio terhadap rasio likuiditas.

Dari penelitian yang dilakukan sebelumnya oleh peneliti-peneliti terdahulu

menghasilkan kesimpulan pengaruh perputaran piutang dan pengumpulan piutang

terhadap likuiditas, yaitu pada tabel:


(34)

Tabel 2.1

Penelitian Terdahulu

NO Nama Penulis dan

judul Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan

1

Nama: Rahmat Agus Susanto dan M Nur Judul : Pengaruh Perputaran Piutang dan Pengumpulan Piutang Terhadap Likuiditas Tahun : 2008

perputaran piutang dan pengumpulan piutang secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap likuiditas.

Metode penelitian

Variabel

penelitian

2

Nama: Goran Karanovic Judul : Financial analisis fundament for assement the vallue of company Tahun: 2009

Penilaian perusahaan dlihat dari tingkat likuiditas nya

Metode penelitian

Variabel

penelitian

3

Nama:

Jan

Ericsson and Olivier Renault

Judul: Liquidity

And risk

Tahun: 2004

prediksi berkaitan dengan bent uk m asa likuiditas m enyebar serta int eraksinya dengan risiko default .

Metode

penelitian

Variabel

penelitian

2.2 Kerangka Pemikiran

2.2.1 Kerangka Pemikiran

Perkembangan perusahaan dapat dicapai dengan meningkatkan kegiatan usaha

perusahaan yaitu melalui perluasan maupun pemberian kemudahan pembayaran

untuk pelanggan sehingga volume penjualan dapat ditingkatkan.Untuk itu perusahaan

cenderung melakukan penjualan kredit.Penjualan yang dilakukan secara kredit


(35)

menyebabkan perusahaan tidak langsung menerima pendapatan berupa kas,

melainkan piutang.

Penjualan kredit yang diterapkan perusahaan menimbulkan piutang, dimana

dana yang diinvestasikan dalam piutang tersebut diharapkan akan kembali dalam

waktu kurang dari satu tahun sehingga dapat dijadikan salah satu sumber pendapatan

bagi perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansialnya dalam jangka pendek, maka

dari itu diperlukan suatu aktivitas penagihan yang terencana untuk menjamin

kelangsungan operasional perusahaan. Hal ini dikarenakan jika perusahaan sanggup

mempercepat perputaran piutang, maka waktu terikatnya modal pada piutang akan

lebih pendek. Semakin tinggi perputaran piutang usaha, semakin cepat perusahaan

mendapatkan kas (uang tunai).

Dari definisi-definisi yang ada dapat disimpulkan bahwa piutang adalah hak

penagihan kepada pihak lain atas uang, barang dan jasa yang timbul karena adanya

penjualan barang atau jasa secara kredit dalam jangka waktu satu tahun atau dalam

siklus normal perusahaanperputaran piutang dan pengumpulan piutang secara parsial

mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap likuiditas.

Menurut

Lukman Samsudi

(2007:255)

Piutang adalah tagihan yang timbul karena adanya transaksi penjualan

secara kredit oleh perusahaan kepada para pelanggannya.

Menurut

Bambang Riyanto

(2001:91)

tinggi rendahnya perputaran piutang (receivable turn over) mempunyai

efek yang langsung besar terhadap besar kecilnya modal yang diinvestasikan


(36)

dalam piutang. Makin tinggi turn over-nya, berarti makin cepat perputaran yang

berarti makin pendek waktu terikatnya modal dalam piutang.

Menurut

S. Munawir (2004:75)

:

“Posisi piutang dan taksiran waktu pengumpulannya dapat dinilai dengan menghitung

tingkat perputaran piutang

turn over receivable

yaitu, dengan membagi total

penjualan kredit neto dengan piutang rata-rata”.

Perkembangan perusahaan dapat dicapai dengan meningkatkan kegiatan usaha

perusahaan yaitu melalui perluasan maupun pemberian kemudahan pembayaran

untuk pelanggan sehingga volume penjualan dapat ditingkatkan.Untuk itu perusahaan

cenderung melakukan penjualan kredit.Penjualan yang dilakukan secara kredit

menyebabkan perusahaan tidak langsung menerima pendapatan berupa kas,

melainkan piutang.

Penjualan kredit yang diterapkan perusahaan menimbulkan piutang, dimana

dana yang diinvestasikan dalam piutang tersebut diharapkan akan kembali dalam

waktu kurang dari satu tahun sehingga dapat dijadikan salah satu sumber pendapatan

bagi perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansialnya dalam jangka pendek, maka

dari itu diperlukan suatu aktivitas penagihan yang terencana untuk menjamin

kelangsungan operasional perusahaan. Hal ini dikarenakan jika perusahaan sanggup

mempercepat perputaran piutang, maka waktu terikatnya modal pada piutang akan

lebih pendek. Semakin tinggi perputaran piutang usaha, semakin cepat perusahaan

mendapatkan kas (uang tunai).


(37)

Menurut Darsono (2004:59) memberikan keterangan mengenai perputaran

piutang sebagai berikut:

“Perputaran piutang adalah seberapa kali saldo rata-rata piutang dikonversi ke dalam

kas selama periode tertentu.”

Pengertian kebijakan pengumpulan piutang dinyatakan

Lukman Syamsudin

(2007:272) :

-

Kebijakan pengumpulan piutang suatu perusahaan merupakan prosedur yang

harus diikuti dalam mengumpulkan piutang – piutang bilamana sudah jatuh

tempo.

Beberapa teknik pengumpulan piutang yang biasanya dilakukan perusahaan bila

pelanggan belum membayar sampai dengan waktu yang telah ditentukan. Dijelaskan

oleh

Lukman Syamsudin (2007:274)

:

1.

Melalui surat.

2.

Melalui telepon.

3.

Kunjungan personal.

4.

Tindakan Yuridis.

Average Collection =

rnover ceivableTu

Re


(38)

Kesempatan mendapatkan cash discount atau tidak menggunakan kesempatan

tersebut. Untuk menyeleksi para langganan yang akan diberi kredit dan berapa jumlah

yangharus diberikan. Hal ini berhubungan pula dengan :

1.

Kebiasaan langganan dalam membayar kembali

2.

Kemungkinan langganan tidak membayar

3.

Rata-rata jangka waktu pembayaran

Tingkat perputaran piutang menunjukan bahwa perusahaan mempunyai

sejumlah modal kerja yang tidak likuid dengan adanya modal kerja yang tidak likuid

tentu sangat berpengaruh pada tingkat likuiditas perusahaan.Sehubungan dengan hal

tersebut, maka pengendalian atas piutang menjadi sangat penting. Semakin pendek

waktu terikatnya modal dalam piutang akan semakin baik, karena kemampuan

perusahaan untuk segera mengubah aktiva lancarnya menjadi uang kas berkaitan

dengan likuiditas perusahaan tersebut.

Pada umumnya perusahaan harus dapat mempertahankan jumlah aktiva lancar

yang lebih besar dari pada hutang lancar agar dapat memenuhi kewajiban financial

jangka pendek.Kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban finansial jangka

pendek ini dikenal dengan istilah likuiditas.

Menurut Munawir (2002:31) mendefinisikan likuiditas sebagai berikut :

“Likuiditas adalah menunjukan kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi

kewajiban keuangan yang harus segera dipenuhi atau kemampuan perusahaan untuk

memenuhi kewajiban keuangan pada saat ditagih”.


(39)

Rasio likuiditasi merupakan hal yang sangat umum digunakan untuk menilai

keadaan perusahaan yang memberikan pengukuran relatif dari kegiatan operasional

perusahaan. Untuk mengetahui rasio likuiditas suatu perusahaan, terdapat beberapa

perhitungan yaitu,

current ratio, quick ratio, cash ratio. Quick ratio

merupakan rasio

yang tepat untuk perhitungan kewajiban finansial perusahaan dalam jangka pendek

dengan menggunakan aktiva lancar yang tersedia, karena pada

quick ratio

tidak

seluruh aktiva lancar turut diperhitungkan, yakni hanya aktiva cepat (

quick assets

)

yang dibandingkan dengan total hutang lancarnya. Aktiva cepat adalah aktiva yang

dapat dengan segera dikonversikan menjadi kas.

Menurut Munawir (2004:74) menyatakan bahwa tingkat likuiditas dapat

diukur dengan

quick ratio

:

Quick ratio

yaitu ukuran kemampuan perusahaan dalam memenuhi

kewajiban-kewajibannya dengan membandingkan aktiva yang sangat likuid”.

Pengukuran tingkat likuiditas perusahaan tidak cukup hanya dilakukan dengan

melihat aktiva lancar dan hutang lancar secara keseluruhan, namun juga perlu untuk

memperhatikan masing-masing komponen aktiva lancar untuk memastikan bahwa

aktiva lancar yang dimiliki perusahaan benar-benar likuid dan dapat digunakan

sebagai alat bayar untuk memenuhi kewajiban keuangan perusahaan dalam jangka

pendek.


(40)

Seperti yang dinyatakan Lukman Syamsudin (2007 : 47):

Adanya komposisi yang berbeda dari masing-masing aktiva lancar dan hutang

lancar akan mempunyai pengaruh yang cukup besar terhadap tingkat likuiditas

yang sesungguhnya. Oleh karena itu penting untuk melihat sesuatu yang

terdapat dibalik pengukuran likuiditas secara menyeluruh untuk menentutan

tingkat likuiditas yang sesungguhnya dari masing-masing komponen aktiva

lancar dan hutang lancar.

Keown, Scott, Martin dan Petty yang ditermahkan oleh Chaerul D Djakman

(2001 : 94) mengemukakan bahwa:

“Satu alat lain untuk mengukur likuiditas adalah dengan menggunakan daftar umur

piutang sebagai indikator perputaran piutang dagang (

account receivable turnover

ratio

).”

Berdasrkan pada uraian kerangka pemikiran diatas dapat digambarkan

sebagai berikut:

Likuiditas

1. Cash Ratio

Dwi Praytowo dan Rifka (2005:80)

Perputaran Piutang (X): - Penjualan Kredit - Rata-Rata Piutang

Munawir (2002:75)

Husnan (2002:566) Bambang Riyanto (2001:91)

Pengumpulan Piutang (X): -

Lukman Syamsudin (2007:272)

360


(41)

Pengaruh Perputaran Piutang Terhadap Likuiditas Perusahaan

Husnan (2002:566) menyatakan bahwa perputaran piutang merupakan analisis

untuk mengukur berapa cepat piutang tersebut dilunasi dalam satu tahun.Perputaran

piutang tersebut dengan penjualan kredit dibagi dengan piutang. Munawir (1995:75)

mengatakan bahwa perputaran piutang yang

ratio

nya makin tinggi menunjukkan dana

yang tertanam dalam piutang rendah, dan akan dapat mempengaruhi likuiditas

perusahaan.

Sartono (2002:85) mengatakan bahwa kecepatan penerimaan hasil piutang

dalam satu periode akan dapat mempengaruhi likuiditas perusahaan karena

perputaran piutang lebih cepat dari yang diharapkan dan seberapa jauh piutang

perusahaan biasa dipakai untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Piutang

merupakan aktiva lancar yang paling

likuid

dibandingkan aktiva lancar yang lainnya,

untuk merubah piutang menjadi kas memerlukan waktu yang lebih pendek. Semakin

lambat dalam melakukan penagihan piutang maka akan dapat mempengaruhi

perputaran piutang yang akan dapat memperkecil

Cash Ratio

perusahaan dan akan

dapat memperlabat perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendeknya.

Pengaruh Pengumpulan Piutang Terhadap Likuiditas Perusahaan.

Husnan (2002:566) mengatakan bahwa pengumpulan piutang merupakan rata-rata

hari yang diperlukan untuk merubah piutang menjadi kas.Pengumpulan piutang

merupakan piutang rata-rata dibagi penjualan kredit.Hal ini apabila piutang awal

tahun sangat rendah dibandingkan piutang akhir tahun. Abdullah (1995:32)

mengatakan bahwa dalam pengumpulan piutang awal periode 360 hari akan dapat


(42)

mengetahui efisiensi dana yang tertanam dalam piutang yang akan dapat

mempengaruhi likuiditas perusahaan pada

cash ratio

yang akan digunakan untuk

memenuhi kewajiban jangka pendek.

Sartono (2002:87) mengatakan bahwa pengumpulan piutang dan perputaran

piutang sangat mempengaruhi likuiditas perusahaan. Dalam pengumpulan piutang

yang periodenya terlalu tinggi berarti kebijakan kredit terlalu bebas, akibatnya

investasi dalam piutang menjadi terlalu besar serta keuntungan menurun. Periode

pengumpulan piutang terlalu pendek berarti kebijakan kredit terlalu ketat maka

kemungkinan perusahaan akan memperoleh keuntungan. Untuk itu standar kredit

perlu dilonggarkan agar pemenuhan kewajiban jangka pendek akan tepat pada

waktunya.

2.2 Hipotesis

Adapun hipotesis yang diajukan oleh penulis adalah sebagai berikut.Pertama,

ada pengaruh yang signifikan antara perputaran piutang dan pengumpulan piutang

secara simultan terhadap likuiditas pada koperasi unit daerah.


(43)

37

BAB III

OBJEK DAN METODE PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian

Objek penelitian merupakan suatu permasalahan yang dijadikan sebagai topik penulisan dalam rangka menyusun suatu laporan. Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh data – data yang berkaitan dengan objek penelitian tersebut yang berjudul : “Pengaruh Perputaran Piutang Dan Pengumpulan Piutang Terhadap Likuiditas Pada Koperasi Perusahaan Daerah Air Minum Kota

Bandung“

Menurut Husein Umar (2004:303), mengatakan bahwa “Objek penelitian menjelaskan tentang apa atau siapa yang menjadi objek penelitian juga dimana dan kapan penelitian dilakukan. Bisa juga ditambahkan hal-hal lain jika dianggap perlu”.

Yang menjadi objek penelitian dalam penelitian ini adalah perputaran piutang, pengumpulan piutang, dan likuiditas

3.2 Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif, yaitu hasil penelitian yang kemudian diolah dan dianalisis untuk diambil kesimpulan. Artinya penelitian yang dilakukan adalah penelitian yang menekankan pada analisis data numeric (angka). Dengan menggunakan metode penelitian ini akan diketahui hubungan yang signifikan antara variabel yang diteliti, sehingga menghasilkan kesimpulan yang akan memperjelas gambar objek yang diteliti.


(44)

Metode deskriptif menurut Sugiyono (2004:21):

“Metode deskriptif adalah metode yang digunakan untuk menggambarkan atau menganalisis suatu hasil penelitian tetapi tidak digunakan untuk membuat kesimpulan yang lebih luas”.

Metode deskriptif merupakan penelitian yang dilakukan terhadap variabel mandiri yaitu tanpa membuat perbandingan atau menghubungkan dengan variabel lain.

Tujuan Metode Deskriptif oleh Husein Umar yang di kutip dari Travers

(2004:22)

“Untuk menggambarkan sifat sesuatu yang tengah berlangsung pada saat riset dilakukan dan memeriksa sebab – sebab dari suatu gejala tertentu”.

Metode Kuantitatif menurut Mudrajat Kuncoro (2000:1-2) adalah

Pendekatan ilmiah terhadap pengambilan keputusan manajerial dan ekonomi. Di mana pendekatan ini terdiri atas perumusan masalah, penyusunan model, mendapatkan data, mencari solusi, menguji solusi, menganalisa hasil, dan mengimplementasikan.

Tujuan dari metode kuantitatif yaitu membuat suatu uraian secara sistematis mengenai faktor-faktor dan sifat-sifat dari objek yang diteliti kemudian menggabungkan antar variabel yang terlibat didalamnya

Penelitian deskriptif dalam penelitian ini digunakan untuk memberikan gambaran atau penjualan tentang perputaran piutang,pengumpulan piutang dan likuiditas pada koperasi unit daerah.


(45)

Sedangkan metode kuantitatif untuk menguji pengaruh perputaran piutang,pengumpulan piutang terhadap likuidita

3.2.1 Desain Penelitian

Dalam suatu penelitian sangat perlu dilakukan perencanaan dan perancangan penelitian, agar penelitian dapat berjalan dengan baik dan sistematis. MenurutM. Nazir (2003:84):

“Desain Penelitian adalah semua proses yang diperlukan dalam perencanaan dan pelaksanaan penelitian”.

Langkah – langkah yang akan dilakukan penulis dalam melakukan penelitian adalah sebagai berikut:

1. Mengidentifikasi masalah yaitu perkembangan biaya pemeliharaan yang cenderung berfluktuatif disertai dengan penurunan produktivitas.

2. Merumuskan masalah penelitian termasuk membuat spesifikasi dari tujuan luas jangkauan hipotesis untuk diuji. Masalah yang ditieliti dalam penelitian ini adalah biaya pemeliharaan(X) sebagai variabel bebas dan produktivitas(Y) sebagai variabel terikat.

3. Memilih serta memberi definisi terhadap setiap pengukuran variabel. Penelitian ini hanya terdapat dua variabel yaitu biaya pemeliharaan (variabel

independent) dan produktivitas (variabel dependent).

4. Menentukan sampel Sampel dalam penelitian ini diperoleh dari laporan keuangan tahunan perusahaan yaitu dari tahun 2007-2010.

5. Memilih teknik pengumpulan data Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini dengan menggunakan dua cara,yaitu pengumpulan data


(46)

melalui penelitian lapangan atau data langsung diperoleh ditempat penelitian dan penelitian kepustakaan atau data yang diperoleh dari sumber lain seperti buku, literatur, ataupan catatan-catatan perkuliahan.

6. Menguji hipotesisMelakukan perhitungan untuk menguji hipotesis dengan menggunakan rumus yang telah ditentukan.

7.Kesimpulan

Kesimpulan adalah langkah terakhir dari suatu periode penelitian yang berupa jawaban terhadap rumusan masalah, dengan menekankan pada pemecahan masalah berupa informasi mengenai solusi masalah yang bermanfaat sebagai dasar untuk pembuatan keputusan.

3.2.2 Operasionalisasi Variabel Penelitian

“Pengaruh Perputaran Piutang Dan Pengumpulan Piutang Terhadap Likuiditas Pada Koperasi Perusahaan Daerah Air Minum Kota Bandung“ dapat diketahui melalui analisis variabel-variabel penelitian yang dapat dioperasionalisasikan sebagai berikut:

(1) Variabel Perputaran Piutang sebagai variabel independen pertama (X1).

(2) Variabel Pengumpulan Piutang variabel independent kedua (X2)

(3) Variabel Likuiditas sebagai variabel dependent (Y)

Untuk lebih jelasnya rincian masing-masing variabel dapat dijelaskan dalam Tabel 3.1. berikut ini:


(47)

Tabel 3.1

Operasionalisasi Variabel Penelitian

Variable Konsep

Variabel

Indikator Ukuran Skala

(Variabel Independen X) Perputaran Piutang

“posisi piutang dan taksiran waktu pengumpulannya dapat dinilai dengan menghitung tingkat perputaran piutang tersebut (turn over receivable) yaitu dengan membagi total kredit netto dengan piutang rata-rata S. Munawir (2002:75)

- Penjualan Kredit

- Rata-rata Piutang

Perputaran Piutang

= Rp Rasio

Pengumpulan Piutang (Variabel X2)

Kebijakan

pengumpulan piutang suatu perusahaan merupakan prosedur yang harus diikuti dalam mengumpulkan piutang – piutang bilamana sudah jatuh tempo.

Lukman Syamsudin (2007:272)

Perputaran Piutang

=

Average Collection =

rnover ceivableTu

Re

360

Rp Rasio

Likuiditas (Variabel

Y) “Likuiditas adalah mengukur kemampuan

perusahaan dalam

memenuhi kewajiban

financial jangka

pendek, kemampun

perusahaan untuk

melunasi utang jangka

pendek tepat pada

waktunya.

Dwi Praytowo dan

Rifka (2005:80)

Cash ratio =

Rp Rasio

Cash + Efek ‘

Current Liabilities

Penjualan kredit Rata-Rata Piutang

Penjualan kredit Rata-Rata Piutang


(48)

3.2.3. Metode Penarikan Sampel

3.2.3.1. Sumber Data

Penulis melakukan penelitian ini untuk mendapatkan data mengenai objek yang akan diteliti, data tersebut dapat dikelompokkan kedalam dua jenis data :

1. Data Primer

Data primer merupakan data yang diambil langsung dari responden secara langsung yang dikumpulkan melalui survei lapangan dengan menggunakan teknik pengumpulan tertentu yang dibuat untuk itu. (Umi Narimawati 2007:76)

2. Data Sekunder

Data Sekunder merupakan data penunjang yang digunakan untuk mendukung penelitian, dalam penelitian ini meliputi informasi mengenai karakteristik organisasi, jumlah karyawan, data hasil evaluasi karyawan, penelitian terdahulu, serta materi perkuliahan yang berhubungan dengan objek data yang akan diteliti oleh penulis. (Umi Narimawati 2007:76)

3.2.3.2 Teknik Penentuan Data

3.2.3.2.1 Populasi

 MenurutSugiyono (2002:74)

“Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk mempelajari kemudian ditarik kesimpulan”.

Dalam hal ini sasaran populasi yang dipilih adalah laporan keuangan pada Koperasi Perusahaan Daerah Air Minum Kota Bandung.


(49)

3.2.3.2.2 Sampel

Menurut Sugiyono (2009:116), sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Teknik yang di ambil dalam penelitian dilakukan dengan teknik probability sampling dengan jenis purposive sampling.

“Purposive sampling adalah dalam hal ini pemilihan sampel berdasarkan pada karakteristik tertentu yang dianggap mempunyai hubungan dengan karakteristik populasi yang sudah diketahui sebelumnya”

Adapun yang menjadi sampel yang digunakan untuk pengukuran data adalah laporan keuangan pada koperasi PDAM kota bandung. Dalam periode 7 tahun dari tahun 2003 sampai dengan 2010

3.2.4 Jenis dan Metode Pengumpulan Data

3.2.4.1 Jenis Data

1. Data Primer

Yaitu data yang diperoleh secara langsung dari sumber pertama baik dari individu atau perseorangan seperti hasil dari wawancara atau pengisian kuesioner yang biasa dilakukan oleh peneliti, yang menjadi sumber dari data primer untuk penelitian ini yaitu perusahaan yang penulis teliti.

2. Data Sekunder

Yaitu data yang diperoleh melalui perantara, jadi informasi tidak diperoleh langsung dari sumber yang bersangkutan, informasi ini diperoleh dari daftar


(50)

kepustakaan dan sumber lainnya seperti laporan keuangan. Data sekunder ini digunakan oleh peneliti untuk proses lebih lanjut.

3.2.4.2 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara: 1. Penelitian Kepustakaan (Library Research)

Metode ini dilakukan dengan cara mempelajari, meneliti dan menelah berbagai sumber berupa buku – buku yang menunjang, majalah – majalah serta studi yang telah didapat diperkuliahan yang berhubungan dengan masalah yang dibahas.

2. Penelitian Lapangan (Field Research)

Merupakan metode penelitian mengenai permasalahan yang ada secara langsung ke objek penelitian untuk mendapatkan laporan tahunan perusahaan guna memperoleh data yang sekunder berupa laporan keuangan dan data lainnya.

3.2.5. Metode Analisi dan Perancangan Hipotesis 1. Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif untuk menggambarkan atau menjelaskan

kondisi perputaran piutang, pengumpulan piutang, dan likuiditas. Adapun

rumusnya sebagai berikut :

Receivable Trunover = Penjualan Kredit Rata-Rata piutang

Average Collection =

rnover ceivableTu

Re


(51)

cash + efek

Cash ratio = x 100% current liabilities

3.2.5.2 Rancangan Analisis Data

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode analisis regresi berganda (multiple regression) untuk mengetahui pola perubahan nilai variabel yang disebabkan oleh variabel lain dan untuk menemukan tingkat keeratan hubungan variabel yang berbeda dalam suatu populasi. Langkah-langkah yang akan dilakukan adalah sebagai berikut :

1. Analisis Regresi

Analisis regresi linier berganda digunakan untuk menganalisa pengaruh beberapa variabel bebas atau independen variabel (X) terhadap satu variabel tidak bebas atau dependen variabel (Y) secara bersama-sama.

Persamaan Regresi Linier Berganda adalah:

Dimana :

Y = likuiditas

X1 = perputaran piutang X2 = pengumpulan piutang

Α = konstanta

β 1, β 2 = koefisien masing-masing faktor

Dalam hubungan dengan penelitian ini, variabel independen adalah Perputaran Piutang (X1) dan Pengumpulan piutang (X2), sedangkan variabel dependen

adalah Likuiditas (Y), sehingga persamaan regresi berganda estimasinya:


(52)

Y = α + β1X1 + β 2X2 + e Dimana,

Y = Likuiditas

α = Konstanta dari persamaan regresi

β1 = Koefisien regresi dari variable X1, Perputaran Piutang

β2= Koefisien regresi dari variable X2, Pengumpulan piutang X1= Perputaran Piutang

X2= Pengumpulan piutang

2. Analisis Koefisien Korelasi Berganda

Korelasi berganda digunakan untuk mengetahui derajat atau kekuatan hubungan antara variabel X (Perputaran Piutang dan Pengumpulan piutang ) dengan variabel Y (Likuiditas) secara bersamaan.

Untuk memahami bagaimana menerapkan rumus korelasi ganda dari penelitian, berikut ini disampaikan contoh perhitungannya.

Keterangan:

RX1X2Y = Korelasi berganda antara variabel X1 dan X2 dengan Y

X1 = Perputaran Piutang (variabel bebas) X2 = Pengumpulan piutang (variabel bebas) Y = Likuiditas (variabel terikat)

b1 dan b2 = Koefisien regresi masing-masing variabel 1 2

1 1 2 2 2

X X Y

b x y b x y

R

y


(53)

2. Analisis Koefisien Korelasi Pearson

Setelah data terkumpul berhasil diubah menjadi data interval, maka langkah selanjutnya menghitung keeratan hubungan atau koefisien korelasi antara variabel X dengan variabel Y yang dilakukan dengan cara menggunakan perhitungan analisis koefisien korelasi Product Moment Method atau dikenal dengan rumus Pearson(Sugiyono ,2009:183), yaitu:

2 2 2 2

n XY X Y

r

n X X n Y Y

             

 

Keterangan:

r = Nilai Korelasi Pearson

X

= Jumlah Hasil Pengamatan Variabel X

Y

 = Jumlah Hasil Pengamatan Variabel Y

XY

= Jumlah dari Hasil Kali Pengamatan Variabel X dan Variabel Y

n X

= Jumlah dari Hasil Pengamatan Variabel X yang Telah Dikuadratkan

n Y

 = Jumlah dari Hasil Pengamatan Variabel Y yang Telah Dikuadratkan

Untuk menginterpretasikan keeratan hubungan, digunakan pedoman seperti yang tertera pada tabel 3.10 berikut ini :


(54)

Tabel 3.11

Pedoman untuk Memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi

Interval Koefisien Tingkat Keeratan

0,00 - 0,199 Sangat rendah 0,20 - 0,399 Rendah 0,40 - 0,599 Sedang 0,60 - 0,799 Kuat 0,80 - 1,000 Sangat Kuat

` Sumber : Sugiyono (2009:184)

3. Analisis Koefisien Determinasi

Persentase peranan semua variable bebas atas nilai variable bebas ditunjukkan oleh besarnya koefisien determinasi (R2). Semakin besar nilainya maka menunjukkan bahwa persamaan regresi yang dihasilkan baik untuk mengestimasi variable terikat. Hasil koefisien determinasi ini dapat dilihat dari perhitungan dengan Microsoft/SPSS atau secara manual didapat dari R2 = SSreg/SStot . Dalam hal ini ada dua analisis koefisien yang dilakukan yaitu analisis

koefisien determinasi berganda dan analisis koefisien determinasi parsial dengan penjelasan sebagai berikut;

a. Analisis Koefisien Determinasi Berganda

Digunakan untuk mengetahu seberapa besar persentase variabel X1 dan variabel X2 terhadap Y (“Pengaruh Perputaran Piutang Dan Pengumpulan Piutang Terhadap Likuiditas) secara simultan maka penulis akan menggunakan analisis koefisien determinasi yang diperoleh dengan mengkuadratkan koefisien korelasinya yaitu:


(55)

%

100

2

x

r

Kd

Keterangan :

Kd : Koefisien Determinasi r : Koefisien korelasi

b. Analisis Koefisien Determinasi Parsial

Digunakan untuk mengetahui seberapa besar persentase pengaruh variabel X1 dan Variabel X2 terhadap Y (“Pengaruh Perputaran Piutang Dan Pengumpulan Piutang Terhadap Likuiditas ) secara parsial.

Rumus Koefisien determinasinya yang dikemukakan oleh Gujarati (2003:172) adalah sebagai berikut:

Keterangan:

B = Beta (nilai standardized coefficients)

Zero order = Matrik korelasi variabel bebas dengan variabel terikat Dimana apabila :

Kd = 0, Berarti pengaruh variabel x terhadap variabel y, lemah. Kd = 1, Berarti pengaruh variabel x terhadap variabel y, kuat


(56)

3.2.5.2 Pengujian Hipotesis

Dalam penelitian ini yang akan diuji berjudul : “Pengaruh Perputaran Piutang Dan Pengumpulan Piutang Terhadap Likuiditas Pada Koperasi Perusahaan Daerah Air Minum Kota Bandung“. Dengan memperhatikan karakteristik variabel yang akan diuji, maka uji statistik yang akan digunakan adalah melalui perhitungan analisis regresi dan korelasi.

Langkah – langkah dalam analisisnya sebagai berikut :

1. Pengujian Secara Simultan/Total.

Melakukan uji F untuk mengetahui pengaruh seluruh variabel bebas secara simultan terhadap variabel terikat.

 Rumus uji F yang digunakan adalah :

Fhitung =

Re (Re )

/

/ 1

gresi

sidu

JK k

JK nk

Dimana :

JKresidu = Koefisien Korelasi Ganda

K = Jumlah variabel bebas n = Jumlah anggota sampel

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah semua variable bebas secara bersama sama dapat berperan atas variable terikat. Pengujian ini dilakukan menggunakan distribusi F dengan membandingkan anatara nilai F – kritis dengan nilai F-test yang terdapat pada Tabel Analisis of Variance (ANOVA) dari hasil perhitungan dengan micro-soft. Jika nilai Fhitung > Fkritis, maka H0 yang


(57)

struktur inisiasi dan konsiderasi) tidak dapat menjelaskan perubahan nilai variabel terikat (kepuasan kerja) ditolak dan sebaliknya.

Menurut (Sugiyono ,2009:183), menghitung keeratan hubungan atau koefisien korelasi antara variabel X dengan variabel Y yang dilakukan dengan cara menggunakan perhitungan analisis koefisien korelasi Product Moment Method atau dikenal dengan rumus Pearson.

 Hipotesis

Ho : Semua i = 0, “Pengaruh Perputaran Piutang Dan Pengumpulan Piutang Terhadap Likuiditas Pada Koperasi Perusahaan Daerah Air Minum Kota Bandung“ Ha : Ada i  0 Secara simultan “Pengaruh Perputaran Piutang

Dan Pengumpulan Piutang Terhadap Likuiditas Pada Koperasi Perusahaan Daerah Air Minum Kota Bandung“

 Kriteria pengujian

H0 ditolak apabila Fhitung > dari Ftabel (  = 0,05)

Menurut Guilford (1956:480), bahwa tafsiran koefisien korelasi variabel dalam penelitian dapat dikategorikan sebagai berikut:

 Taksiran koefisien korelasi yang dikategorikan menurut metode Guilford adalah sebagai berikut :

Tabel 3.12

Kategori Korelasi Metode Guilford

Besarnya Pengaruh Bentuk Hubungan 0,00 – 0,20

0,21 – 0,40 0,41 – 0,60 0,61 – 0,80 0,81 – 1,00

Sangat longgar, dapat diabaikan

Rendah

Moderat / Cukup

Erat


(58)

Apabila pada pengujian secara simultan H0 ditolak, artinya sekurang-kurangnya

ada sebuah yxi  0. Untuk mengetahui yxi yang tidak sama dengan nol , maka dilakukan pengujian secara parsial.

2. Pengujian Secara Parsial

Melakukan uji-t, untuk menguji pengaruh masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat hipotesis sebagai berikut :

 Rumus uji t yang digunakan adalah :

Keterangan:

t

hitung (X1,2

)

= Nilai

t

hitung X1 (Lingkungan Kerja) dan Nilai

t

hitung

X2 (Semangat Kerja)

b1 dan b2 = Koefisien regresi masing-masing variabel

Hasilnya dibandingkan dengan tabel t untuk derajat bebas n-k-1 dengan taraf signifikansi 5%.

 Hipotesis

H0.1 = 0, Perputaran Piutang Terhadap Likuiditas Pada Koperasi

Perusahaan Daerah Air Minum Kota Bandung.

Ha.1≠ 0, Perputaran Piutang Terhadap Likuiditas Pada Koperasi

Perusahaan Daerah Air Minum Kota Bandung.

Ho.2 = 0, Pengumpulan Piutang Terhadap Likuiditas Pada Koperasi

Perusahaan Daerah Air Minum Kota Bandung.

Ha.2≠ 0, Pengumpulan Piutang Terhadap Likuiditas Pada Koperasi


(59)

 Kriteria pengujian

Untuk mengetahui apakah Ho diterima atau ditolak, digunakan uji signifikasi yaitu :

Jika t hitung > t tabel 0,05 (dk = n-2), maka Ho = ditolak, Ha diterima Jika t hitung < t tabel 0,05 (dk = n-2), maka Ho = diterima, Ha ditolak Dimana :

1. Dengan tingkat signifikasi (

) = 0,05 2. Derajat kebebasan (dk) = n-2

Dibawah ini adalah gambaran daerah penolakan H0 dan daerah

penerimaan H1 :

Gambar 3.1

Daerah penerimaan dan penolakan Ho

Daerah peneriman H0

Daerah penolakan H0

Daerah penolakan H0

ttabel


(60)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Sejarah dan Gambaran Umum Perusahaan

Pada tanggal 25 Agustus 1980 direksi Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Bandung membuat suatu gagasan perlunya dibentuk/ didirikanya suatu wadah yang jelas dan bisa dipertanggung jawabkan yang berbentuk Koperasi yang ditindak lanjuti dan diresmikan dengan mengeluarkan Surat Keputusn Direktur Utama Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Bandung tanggal 4 Desember 1980 No. 75/PAM/1980

Adapun turut menandatangani terbentuknya Koperasi Karyawan PDAM Kota Bandung”TIRTA KARYA” diwakili oleh:

1. Bapak Maman suparman, SH 2. Bapak Ir. Ibrahim Supriamihardja 3. Bapak Drs. Ibin Sabarni

4. Bapak Drs. Maman Budiman 5. Bapak Tjetjep Sudarjo

Berdasarkan Surat Keputusan Kepala Kantor Wilayah Koperasi Jawa Barat No. 207/Kop/KWK-10/3.1/XII-82 tanggal 29 September 1982 Koperasi Karyawan Perusahaan Daerah Air Minum(PDAM) Kota Bandung “Tirta Karya”


(1)

 Cara perhitungan menggunakan SPSS versi statistics 17,yaitu: Tabel Statistik SPSS Koefisien

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 1516.513 5588.761 .271 .800

Perputaran_Piutang -755.693 3094.054 -1.157 -.244 .819

Pengumpulan_Piutang -1.814 6.882 -1.249 -.264 .805

a. Dependent Variable: Likuiditas

Nilai thitung dibandingkan dengan nilai ttabel. Ttabel diperoleh dari :Tingkat

kepercayaan dengan taraf nyata α = 0,05, dimana df = n-2, dan t (α/2; n-2) tabel distribusi t dengan uji dua pihak . α/2 = 0,05/2 = 0,025 dan df = n – 2 = 7 – 2 = 5. Maka t (0,025;5)= 2,571

Dari hasil perhitungan tersebut dapat diketahui thitung < ttabel (-0,264 <

2,571). Artinya Ho berada di daerah penolakan dan H1 berada di daerah

penerimaan, menjelaskan bahwa Pengumpulan Piutang secara parsial berpengaruh

tidak signifikan terhadap Likuiditas.


(2)

89 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dari hasil penelitian dan pembahasan data yang ada, mengenai pengaruh

Perputaran Piutang dan Pengumpulan Piutang terhadap Likuiditas pada Koperasi

Perusahaan Daerah Air Minum Kota Bandung, maka penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Perputuran Piutang Koperasi Tirta Karya (PDAM) Kota Bandung pada

beberapa tahun terakhir mengalami penurunan. Terjadinya penurunan

perputaran piutang dikarenakan penerimaan kas sering mengalami

keterlambatan dikarenakan beberapa faktor diantaranya piutang yang tidak

tertagih. Berikut ini adalah grafik perkembangan perputaran piutang pada

Koperasi Tirta Karya (PDAM) Kota Bandung.

2. Pengumpulan Piutang

Pengumpulan Piutang Koperasi Tirta Karya (PDAM) Kota Bandung pada

tahun 2009 mengalami penurunan. Terjadinya penurunan Pengumpulan

Piutang dikarenakan penerimaan perputaran piutang sering mengalami

keterlambatan dikarenakan beberapa faktor diantaranya piutang yang tidak

tertagih. Sedangkan pada tahun 2010 terjadi kenaikan

3. Berdasarkan hasil analisis, dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh antara

Perputaran Piutang dan Pengumpulan Piutang terhadap Likuiditas sebagai berikut :


(3)

a. Secara parsial korelasi untuk hubungan Perputaran Piutang dengan

Likuiditas adalah sangat rendah dan tidak searah. Artinya jika Perputaran

Piutang meningkat maka Likuiditas akan menurun dan sebaliknya.

Adapun besarnya pengaruh tersebut adalah -9,83%.

b. Secara parsial korelasi untuk hubungan Pengumpulan Piutang terhadap

Likuiditas adalah sangat rendah dan tidak searah. artinya jika

Pengumpulan Piutang tinggi maka Likuiditas akan menurun dan

sebaliknya. Adapun besarnya pengaruh tersebut adalah 12,24%.

c. Secara simultan korelasi untuk hubungan Perputaran Piutang dan

Pengumpulan Piutang terhadap Likuiditas secara simultan adalah sangat

rendah dan searah, artinya jika Perputaran Piutang dan Pengumpulan

Piutang tinggi maka Likuiditas akan meningkat. Adapun besarnya

pengaruh tersebut adalah 2,4%.

5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan penulis mencoba memberikan masukan sebagai

berikut:

1. Pengumpulan piutang yang dimiliki Koperasi Tirta Karya (PDAM) Kota

Bandung kurang baik, agar selalu berupaya meningkatkan penerimaan

Pengumpulan piutang terutama dari penerimaan dari piutang tidak tertagih,

dengan cara bila peminjam tidak mampu melunasi hutangnya bisa dengan


(4)

91

2. Untuk meningkatkan serta mempertahankan pengumpulan piutang dengan baik

harus dapat meningkatkan tingkat likuiditasnya dengan cara mengurangi beban

usaha.

3. Untuk meningkatkan Pengumpulan piutang dan pengumpulan piutang yang

baik pada Koperasi Tirta Karya (PDAM) Kota Bandung untuk meningkatkan


(5)

92

DAFTAR PUSTAKA

Bambang Riyanto. 2001 Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan ; Edisi 4; BPEE; Yogyakarta;

Dwi Prastowo & Rifka Juliaty. 2005. Analisis Laporam Keuangan Konsep dan Aplikasi. UPP AMP YKPM; Yogyakarta.

Goran Karanovic,2010.”Financial Analysis Fundament For Assessment The Value of The Company”. UMTS journal of Economic, Vol.1, no.1, pp. 73-84.

Gitosudarmo, Indriyo. 2002. Manajemen Keuangan. Yogyakarta:BPFE

Jan Ericsson,Olivier Renault,2006.Liquidity And Credit Risk,The Journal Of Finance,Vol.LXI,No 5

Husein Umar. 2002. Metode Penelitian Untuk Skripsi, Dan Tesis Bisnis. Jakarta: PT Raja Grafindo.

Lukman Syamsudin. 2007. Manajemen Keuangan Perusahaa. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Muhammad Nazir. 2003. Metode Penelitian. Ghalia Indonesia: Jakarta.

Rahmat Agus Santoso Dan Muhammad Nur. 2008.Perputaran Piutang Dan Pengumpulan Piutang Terhadap Likuiditas,Jurnal Logos Vol.6.No.1,

S. Munawir. 2004. Analisis Laporan Keuangan. Yogyakarta : Liberty.

Suad Husnan & Enny Pudjiastuti, 2004. Dasar-dasar Manajemen Keuangan. UPP AMP YKPM; Yogyakarta.

Sugiyono, 2004. Matode Penelitian Administrasi. Bandung : Alfabeta.

Umi Narimawati. 2008. Metodologi Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif : Teori dan Aplikasi. Bandung : Unikom


(6)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

BIODATA

Nama

: Apriliyanto Suhadi Saputro

Tempat/tgl lahir

: Cirebon, 13 April 1987

Agama

: Islam

Alamat

: Jln gunung Jati Desa PasindanganGang Anwar No

670/1 Cirebon

PENDIDIKAN

Tahun 1990-1991

: TK Pertiwi Cirebon

Tahun 1991-1997

: SD Kebon Baru 2 Cirebon

Tahun 1998-2000

: SLTP Negeri 14 Cirebon

Tahun 2000-2005

: SMA Mandiri Cirebon

Tahun 2005 –Sekarang

: Program Studi Manajeman

Fakultas Ekonomi

Universitas Komputer Indonesia

Bandung