Henny Listianingsih, 2014 D INAMIKA PSIKOLOGIS PENERIMAAN D IRI PASIEN KANKER PAYUD ARA PRIA
Universitas Pendidikan Indonesia
|
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Payudara buah dada adalah bagian tubuh manusia yang tidak asing lagi, terutama bagi pemiliknya. Kebanyakan orang berpikir bahwa pria tidak memiliki
payudara. Faktanya, pria juga memiliki payudara sama seperti wanita. Tetapi terdapat perbedaan yang mencolok antara payudara pria dan payudara wanita.
Payudara wanita biasanya membesar seiring dengan perkembangan hormonal, sementara payudara pria umumnya tidak akan mengalami pembesaran karena
hormon yang berkembang pada pria berbeda dengan hormon yang berkembang pada wanita. Selain itu menurut yahoo.com 2007, fungsi dari payudara wanita
dan pria juga tentunya berbeda, payudara wanita berfungsi untuk menyusui, sedangkan payudara pria tidak memiliki fungsi yang mencolok, hanya sebagai
daerah sensitif saja. Walaupun tidak dapat membesar layaknya payudara dan puting pada
wanita, namun ditemukan kasus bahwa payudara pria juga dapat mengalami pembesaran. Pembesaran kelenjar payudara pada pria ini disebut ginekosmatia
Soemitro, 2012. Menurut American Cancer Society 2013, ginekosmatia umumnya terjadi pada laki-laki karena keseimbangan hormon tubuhnya berubah
ketika masa remaja Oleh karena kondisi payudara pria yang pada umumnya tidak dapat
membesar seperti payudara wanita, banyak orang yang beranggapan bahwa kanker payudara hanya dapat terjadi pada wanita saja. Tetapi ternyata kanker
payudara dapat ditemukan pada pria juga. Kanker payudara pada pria adalah kanker yang relatif jarang yang
menyerang payudara kaum pria. Kanker payudara terjadi 100 kali lebih sering pada wanita dibandingkan pria. Sebagaimana kanker payudara pada wanita, maka
kanker payudara pada pria juga didefinisikan sebagai pertumbuhan sel-sel
Henny Listianingsih, 2014 D INAMIKA PSIKOLOGIS PENERIMAAN D IRI PASIEN KANKER PAYUD ARA PRIA
Universitas Pendidikan Indonesia
|
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
abnormal dari jaringan payudara yang tidak terkendali. Kanker payudara pria terjadi saat hormon estrogen lebih tinggi daripada hormon testosteron dalam
tubuhnya Soemitro, 2012. Kanker payudara pada pria cenderung lebih berbahaya dibandingkan dengan
kanker payudara pada wanita. Hal ini disebabkan oleh sel kanker payudara pada pria lebih mudah menyebar ke jaringan tubuh lain akibat payudara pria tidak
memiliki lolubus dan asinus, yaitu kelenjar pembuat ASI yang berkembang. Karena bentuk payudara pria berbeda dengan wanita, penyebaran kanker payudara
pada pria lebih cepat karena jaringan sekitar payudara pria lebih tipis dibandingkan perempuan. Sehingga dalam waktu singkat sel kanker sudah
menyebar pada jaringan di sekitar tubuh. Kelangsungan hidup pria penderita kanker payudara juga lebih rendah dari pada wanita penderita kanker payudara
karena pria lebih rentan mengalami metastasis sel darah Bima, 2013. Banyak pasien terlambat menyadari penyakit kanker payudara, meskipun
telah mengetahui akan bahayanya penyakit ini, terlebih bagi pria. Pria justru menyepelekan penyakit ini karena kurangnya pengetahuan mengenai penyakit
yang sangat jarang diderita oleh pria ini. Keyakinan tidak mungkin diderita atau alasan tidak percaya yang dialami pria, maka membuat penderita kanker payudara
pria justru semakin tinggi derajat keparahan penyakitnya, tutur dr. Mulawan Umar, SpB K Onk dalam Palembang Pos 2013. Dia juga menyayangkan,
penderita kanker
payudara selalu
terlambat melakukan
tindakan atau
memeriksakan diri ke dokter setelah penyakit tersebut menggerogoti bagian payudara dengan tingkatan stadium lanjut.
Kebanyakan kasus kanker payudara pada pria ini terdeteksi ketika berusia 60-70 tahun, walaupun kondisinya dapat berubah pada usia berapapun. Sedangkan
menurut Gradishar dalam rshs.or.id 2013, rata-rata munculnya kanker payudara pada pria ini sekitar usia 65-67 tahun, kira-kira 5 sampai 10 tahun lebih tua dari
kanker payudara yang diidap oleh wanita. Seperti kanker payudara pada wanita, kejadian kanker payudara pada pria ini juga meningkat. Sebuah laporan yang
Henny Listianingsih, 2014 D INAMIKA PSIKOLOGIS PENERIMAAN D IRI PASIEN KANKER PAYUD ARA PRIA
Universitas Pendidikan Indonesia
|
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
dikutip dari artikel dalam rshs.or.id 2013 menyebutkan bahwa kejadian ini meningkat 26 pada 25 tahun terakhir ini.
The American Cancer Society 2013 memperkirakan kanker payudara pada pria di Amerika Serikat pada tahun 2013 adalah sekitar 2240 kasus baru
terdiagnosa kanker payudara invasif, dan sekitar 410 pria akan meninggal karena kanker payudara. Untuk pria, resiko hidup dari kanker payudara ini sekitar satu
dalam seribu. Angka kejadian kanker payudara pada pria ini relatif stabil pada 30 tahun terakhir ini. Tetapi di Tanzania dan beberapa bagian di Afrika Tengah,
kanker payudara pria mencapai 6 dari seluruh kasus kanker payudara Gradishar, 2013.
Data jumlah penduduk tahun 2007 diambil dari data Proyeksi Penduduk Menurut KabupatenKota di Jawa Barat website Resmi Pemerintah Provinsi Jawa
Barat , Cimahi, Banjar dan Tasikmalaya diperbaharui Kamis, 13 Maret 2008. Data morbiditas pasien rawat inap dengan kanker payudara RSUP dr.Hasan
Sadikin ykpjabar.org, 2008: TAHUN
JUMLAH PASIEN KETERANGAN
2006 Perempuan : 985 orang
Laki-laki : 0 Jumlah OS Keluar : 985 orang
Keluarmeninggal : 16 orang 2007
Perempuan : 899 orang Laki-laki : 5 orang
Jumlah OS Keluar : 904 orang Keluarmeninggal : 20 orang
2008 Perempuan : 682 orang
Laki-laki : 8 orang Jumlah OS Keluar : 590 orang
Keluarmeninggal : 23 orang
Walaupun kanker payudara pada pria belum ditemukan faktor penyebab utamanya, tetapi beberapa sudah diketahui, dan kebanyakan berhubungan dengan
tingkat hormon pada tubuh. Beberapa faktor resikonya juga sama dengan kanker payudara pada wanita, termasuk riwayat keluarga, obesitas, rendahnya kegiatan
fisik, radiasi pada dinding dada, dan gangguan payudara yang masih jinak. Faktor beresiko lainnya adalah tidak menikah, ginekomastia, riwayat penyakit pada hati,
riwayat patah tulang di atas 45 tahun, dan sindrom klinefelter Gradishar, 2013.
Henny Listianingsih, 2014 D INAMIKA PSIKOLOGIS PENERIMAAN D IRI PASIEN KANKER PAYUD ARA PRIA
Universitas Pendidikan Indonesia
|
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
Berdasarkan wawancara awal yang sudah dilakukan, subjek SD 85 tahun menemukan gejala kanker payudara pada usia 80 tahun. Mulanya subjek
menemukan benjolan kecil di payudara kiri dan ia merasakan adanya perubahan yang semakin membesar dari payudaranya tersebut. Subjek merasakan sakit dan
pegal-pegal pada payudara kirinya. Selain itu, payudara S berwarna kemerahan, dan gatal.
Mulanya subjek hanya mengira bahwa payudaranya hanya mengalami pembesaran kelenjar, tetapi setelah memeriksakan dirinya ke Rumah Sakit,
ternyata dokter memvonisnya mengidap kanker payudara. Awalnya subjek juga tidak mau mengobati penyakitnya tersebut di Rumah Sakit, ia melakukan
pengobatan di berbagai pengobatan alternatif. Tetapi S merasa payudaranya semakin membesar. Dokter menyarankan subjek untuk melakukan biopsi, yaitu
tindakan untuk mengambil contoh jaringan payudara dan dilihat di bawah lensa mikroskop untuk mengetahui adanya sel kanker payudara Pamungkas, 2011.
Menurut dokter jika setelah biopsi benjolan pada payudara subjek tidak membesar, maka benjolan tersebut bukanlah kanker ganas. Kemudian subjek
mengikuti saran dokter untuk melakukan biopsi. Tidak lama setelah tindakan biopsi, S merasa payudaranya membesar secara cepat, dan bentuknya menyerupai
payudara wanita. Subjek tidak mengetahui penyebab mengidapnya kanker payudara pada
tubuhnya. Ia tidak memiliki riwayat keluarga yang pernah mengidap kanker payudara, dan juga tidak memiliki penyakit hati. Subjek juga tidak mengetahui
apakah ada kelainan hormon dalam dirinya. Selain itu, subjek memiliki tubuh yang kurus, jauh dari tanda-tanda obesitas.
Tidak diketahuinya penyebab dan gejala kanker payudara pada pria ini, karena kurangnya pengetahuan pasien mengenai penyakit kanker payudara ini.
Karena gejala yang tidak diketahui tersebut, sangat mungkin bahwa sel kanker menyebar sangat cepat ke tubuh subjek, karena terlambatnya melakukan deteksi.
Henny Listianingsih, 2014 D INAMIKA PSIKOLOGIS PENERIMAAN D IRI PASIEN KANKER PAYUD ARA PRIA
Universitas Pendidikan Indonesia
|
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
Pada tahun 2011, subjek melakukan operasi pengangkatan payudara. Setelah itu subjek tidak pernah merasakan pegal-pegal dan gejala-gejala lain yang
dialami ketika benjolan tersebut masih ada. Ukuran benjolan yang diambil ketika ia dioperasi sekitar 200 gram.
Kanker payudara adalah ‘penyakit wanita’ yang sangat jarang terjadi pada pria, perawatan medis dan rehabilitasinyapun disesuaikan dengan pasien kanker
payudara pada wanita. Oleh karena itu pria yang mengidap kanker payudara mengalami kesulitan, diantaranya mengalami gangguan fungsional, gangguan
citra tubuh, dan selain itu juga kurangnya dukungan psikososial Kowalski et al, 2012.
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan oleh Utami Hasanat dalam Lubis 2009 menunjukkan ketika mengetahui bahwa mereka menderita kanker,
pasien kanker akan mengalami kondisi psikologis yang tidak menyenangkan, misalnya merasa kaget, cemas, takut, bingung, sedih, panik, gelisah atau merasa
sendiri, dan dibayangi oleh kematian. Kecemasan meningkat ketika individu membayangkan terjadinya perubahan dalam hidupnya di masa depan akibat dari
penyakit yang diderita ataupun akibat dari proses penanganan suatu penyakit. Kadangkala proses penanganan kanker sangat membebani pasien dibandingkan
penyakitnya sendiri, misalnya proses radiasi dan obat-obatan yang digunakan untuk membunuh sel kanker tenyata dapat mengakibatkan kerusakan tubuh
bahkan bepotensi untuk menyebabkan hilangnya fungsi tubuh yang tidak dapat diperbaiki Burish, dalam Lubis 2009. Proses penanganan kanker juga disertai
dengan rasa sakit, kecemasan, disfungsi seksual, dan kemungkinan perawatan di rumah sakit dalam jangka waktu yang lama Redd Jacobsen, dalam Lubis
2009. Sayangnya tidak semua orang bisa menerima bahwa dirinya mengidap
kanker payudara. Bahkan vonis kanker payudara mungkin dapat menimbulkan penolakan terhadap diri penderita sendiri. Penderita kadang tidak menerima
kondisinya yang terkena kanker payudara lalu mengalihkan perasaan tidak terima
Henny Listianingsih, 2014 D INAMIKA PSIKOLOGIS PENERIMAAN D IRI PASIEN KANKER PAYUD ARA PRIA
Universitas Pendidikan Indonesia
|
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
dan takut pada hal-hal lain yang sebenarnya kurang memberikan kontribusi bagi penyembuhannya.
Menurut keluarga subjek, ketika payudara subjek mengalami pembesaran, subjek belum dapat menerima bahwa dirinya mengidap kanker payudara, sebab
penyakit tersebut sangat jarang diderita oleh pria. Pada awalnya subjek juga tidak mau memeriksaan penyakitnya ke rumah sakit, dan hanya mengandalkan
pengobatan alternatif. Subjek menyangkal bahwa ia mengidap kanker payudara, ia mengira- ngira penyakitnya tersebut hanya pembesaran kelenjar pada bagian dada.
Bagi penderita kanker payudara pria, penyakit kanker payudara ini tentunya akan mempengaruhi semua aspek kehidupan pasien. Diantaranya perubahan fisik,
pekerjaan, dan aktivitas sosial. Menurut Supratiknya 1995, penerimaan diri berkaitan dengan kerelaan
untuk membuka atau mengungkapkan pikiran, perasaan, dan reaksi kepada orang lain. Untuk itu, apabila pasien kanker payudara tidak dapat menerima kelebihan
dan kekurangan dalam dirinya, terutama penerimaan bahwa dirinya mengidap penyakit kanker payudara, maka dapat menghambat proses kesembuhannya,
karena penerimaan diri berkaitan terhadap kesehatan psikologis. Penerimaan diri adalah sejauh mana seseorang dapat menyadari dan
mengakui karakteristik
pribadi dan
menggunakannya dalam
menjalani kelangsungan hidupnya. Jika dikaitkan dengan kanker payudara, penerimaan diri
ini dibutuhkan agar penderita kanker tidak hanya mengakui kelemahan dan terpaku
pada keterbatasan
yang dimilikinya
saja, tetapi
juga mampu
mempergunakan berbagai potensi yang masih dimiliki agar dapat meningkatkan rasa berharga dan kepercayaan diri sehingga dapat menjalani kehidupannya secara
normal. Dari latar belakang tersebut, maka penulis ingin meneliti bagaiamana pasien
kanker payudara pria menerima penyakitnya dan faktor apa saja yang mendukung pasien tersebut dapat menerima keadaan dirinya.
Henny Listianingsih, 2014 D INAMIKA PSIKOLOGIS PENERIMAAN D IRI PASIEN KANKER PAYUD ARA PRIA
Universitas Pendidikan Indonesia
|
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
B. Fokus Penelitian