Tujuan dan Manfaat Penelitian Hipotesis

sesungguhnya dan menjadikan sebuah kebijakan yang bersifat Bottom-up melalui Musrenbang. Musrenbang merupakan proses bertahap yang dimulai dari RT Rukun Tetangga, kemudian RW Rukun Warga 14 , diteruskan ke Kelurahan, dari kelurahan di bahas di Kecamatan dan kemudian di Kota. Melihat tahapannya, maka peran penting pelaksanaan musrenbang dalam menentukan skala prioritas pembangunan berada di tingkat RT Rukun Tetangga dan RW Rukun Warga. RT Rukun Tetangga merupakan satuan terkecil struktur pemerintahan, dimana dalam setiap RT Rukun Tetangga berisi kumpulan dari beberapa keluarga dengan satuan penyebutan KK Kepala Keluarga 15 dan dipimpin oleh Ketua RT Rukun Tetangga. Dengan wilayah administratif yang relatif kecil, maka dapat diasumsikan bahwa Ketua RT Rukun Tetangga paham betul terhadap kondisi wilayahnya, sehingga dalam perumusan masalah untuk menentukan daftar skala prioritas DSP pembangunan sangat bertumpu pada pengamatan dan penguasaan Ketua RT Rukun Tetangga. Proses musrenbang ini idealnya adalah untuk mengintegrasikan serta mensingkronkan daftar skala prioritas DSP pembangunan agar tidak terjadi sebuah perencanaan pembangunan yang komprehensif dan tepat sasaran.

5. Tujuan dan Manfaat Penelitian

14 Setiap Kota terdiri dari beberapa Kecamatan, Kecamatan terdiri dari beberapa Kelurahan, Kelurahan terdiri dari beberapa Rukun Warga RW, dan Rukun Warga RW terdiri dari beberapa Rukun Tetangga RT. 15 KK Kepala Keluarga adalah satuan kelompok yang terdiri dari Ayah, Ibu, dan Anak-anaknya. 10 Tujuan Khusus dari penelitian ini adalah untuk mempelajari sejauh mana musrenbang mampu untuk pijakan sistem perencanaan pembangunan dengan sistem dari bawah ke atas Buttom-Up yang dilalui melalui proses partisipasi masyarakat. Selain itu juga untuk melihat peran dari kebijakan lokal Peraturan Walikota Surakarta No 27-A Tahun 2010 Tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Musyawarah Perencanaan Pembangunan Kelurahan, Musyawarah Perencanaan Pembangunan Kecamatan, Forum Satuan Kerja Perangkat Daerah, dan Musyawarah Perencanaan Pembangunan Kota mampu dipahami dan diterapkan dalam proses penyusunan perencanaan pembangunan untuk mewujudkan tujuan masyarakat adil, makmur, dan sejahtera. Tujuan khusus dari penelitian ini adalah berkontribusi dari sisi ilmu pengetahuan tentang sebuah proses partisipasi masyarakat dalam perencanaan pembangunan.

6. Hipotesis

Pembangunan adalah sarana untuk memenuhi hak warga negara untuk mencapai kesejahteraan, yang dimaksud dengan kesejahteraan dalam kerangka pembangunan nasional adalah segenap kebijakan dan program yang dilakukan oleh negara untuk mengatasi masalah sosial dan memenuhi kebutuhan manusia 16 . Kebutuhan manusia yang dimaksudkan adalah kebutuhan dasar masyarakat yang 16 Lihat Makalah Edi Suharto, PhD. Negara Kesejahteraan dan Reinventing Depsos . Makalah dalam Seminar “Mengkaji Ulang Relevansi Welfare State dan terobosan melalui Desentralisasi Otonomi di Indonesia”. Yang diselenggarakan oleh Institute Research and Empowerment IRE Yogyakarta dan Perkumpulan Prakarsa, Jakarta. Wisma MM UGM Yogyakarta 25 Juli 2006. 11 meliputi Pendidikan, Kesehatan, tempat tinggal, dan pendapatan. 17 Kebutuhan dasar tersebut harus mampu dipenuhi melalui proses pembangunan yang perencanaannya dilakukan melalui mekanisme musrenbang. Penelitian ini lebih menekankan kepada kewajiban negara terhadap untuk memenuhi hak warga negara dalam proses pembangunan. Dengan diberlakukannya Undang-undang nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan, ruang partisipasi telah disediakan oleh hukum di Indonesia. Sehingga dalam perumusan masalah diatas mengungkapkan tentang penilaian terhadap proses partisipasi, karena proses partisipasi ini sudah ada dan sudah terselenggara beberapa kali. Proses partisipasi masyarakat yang berjalan melalui musrenbang ini dapat dikatakan sebagai ritual tahunan, sehingga perencanaan pembangunan yang dihasilkan terkesan monoton atau hanya sekedar menjiplak copy + paste dari yang dihasilkan sebelumnya. Sehingga perlu adanya sebuah evaluasi mendalam dan menilai seberapa jauh ketaatan masyarakat terhadap ketentuan hukum yang ada dalam kebijakan lokal berupa Peraturan Walikota tersebut dijalankan dengan benar untuk menciptakan sebuah proses perencanaan dan hasil perencanaan yang mampu memenuhi hak masyarakat.

7. Metodologi

Dokumen yang terkait

Partisipasi Politik Masyarakat Karo Pada Pemilihan Kepala Daerah Kota Medan Tahun 2010 (Studi Kasus: Kelurahan Simpang Selayang Kecamatan Medan Tuntungan)

2 71 90

PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PERENCANAAN PEMBANGUNAN MELALUI MUSRENBANG KELURAHAN TAHUN 2012 (Studi Penelitian: Kelurahan Kepanjenkidul kota Blitar)

1 30 33

PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM TAHAPAN PENYUSUNAN MUSRENBANGKEL (Studi Kasus MUSRENBANG di Kelurahan Sidokumpul Kecamatan Gresik Kabupaten Gresik)

1 4 2

PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN KELURAHAN(Studi kasus : Musrenbang Terkait Pengelolaan Dana Hibah di Kelurahan Mojolangu kecamatan Lowokwaru Kota Malang)

1 13 35

PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM TRADISI BERSIH DESA (STUDI KASUS DI KAMPUNG BIBIS KULON, KELURAHAN GILINGAN, KECAMATAN BANJARSARI, SURAKARTA)

1 7 132

SKRIPSI Musrenbang Sebagai wadah Partisipasi Masyarakat dalam Perencanaan Pembangunan di Daerah (Study Kasus pada Proses Partisipasi Masyarakat dalam Musrenbangkel di Kelurahan Timuran, Kecamatan Banjarsari, Kota Surakarta).

0 1 13

Proses Partisipasi Difabel dalam Musyawarah Perencanaan Pembangunan di Kelurahan Serengan Kota Surakarta Tahun 2016.

0 0 15

PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN DI KELURAHAN JEBRES

0 0 8

TUGAS AKHIR - Partisipasi Masyarakat Dalam Perencanaan Pembangunan Infrastruktur Dan Realisasi Usulannya Di Kota Surakarta

0 0 76

PARTISIPASI MASYARAKAT PADA MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN (MUSRENBANG) KELURAHAN MALLILINGI KECAMATAN BANTAENG KABUPATEN BANTAENG (Studi Komunikasi Pembangunan)

0 0 98