Perkembangan Sistem Pembayaran
82
Dalam kaitannya dengan transaksi non tunai, sistem BI-RTGS masih mendominasi dengan nilai transaksi rata-rata mencapai Rp16.812 miliar atau
mengalami kenaikan dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar Rp4.035 miliar. Sementara itu, nilai nominal kliring dalam triwulan laporan
juga meningkat 10,05 dibandingkan dengan triwulan sebelumnya, yaitu dari Rp5,61 triliun menjadi Rp6,18 triliun.
2. Perkembangan Transaksi Pembayaran Tunai
2.1. Aliran Uang Masuk dan Keluar Inflow – Outflow
Aliran uang masuk ke Bank Indonesia Pekanbaru inflow periode triwulan IV- 2009 tercatat mengalami kenaikan dari Rp221 miliar pada triwulan III-2009
menjadi Rp634 miliar. Sebagaimana kita ketahui, momentum hari raya keagamaan Idul Fitri yang jatuh pada triwulan III-2009 mengakibatkan
kenaikan pendapatan dan konsumsi masyarakat melalui ‘gaji ke-13’ yang berakibat pada melonjaknya penerimaan omzet sebagian besar pelaku
usaha. Kondisi tersebut memberikan efek domino bagi penyetoran uang kartal pada sektor perbankan dan secara agregat meningkatan aliran uang
masuk di Provinsi Riau. Hal ini tercermin pada jumlah inflow bulan Oktober 2009 di Provinsi Riau yang tercatat mengalami kenaikan cukup tinggi dari
Rp60,45 miliar pada bulan September 2009 menjadi Rp580,88 miliar.
Grafik 5.1. Perkembangan Inflow dan Outflow
Trw.I Trw II Trw III Trw IV Trw I
Trw II Trw III Trw IV Trw I Trw II Trw III Trw IV
2007 2008
2009 Inflow
391 130
139 643
165 143
151 885
162 200
221 634
Net Outflow 247
1,98 2,48
3,63 1,13
2,67 3,11
1,26 470
2,40 3,09
1,69 Outflow
638 2,11
2,62 4,27
1,29 2,81
3,26 2,14
631 2,60
3,31 2,32
- 500
1,000 1,500
2,000 2,500
3,000 3,500
4,000 4,500
R p
m ilia
r
sumber : Bank Indonesia
Perkembangan Sistem Pembayaran
83
Sementara itu, aliran uang keluar outflow dari Bank Indonesia Pekanbaru dalam triwulan IV-2009 mengalami penurunan sebesar 29,85 dibandingkan
dengan triwulan sebelumnya menjadi Rp2,32 triliun. Penurunan ini berkaitan dengan telah berakhirnya efek musiman seasonal effect pada triwulan III-
2009, yaitu bulan Ramadhan dan hari Raya Idul Fitri yang mengakibatkan permintaan uang kartal relatif tinggi
1
2.2. Penyediaan Uang Kartal Layak Edar
. Posisi outflow tertinggi dalam triwulan laporan terjadi pada bulan Desember dengan jumlah mencapai Rp1,37 triliun,
seiring dengan kebutuhan masyarakat akan uang kartal dalam menghadapi hari keagamaan natal, tahun baru serta masa libur yang cukup panjang.
Dengan perkembangan tersebut, siklus aliran uang kartal di Provinsi Riau tercatat mengalami net outflow sebesar Rp1,69 triliun atau turun sebesar
45,35 dibandingkan triwulan sebelumnya Grafik 5.1 .
Dalam memenuhi kebutuhan masyarakat terhadap uang kartal menurut jenis pecahan dan dalam kondisi layak edar Clean Money Policy, Bank Indonesia
secara rutin melakukan kegiatan pemusnahan uang yang sudah Tidak Layak Edar UTLE baik yang berasal dari setoran bank maupun penukaran uang dari
masyarakat, dan menggantinya dengan uang yang layak edar fit for circulation. Pemberian Tanda Tidak Berharga PTTB yang menandakan
pemusnahan UTLE dalam triwulan laporan mencapai Rp181,22 miliar atau meningkat dibandingkan triwulan III-2009 maupun periode yang sama tahun
sebelumnya yang tercatat masing-masing sebesar Rp53,69 miliar dan Rp150,58 miliar.
1
Pada bulan September 2009, tercatat jumlah uang keluar meningkat sebesar 210 dibandingkan bulan Agustus 2009.
Perkembangan Sistem Pembayaran
84
Grafik 5.2. Perkembangan Pemberian Tanda Tidak Berharga PTTB di Bank Indonesia Pekanbaru Rp miliar
94.16 120.41
119.26 127.16 127.57
108.64 108.03
150.58
45.84 44.35
53.69 181.22
0.00 20.00
40.00 60.00
80.00 100.00
120.00 140.00
160.00 180.00
200.00
Trw.I Trw II Trw III Trw IV Trw I Trw II Trw III Trw IV Trw I Trw II Trw III Trw IV 2007
2008 2009
PTTB
sumber : Bank Indonesia
Relatif tingginya nilai PTTB triwulan IV-2009 berkaitan dengan adanya kebijakan Bank Indonesia untuk tidak melakukan pemusnahan uang pecahan
besar terutama Rp20.000 keatas selama triwulan I-2009 sampai dengan triwulan III-2009. Kondisi ini mengakibatkan trend PTTB terhadap uang kertas
selama periode tersebut relatif rendah. Pada triwulan IV-2009 kebijakan tersebut dilonggarkan, sehingga PTTB yang seharusnya diberikan pada
triwulan I sampai dengan triwulan III-2009 dikompensasi ke triwulan IV-2009 yang pada akhirnya mengakibatkan angka PTTB pada triwulan IV-2009 cukup
tinggi. Nilai PTTB tertinggi dalam triwulan laporan terjadi pada bulan Oktober 2009 dengan angka mencapai Rp 157,49 miliar.
2.3. Uang Palsu