Kondisi Ekonomi Makro Regional
21
3.2.2. Non Migas
Dengan mengeluarkan unsur migas, maka pertumbuhan sektor pertambangan dan penggalian mengalami perubahan yang cukup besar yaitu menjadi 9,82, namun
mengalami perlambatan dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang mencapai 11,71. Pertumbuhan sektor ini berasal dari subsektor pertambangan
tanpa migas dan subsektor penggalian yang masing-masing mengalami pertumbuhan sebesar 11,65 dan 7,55. Pertumbuhan sektor pertambangan
tanpa migas utamanya karena eksplorasi dan eksploitasi komoditas batubara yang mengalami peningkatan. Namun, karena pangsanya yang kecil sehingga belum
dapat mendorong pertumbuhan sektor pertambangan dan penggalian dengan berarti.
3.3. Industri Pengolahan
Industri pengolahan juga memiliki peranan yang besar terhadap pertumbuhan ekonomi Riau karena pangsanya yang besar yaitu mencapai 20,42 dari total
PDRB Riau. Pertumbuhan sektor ini utamanya didorong oleh subsektor industri pengolahan tanpa migas yang mempunyai peranan yang sangat besar. Secara total
pertumbuhan sektor ini mengalami peningkatan dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yaitu dari 3,60 pada triwulan III-2009 menjadi 5,02 pada triwulan
IV-2009.
3.3.1. Migas
Pertumbuhan sektor industri pengolahan migas mengalami peningkatan dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan sebelumnya yaitu dari -0,67
menjadi 0,87 dan tercatat mengalami perbaikan dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Industri pengolahan migas mempunyai pangsa sebesar 16,08 dari
total PDRB sektor industri pengolahan atau 3,28 dari total PDRB Riau. Peningkatan industri pengolahan migas ini diperkirakan juga terkait degan
penemuan sumur minyak baru di Blok Sago Lirik oleh PERTAMINA, sehingga mendorong peningkatan kinerja subsektor ini.
Kondisi Ekonomi Makro Regional
22
3.3.2. Non Migas
Industri pengolahan tanpa migas memiliki peranan yang cukup besar terhadap pertumbuhan ekonomi Riau. Dengan mengeluarkan unsur migas, pertumbuhan
sektor industri pengolahan tercatat lebih tinggi yaitu mencapai 6,23, dan mengalami peningkatan dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yaitu sebesar
4,92. Pangsa sektor ini juga tercatat cukup besar yaitu mencapai 29,32, mengalami peningkatan dibandingkan dengan pangsa pada triwulan sebelumnya
yaitu sebesar 28,44. Peran terbesar sektor ini utamanya didukung oleh peran industri kertas dan barang
dari kertas, industri makanan dan minuman. Kontribusi beberapa industri kertas di Riau yang sudah berskala internasional menjadi penopang utama industri
pengolahan di Riau. Selanjutnya, komoditas dari industri makan dan minuman, khususnya komoditas dodol, dan beberapa makanan khas Riau lainnya.
Peningkatan kinerja industri pengolahan CPO yang disebabkan tercukupinya bahan baku telah memberikan dorongan yang cukup berarti bagi perkembangan sektor
indistri pengolahan.Survey Liaison yang dilakukan oleh Bank Indonesia juga menunjukkan bahwa saat ini tidak terdapat mismatch antara permintaan dan
pasokan baik komoditas CPO maupun karet olahan. Sedangkan persediaan dan produksi kedua komoditi dimaksud masih relatif stabil bahkan saat ini sedang
dalam kondisi full capacity. Mulai berkembangnya beberapa industri garmen dan mebel di Riau juga mulai memberikan kontribusi yang berarti, meskipun masih
berskala kecil.
3.4. Listrik, Gas dan Air Bersih