Sektor Pertanian PDRB Sisi Penawaran

Kondisi Ekonomi Makro Regional 18

3.1. Sektor Pertanian

Pertumbuhan sektor pertanian pada triwulan IV-2009 yoy mencapai 6,07, mengalami peningkatan yang berarti dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 2,25. Sektor pertanian mempunyai pangsa yang cukup besar yaitu mencapai 33,26 dari total PDRB tanpa migas, namun mengalami sedikit penurunan dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang mencapai 34,16. Meningkatnya pertumbuhan sektor pertanian pada triwulan laporan utamanya didorong oleh pertumbuhan subsektor perkebunan dan subsektor kehutanan. Kedua subsektor tersebut juga mengalami pertumbuhan tertinggi yaitu masing- masing sebesar 8,81 dan 6,18, mengalami peningkatan dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan sebelumnya yang masing-masing sebesar 4,57 dan - 0,91. Subsektor perkebunan dan kehutanan juga mempunyai pangsa terbesar yaitu masing-masing sebesar 49 dan 33,65 dari PDRB sektor pertanian. Peningkatan pada sektor pertanian juga ditunjukkan dengan meningkatnya NTP Riau pada semua subsektornya menjelang akhir tahun 2009. Grafik 1.8. Pertumbuhan Sub Sektor Pertanian dan Perkembangan NTP Riau -6.00 -4.00 -2.00 0.00 2.00 4.00 6.00 8.00 10.00 12.00 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 2007 2008 2009 Tabama Perkebunan Peternakan Kehutanan Perikanan Pertanian 70.00 80.00 90.00 100.00 110.00 120.00 130.00 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 2008 2009 Tanaman Pangan Hortikultura Tanaman Perkebunan Rakyat Peternakan Perikanan NTP a Pertumbuhan Subsektor Pertanian b Perkembangan NTP Riau Membaiknya harga komoditas sawit dan CPO sejak triwulan III-2009 yang lalu telah mendorong peningkatan produksi komoditas ini. Kondisi ini didorong oleh meningkatnya permintaan pasar internasional terhadap komoditas sawit dan CPO. Masa puncak panen peak crop kelapa sawit yang jatuh pada triwulan ke IV-2009 Kondisi Ekonomi Makro Regional 19 juga memberikan kontribusi yang berati terhadap pertumbuhan ekonomi Riau, karena terjadi peningkatan produksi hasil pertanian. Selain itu, peningkatan harga bahan olahan karet bokar akibat meningkatnya permintaan terhadap komoditas ini juga telah mendorong peningkatan produksi karet yang didorong mulai pulihnya kondisi pasar otomotif dunia. Sekitar 90 produksi karet Riau ditujukan untuk pasar ekspor 1 - 200 400 600 800 1.000 1.200 1.400 1.600 1.800 - 5 10 15 20 25 30 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 2009 T h o u s a n d s Bokar Pabrik Bokar Petani Sawit Petani, kanan , terutama untuk bahan baku ban kendaraan, dengan negara tujuan utama ekspor karet adalah Cina, Amerika, dan Jepang. Grafik 1.9. Perkembangan Harga Komoditas Bahan Olahan Karet dan kepala Sawit Sumber : Bappebti, diolah Namun demikian, subsektor perikanan masih mengalami pertumbuhan yang negatif, yaitu turun hingga 0,33 dari sebelumnya 3,59. Kondisi cuaca yang kurang baik selama triwulan IV-2009, telah menyebabkan menurunya frekuensi nelayan turun ke laut, yang menyebabkan menurunnya hasil produksi subsektor perikanan. 1 Berdasarkan hasil Survey Liaison yang dilakukan oleh Bank Indonesia Kondisi Ekonomi Makro Regional 20

3.2. Pertambangan dan Penggalian