pelajaran dengan konsentrasi, sementara perut mereka keroncongan dan kondisi lingkungan yang tidak kondusif? Bagaimana mungkin mereka dapat sekolah dengan
tenang, sementara pikiran mereka dipenuhi oleh pikiran-pikiran untuk mencari uang dan bekerja? Sungguh ironis sekali, anak-anak yang masih usia sekolah harus menanggung
beban yang sangat berat yaitu disamping dituntut untuk melanjutkan pendidikan, juga dituntut untuk bekerja demi memenuhi kebutuhan hidupnya sebagaimana layaknya orang
dewasa.
3
Melihat kenyataan tersebut sejumlah mahasiswa Yogyakarta khususnya yang berasal dari etnis Madura atas inisiatif bersama mengambil langkah-langkah dengan cara
menemui para pimpinan pondok pesantren Zainul Hasan Genggong dan orang tua serta anak-anak pengungsi di kamp-kamp pengungsian. Setelah terjadi kesepakatan dari ketiga
unsurpihak itu, maka beberapa hari kemudian anak-anak pengungsi dikirim ke pesantren tersebut untuk ditampung dan diberikan pendidikan.
Kemudian yang menjadi persoalan adalah bagaimana bentuk pendidikan yang diberikan oleh Pondok Pesantren Zainul Hasan Genggong Pajarakan Probolinggo
terhadap anak-anak pengungsi Sambas Kalimantan Barat dan Sampit kalimantan Tengah? adalah sebuah pertanyaan yang akan dibahas dalam tulisan ini.
II. METODE PENELITIAN
1. Lokasi Penelitian Anak-anak pengungsi etnis Madura yang menjadi korban tragedi Sambas dan
Sampit dapat dijumpai di beberapa tempat di pulau Jawa dan Madura. Akan tetapi karena beberapa pertimbangan, khususnya masalah dana dan waktu, maka penelitian ini hanya
difokuskan pada anak-anak pengungsi yang ditampung di Pesantren Zainul Hasan Genggong Kecamatan Pajarakan Kabupaten Probolinggo, Pertimbangan memilih
kabupaten ini, karena pesantren tersebut dekat dengan daerah kelahiran peneliti sehingga diharapkan peneliti mendapat kemudahan dalam segala hal yang terkait dengan penelitian
tersebut. 2. Tipe Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kwalitatif,
4
dimana kajian ini diupayakan mendasar, mendalam, berorientasi pada proses, studi di atas kasus tunggal, serta
didasarkan pada asumsi adanya realitas dinamik sehingga jenis penelitiannya adalah studi
3
kasus.
5
Sedangkan untuk menjelaskan data yang sudah terkumpul dengan didasarkan pada teori-teori yang merupakan hasil penelitian-penelitian sebelumnya, maka digunakan
kajian kepustakaan library research, hal ini digunakan untuk mempermudah dalam menguraikan data yang sudah terkumpul di lapangan.
3. Teknik Pengambilan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah anak-anak pengungsi yang ditampung di
Pesantren Zainul Hasan Genggong Kecamatan Pajarakan kabupaten Probolinggo. Pengambilan sampel dilakukan berdasarkan pada metode purposif sampling, yaitu sampel
yang dipilih dengan cermat dan relevan dengan desain penelitian. 4. Teknik Pengumpulan Data
a. Metode Observasi Observasi adalah pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap
fenomena yang diteliti.
6
Metode ini digunakan untuk memperoleh data tentang sistem atau pola pendidikan, baik di lingkungan formal maupun non-formal.
b. Metode Interview Metode Interview adalah metode pengumpulan data dengan jalan tanya
jawab sepihak dan dikerjakan dengan sistematis dan berlandaskan pada tujuan penelitian.
7
Metode interview di sini dilakukan dengan cara mendatangi para informan yang berada di komplek pengungsi, tegasnya di pesantren Zainul Hasan
Genggong kecamatan Pajarakan Kabupaten Probolinggo. Informasi-informasi dari informan tersebut kemudian dikembangkan untuk menggali informan-
informan lain sehingga informasi tentang pendidikan anak-anak pengungsi bergulir semakin lengkap snow ball.
c. Metode Dokumentasi Metode ini digunakan untuk mendapatkan data komplementer tentang
profil komplek atau tempat anak-anak pengungsi, jumlah anak-anak pengungsi usia sekolah dan segala hal yang berhubungan dengan anak-anak pengungsi
Sambas dan Sampit yang terdokumentasikan. 5. Teknik Analisa Data
Maksud dari analisa adalah proses pemisah-misahan materi data penelitian yang telah terkumpul ke dalam satuan-satuan, elemen-elemen atau unit-unit. Data
4
yang diperoleh disusun dalam satuan-satuan yang teratur dengan cara meringkas dan memilih, mencari sesuai tipe, kelas , urutan, pola atau nilai yang ada.
Seluruh data dari informan, baik melaui observasi, interview, maupun dokumentasi dicatat secermat mungkin dan dikumpulkan menjadi suatu catatan
lapangan atau field notes. Selama informan tidak keberatan, maka dalam pelaksanaan wawancara, semua pembicaraan direkam dengan menggunakan alat perekam atau
tape recorder. Semua data itu kemudian dianalisis secara kualitatif sehingga menghasilkan suatu thick description, dengan memperhatikan dua perspektif emik
dan etik.
III. KONSEP PENDIDIKAN ANAK PENGUNGSI a. Konsep Pendidikan Secara Umum