Konsep Pendidikan Bagi Anak Pengungsi

Istilah pesantren berasal dari kata santri, dengan awalan pe dan akhiran an yang berarti tempat tinggal para santri. Kata santri menurut Prof. Johns adalah berasal dari bahasa tamil yang berarti “guru mengaji’ sementara menurut CC. Berg istilah santri berasal dari bahasa India “shastri” yang berati orang yangb tahu kitab-kitab suci agama- agama Hindu, atau seorang sarjana ahli kitab suci agama Hindu. 16 Perbedaan pesantren dengan lembaga-lembaga pendidikan lainnya adalah para santri atau murid tinggal bersama dengan kyai atau guru mereka dalam satu komplek tertentu yang mandiri sehingga dapat menimbulkan kekhasan pesantren seperti adanya hubungan yang akrab antara santri dan kyai, santri taat dan patuh pada kyainya, para santri hidup mandiri dan sederhana, adanya semangat gotong royong dalam suasana penuh persaudaraan dan para santri terlatih hidup disiplin dan terikat. 17 Secara umum, pesantren biasanya dicirikan oleh lima elemen dasar yang merupakan satu kesatuan tak terpisahkan dan berada dalam komplek tersendiri yaitu pondok asrama, masjid tempat ibadahbelajar, kitab kuning materi yang diajarkan, santri peserta didik dan kyai pendidik.

c. Konsep Pendidikan Bagi Anak Pengungsi

Pendidikan bagi anak-anak pengungsi dimanapun berada, tidak bisa dibatasi pada konteks formalitas belaka, tetapi melalui pemahaman yang komprehensif terhadap kultur yang dimiliki, agama yang dianut, bahasa yang dipakai dan kebutuhan serta tuntutan pengungsi yang bersangkutan, sehingga diperoleh suatu platform atau konsep pendidikan yang sesuai dengan keadaan mereka dan bisa diimplementasikan secara tepat. Salah satu kasus yang patut dijadikan sample dalam implementasi konsep pendidikan yang berdasarkan pada kultur dan tuntutan masyarakat pengungsi adalah pelaksanaan pendidikan pengungsi Afghanistan di Pashawar Pakistan. Mereka ini penduduk Afghanistan secara historis merupakan korban dari konflik yang berkepanjangan baik konflik antar suku maupun konflik dengan bangsa lain seperti Uni Soviet. Realitas menyatakan bahwa mereka selama 22 sampai 23 tahun tidak dapat mengenyam pendidikan sebagaimana layaknya, oleh karena itu, mereka harus mengungsi ke negara tetangga yaitu Pakistan, dengan tujuan untuk menghindari peperangan dan memperolah pendidikan yang lebih sesuai dengan harapannya. 7 Dalam mendidik pengungsi Afghanistan ini, pemerintah setempat Pakistan selain memberikan pendidikan formal, juga memberikan keleluasaan kepada lembaga- lembaga swasta lintas negara seperti IRC, ACBAR, BEFAR, REACH dan lain lain untuk memberikan pendidikan pada para pengungsi menurut caranya masing-masing sesuai dengan konsep yang ingin diimplementasikan oleh lembaga tersebut, IRC misalnya, membentuk FEP Female Education Programe yang berorientasi pada pendidikan khusus kaum hawa dan School Adolescent yaitu pendidikan yang dikhususkan bagi para pemuda atau pengungsi yang sudah dewasa. REACH Radio Education For Afghan Children memberikan pendidikan dalam bentuk pemberian informasi lewat radio. Pendidikan ini dilakukan setiap seminggu sekali dengan materi antara lain: Afghanistans diverse traditions, its culture and history, as well as covering present day concerns such as mine awareness and education. 18

IV. HASIL PENELITIAN A. Penampungan Anak-anak Pengungsi