19 dalam menghadapi proses persalinan seperti dalam mempersiapkan dana yang ekstra dan
memberi waktu luang untuk selalu bersama ibu, sehingga berdampak pada proses persalinan.
Hasil survey pendahuluan yang peneliti lakukan di Klinik Nirmala Medan, dari 6 orang ibu bersalin, 2 orang ditemani oleh suami selama proses bersalin. Sebanyak 4
orang ibu yang tidak ditemani suami selama proses bersalin mengatakan bahwa ia sangat ingin ditemani oleh suami selama proses bersalin sehingga ia merasa mendapat
perhatian, rasa percaya diri yang lebih dalam menjalani proses bersalin dan ia dapat berbagi rasa yang dialaminya selama proses persalinan berlangsung dan merasa dapat
dukungan dari orang yang dikasihinya. Berdasarkan latar belakang diatas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
tentang peran serta suami selama proses persalinan istrinya di Klinik Nirmala Medan Tahun 2011.
B. Rumusan Masalah
Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana peran serta suami selama proses persalinan istrinya di Klinik Nirmala Medan Tahun 2011.
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui peran serta suami selama proses persalinan istrinya di Klinik Nirmala Medan Tahun 2011.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui peran serta suami selama proses persalinan istrinya
berdasarkan karakteristik demografi responden.
20 b.
Untuk mengetahui peran serta suami selama proses persalinan istrinya berdasarkan dukungan fisik.
c. Untuk mengetahui peran serta suami selama proses persalinan istrinya
berdasarkan dukungan moril.
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi : 1.
Pelayanan Kebidanan Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan informasi dan masukan bagi
klinik bersalin maupun tenaga kesehatan lainnya tentang peran serta suami selama proses persalinan istrinya.
2. Masyarakat
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi suami dan ibu tentang perlunya peran serta suami selama proses persalinan.
3. Peneliti
Untuk menambah wawasan peneliti tentang pentingnya peran serta suami selama proses persalinan istrinya dan dapat menerapkan ilmu yang sudah didapat selama
pendidikan. 4.
Peneliti Selanjutnya Sebagai masukan dan tambahan informasi bagi peneliti berikutnya yang
melakukan penelitian dalam ruang lingkup yang sama.
21
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Persalinan 1. Pengertian Persalinan
Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi, yang mampu hidup, dari dalam uterus melalui vagina ke dunia luar Prawirohardjo, 2002, hlm. 180.
Persalinan adalah pengeluaran produk konsepsi yang dapat hidup melalui jalan lahir biasa Mochtar, 1998, hlm. 94.
2. Jenis Persalinan
Menurut Mochtar, 1998, jenis persalinan terbagi : a.
Jenis persalinan berdasarkan cara persalinan : 1 Persalinan normal spontan adalah proses lahirnya bayi pada letak belakang kepala LBK dengan tenaga
ibu sendiri, tanpa bantuan alat-alat serta tidak melukai ibu dan bayi yang umumnya berlangsung kurang dari 24 jam. Persalinan normal adalah proses
pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan 37-42 minggu, lahir spontan dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung tidak lebih
dari 18 jam tanpa komplikasi baik bagi ibu maupun janin. 2 Persalinan buatan adalah proses persalinan dengan bantuan dari tenaga luar. 3
Persalinan anjuran adalah bila kekuatan yang diperlukan untuk persalinan ditimbulkan dari luar dengan jalan rangsangan.
18 b.
Menurut usia kehamilan dan berat janin yang dilahirkan : 1 Abortus keguguran adalah berakhirnya suatu kehamilan pada atau sebelum
kehamilan tersebut berusia 22 minggu atau buah kehamilan belum mampu untuk hidup di luar kandungan. 2
Persalinan prematur adalah
persalinan dengan usia kehamilan 28-36 minggu dengan berat janin kurang dari 2499 gram. 3 Persalinan matur adalah persalinan dengan usia kehamilan
37-42 minggu dan berat janin di atas 2500 gram.
3. Sebab-Sebab Mulainya Persalinan : a Penurunan kadar progesteron adalah
progesteron menimbulkan relaksasi otot-otot rahim, sebaliknya estrogen meningkatkan kontraksi otot rahim. Selama kehamilan, terdapat keseimbangan
antara kadar progesteron dan estrogen di dalam darah tetapi pada akhir kehamilan kadar progesteron menurun sehingga timbul his. b Teori oksitosin adalah pada
akhir kehamilan kadar oksitosin bertambah. Oleh karena itu timbul kontraksi otot- otot rahim. c Peregangan otot-otot adalah dengan majunya kehamilan, maka
makin tereganglah otot-otot rahim sehingga timbulah kontraksi untuk mengeluarkan janin. d Pengaruh janin adalah hipofise dan kadar suprarenal janin
rupanya memegang peranan penting, oleh karena itu pada anchepalus kelahiran sering lebih lama. e Teori prostaglandin adalah kadar prostaglandin dalam
kehamilan dari minggu ke-15 hingga aterm terutama saat persalinan yang menyebabkan kontraksi miometrium.
4. Tahapan Persalinan
a. Kala I Dimulai sejak terjadinya kontraksi uterus yang teratur dan meningkat
frekuensi dan kekuatannya, hingga serviks membuka lengkap 10 cm. Kala
19
I terbagi atas dua fase, yaitu: 1 Fase laten : dimulai sejak awal kontraksi, yang menyebabkan penipisan dan pembukaan serviks secara bertahap.
Berlangsung hingga serviks membuka 3 cm dan berlangsung hampir atau hingga 8 jam. 2 Fase aktif : dibagi dalam 3 fase, yaitu: a Fase akselerasi,
dalam waktu 2 jam pembukaan 3 cm menjadi 4 cm. b Fase dilatasi maksimal, dalam waktu 2 jam pembukaan serviks berlangsung sangat cepat,
dari 4 cm menjadi 9 cm. 3 Fase deselerasi, pembukaan serviks menjadi lambat, dalam waktu 2 jam pembukaan dari 9 cm menjadi 10 cm lengkap.
b. Kala II Dimulai ketika pembukaan serviks sudah lengkap 10 cm, dan berakhir
dengan lahirnya bayi. Tanda pasti kala II kala pengeluaran bayi, ditentukan dengan pemeriksaan dalam.
c. Kala III Dimulai segera setelah bayi lahir dan berakhir dengan lahirnya plasenta serta
selaput ketuban yang berlagsung tidak lebih dari 30 menit. d. Kala IV
Dimulai setelah lahirnya plasenta sampai 2 jam post partum Prawirohardjo, 2002, hlm. 182
5. Tanda-Tanda Persalinan
Menurut Prawirohardjo, 2002, tanda-tanda persalinan adalah a Terjadinya his persalinan yang mempunyai tanda-tanda seperti, pinggang terasa sakit, yang
menjalar ke depan,sifatnya teratur, intervalnya makin pendek dan kekuatannya makin besar. b Pengeluaran lendir bercampur darah melalui vagina Bloody
20
Show. Dengan his permulaan, terjadi perubahan pada serviks yang menimbulkan pendataran dan pembukaan, lendir pada kanalis servikalis lepas, kapiler pembuluh
darah pecah, yang menjadikan perdarahan sedikit. c Pengeluaran cairan, keluar banyaknya cairan dari jalan lahir. Ini terjadi akibat pecahnya ketuban atau selaput
ketuban robek. Sebagian besar ketuban baru pecah menjelang pembukaan lengkap tetapi kadang-kadang ketuban pecah pada pembukaan kecil. Dengan
pecahnya ketuban diharapkan persalinan berlangsung dalam waktu 24 jam.
6. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Persalinan adalah a Tenaga power
adalah kekuatan yang mendorong janin keluar. Kekuatan ini meliputi his, kontraksi otot-otot perut, kontraksi diafragma dan aksi dari ligamen, dengan
kerjasama yang baik dan sempurna. b Janin Passanger yang meliputi
sikap janin, letak, presentasi, bagian terbawah dan posisi janin. c Jalan lahir Passage yaitu panggul, yang meliputi tulang-tulang panggul rangka panggul,
otot-otot, jaringan-jaringan dan ligamen-ligamen yang terdapat di panggul. d Psikologis ibu, keadaan psikologis ibu mempengaruhi proses persalinan. Ibu
bersalin yang didampingi oleh suami dan orang-orang yang dicintainya cenderung mengalami proses persalinan yang lebih lancar dibandingkan dengan ibu bersalin
yang tanpa didampingi suami atau orang-orang yang dicintainya. Ini menunjukkan bahawa dukungan mental berdampak positif bagi keadaan psikis
ibu, yang berpengaruh pada kelancaran proses persalinan. e Penolong, kompetensi yang dimiliki penolong sangat bermanfaat untuk memperlancar
proses persalinan dan mencegah kematian maternal neonatal. Dengan
21
pengetahuan dan kompetensi yang baik diharapkan kesalahan dan malpraktek dalam memberikan asuhan tidak terjadi Mochtar, 1998, hlm. 65.
7. Mekanisme Persalinan Normal
Masuknya kepala kedalam pintu atas panggul pada primigravida sudah terjadi pada bulan terakhir kehamilan tetapi pada multipara biasanya baru terjadi
pada permulaan persalinan. Masuknya kepala kedalam pintu atas panggul biasanya dengan sutura sagitalis melintang dan dengan fleksi yang ringan.
Apabila sutura sagitalis berada ditengah-tengah jalan lahir, tepat diantara symphysis dan promontorium, maka dikatakan kepala dalam keadaan
synclitismus. Pada sinclitismus os parietal depan dan belakang sama tingginya. Jika sutura sagitalis agak kedepan mendekati symphysis atau agak kebelakang
mendekati promontorium, maka dikatakan asynclitismus. Pada primigravida majunya kepala terjadi setelah kepala masuk kedalam
rongga panggul dan biasanya baru mulai pada kala II. Pada multipara sebaliknya majunya kepala dan masuknya kepala dalam rongga panggul terjadi bersamaan.
Majunya kepala ini bersamaan dengan gerakan-gerakan yang lain yaitu fleksi, putaran paksi dalam dan ekstensi. Penyebab majunya kepala antara lain adalah
tekanan cairan intra uterin, tekanan langsung oleh fundus pada bokong, kekuatan mengejan dan melurusnya badan anak oleh perubahan bentuk rahim.
Dengan majunya kepala biasanya fleksi bertambah hingga ubun-ubun kecil jelas lebih rendah dari ubun-ubun besar. Fleksi ini disebabkan karena anak
didorong maju dan sebaliknya mendapat tahanan dari pinggir pintu atas panggul, serviks dan dasar panggul.
22
Putaran paksi dalam adalah pemutaran dari bagian depan sedemikian rupa sehingga bagian terendah dari bagian depan memutar ke depan ke bawah
symphisis. Hal ini mutlak perlu untuk kelahiran kepala karena merupakan suatu usaha untuk menyesuaikan posisi kepala dengan bentuk jalan lahir khususnya
bentuk bidang tengah dan pintu bawah panggul. putaran paksi dalam bersamaan dengan majunya kepala dan tidak terjadi sebelum kepala sampai Hodge III,
kadang-kadang baru setelah kepala sampai di dasar panggul. Setelah putaran paksi selesai dan kepala sampai di dasar panggul,
terjadilah ekstensi atau defleksi dari kepala. Hal ini disebabkan karena sumbu jalan lahir pada pintu bawah panggul mengarah ke depan atas, sehingga kepala
harus mengadakan ekstensi untuk melaluinya. Setelah suboksiput tertahan pada pinggir bawah symphisis akan maju karena kekuatan tersebut diatas bagian yang
berhadapan dengan suboksiput, maka lahirlah berturut-turut pada pinggir atas perinium, ubun-ubun besar, dahi, hidung, mulut dan akhirnya dagu dengan
gerakan ekstensi. Suboksiput yang menjadi pusat pemutaran disebut hypomoclion.
Setelah kepala lahir, maka kepala anak memutar kembali kearah punggung anak untuk menghilangkan torsi pada leher yang terjadi karena putaran
paksi dalam. Selanjutnya putaran dilanjutkan hingga belakang kepala berhadapan dengan tuber ischiadicum sepihak. Gerakan yang terakhir ini adalah putaran paksi
luar yang sebenarnya dan disebabkan karena ukuran bahu menempatkan diri dalam diameter anteroposterior dari pintu bawah panggul. Setelah putaran paksi
luar bahu depan sampai di bawah symphisis dan menjadi hypomoclion untuk
23
kelahiran bahu belakang. Kemudian bahu depan menyusul dan selanjutnya seluruh badan anak lahir searah dengan paksi jalan lahir Prawirohardjo, 2002.
B. Peran Suami 1. Pengertian
Peran adalah perangkat tingkah yang diharapkan dimiliki oleh orang yang berkedudukan di masyarakat Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2005, hlm. 854.
Persalinan dan kelahiran merupakan kejadian fisiologis yang normal. Kelahiran seorang bayi juga merupakan peristiwa sosial yang ibu dan keluarga
menantikannya selama 9 bulan. Ketika persalinan dimulai, peranan ibu adalah melahirkan bayinya. Peran petugas kesehatan adalah memantau persalinan untuk
mendeteksi dini adanya komplikasi, di samping itu bersama keluarga memberikan bantuan dan dukungan pada ibu bersalin Saifuddin, 2006,
hlm.100. Peran suami adalah kepedulian dan tanggung jawab suami kepada istri
dalam menjalani kehamilan dan persalinannya Suharsono, 2003, hlm. 101. Ayah sebagai pendamping istri ikut memainkan peranan penting dalam
mengikuti seluruh proses ini Dagun, 2002, hlm. 30.
2. Proses Terbentuknya Peran Suami
Penafsiran kembali peranan ayah dalam seluruh kehidupan keluarga merupakan pembaruan yang revolusioner yang antara lain bertujuan untuk
meningkatkan keterlibatan suami dalam proses kelahiran. Pada masa sekarang keterlibatan suami dalam proses kelahiran cenderung meningkat, meski masih
24
banyak terbatas dalam tahap percobaan dan hanya menyangkut unsur-unsur yang begitu mendasar Dagun, 2002, hlm. 34.
Suami juga berperan sebagai pencari nafkah, pendidik, pelindung, dan pemberi rasa aman, sebagai kepala keluarga, sebagai anggota dari kelompok
sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya Effendi, 1998, hlm. 34.
Saat istri hamil, tugas seorang suami dapat dikatakan bertambah. Hal ini dikarenakan perhatian yang dibutuhkan istri dari suami menjadi lebih dari saat ia
tidak hamil, yang antara lain disebabkan kondisi fisik istri yang lemah. Begitu juga kesiapan suami menyediakan makanan dengan kandungan gizi memadai
yang dibutuhkan ibu hamil dan kesigapan untuk mengingatkan serta memotivasi istri untuk mengonsumsi nutrisi yang memadai merupakan tugas tambahan yang
perlu dilakukan agar ibu hamil dan bayinya tetap sehat. Suami juga perlu bersiaga mempersiapkan dana ekstra yang tidak sedikit, baik untuk keperluan
selama kehamilan, maupun saat melahirkan, terlebih apabila kelak dibutuhkan tindakan operasi. Karenanya, sejak mengetahui istrinya hamil, suami harus
segera menyisihkan dana khusus untuk keperluan ini. Sehingga saat melahirkan, telah tersedia dana yang dibutuhkan Musbikin, 2005.
Persalinan adalah suatu peristiwa di mana ibu masih bisa memilih untuk ditemani oleh seseorang yang sudah menjadi bagian dalam kehidupan sehari-
harinya,yang dikenalnya dengan baik dan yang sepenuhnya mendukung ibu Nolan, 2004, hlm. 142. Pendamping persalinan hendaknya orang yang sudah
terlibat sejak dalam kelas-kelas antenatal. Mereka dapat membuat laporan
25
tentang kemajuan ibu dan secara terus menerus memonitor kemajuan persalinan Yanti, 2010, hlm. 48.
3. Peran Suami pada Proses Persalinan Istrinya
Asuhan kebidanan yang diberikan pada ibu bersalin bertujuan untuk mengupayakan kelangsungan hidup dan mencapai derajat kesehatan yang tinggi
bagi ibu dan bayinya dengan memperhatikan asuhan sayang ibu. Prinsip asuhan sayang ibu antara lain saling menghargai budaya, kepercayaan dan keinginan
sang ibu. Salah satu prinsip dasar asuhan sayang ibu adalah mengikutsertakan suami dan keluarga selama proses persalinan dan kelahiran bayi Depkes RI,
2008. Lingkungan sosial di mana bayi dilahirkan, dan pengaruhnya pada
wanita, sekarang semakin menjadi pertimbangan penting. Banyak wanita menginginkan suami atau orang lain yang mendukung selama kelahiran.
Kehadiran pasangan selama kelahiran memberikan dukungan kekeluargaan dan pribadi yang mengurangi lingkungan lebih klinis dari proses kelahiran. Ini
mengurangi kecemasan seorang wanita dan memungkinkannya menghadapi proses kelahiran secara lebih efisien Llewellyn, 2005, hlm. 234.
Dukungan suami saat melahirkan sangat dibutuhkan. Melahirkan adalah perjuangan yang membutuhkan dukungan suami. Suami dapat memberikan
dukungan jauh sebelum saat kelahiran tiba, misalnya dengan mendampingi istri mengikuti senam hamil atau pelatihan persiapan melahirkan sehingga suami juga
mengetahui apa yang dapat dilakukannya saat istrinya menjalani proses melahirkan. Mendampingi istri saat melahirkan juga akan membuat suami
26
semakin menghargai istri dan mengeratkan hubungan batin di antara suami istri serta bayi yang baru lahir Musbikin, 2005, hlm. 48.
Hal yang paling efektif dalam membantu seorang calon ibu untuk menghadapi persalinannya adalah dukungan yang baik dari bidan dan orang
yang dikasihinya seperti suami. Para ayah diharapkan hadir pada kelahiran bayi mereka. Bayak pria yang menikmati peranannya selama persalinan. Dengan
melakukan sesuatu, mereka dapat melupakan kekhawatirannya kalau-kalau persalinan tidak berjalan normal dan membantu mereka menghadapi nyeri yang
sedang dialami pasangannya Nolan, 2004. Besar artinya kehadiran seorang pendamping persalinan karena dapat
berbuat banyak untuk membantu ibu saat persalinan. Pendamping tersebut akan menghitung kontraksi sehingga ibu mengetahui kemajuan persalinan, memberi
dorongan dan keyakinan pada ibu selama persalinan, membantu menciptakan suasana nyaman dalam ruang bersalin, membantu mengawasi pintu dan
melindungi privasi ibu, melaporkan gejala-gejala atau sakit pada perawat atau dokter, dan membantu ibu mengatasi rasa tidak nyaman fisik Danuatmaja,
2008. Suami hadir dalam persalinan dengan dua pertimbangan. Pertama
memberikan pernyataan pada istri bahwa proses persalinan merupakan sebuah pengalaman yang positif. Alasan kedua bahwa dengan kehadiran suami dalam
persalinan, maka suami dapat merasakan gambaran dari proses persalinan tersebut Yanti, 2010, hlm. 84.
27
Suami sebagai pendamping istri ikut memegang peranan penting dalam mengikuti seluruh proses ini. Berbagai cara yang dilakukan suami saat istrinya
melahirkan antara lain : mengukur lamanya waktu kontraksi, bernafas seirama dengan istrinya, membantu menopang istrinya pada detik-detik kontraksi,
memijit-mijit punggung istrinya, menyuguhkan minuman, menyampaikan pesan istrinya kepada perawat atau dokter, memberikan perhatian yang terus menerus
dan mendorong semangat Yanti, 2010. Kehadiran suami menjelang saat melahirkan akan membuat istri lebih
tenang. Apabila memungkinkan, suami sebaiknya mendampinngi istri di ruang bersalin. Kehadiran suami, sentuhan tangannya, doa dan kata-kata penuh
motivasi yang diucapkannya akan membuat istri merasa lebih kuat dan tabah menghadapi rasa sakit dan berjuang untuk melahirkan bayinya Musbikin, 2005.
Seorang pendukung kelahiran bisa mempengaruhi peristiwa persalinan itu sendiri dan perasaan seorang ibu terhadap persalinannya. Penelitian
menunjukkan bahwa para wanita yang mendapat dukungan selama persalinan akan lebih sedikit memerlukan pereda nyeri, mengalami lebih sedikit campur
tangan medis, dan melahirkan bayi-bayi yang lebih kuat. Setelah kelahiran bayinya, para wanita ini juga akan merasa lebih baik tentang dirinya sendiri,
persalinannya dan bayinya Nolan, 2004, hlm. 142.
28
4. Faktor yang Mempengaruhi Terbentuknya Peran
Adapun faktor yang mempengaruhi terbentuknya peran dalam diri seseorang adalah : a.
Umur Umur adalah variabel yang selalu diperhatikan dalam penyidikan
epidemiologi. Angka-angka kesakitan maupun angka kematian didalam hampir semua keadaan menunjukkan hubungan dengan umur. Persoalan yang dihadapi
adalah umur yang tepat, apakah panjang intervalnya didalam pengelompokan cukup untuk menyembuyikan peranan umur pada pola kesakitan atau kematian,
apakah pengelompokan umur dapat dibandingkan dengan pengelompokan pada penelitian orang lain.
b. Pekerjaan
Pekerjaan akan menimbulkan reaksi fisiologi bagi yang melakukan pekerjaan itu, reaksi ini dapat bersifat positif misalnya senang, bergairah, ataupun reaksi
yang bersifat negatif misalnya bosan, acuh tak acuh, tidak serius, dan sebagainya. Melakukan pekerjaan secara efisien tidak hanya bergantung kepada
kemampuan atau keterampilan tetapi juga dipengaruhi oleh penguasaan prosedur kerja, uraian kerja, peralatan kerja yang tepat atau sesuai dengan lingkungan
kerja, dan lain-lain. c.
Pendidikan Konsep dasar pendidikan adalah suatu proses belajar yang berarti dalam
pendidikan ini terjadi proses pertumbuhan, perkembangan atau perubahan kearah yang lebih matang pada diri individu, kelompok, dan masyarakat. Konsep ini
berangkat dari asumsi manusia sebagai makhluk sosial dalam kehidupan untuk
29
mencapai nilai-nilai hidup di dalam masyarakat selalu memerlukan bantuan orang lain. Yang mempunyai kelebihan lebih dewasa, lebih pandai, lebih
mampu, lebih tahu, dan sebagainya dalam mencapai tujuan seorang individu, kelompok, dan masyarakat tidak terlepas dari kegiatan belajar Notoadmojo,
2003.
30
BAB III KERANGKA PENELITIAN
A. Kerangka Konsep
Konsep adalah abstraksi dari suatu realita agar dapat dikomunikasikan dan membentuk suatu teori yang menjelaskan keterkaitan antarvariabel, baik variabel
yang diteliti maupun yang tidak diteliti Nursalam, 2008, hlm. 55. Adapun kerangka konsep penelitian tentang Peran serta suami selama proses
persalinan istrinya:
Skema 1 : Kerangka Konsep
Dukungan suami : −
Fisik Tindakan −
Moril Motivasi Peran serta suami selama
proses persalinan istrinya
21
B. Defenisi Operasional
Tabel 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
No. Variabel
Defenisi Operasional
Alat ukur
Cara Ukur Hasil Ukur
Skala
1 Peran
suami dukungan
fisik Kepedulian dan
tanggung jawab suami dalam bentuk
tindakan selama proses
persalinan istrinya.
Lembar observasi
Observasi Peran suami :
Observasi : 1.Baik,
apabila mendapat
skor, 76 - 100 benar
menjawab 7 – 10
pernyataan 2.Cukup,
apabila mendapat
skor, 56 - 75 benar
menjawab 4 – 6 pernyataan
3.Kurang, apabila
mendapat skor, 55
benar menjawab 1 -
3 pernyataan. Ordinal
2 Peran
Suami Dukungan
moril Dukungan
emosional yang diberikan suami
selama proses persalinan istrinya
motivasisemangat Lembar
observasi Observasi
1. Baik,
apabila mendapat
skor, 76 - 100
benar menjawab
7
– 10
pernyataan 2.
Cukup, apabila
mendapat skor, 56 -
75 benar Ordinal
22
menjawab 4
– 6
pernyataan 3.
Kurang, apabila
mendapat skor, 55
benar menjawab
1
– 3
pernyataan .
23
BAB IV METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian