Peran Serta Suami Selama Proses Persalinan Istrinya Di Klinik Nirmala Medan

(1)

6

ISTRINYA DI KLINIK NIRMALA MEDAN

WIWI SARTIKA 105102082

KARYA TULIS ILMIAH

PROGRAM D-IV KEBIDANAN FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


(2)

(3)

PROGRAM D-IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Karya Tulis Ilmiah, Juni 2011 WIWI SARTIKA

Peran Serta Suami Selama Proses Persalinan Istrinya di Klinik Nirmala Medan Tahun 2011

xii + 36 hal + 1 skema + 4 tabel + 10 lampiran ABSTRAK

Angka Kematian Ibu di Indonesia tahun 2007 sebesar 228 per 100.000 kelahiran hidup dan Angka Kematian Ibu di Sumatera Utara tahun 2008 sebesar 290 per 100.000 kelahiran hidup. Salah satu penyebabnya terkait dengan persalinan yaitu partus lama (5%). Suami adalah calon terkuat untuk mendampingi istrinya selama proses persalinan. Kebanyakan suami yang mau melakukan ini masih bersifat sukarela dan mungkin hanya sebagian kecil suami yang bersedia untuk itu. Kehadiran dan dukungan dari suami dapat mempengaruhi proses persalinan. Ini mengurangi kecemasan seorang wanita dan memungkinkannya menghadapi proses kelahiran secara lebih efisien. Kehadiran suami ini menjelang saat melahirkan akan membuat istri lebih tenang. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui bagaimana peran serta suami selama proses persalinan istrinya. Desain penelitian yang digunakan ini adalah deskriptif crossectional. Dengan besar sampel sebanyak 56 orang dengan metode pengambilan sampel consecutive sampling dan analisis data yang digunakan adalah univariat. Karakteristik usia responden mayoritas adalah 26-30 tahun 27 orang (48,2%). Pendidikan responden mayoritas SMA 38 orang (67,9%). Pekerjaan responden mayoritas adalah wiraswasta 39 orang (69,6%). Dari hasil analisis data secara univariat, diperoleh peran dukungan fisik suami yaitu berperan baik sebanyak 47 orang (83,9%) dan peran dukungan moril suami yaitu berperan baik sebanyak 45 orang (80,4%). Maka dapat disimpulkan bahwa kehadiran dan peran serta suami selama proses persalinan istrinya sangatlah penting karena berpengaruh terhadap semangat yang dibutuhkan ibu dalam menjalani persalinan dan kelahiran bayinya. Dukungan fisik dan dukungan moril terutama dari suami berdampak positif bagi keadaan psikis ibu yang berpengaruh pada kelancaran proses persalinan. Daftar Pustaka : 25 (1998-2010)


(4)

9 KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kesehatan kepada peneliti untuk menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini yang berjudul “Peran Serta Suami Selama Proses Persalinan Istrinya di Klinik Nirmala Medan Tahun 2011”. KaryaTulis Ilmiah ini disusun sebagai salah satu syarat bagi peneliti untuk menyelesaikan pendidikan dan mencapai gelar S.ST di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara Medan.

Penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini telah banyak mendapat bantuan, bimbingan, dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, peneliti mengucapkan terima kasih kepada :

1. dr. Dedi Ardinata, M.Kes sebagai Dekan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Nur Asnah Sitohang, S. Kep, NS, M. Kep sebagai ketua program D-IV bidan pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Hj. Juliani, SST, MARS selaku dosen pembimbing Proposal Karya Tulis Ilmiah peneliti yang penuh keikhlasan dan kesabaran telah memberikan arahan, bimbingan, dan ilmu yang bermanfaat dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini.

4. Setiawan, S.Kp, MNS, Ph.D selaku pembimbing akademis peneliti.

5. Seluruh Dosen Pengajar D IV Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara yang telah banyak mendidik peneliti selama proses perkuliahan dan staf non akademik yang membantu memfasilitasi secara administratif.

6. Ibu Betty Mangkuji, S.ST, M.Keb yang telah bersedia melakukan validasi instrumen peneliti.


(5)

7. Bidan Nirmala Sapni, AM.Keb yang telah memberikan izin penelitian

8. Para responden yang telah bersedia berpartisipasi selama proses penelitian berlangsung.

9. Teristimewa kepada orang tuaku tercinta Papa (Ismed), Mama (Sarmiati) dan Ibuk (Eniwati), kedua adik-adikku tersayang (Tito Juliasmi dan Tatang Prayoga), yang telah memberikan cinta, doa, dukungan, penghiburan dan motivasi kepada penulis. 10. Sahabat – sahabat, Mbek ku (Langga Qodrina), Kakak (Linda Suryani, S.ST) dan

Abang (Doddy Sanjaya) yang setia menjadi tempat untuk berbagi cerita , memberikan semangat dan menjadi motivator selama penuyusunan karya tulis ilmiah ini.

11. Rekan-rekan mahasiswa D-IV Bidan Pendidik USU stambuk 2010/2011 yang telah memberikan semangat dan masukan dalam penyusunan skripsi ini dan menemani penulis selama penyusunan KTI (Kak Ria, Kak Yanti, Kak Yusra, Ary, Riris, Fitri Gingging, Uul, Ester, Jana, Angel, Suri, Liza).

12. Semua pihak yang dalam kesempatan ini tidak dapat disebutkan namanya satu persatu saya ucapkan terima kasih.

Semoga Allah Yang Maha Kuasa melimpahkan berkat dan karunia-Nya kepada semua pihak yang telah banyak membantu peneliti.

Medan, Juni 2011


(6)

11 DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN ... i

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR SKEMA ... viii

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Perumusan Masalah ... 3

C. Tujuan Penelitian ... 4

1. Tujuan Umum ... 4

2. Tujuan Khusus ... 4

D. Manfaat Penelitian ... 4

1. Pelayanan Kebidanan ... 4

2. Masyarakat ... 4

3. Peneliti ... 4

4. Peneliti Selanjutnya ... 5

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA A. Persalinan ... 6

1. Pengertian Persalinan ... 6


(7)

3. Sebab-Sebab Mulainya Persalinan ... 7

4. Tahapan Persalinan ... 7

5. Tanda-Tanda Persalinan ... 8

6. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Persalinan ... 9

7. Mekanisme Persalinan Normal ... 10

B. Peran Suami ... 12

1. Pengertian ... 12

2. Proses Terbentuknya Peran Suami ... 12

3. Peran Suami pada Proses Persalinan Istrinya ... 13

4. Faktor yang Mempengaruhi Terbentuknya Peran ... 16

BAB III. KERANGKA PENELITIAN A. Kerangka Konsep ... 18

B. Definisi Operasional ... 19

BAB IV. METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian ... 21

B. Populasi dan Sampel ... 21

1. Populasi ... 21

2. Sampel ... 21

C. Tempat Penelitian ... 23

D. Waktu Penelitian ... 23

E. Etika Penelitian ... 23

F. Alat Pengumpulan Data ... 24

G. Validitas ... 24


(8)

13

I. Analisis Data ... 26

BAB V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil ... 27

1. Karakteristik Responden ... 27

2. Peran Suami Dukungan Fisik ... . 31

3. Peran Suami Dukungan Moril ... 32

B. Pembahasan ... 32

1. Interpretasi Dan Diskusi Hasil ... 32

BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 37

B. Saran ... 38

1. Pelayanan Kebidanan ... 38

2. Masyarakat ... 38

3. Penelitian Selanjutnya ... 38

DAFTAR PUSTAKA ... 39 LAMPIRAN


(9)

DAFTAR SKEMA


(10)

15 DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Definisi Operasional ... 19 Tabel 5.1 Distribusi Responden Berdasarkan Karakteristik Data Demografi Peran

Serta Suami Selama Proses Persalinan Istrinya... 28 Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Usia Responden dengan Peran Suami Dukungan

Fisik Selama Proses Persalinan Istrinya... 28 Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Usia Responden dengan Peran Suami Dukungan

Moril Selama Proses Persalinan Istrinya... 29 Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Pendidikan Responden dengan Peran Suami

Dukungan Fisik Selama Proses Persalinan Istrinya... 29 Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi Pendidikan Responden dengan Peran Suami

Dukungan Moril Selama Proses Persalinan Istrinya... 30 Tabel 5.6 Distribusi Frekuensi Pekerjaan Responden dengan Peran Suami

Dukungan Fisik Selama Proses Persalinan Istrinya... 30 Tabel 5.7 Distribusi Frekuensi Pekerjaan Responden dengan Peran Suami

Dukungan Moril Selama Proses Persalinan Istrinya... 31 Tabel 5.8 Distribusi Responden Berdasarkan Peran Serta Suami (Dukungan Fisik)

Selama Proses Persalinan Istrinya... 31 Tabel 5.9 Distribusi Responden Berdasarkan Peran Serta Suami (Dukungan Moril)


(11)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Lembar Persetujuan Menjadi Responden

Lampiran 2 : Lembar Kuisioner Data Demografi dan Lembar Observasi Lampiran 3 : Lembar Konsultasi Karya Tulis Ilmiah

Lampiran 4 : Lembar Persetujuan Content Validity

Lampiran 5 : Lembar Persetujuan Editor Bahasa Indonesia

Lampiran 6 : Lembar Surat Izin Data Pendahuluan dari Fakultas Keperawatan USU Lampiran 7 : Lembar Surat Izin Data Penelitian dari Fakultas Keperawatan USU Lampiran 8 : Balasan Surat Izin Penelitian dari Klinik Nirmala


(12)

8 PROGRAM D-IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Karya Tulis Ilmiah, Juni 2011

WIWI SARTIKA

Peran Serta Suami Selama Proses Persalinan Istrinya di Klinik Nirmala Medan Tahun 2011

xii + 36 hal + 1 skema + 4 tabel + 10 lampiran ABSTRAK

Angka Kematian Ibu di Indonesia tahun 2007 sebesar 228 per 100.000 kelahiran hidup dan Angka Kematian Ibu di Sumatera Utara tahun 2008 sebesar 290 per 100.000 kelahiran hidup. Salah satu penyebabnya terkait dengan persalinan yaitu partus lama (5%). Suami adalah calon terkuat untuk mendampingi istrinya selama proses persalinan. Kebanyakan suami yang mau melakukan ini masih bersifat sukarela dan mungkin hanya sebagian kecil suami yang bersedia untuk itu. Kehadiran dan dukungan dari suami dapat mempengaruhi proses persalinan. Ini mengurangi kecemasan seorang wanita dan memungkinkannya menghadapi proses kelahiran secara lebih efisien. Kehadiran suami ini menjelang saat melahirkan akan membuat istri lebih tenang. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui bagaimana peran serta suami selama proses persalinan istrinya. Desain penelitian yang digunakan ini adalah deskriptif crossectional. Dengan besar sampel sebanyak 56 orang dengan metode pengambilan sampel consecutive sampling dan analisis data yang digunakan adalah univariat. Karakteristik usia responden mayoritas adalah 26-30 tahun 27 orang (48,2%). Pendidikan responden mayoritas SMA 38 orang (67,9%). Pekerjaan responden mayoritas adalah wiraswasta 39 orang (69,6%). Dari hasil analisis data secara univariat, diperoleh peran dukungan fisik suami yaitu berperan baik sebanyak 47 orang (83,9%) dan peran dukungan moril suami yaitu berperan baik sebanyak 45 orang (80,4%). Maka dapat disimpulkan bahwa kehadiran dan peran serta suami selama proses persalinan istrinya sangatlah penting karena berpengaruh terhadap semangat yang dibutuhkan ibu dalam menjalani persalinan dan kelahiran bayinya. Dukungan fisik dan dukungan moril terutama dari suami berdampak positif bagi keadaan psikis ibu yang berpengaruh pada kelancaran proses persalinan. Daftar Pustaka : 25 (1998-2010)


(13)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) Tahun 2007 menyebutkan bahwa AKI tahun 2007 sebesar 228 per 100.000 kelahiran hidup. Angka ini turun dibandingkan AKI tahun 2002 yang mencapai 307 per 100.000 KH. Tetapi angka ini masih tetap tertinggi di antara negara-negara ASEAN, padahal dalam Millenium Development Goals (MDGs) di targetkan tahun 2015 AKI tidak lebih dari 104 per 100.000 kelahiran (SDKI, 2007, dalam Yulifah & Yuswanto, 2009, hlm. 15).

Pada tahun 2000 didapatkan angka tertinggi kematian ibu terdapat di Propinsi Kalimantan Barat 1223.3 per 100.000 kelahiran hidup, terendah terdapat di Propinsi Riau 173.2 per 100.000 kelahiran hidup dan di Sumut terdapat 567,1 per 100.000 kelahiran hidup (Depkes RI, 2007, dalam Yulifah & Yuswanto, 2009, hlm. 14).

Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Utara, mengestimasi Angka Kematian Bayi pada tahun 2007 sebesar 26,90 per 1.000 kelahiran hidup. Angka ini menurun bila dibandingkan dengan AKB tahun sebelumnya yang sebesar 28,2 per 1.000 kelahiran hidup. Sedangkan AKI di Sumatera Utara tahun 2008 adalah 290/100.000 kelahiran hidup (Profil Sumut, 2008, hlm. 35).

Sri Hermiyanti mengatakan penyebab langsung kematian ibu di Indonesia terkait dengan kehamilan dan persalinan terutama yaitu perdarahan (28%). Sebab lain yaitu

eklampsi (24%), infeksi (11%), partus lama (5%) dan abortus (5%) (Hermiyanti, 2010, ¶ 4).


(14)

18 Menurut penelitian Sari dalam penelitiannya Dukungan Suami Terhadap Lama Persalinan Kala I dan Kala II Pada Primigravida Di RSUD Kota Surakarta (2009), 3 orang ibu yang mendapat dukungan kurang dari suami semuanya mengalami persalinan yang lama. Kehadiran suami untuk memberikan dukungan kepada istri pada saat persalinan sangatlah penting.

Jauh sebelum hari persalinan, tentukan siapa pendamping persalinan. Biasanya suami adalah calon terkuat (Danuatmaja, 2004, hlm. 22). WHO mengemukakan bahwa suami mungkin sangat dibutuhkan kehadirannya di rumah sakit sebanyak 12 dari 23 negara WHO (1985, dalam Yanti, 2010, hlm. 47).

Setiap ibu yang akan memasuki masa persalinan biasanya diliputi perasaan takut, khawatir, ataupun cemas. Perasaan takut bisa meningkatkan nyeri, otot-otot menjadi tegang, dan ibu menjadi cepat lelah, yang pada akhirnya akan menghambat proses persalinan (Asrinah, Putri, Sulistyorini, Muflihah, Sari, 2010, hlm. 25). Ternyata kehadiran suami akan menambah pengalaman emosi positif pada istri. Kaum ibu lebih sering mengatakan, kelahiran bagaikan suatu pengalaman puncak baginya jika saja suami hadir pada peristiwa itu (Dagun, 2002, hlm. 32).

Dengan demikian kehadiran seorang suami selama proses persalinan, tujuannya tidak lain adalah menghadirkan suasana rumah, menghadirkan situasi keluarga ke rumah sakit dan memberikan makna kekeluargaan bagi peristiwa kelahiran itu. Kebanyakan suami yang mau melakukan ini masih bersifat sukarela dan mungkin hanya sebagian kecil suami yang bersedia untuk itu (Yanti, 2010, hlm. 85).

Menurut penelitian Sri yuni dalam penelitiannya Pengaruh Peran Serta Suami Terhadap Tingkat Kecemasan Ibu Hamil dalam Menghadapi Proses Persalinan di Desa Jepat Lor Kecamatan Tayu Kabupaten Pati (2007), masih kurangnya peran serta suami


(15)

dalam menghadapi proses persalinan seperti dalam mempersiapkan dana yang ekstra dan memberi waktu luang untuk selalu bersama ibu, sehingga berdampak pada proses persalinan.

Hasil survey pendahuluan yang peneliti lakukan di Klinik Nirmala Medan, dari 6 orang ibu bersalin, 2 orang ditemani oleh suami selama proses bersalin. Sebanyak 4 orang ibu yang tidak ditemani suami selama proses bersalin mengatakan bahwa ia sangat ingin ditemani oleh suami selama proses bersalin sehingga ia merasa mendapat perhatian, rasa percaya diri yang lebih dalam menjalani proses bersalin dan ia dapat berbagi rasa yang dialaminya selama proses persalinan berlangsung dan merasa dapat dukungan dari orang yang dikasihinya.

Berdasarkan latar belakang diatas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang peran serta suami selama proses persalinan istrinya di Klinik Nirmala Medan Tahun 2011.

B. Rumusan Masalah

Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana peran serta suami selama proses persalinan istrinya di Klinik Nirmala Medan Tahun 2011.

C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui peran serta suami selama proses persalinan istrinya di Klinik Nirmala Medan Tahun 2011.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui peran serta suami selama proses persalinan istrinya berdasarkan karakteristik demografi responden.


(16)

20 b. Untuk mengetahui peran serta suami selama proses persalinan istrinya

berdasarkan dukungan fisik.

c. Untuk mengetahui peran serta suami selama proses persalinan istrinya berdasarkan dukungan moril.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi : 1. Pelayanan Kebidanan

Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan informasi dan masukan bagi klinik bersalin maupun tenaga kesehatan lainnya tentang peran serta suami selama proses persalinan istrinya.

2. Masyarakat

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi suami dan ibu tentang perlunya peran serta suami selama proses persalinan.

3. Peneliti

Untuk menambah wawasan peneliti tentang pentingnya peran serta suami selama proses persalinan istrinya dan dapat menerapkan ilmu yang sudah didapat selama pendidikan.

4. Peneliti Selanjutnya

Sebagai masukan dan tambahan informasi bagi peneliti berikutnya yang melakukan penelitian dalam ruang lingkup yang sama.


(17)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Persalinan

1. Pengertian Persalinan

Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi, yang mampu hidup, dari dalam uterus melalui vagina ke dunia luar (Prawirohardjo, 2002, hlm. 180). Persalinan adalah pengeluaran produk konsepsi yang dapat hidup melalui jalan lahir biasa (Mochtar, 1998, hlm. 94).

2. Jenis Persalinan

Menurut Mochtar, 1998, jenis persalinan terbagi :

a. Jenis persalinan berdasarkan cara persalinan : 1) Persalinan normal (spontan) adalah proses lahirnya bayi pada letak belakang kepala (LBK) dengan tenaga ibu sendiri, tanpa bantuan alat-alat serta tidak melukai ibu dan bayi yang umumnya berlangsung kurang dari 24 jam. Persalinan normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung tidak lebih dari 18 jam tanpa komplikasi baik bagi ibu maupun janin. 2) Persalinan buatan adalah proses persalinan dengan bantuan dari tenaga luar. 3) Persalinan anjuran adalah bila kekuatan yang diperlukan untuk persalinan ditimbulkan dari luar dengan jalan rangsangan.


(18)

18

b. Menurut usia kehamilan dan berat janin yang dilahirkan : 1) Abortus (keguguran) adalah berakhirnya suatu kehamilan pada atau sebelum kehamilan tersebut berusia 22 minggu atau buah kehamilan belum mampu untuk hidup di luar kandungan. 2) Persalinan prematur adalah persalinan dengan usia kehamilan 28-36 minggu dengan berat janin kurang dari 2499 gram. 3) Persalinan matur adalah persalinan dengan usia kehamilan 37-42 minggu dan berat janin di atas 2500 gram.

3. Sebab-Sebab Mulainya Persalinan : a) Penurunan kadar progesteron adalah progesteron menimbulkan relaksasi otot-otot rahim, sebaliknya estrogen meningkatkan kontraksi otot rahim. Selama kehamilan, terdapat keseimbangan antara kadar progesteron dan estrogen di dalam darah tetapi pada akhir kehamilan kadar progesteron menurun sehingga timbul his. b) Teori oksitosin adalah pada akhir kehamilan kadar oksitosin bertambah. Oleh karena itu timbul kontraksi otot-otot rahim. c) Peregangan otot-otot-otot-otot adalah dengan majunya kehamilan, maka makin tereganglah otot-otot rahim sehingga timbulah kontraksi untuk mengeluarkan janin. d) Pengaruh janin adalah hipofise dan kadar suprarenal janin rupanya memegang peranan penting, oleh karena itu pada anchepalus kelahiran sering lebih lama. e) Teori prostaglandin adalah kadar prostaglandin dalam kehamilan dari minggu ke-15 hingga aterm terutama saat persalinan yang menyebabkan kontraksi miometrium.

4. Tahapan Persalinan a. Kala I

Dimulai sejak terjadinya kontraksi uterus yang teratur dan meningkat (frekuensi dan kekuatannya), hingga serviks membuka lengkap (10 cm). Kala


(19)

I terbagi atas dua fase, yaitu: 1) Fase laten : dimulai sejak awal kontraksi, yang menyebabkan penipisan dan pembukaan serviks secara bertahap. Berlangsung hingga serviks membuka 3 cm dan berlangsung hampir atau hingga 8 jam. 2) Fase aktif : dibagi dalam 3 fase, yaitu: a) Fase akselerasi, dalam waktu 2 jam pembukaan 3 cm menjadi 4 cm. b) Fase dilatasi maksimal, dalam waktu 2 jam pembukaan serviks berlangsung sangat cepat, dari 4 cm menjadi 9 cm. 3) Fase deselerasi, pembukaan serviks menjadi lambat, dalam waktu 2 jam pembukaan dari 9 cm menjadi 10 cm (lengkap). b. Kala II

Dimulai ketika pembukaan serviks sudah lengkap (10 cm), dan berakhir dengan lahirnya bayi. Tanda pasti kala II ( kala pengeluaran bayi), ditentukan dengan pemeriksaan dalam.

c. Kala III

Dimulai segera setelah bayi lahir dan berakhir dengan lahirnya plasenta serta selaput ketuban yang berlagsung tidak lebih dari 30 menit.

d. Kala IV

Dimulai setelah lahirnya plasenta sampai 2 jam post partum (Prawirohardjo, 2002, hlm. 182)

5. Tanda-Tanda Persalinan

Menurut Prawirohardjo, 2002, tanda-tanda persalinan adalah a) Terjadinya his persalinan yang mempunyai tanda-tanda seperti, pinggang terasa sakit, yang menjalar ke depan,sifatnya teratur, intervalnya makin pendek dan kekuatannya makin besar. b) Pengeluaran lendir bercampur darah melalui vagina (Bloody


(20)

20

Show). Dengan his permulaan, terjadi perubahan pada serviks yang menimbulkan pendataran dan pembukaan, lendir pada kanalis servikalis lepas, kapiler pembuluh darah pecah, yang menjadikan perdarahan sedikit. c) Pengeluaran cairan, keluar banyaknya cairan dari jalan lahir. Ini terjadi akibat pecahnya ketuban atau selaput ketuban robek. Sebagian besar ketuban baru pecah menjelang pembukaan lengkap tetapi kadang-kadang ketuban pecah pada pembukaan kecil. Dengan pecahnya ketuban diharapkan persalinan berlangsung dalam waktu 24 jam.

6. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Persalinan adalah a) Tenaga (power) adalah kekuatan yang mendorong janin keluar. Kekuatan ini meliputi his, kontraksi otot-otot perut, kontraksi diafragma dan aksi dari ligamen, dengan kerjasama yang baik dan sempurna. b) Janin (Passanger) yang meliputi sikap janin, letak, presentasi, bagian terbawah dan posisi janin. c) Jalan lahir (Passage) yaitu panggul, yang meliputi tulang-tulang panggul (rangka panggul), otot-otot, jaringan-jaringan dan ligamen-ligamen yang terdapat di panggul. d) Psikologis ibu, keadaan psikologis ibu mempengaruhi proses persalinan. Ibu bersalin yang didampingi oleh suami dan orang-orang yang dicintainya cenderung mengalami proses persalinan yang lebih lancar dibandingkan dengan ibu bersalin yang tanpa didampingi suami atau orang-orang yang dicintainya. Ini menunjukkan bahawa dukungan mental berdampak positif bagi keadaan psikis ibu, yang berpengaruh pada kelancaran proses persalinan. e) Penolong, kompetensi yang dimiliki penolong sangat bermanfaat untuk memperlancar proses persalinan dan mencegah kematian maternal neonatal. Dengan


(21)

pengetahuan dan kompetensi yang baik diharapkan kesalahan dan malpraktek dalam memberikan asuhan tidak terjadi (Mochtar, 1998, hlm. 65).

7. Mekanisme Persalinan Normal

Masuknya kepala kedalam pintu atas panggul pada primigravida sudah terjadi pada bulan terakhir kehamilan tetapi pada multipara biasanya baru terjadi pada permulaan persalinan. Masuknya kepala kedalam pintu atas panggul biasanya dengan sutura sagitalis melintang dan dengan fleksi yang ringan. Apabila sutura sagitalis berada ditengah-tengah jalan lahir, tepat diantara symphysis dan promontorium, maka dikatakan kepala dalam keadaan synclitismus. Pada sinclitismus os parietal depan dan belakang sama tingginya. Jika sutura sagitalis agak kedepan mendekati symphysis atau agak kebelakang mendekati promontorium, maka dikatakan asynclitismus.

Pada primigravida majunya kepala terjadi setelah kepala masuk kedalam rongga panggul dan biasanya baru mulai pada kala II. Pada multipara sebaliknya majunya kepala dan masuknya kepala dalam rongga panggul terjadi bersamaan. Majunya kepala ini bersamaan dengan gerakan-gerakan yang lain yaitu fleksi, putaran paksi dalam dan ekstensi. Penyebab majunya kepala antara lain adalah tekanan cairan intra uterin, tekanan langsung oleh fundus pada bokong, kekuatan mengejan dan melurusnya badan anak oleh perubahan bentuk rahim.

Dengan majunya kepala biasanya fleksi bertambah hingga ubun-ubun kecil jelas lebih rendah dari ubun-ubun besar. Fleksi ini disebabkan karena anak didorong maju dan sebaliknya mendapat tahanan dari pinggir pintu atas panggul, serviks dan dasar panggul.


(22)

22

Putaran paksi dalam adalah pemutaran dari bagian depan sedemikian rupa sehingga bagian terendah dari bagian depan memutar ke depan ke bawah symphisis. Hal ini mutlak perlu untuk kelahiran kepala karena merupakan suatu usaha untuk menyesuaikan posisi kepala dengan bentuk jalan lahir khususnya bentuk bidang tengah dan pintu bawah panggul. putaran paksi dalam bersamaan dengan majunya kepala dan tidak terjadi sebelum kepala sampai Hodge III, kadang-kadang baru setelah kepala sampai di dasar panggul.

Setelah putaran paksi selesai dan kepala sampai di dasar panggul, terjadilah ekstensi atau defleksi dari kepala. Hal ini disebabkan karena sumbu jalan lahir pada pintu bawah panggul mengarah ke depan atas, sehingga kepala harus mengadakan ekstensi untuk melaluinya. Setelah suboksiput tertahan pada pinggir bawah symphisis akan maju karena kekuatan tersebut diatas bagian yang berhadapan dengan suboksiput, maka lahirlah berturut-turut pada pinggir atas perinium, ubun-ubun besar, dahi, hidung, mulut dan akhirnya dagu dengan gerakan ekstensi. Suboksiput yang menjadi pusat pemutaran disebut hypomoclion.

Setelah kepala lahir, maka kepala anak memutar kembali kearah punggung anak untuk menghilangkan torsi pada leher yang terjadi karena putaran paksi dalam. Selanjutnya putaran dilanjutkan hingga belakang kepala berhadapan dengan tuber ischiadicum sepihak. Gerakan yang terakhir ini adalah putaran paksi luar yang sebenarnya dan disebabkan karena ukuran bahu menempatkan diri dalam diameter anteroposterior dari pintu bawah panggul. Setelah putaran paksi luar bahu depan sampai di bawah symphisis dan menjadi hypomoclion untuk


(23)

kelahiran bahu belakang. Kemudian bahu depan menyusul dan selanjutnya seluruh badan anak lahir searah dengan paksi jalan lahir (Prawirohardjo, 2002).

B. Peran Suami 1. Pengertian

Peran adalah perangkat tingkah yang diharapkan dimiliki oleh orang yang berkedudukan di masyarakat (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2005, hlm. 854).

Persalinan dan kelahiran merupakan kejadian fisiologis yang normal. Kelahiran seorang bayi juga merupakan peristiwa sosial yang ibu dan keluarga menantikannya selama 9 bulan. Ketika persalinan dimulai, peranan ibu adalah melahirkan bayinya. Peran petugas kesehatan adalah memantau persalinan untuk mendeteksi dini adanya komplikasi, di samping itu bersama keluarga memberikan bantuan dan dukungan pada ibu bersalin (Saifuddin, 2006, hlm.100).

Peran suami adalah kepedulian dan tanggung jawab suami kepada istri dalam menjalani kehamilan dan persalinannya (Suharsono, 2003, hlm. 101). Ayah sebagai pendamping istri ikut memainkan peranan penting dalam mengikuti seluruh proses ini (Dagun, 2002, hlm. 30).

2. Proses Terbentuknya Peran Suami

Penafsiran kembali peranan ayah dalam seluruh kehidupan keluarga merupakan pembaruan yang revolusioner yang antara lain bertujuan untuk meningkatkan keterlibatan suami dalam proses kelahiran. Pada masa sekarang keterlibatan suami dalam proses kelahiran cenderung meningkat, meski masih


(24)

24

banyak terbatas dalam tahap percobaan dan hanya menyangkut unsur-unsur yang begitu mendasar (Dagun, 2002, hlm. 34).

Suami juga berperan sebagai pencari nafkah, pendidik, pelindung, dan pemberi rasa aman, sebagai kepala keluarga, sebagai anggota dari kelompok sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya (Effendi, 1998, hlm. 34).

Saat istri hamil, tugas seorang suami dapat dikatakan bertambah. Hal ini dikarenakan perhatian yang dibutuhkan istri dari suami menjadi lebih dari saat ia tidak hamil, yang antara lain disebabkan kondisi fisik istri yang lemah. Begitu juga kesiapan suami menyediakan makanan dengan kandungan gizi memadai yang dibutuhkan ibu hamil dan kesigapan untuk mengingatkan serta memotivasi istri untuk mengonsumsi nutrisi yang memadai merupakan tugas tambahan yang perlu dilakukan agar ibu hamil dan bayinya tetap sehat. Suami juga perlu bersiaga mempersiapkan dana ekstra yang tidak sedikit, baik untuk keperluan selama kehamilan, maupun saat melahirkan, terlebih apabila kelak dibutuhkan tindakan operasi. Karenanya, sejak mengetahui istrinya hamil, suami harus segera menyisihkan dana khusus untuk keperluan ini. Sehingga saat melahirkan, telah tersedia dana yang dibutuhkan (Musbikin, 2005).

Persalinan adalah suatu peristiwa di mana ibu masih bisa memilih untuk ditemani oleh seseorang yang sudah menjadi bagian dalam kehidupan sehari-harinya,yang dikenalnya dengan baik dan yang sepenuhnya mendukung ibu (Nolan, 2004, hlm. 142). Pendamping persalinan hendaknya orang yang sudah terlibat sejak dalam kelas-kelas antenatal. Mereka dapat membuat laporan


(25)

tentang kemajuan ibu dan secara terus menerus memonitor kemajuan persalinan (Yanti, 2010, hlm. 48).

3. Peran Suami pada Proses Persalinan Istrinya

Asuhan kebidanan yang diberikan pada ibu bersalin bertujuan untuk mengupayakan kelangsungan hidup dan mencapai derajat kesehatan yang tinggi bagi ibu dan bayinya dengan memperhatikan asuhan sayang ibu. Prinsip asuhan sayang ibu antara lain saling menghargai budaya, kepercayaan dan keinginan sang ibu. Salah satu prinsip dasar asuhan sayang ibu adalah mengikutsertakan suami dan keluarga selama proses persalinan dan kelahiran bayi (Depkes RI, 2008).

Lingkungan sosial di mana bayi dilahirkan, dan pengaruhnya pada wanita, sekarang semakin menjadi pertimbangan penting. Banyak wanita menginginkan suami atau orang lain yang mendukung selama kelahiran. Kehadiran pasangan selama kelahiran memberikan dukungan kekeluargaan dan pribadi yang mengurangi lingkungan lebih klinis dari proses kelahiran. Ini mengurangi kecemasan seorang wanita dan memungkinkannya menghadapi proses kelahiran secara lebih efisien (Llewellyn, 2005, hlm. 234).

Dukungan suami saat melahirkan sangat dibutuhkan. Melahirkan adalah perjuangan yang membutuhkan dukungan suami. Suami dapat memberikan dukungan jauh sebelum saat kelahiran tiba, misalnya dengan mendampingi istri mengikuti senam hamil atau pelatihan persiapan melahirkan sehingga suami juga mengetahui apa yang dapat dilakukannya saat istrinya menjalani proses melahirkan. Mendampingi istri saat melahirkan juga akan membuat suami


(26)

26

semakin menghargai istri dan mengeratkan hubungan batin di antara suami istri serta bayi yang baru lahir (Musbikin, 2005, hlm. 48).

Hal yang paling efektif dalam membantu seorang calon ibu untuk menghadapi persalinannya adalah dukungan yang baik dari bidan dan orang yang dikasihinya seperti suami. Para ayah diharapkan hadir pada kelahiran bayi mereka. Bayak pria yang menikmati peranannya selama persalinan. Dengan melakukan sesuatu, mereka dapat melupakan kekhawatirannya kalau-kalau persalinan tidak berjalan normal dan membantu mereka menghadapi nyeri yang sedang dialami pasangannya (Nolan, 2004).

Besar artinya kehadiran seorang pendamping persalinan karena dapat berbuat banyak untuk membantu ibu saat persalinan. Pendamping tersebut akan menghitung kontraksi sehingga ibu mengetahui kemajuan persalinan, memberi dorongan dan keyakinan pada ibu selama persalinan, membantu menciptakan suasana nyaman dalam ruang bersalin, membantu mengawasi pintu dan melindungi privasi ibu, melaporkan gejala-gejala atau sakit pada perawat atau dokter, dan membantu ibu mengatasi rasa tidak nyaman fisik (Danuatmaja, 2008).

Suami hadir dalam persalinan dengan dua pertimbangan. Pertama memberikan pernyataan pada istri bahwa proses persalinan merupakan sebuah pengalaman yang positif. Alasan kedua bahwa dengan kehadiran suami dalam persalinan, maka suami dapat merasakan gambaran dari proses persalinan tersebut (Yanti, 2010, hlm. 84).


(27)

Suami sebagai pendamping istri ikut memegang peranan penting dalam mengikuti seluruh proses ini. Berbagai cara yang dilakukan suami saat istrinya melahirkan antara lain : mengukur lamanya waktu kontraksi, bernafas seirama dengan istrinya, membantu menopang istrinya pada detik-detik kontraksi, memijit-mijit punggung istrinya, menyuguhkan minuman, menyampaikan pesan istrinya kepada perawat atau dokter, memberikan perhatian yang terus menerus dan mendorong semangat (Yanti, 2010).

Kehadiran suami menjelang saat melahirkan akan membuat istri lebih tenang. Apabila memungkinkan, suami sebaiknya mendampinngi istri di ruang bersalin. Kehadiran suami, sentuhan tangannya, doa dan kata-kata penuh motivasi yang diucapkannya akan membuat istri merasa lebih kuat dan tabah menghadapi rasa sakit dan berjuang untuk melahirkan bayinya (Musbikin, 2005).

Seorang pendukung kelahiran bisa mempengaruhi peristiwa persalinan itu sendiri dan perasaan seorang ibu terhadap persalinannya. Penelitian menunjukkan bahwa para wanita yang mendapat dukungan selama persalinan akan lebih sedikit memerlukan pereda nyeri, mengalami lebih sedikit campur tangan medis, dan melahirkan bayi-bayi yang lebih kuat. Setelah kelahiran bayinya, para wanita ini juga akan merasa lebih baik tentang dirinya sendiri, persalinannya dan bayinya (Nolan, 2004, hlm. 142).


(28)

28

4. Faktor yang Mempengaruhi Terbentuknya Peran

Adapun faktor yang mempengaruhi terbentuknya peran dalam diri seseorang adalah : a. Umur

Umur adalah variabel yang selalu diperhatikan dalam penyidikan epidemiologi. Angka-angka kesakitan maupun angka kematian didalam hampir semua keadaan menunjukkan hubungan dengan umur. Persoalan yang dihadapi adalah umur yang tepat, apakah panjang intervalnya didalam pengelompokan cukup untuk menyembuyikan peranan umur pada pola kesakitan atau kematian, apakah pengelompokan umur dapat dibandingkan dengan pengelompokan pada penelitian orang lain.

b. Pekerjaan

Pekerjaan akan menimbulkan reaksi fisiologi bagi yang melakukan pekerjaan itu, reaksi ini dapat bersifat positif misalnya senang, bergairah, ataupun reaksi yang bersifat negatif misalnya bosan, acuh tak acuh, tidak serius, dan sebagainya.

Melakukan pekerjaan secara efisien tidak hanya bergantung kepada kemampuan atau keterampilan tetapi juga dipengaruhi oleh penguasaan prosedur kerja, uraian kerja, peralatan kerja yang tepat atau sesuai dengan lingkungan kerja, dan lain-lain.

c. Pendidikan

Konsep dasar pendidikan adalah suatu proses belajar yang berarti dalam pendidikan ini terjadi proses pertumbuhan, perkembangan atau perubahan kearah yang lebih matang pada diri individu, kelompok, dan masyarakat. Konsep ini berangkat dari asumsi manusia sebagai makhluk sosial dalam kehidupan untuk


(29)

mencapai nilai-nilai hidup di dalam masyarakat selalu memerlukan bantuan orang lain. Yang mempunyai kelebihan (lebih dewasa, lebih pandai, lebih mampu, lebih tahu, dan sebagainya) dalam mencapai tujuan seorang individu, kelompok, dan masyarakat tidak terlepas dari kegiatan belajar (Notoadmojo, 2003).


(30)

30

BAB III

KERANGKA PENELITIAN

A. Kerangka Konsep

Konsep adalah abstraksi dari suatu realita agar dapat dikomunikasikan dan membentuk suatu teori yang menjelaskan keterkaitan antarvariabel, baik variabel yang diteliti maupun yang tidak diteliti (Nursalam, 2008, hlm. 55).

Adapun kerangka konsep penelitian tentang Peran serta suami selama proses persalinan istrinya:

Skema 1 : Kerangka Konsep

Dukungan suami :

− Fisik (Tindakan)

− Moril (Motivasi) Peran serta suami selama


(31)

21 B. Defenisi Operasional

Tabel 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

No. Variabel Defenisi Operasional

Alat

ukur Cara Ukur Hasil Ukur Skala 1 Peran

suami (dukungan fisik)

Kepedulian dan tanggung jawab suami dalam bentuk tindakan selama proses persalinan istrinya.

Lembar observasi

Observasi Peran suami : Observasi : 1.Baik, apabila mendapat skor, 76% - 100% (benar menjawab 7 – 10

pernyataan) 2.Cukup, apabila mendapat skor, 56% - 75% (benar menjawab 4 – 6 pernyataan) 3.Kurang, apabila mendapat skor, <55% (benar

menjawab 1 - 3 pernyataan).

Ordinal

2 Peran Suami (Dukungan moril) Dukungan emosional yang diberikan suami selama proses persalinan istrinya (motivasi/semangat) Lembar observasi

Observasi 1. Baik, apabila mendapat skor, 76% - 100% (benar menjawab 7 – 10 pernyataan) 2. Cukup,

apabila mendapat skor, 56% - 75% (benar

Ordinal


(32)

22

menjawab 4 – 6 pernyataan) 3. Kurang,

apabila mendapat skor, <55% (benar menjawab 1 – 3 pernyataan) .


(33)

BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan crossectional.

B. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah suami. Data ibu yang melahirkan di Klinik Nirmala Medan dari bulan Februari 2010 sampai dengan April 2010 sebanyak 65 orang.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian dari populasi yang mewakili populasi. Menentukan sampel dengan menggunakan ketetapan absolut dan menggunakan rumus :


(34)

27 Keterangan :

n = Jumlah sampel N = Jumlah populasi

d = Ketetapan relatif yang ditetapkan oleh peneliti (0,05) Jadi sampel dalam penelitian ini adalah :

Diketahui, N = 65 n =

n =

n =

n = 56

Berdasarkan rumus di atas, diperoleh sampel adalah sebanyak 56 orang. Tehnik pengambilan sampel menggunakan pendekatan secara consecutive sampling yaitu pengambilan sampel ini dilakukan dengan memilih sampel yang memenuhi kriteria penelitian sampai kurun waktu tertentu sehingga jumlah sampel terpenuhi. Adapun kriteria sampel dalam penelitian ini adalah suami yang mendampingi istrinya selama proses persalinan di Klinik Nirmala Medan, istrinya bersalin normal, bisa berbahasa Indonesia dan bersedia menjadi responden.


(35)

C. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Klinik Nirmala dengan alamat Jl. Pasar III/ Tuasan Gg. Gelatik No. 40, Medan. Alasan peneliti memilih klinik tersebut karena diketahui banyak pasien yang mempercayakan persalinannya diklinik ini, sehingga mudah mendapat sampel penelitian dan dari hasil observasi masih banyak suami yang datang dan menunggu persalinan ibu tanpa mendampingi pada saat bersalin.

D. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan mulai bulan September 2010 sampai dengan bulan Juni 2011.

E. Etika Penelitian

Penelitian dilakukan setelah peneliti mendapat persetujuan dari institusi pendidikan yaitu Program Studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara dan izin pimpinan Klinik Nirmala Medan. Dalam penelitian ini terdapat beberapa hal yang berkaitan dengan permasalahan etik, yaitu memberikan penjelasan kepada responden penelitian tentang tujuan dan prosedur penelitian. Dalam penelitian ini tidak ada responden yang mengundurkan diri, semua responden bersedia menjadi sampel penelitian. Responden dipersilahkan untuk menandatangani informed consent. Responden berhak mendapatkan jaminan dari penelitian yang dilakukan oleh peneliti dan kerahasiaan catatan mengenai data responden dijaga dengan cara tidak menuliskan nama responden pada instrumen, tetapi menggunakan inisial dan rahasia. Data - data yang diperoleh dari responden juga hanya digunakan untuk kepentingan penelitian.


(36)

29

F. Alat Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini digunakan lembar observasi sebagai alat pengumpulan data, yang terdiri dari dua bagian, yaitu bagian pertama adalah data demografi yang meliputi umur, pendidikan, pekerjaan, dan bagian kedua adalah lembar observasi tentang peran serta suami selama proses persalinan istrinya yang dibuat oleh peneliti berdasarkan literatur yang ada. Berdasarkan “Skala Guttman” yang berisi 20 pernyataan, “Dilakukan dan Tidak dilakukan” (lembar observasi). Untuk pernyataan positif, jawaban yang benar “dilakukan” diberi nilai 1 dan jawaban yang salah “Tidak dilakukan” diberi nilai 0. Dimana hasil pengukuran dikategorikan sebagai berikut : 1. Baik, apabila mendapat skor : 76% - 100% (benar menjawab 7 – 10 pernyataan), 2. Cukup, apabila mendapat skor : 56% – 75% (benar menjawab 4 – 6 pernyataan), 3. Kurang, apabila mendapat skor : < 55% (benar menjawab 1 - 3 pernyataan).

G. Validitas

Uji validitas (kesahihan) adalah uji yang dilakukan untuk menunjukkan tingkat kevalidan dan kesahihan sebuah instrumen yang mampu mengukur apa yang diinginkan, sehingga dapat mengukur instrumen secara benar. Uji validitas yang dilakukan adalah isi (content validity). Pada setiap instrumen terdapat pertanyaan atau pernyataan. Untuk menguji validitas instrumen, maka perlu dikonsultasikan dengan orang yang ahli, maka selanjutnya diujicobakan dan dianalisis dengan analisis item (pertanyaan atau pernyataan). Analisis item dilakukan dengan menghitung korelasi skor pertanyaan dengan skor total (Sugiyono, 2009, hlm. 353).

Menurut Davies dan Hodnett (2002, dalam Williams & Wilkins, 2004, hal. 312), besarnya sebuah koefisien menunjukkan bagaimana kesahan sebuah instrument. Rentang


(37)

koefisien antara 0,00 sampai 1,00 dengan nilai yang lebih tinggi menunjukkan kriteria kevalidan yang lebih besar. Nilai koefisien yang diharapkan adalah 0,70 atau lebih. Dan kuesioner lembar observasi pada penelitian ini sudah dilakukan uji validitas kepada ahli kebidanan yaitu Betty Mangkuji, S.ST, M.Keb dan didapatkan nilai validitas 0,87, diperoleh dari hasil perhitungan jumlah skor total dibagi jumlah seluruh item pernyataan.

H. Prosedur Pengumpulan Data

Pengumpulan data dimulai setelah peneliti mendapat surat izin penelitian dari Program D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara dan telah mendapat izin dari pimpinan Klinik Nirmala Medan.

Setelah mendapat izin, peneliti melaksanakan pengumpulan data pada suami yang mendampingi istrinya selama proses persalinan sesuai dengan kriteria penelitian. Pada saat pengumpulan data, peneliti ditelepon oleh pimpinan klinik bahwa ada ibu yang bersalin didampingi oleh suami dan peneliti menjumpai responden yang mendampingi istrinya selama proses persalinan di Klinik Nirmala. Kemudian peneliti melakukan observasi selama proses persalinan istri responden berlangsung dan melakukan checklist pada lembar observasi yang telah disediakan sebagai instrumen penelitian. Setelah proses persalinan istri responden selesai, peneliti menjumpai responden dan menjelaskan tujuan, manfaat, dan prosedur penelitian. Kemudian peneliti meminta kesediaan responden untuk berpartisipasi dalam pelaksanaan penelitian, dan responden diminta untuk menandatangani lembar persetujuan ( informed consent ). Lalu peneliti melakukan wawancara dengan responden dan mengisi data demografi responden.


(38)

31

I. Analisis Data

Setelah semua data terkumpul, dilakukan analisis data kembali dengan memeriksa semua kuesioner apakah jawaban sudah lengkap dan benar (editing). Kemudian data diberi kode (coding) untuk memudahkan peneliti dalam melakukan analisis data dan pengolahan data serta pengambilan kesimpulan data yang dimasukkan ke dalam bentuk tabel. Entry data dilakukan dengan menggunakan teknik komputerisasi. Tahap terakhir dilakukan cleaning dan entry yakni pemeriksaan semua data yang telah dimasukkan ke dalam program komputer guna menghindari terjadinya kesalahan.

Analisis data dilakukan dengan menggunakan program yang disesuaikan yaitu secara univariat. Analisis data dalam penelitian ini bersifat deskriptif dengan melakukan pengukuran terhadap masing-masing jawaban responden, lalu ditampilkan dalam tabel distribusi frekuensi, kemudian dicari besarya persentase untuk masing-masing jawaban responden. Selanjutnya dengan membahas hasil penelitian dengan menggunakan teori dan kepustakaan yang ada.


(39)

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil

Dari hasil penelitian yang dilakukan di Klinik Nirmala Medan pada bulan Februari 2011 – April 2011 terhadap peran serta suami selama proses persalinan istrinya dengan jumlah responden sebanyak 56 orang dapat dilihat sebagai berikut :

1. Karakteristik Responden

Analisis ini bertujuan mendeskripsikan masing-masing variabel serta karakteristik yang diteliti. Yakni melihat frekuensi suami yang berperan serta selama proses persalinan istrinya. Karakteristik responden dari data demografi meliputi : usia, pendidikan dan pekerjaan.

Tabel 5.1 berikut ini dapat diketahui bahwa mayoritas suami berusia 26 – 30 tahun yaitu sebanyak 27 orang (48,2%). Berdasarkan pendidikan mayoritas suami berpendidikan SMA yaitu sebanyak 38 orang (67,9%). Berdasarkan pekerjaan mayoritas suami bekerja sebagai wiraswasta yaitu sebanyak 39 orang (69,6%).


(40)

37 Tabel 5.1

Distribusi Responden Berdasarkan Karakteristik Data Demografi Peran Serta Suami Selama Proses Persalinan Istrinya di Klinik Nirmala Medan

Februari 2011 – Maret 2011 (n=56)

No Karakteristik Frekuensi Persentase (%)

1 Usia

20-25 tahun 26-30 tahun 31-35 tahun 36-40 tahun 10 27 14 5 17,9 48,2 25 8,9 2 Pendidikan

SD SMP SMA

PT (Perguruan Tinggi)

3 6 38 9 5,4 10,7 67,9 16,1 3 Pekerjaan

Petani Pegawai swasta PNS Wiraswasta 5 7 5 39 8,9 12,5 8,9 69,6


(41)

Tabel 5.2 berikut ini diketahui bahwa peran serta suami (dukungan fisik) berdasarkan usia, mayoritas berperan baik pada usia 26-30 tahun yaitu sebanyak 24 orang (42,85%).

Tabel 5.2

Distribusi Frekuensi Usia Responden dengan Peran Suami Dukungan Fisik Selama Proses Persalinan Istrinya di Klinik Nirmala Medan

Februari 2011 – Maret 2011 (n=56)

Usia Fisik Total

Baik Cukup Kurang

F % F % F % F %

20-25 Tahun 26-30 Tahun 31-35 Tahun 36-40 Tahun 8 24 12 3 14,28 42,85 21,42 5,35 2 1 2 1 3,57 1,78 3,57 1,78 0 2 0 1 0 3,57 0 1,78 10 27 14 5 17,85 18,21 25 8,92


(42)

39

Tabel 5.3 berikut ini diketahui bahwa peran serta suami (dukungan moril) berdasarkan usia, mayoritas berperan baik pada usia 26-30 tahun yaitu sebanyak 21 orang (37,5%).

Tabel 5.3

Distribusi Frekuensi Usia Responden dengan Peran Suami Dukungan Moril Selama Proses Persalinan Istrinya di Klinik Nirmala Medan

Februari 2011 – Maret 2011 (n=56)

Usia Moril Total

Baik Cukup Kurang

F % F % F % F %

20-25 Tahun 26-30 Tahun 31-35 Tahun 36-40 Tahun 9 21 12 3 16,07 37,5 21,42 5,35 1 4 2 1 1,78 7,14 3,57 1,78 0 2 0 1 0 3,57 0 1,78 10 27 14 5 17,8 48,21 25 8,92


(43)

Tabel 5.4 berikut ini diketahui bahwa peran serta suami (dukungan fisik) berdasarkan pendidikan, mayoritas berperan baik yaitu berpendidikan lulusan SMA sebanyak 37 orang (66%).

Tabel 5.4

Distribusi Frekuensi Pendidikan Responden dengan Peran Suami Dukungan Fisik Selama Proses Persalinan Istrinya di Klinik Nirmala Medan

Februari 2011 – Maret 2011 (n=56)

Pendidikan Fisik Total

Baik Cukup Kurang

F % F % F % F %

SD SMP SMA Pergurun Tinggi 0 1 37 9 0 1,78 66 16 0 5 1 0 0 8,92 1,78 0 3 0 0 0 5,35 0 0 0 3 6 38 9 5,35 10,71 67,85 16


(44)

41

Tabel 5.5 berikut ini diketahui bahwa peran serta suami (dukungan moril) berdasarkan pendidikan, mayoritas berperan baik yaitu berpendidikan lulusan SMA sebanyak 36 orang (64,3%).

Tabel 5.5

Distribusi Frekuensi Pendidikan Responden dengan Peran Suami Dukungan Moril Selama Proses Persalinan Istrinya di Klinik Nirmala Medan

Februari 2011 – Maret 2011 (n=56)

Pendidikan Moril Total

Baik Cukup Kurang

F % F % F % F %

SD SMP SMA Pergurun Tinggi 0 0 36 9 0 0 64,3 16 0 6 2 0 0 10,71 3,57 0 3 0 0 0 5,35 0 0 0 3 6 38 9 5,35 10,71 67,85 16


(45)

Tabel 5.6 berikut ini diketahui bahwa peran serta suami (dukungan fisik) berdasarkan pekerjaan, mayoritas berperan baik yaitu bekerja sebagai wiraswasta sebanyak 35 orang (62,5%).

Tabel 5.6

Distribusi Frekuensi Pekerjaan Responden dengan Peran Suami Dukungan Fisik Selama Proses Persalinan Istrinya di Klinik Nirmala Medan

Februari 2011 – Maret 2011 (n=56)

Pekerjaan Fisik Total

Baik Cukup Kurang

F % F % F % F %

Petani Peg.swasta PNS Wiraswasta 0 7 5 35 0 12,5 8,92 62,5 2 0 0 4 3,57 0 0 7,14 3 0 0 0 5,35 0 0 0 5 7 5 39 8,92 12,5 8,92 69,64


(46)

43

Tabel 5.7 berikut ini diketahui bahwa peran serta suami (dukungan moril) berdasarkan pekerjaan, mayoritas berperan baik yaitu bekerja sebagai wiraswasta sebanyak 33orang (58,92%).

Tabel 5.7

Distribusi Frekuensi Pekerjaan Responden dengan Peran Suami Dukungan Moril Selama Proses Persalinan Istrinya di Klinik Nirmala Medan

Februari 2011 – Maret 2011 (n=56)

Pekerjaan Moril Total

Baik Cukup Kurang

F % F % F % F %

Petani Peg.swasta PNS Wiraswasta 0 7 5 33 0 12,5 8,92 58,92 2 0 0 6 3,57 0 0 10,71 3 0 0 0 5,35 0 0 0 5 7 5 39 8,92 12,5 8,92 69,64

Total 45 80,35 8 14,28 3 5,35 56 100

2. Peran Suami Dukungan Fisik

Tabel 5.8 berikut ini dapat diketahui bahwa peran serta suami (dukungan fisik) selama proses persalinan istrinya mayoritas berperan baik yaitu sebanyak 47 orang (83,9%). Sedangkan suami yang berperan cukup yaitu sebanyak 6 orang (10,7%) dan suami berperan kurang yaitu sebanyak 3 orang (5,4%).


(47)

Tabel 5.8

Distribusi Responden Berdasarkan Peran Serta Suami (Dukungan Fisik) Selama Proses Persalinan Istrinya di Klinik Nirmala Medan

Februari 2011 – Maret 2011 (n=56)

Peran Suami (Dukungan Fisik) Frekuensi Persentase (%) Baik Cukup Kurang 47 6 3 83,9 10,7 5,4

3. Peran Suami Dukungan Moril

Tabel 5.9 berikut ini dapat diketahui bahwa peran serta suami (dukungan moril) selama proses persalinan istrinya mayoritas berperan baik yaitu sebanyak 45 orang (80,4%). Sedangkan suami yang berperan cukup yaitu sebanyak 8 orang (14,3%) dan suami yang berperan kurang yaitu sebanyak 3 orang (5,4%).

Tabel 5.9

Distribusi Responden Berdasarkan Peran Serta Suami (Dukungan Moril) Selama Proses Persalinan Istrinya di Klinik Nirmala Medan

Februari 2011 – Maret 2011 (n=56)

Peran suami (Dukungan Moril) Frekuensi Persentase (%) Baik Cukup Kurang 45 8 3 80,4 14,3 5,4


(48)

45

A. Pembahasan

1. Interpretasi dan Diskusi Hasil a. Karakteristik demografi

Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas suami berusia 26 – 30 tahun yaitu sebanyak 27 orang (48,2%). Hal ini sesuai dengan teori Notoatmodjo (2003), mengatakan sikap tradisional mengenai jalannya perkembangan selama hidup, makin tua semakin bijaksana, semakin banyak informasi dan hal yang dikerjakan sehingga semakin berperan. Ini menunjukkan bahwa suami yang umurnya lebih tua pemahamannya terhadap peran dalam mendampingi istri saat proses persalinan sudah baik. Maka diperoleh kesimpulan bahwa terdapat kesesuaian antara teori dan kenyataan dimana umur suami mempengaruhi peran suami selama proses persalinan istrinya.

Pendidikan suami pada penelitian ini didapatkan hasil yaitu mayoritas berpendidikan tamat SMA sebanyak 38 orang (67,9%). Ini sesuai dengan teori yang dikemukakan Notoatmodjo (2003), yaitu pendidikan mempengaruhi proses belajar mengajar, semakin tinggi pendidikan seseorang semakin mudah orang tersebut menerima informasi. Dengan pendidikan tinggi maka seseorang akan cenderung mudah untuk mendapatkan dan memahami informasi sehingga semakin baik perannya dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Dalam penelitian ini menunjukkan bahwa suami mayoritas berpendidikan tamat SMA sehingga sudah memiliki peran yang baik dalam mendampingi istrinya selama proses persalinan.


(49)

Dalam pekerjaan, mayoritas suami pada penelitian ini bekerja sebagai wiraswasta yaitu sebanyak 39 orang (69,6%). Hal ini sesuai dengan teori Notoatmodjo (2003), yaitu pekerjaan merupakan suatu kegiatan atau aktivitas seseorang untuk memperoleh penghasilan guna memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari. Pekerjaan berpengaruh terhadap peran seseorang, semakin baik pekerjaan seseorang maka semakin baik perannya, dimana pada penelitian ini pekerjaan suami sebagai wiraswasta sudah memiliki peran yang baik dalam mendampingi proses persalinan istrinya karna memiliki waktu luang untuk memberikan dukungan baik fisik maupun moril kepada istrinya selama proses persalinan.

b. Peran serta suami (dukungan fisik) selama proses persalinan istrinya Dari hasil analisis data pada penelitian ini ditemukan bahwa peran suami (dukungan fisik), baik dalam mendukung proses persalinan istrinya yakni sebanyak 47 orang (83,9%). Hal ini sesuai dengan teori Danuatmaja (2008), yaitu Besar artinya kehadiran seorang pendamping persalinan karena dapat berbuat banyak untuk membantu ibu saat persalinan. Pendamping tersebut akan menghitung kontraksi sehingga ibu mengetahui kemajuan persalinan, memberi dorongan dan keyakinan pada ibu selama persalinan, membantu menciptakan suasana nyaman dalam ruang bersalin, membantu mengawasi pintu dan melindungi privasi ibu, melaporkan gejala-gejala atau sakit pada perawat atau dokter, dan membantu ibu mengatasi rasa tidak nyaman fisik.


(50)

47

Dalam penelitian Yuliwiyanti (2008) yang berjudul Pengaruh Pendampingan Suami Terhadap Kecemasan Ibu Selama Proses Persalinan Normal di Ruang Bersalin Rumah Sakit Wava Husada Kepanjen Malang, didapatkan hasil 56,3% responden mendapat pendampingan suami saat proses persalinan, 91,7% responden mengalami cemas berat selama proses persalinan dan ada pengaruh yang signifikan dari pendampingan suami terhadap tingkat kecemasan ibu selama proses persalinan normal. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti bahwa partisipasi suami yang cukup tinggi dalam pendampingan istri menunjukkan bahwa suami menyadari akan peran yang bisa dilakukannya dalam memberikan dukungan fisik dan dorongan moril kepada istri yang sedang melahirkan. Sehingga diperlukan peran serta suami selama proses persalinan istrinya.

Suami sebagai pendamping istri ikut memegang peranan penting dalam mengikuti seluruh proses ini. Berbagai cara yang dilakukan suami saat istrinya melahirkan antara lain : mengukur lamanya waktu kontraksi, bernafas seirama dengan istrinya, membantu menopang istrinya pada detik-detik kontraksi, memijit-mijit punggung istrinya, menyuguhkan minuman, menyampaikan pesan istrinya kepada perawat atau dokter, memberikan perhatian yang terus menerus dan mendorong semangat (Yanti, 2010). Ini terlihat dari hasil penelitian bahwa peran suami sangat dibutuhkan pada saat proses persalinan istrinya.


(51)

Dari hasil analisis data pada penelitian ini ditemukan bahwa peran suami (dukungan moril), baik dalam mendukung proses persalinan istrinya yakni sebanyak 45 orang (80,4%). Kehadiran suami menjelang saat melahirkan akan membuat istri lebih tenang. Apabila memungkinkan, suami sebaiknya mendampinngi istri di ruang bersalin. Kehadiran suami, sentuhan tangannya, doa, dan kata-kata penuh motivasi yang diucapkannya akan membuat istri merasa lebih kuat dan tabah menghadapi rasa sakit dan berjuang untuk melahirkan bayinya (Musbikin,2005).

Peran suami adalah kepedulian dan tanggung jawab suami kepada istri dalam menjalani kehamilan dan persalinannya (Suharsono, 2003,hlm. 101). Ayah sebagai pendamping istri ikut memainkan peranan penting dalam mengikuti seluruh proses ini (Dagun, 2002, hal. 30).

Hal yang paling efektif dalam membantu seorang calon ibu untuk menghadapi persalinannya adalah dukungan yang baik dari bidan dan orang yang dikasihinya seperti suami. Para ayah diharapkan hadir pada kelahiran bayi mereka. Bayak pria yang menikmati peranannya selama persalinan. Dengan melakukan sesuatu, mereka dapat melupakan kekhawatirannya kalau-kalau persalinan tidak berjalan normal dan membantu mereka menghadapi nyeri yang sedang dialami pasangannya (Nolan, 2004). Ini terlihat dari hasil penelitian bahwa mayoritas suami menikmati perannya selama proses persalinan istrinya dan berperan baik sehingga proses persalinan istrinya berjalan lancar.

Psikologis ibu, keadaan psikologis ibu mempengaruhi proses persalinan. Ibu bersalin yang didampingi oleh suami dan orang-orang yang dicintainya


(52)

49

cenderung mengalami proses persalinan yang lebih lancar dibandingkan dengan ibu bersalin yang tanpa didampingi suami atau orang-orang yang dicintainya. Ini menunjukkan bahawa dukungan mental berdampak positif bagi keadaan psikis ibu, yang berpengaruh pada kelancaran proses persalinan (Depkes RI, 2008).

Salah satu faktor yang sangat mempengaruhi proses persalinan adalah keadaan psikologis ibu. Ibu bersalin yang didukung dan didampingi suami dan anggota keluarga yang lain cenderung mengalami proses persalinan yang lebih lancar dibandingkan dengan ibu bersalin yang tanpa didampingi suami atau anggota keluarganya. Ini menunjukkan bahwa dukungan mental terutama dari suami berdampak positif bagi keadaan psikis ibu,yang berpengaruh pada kelancaran proses persalinan.

Dari hasil penelitian yang peneliti lakukan diperoleh hasil bahwa ibu yang bersalin dengan didampingi suami selama proses persalinannya dan mendapatkan dukungan fisik dan moril dari suaminya mengalami proses persalinan yang lancar dan memiliki semangat yang baik mulai dari awal proses persalinan sampai persalinan selesai.


(53)

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian dan pembahasan tentang Peran Serta Suami Selama Proses Persalinan Istrinya di Klinik Nirmala Medan Tahun 2011 dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Karakteristik responden diperoleh bahwa sebagian besar responden berusia 26 – 30 tahun sebanyak 27 orang (48,2%). Berdasarkan pendidikan sebagian besar responden lulusan SMA sebanyak 38 orang (67,9%). Berdasarkan pekerjaan sebagian besar responden adalah wiraswasta sebanyak 39 orang (69,6%).

2. Peran serta suami selama proses persalinan istrinya dalam dukungan fisik adalah berperan baik sebanyak 47 orang (83,9%).

3. Peran serta suami selama proses persalinan istrinya dalam dukungan moril adalah berperan baik sebanyak 45 orang (80,4%).


(54)

51

B. Saran

1. Pelayanan Kebidanan

Bagi pelayanan kesehatan hendaknya dalam memberikan asuhan persalinan senantiasa memperhatikan asuhan sayang ibu, salah satunya adalah dengan melibatkan suami selama proses persalinan untuk memberikan dukungan sehingga ibu lebih bersemangat dalam menghadapi persalinan dan persalinan berjalan dengan lancar.

2. Masyarakat

Menjadi informasi bagi suami tentang perlunya peran suami dalam proses persalinan istrinya, sehingga proses persalinan berjalan lancar.

3. Peneliti Selanjutnya

Penelitian ini dapat dilanjutkan dengan desain penelitian yang bersifat korelasi yaitu untuk mengetahui hubungan peran suami dengan proses persalinan istrinya.


(55)

DAFTAR PUSTAKA

Asrinah, Putri, S.S., Sulistyorini, Dewie., Muflihah, I.S., Sari, D.N. (2010). Asuhan Kebidanan Masa Persalinan. Yogyakarta :Graha Ilmu.

Dagun, Save M. (2002). Psikologi Keluarga. Jakarta : Rineka Cipta.

Danuatmaja, B., Meiliasari, M. (2004). Persalinan Normal Tanpa Rasa sakit. Jakarta :Puspa Swara.

Depkes RI. (2008). Rencana Pembangunan Kesehatan Menuju Kesehatan Indonesia Sehat 2010

Effendi, S. (1998).Hamil Sehat. Yogyakarta : Ar-Ruzz Media.

Hermiyanti, S. (2010).Perdarahan Penyebab Kematian Ibu. Diambil tanggal 5 Januari 2011 dari http://kesehatan.kompas.com

Hidayat, A.A. (2010). Metode Penelitian Kebidanan & Teknik Analisis Data. Jakarta: Salemba Medika.

Kamus Besar Bahasa Indonesia. (2005). Jakarta: Balai Pustaka. Llewellyin, D. (2005). Setiap Wanita. Jakart: Delapratasa Publishing. Mochtar, R. (1998). Sinopsis Obstetri. Jakarta: EGC.

Musbikin, I. (2005). Panduan Bagi Ibu Hamil & Melahirkan. Yogyakarta: Mitra Pustaka.

Notoatmodjo, S. (2003). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta Nolan, M. (2004). Kehamilan dan Melahirkan. Jakarta: Arcan.

Nursalam. (2008). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika


(56)

53

Profil Kesehatan Provinsi Sumatera Utara. (2008). Profil Kesehatan Sumatera Utara. Sumut.

Rukiyah, A.Y., Yulianti, L., Maemunah, Susilawati, L. (2009). Asuhan Kebidanan II (Persalinan). Jakarta: Trans Info Media.

Sari, N. K. (2009).Dukungan Suami Terhadap Lama Persalinan Kala I Dan Kala II Pada Primigravida Di RSUD Kota Surakarta. Surakarta.

Saifuddin, A. B. (2006). Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Suharsono. (2003).Membelajarkan Anak Dengan Cinta. Jakarta : Inisiasi Pers.

Sri, Y., Eka, S. (2007).Pengaruh Peran Serta Suami Terhadap Tingkat Kecemasan Ibu Hamil Dalam Menghadapi Proses Persalinan Di Desa Jepat lor Kecamatan Tayu Kabupaten Pati. Pati.

Williams, L., Wilkinks. (2004). Canadian Essentials Of Nursing Research. Philadelphia : A Wolters Kluwer Company

Yanti. (2010). Buku Ajar Asuhan Kebidanan Persalinan, Yogyakarta, Pustaka Rihama. Yulifah, Rita., Yuswanto, Tri. (2009). Asuhan Kebidanan Komunitas. Jakarta : Salemba


(57)

LEMBAR PERSETUJUAN (INFORMED CONSENT)

Judul : Peran Serta Suami Selama Proses Persalinan Istrinya di Klinik Nirmala Medan

Nama Peneliti : Wiwi Sartika

Nim : 105102082

Saya adalah mahasiswa Program D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara yang melakukan penelitian. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran serta suami selama proses persalinan istrinya. Penelitian ini merupakan salah satu kegiatan dalam menyelesaikan tugas akhir di Program D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

Saya mengharapkan partisipasi Bapak (suami) dalam memberikan jawaban atas wawancara sesuai fakta Bapak tanpa dipengaruhi oleh orang lain. Saya akan menjamin kerahasiaan identitas dan jawaban Bapak, informasi yang bapak berikan hanya akan digunakan untuk proses penelitian.

Partisipasi Bapak dalam penelitian ini bersifat sukarela, Bapak bebas menerima menjadi responden penelitian atau menolak tanpa ada sanksi apapun. Jika Bapak bersedia menjadi responden, silahkan menandatangani surat persetujuan ini pada tempat yang telah disediakan di bawah ini sebagai bukti Bapak bersedia menjadi responden pada penelitian ini. Terima kasih atas perhatian Bapak untuk penelitian ini.

Tanggal : Tanda Tangan :

Peneliti Medan, ... 2011

Responden


(58)

55

KUESIONER PENELITIAN

PERAN SERTA SUAMI SELAMA PROSES PERSALINAN ISTRINYA DI KLINIK NIRMALA TAHUN 2011

PetunjukPengisian :

Jawaban akan di isi oleh peneliti berdasarkan hasil wawancara dengan suami dan hasil observasi pada saat persalinan istri.

A. Tanggal Penelitian : B. Nama Suami (dengan inisial) :

C. Data Demografi :

Umur Suami :

( ) 20 – 25 ( ) 26 – 30 ( ) 31 – 35 ( ) 36 – 40 Pendidikan : 1. ( ) SD

2. ( ) SMP 3. ( ) SMA

4. ( ) Perguruan Tinggi

Pekerjaan : 1. ( ) Petani

2. ( ) Pegawai swasta 3. ( ) PNS


(59)

LEMBAR OBSERVASI A. Peran suami (dukungan fisik)

No Peran Suami Dilakukan Tidak dilakukan

1 Memberikan minum atau makan kepada istri selama proses bersalin

2 Memegang tangan istri

3 Mengelus perut ibu dengan lembut

4 Selalu berada disamping istri selama proses persalinan

5 Membantu merubah atau

mengatur posisi yang nyaman saat istri merasa sakit

6 Memijat atau menggosok

pinggang ibu

7 Bernafas seirama dengan istri agar ibu merasa lebih rileks saat kontraksi

8 Mengukur kontraksi (lama dan sifat)

9 Mengusap keringat istri

10 Membimbing istri jalan


(60)

57

B. Peran Suami (dukungan moril)

11 Memberikan semangat kepada istri selama proses persalinan

12 Menenangkan istri saat rasa sakit kontraksi ada

13 Membimbing istri untuk

mengucapkan do’a selama proses persalinan

14 Melaporkan gejala-gejala sakit yang dirasakan istri kepada Bidan 15 Menahan emosi ketika istri teriak

atau marah karna kesakitan

16 Membantu menopang istri pada saat kontraksi

17 Bertanya kepada istri tentang masalah apa yang dirasakannya

18 Memberi dorongan semangat mengedan saat kontraksi

19 Memanggil istri dengan sapaan yang lembut

20 Menentramkan dan membesarkan hati istri dengan memuji usaha yang dilakukannya dalam proses bersalin


(61)

(62)

(63)

(64)

(65)

(66)

(67)

(68)

65

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Wiwi Sartika

Tempat/ Tanggal Lahir : Rumbai, 25 Mei 1986

Agama : Islam

Nama Ayah : Ismed

Nama Ibu : Sarmiati

Anak Ke : Satu

Alamat : Jln. Darussalam No.389, Duri – Riau

Pendidikan Formal

1991 – 1992 : TK Mutiara, Duri - Riau

1992 – 1998 : SD Negri 004 Sebanga, Duri - Riau 1998 – 2001 : SMP Negri 1 Mandau, Duri - Riau 2001 – 2004 : SMA Negri 2 Mandau, Duri - Riau

2004 – 2007 : Program Studi D – III Kebidanan Rab University Pekanbaru - Riau

2010 – 2011 : Program Study D – IV Bidan Pendidik Universitas Sumatera Utara, Medan


(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

65

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Wiwi Sartika

Tempat/ Tanggal Lahir : Rumbai, 25 Mei 1986

Agama : Islam

Nama Ayah : Ismed

Nama Ibu : Sarmiati

Anak Ke : Satu

Alamat : Jln. Darussalam No.389, Duri – Riau

Pendidikan Formal

1991 – 1992 : TK Mutiara, Duri - Riau

1992 – 1998 : SD Negri 004 Sebanga, Duri - Riau 1998 – 2001 : SMP Negri 1 Mandau, Duri - Riau 2001 – 2004 : SMA Negri 2 Mandau, Duri - Riau

2004 – 2007 : Program Studi D – III Kebidanan Rab University Pekanbaru - Riau

2010 – 2011 : Program Study D – IV Bidan Pendidik Universitas Sumatera Utara, Medan