Tindakan Yang Dilakukan Suami Dalam Menghadapi Nyeri Persalinan Kala I Di Klinik Hj. Nurhamlah Medan

(1)

TINDAKAN YANG DILAKUKAN SUAMI DALAM

MENGHADAPI NYERI PERSALINAN KALA I

DI KLINIK Hj. NURHAMLAH MEDAN

O l e h :

ELVI SEPRIANI

105102097

PROGRAM D-IV BIDAN PENDIDIK

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


(2)

(3)

(4)

PROGRAM D-IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Karya Tulis Ilmiah, Juni 2011 ELVI SEPRIANI

Tindakan Yang Dilakukan Suami dalam Menghadapi Nyeri Persalinan Kala I Di Klinik Hj. Nurhalma Hasibuan Madan tahun 2011

ix + 52 hal + 9 tabel + 1 skema + 5 lampiran

ABSTRAK

Kehadiran suami disamping istri, membuat istri merasa lebih tenang, lebih siap dalam menghadapi proses persalinan dan dapat membantu istri untuk menghadapi nyeri selama proses persalinan. Untuk menghadapi nyeri persalinan, tindakan yang dapat dilakukan oleh suami adalah berupa tindakan nonfarmakologik misalnya stimulasi kulit atau massage atau pijatan, relaksasi dan imajinasi. Teknik stimulasi kulit atau massage, relaksasi dan imajinasi menjadi suatu alternative dalam pemberian terapi untuk mengurangi nyeri karena mudah dilakukan (tidak memerlukan keahlian khusus) sehingga dapat dilakukan suami. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tindakan yang dilakukan suami dalam menghadapi nyeri persalinan kala satu berdasarkan tindakan nonfarmakologik massage, relaksasi, dan imajinasi. Desain dalam penelitian ini adalah deskriftif yang bertujuan untuk menggambarkan Tindakan yang dilakukan suami dalam menghadapi nyeri persalinan kala satu di klinik Hj. Nurhalmah medan tahun 2011. Populasi dalam penelitian ini adalah suami yang istrinya menjalaniproses persalinan di klinik Hj. Nurhalmah Medan sebanyak 45 orang pada bulan februari sampai april. Teknik pengambilan sampel menggunakan consecutiv sampling dengan jumlah sampel sebanyak 45 responden. Teknik pengumpulan data menggunakan lembar observasi dan dianalisa menggunakan analisa univariat dengan menghitung distribusi frekuensi. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa dari 45 orang responden untuk tindakan massage dan relaksasi yang dilakukan suami adalah kategori baik yaitu 21 orang (46,7%), sedangkan 24 orang (53,3%) responden memiliki tindakan kategori yang tidak baik. Dan untuk tindakan imajinasi yang dilakukan suami responden yang memilki kategori baik yaitu 11 orang (24,4%). sedangkan 34 orang (75,6%) responden memiliki tindakan kategori yang tidak baik. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan dalam peningkatan ilmu pengetahuan dalam bidang kesehatan khususnya Suami bahwa kehadiran suami dalam melakukan tindakan pada istri yang mengalami proses persalinan mempunyai peranan yang sangat penting untuk membantu istri dalam menghadapi nyeri persalinan yang dirasakan.

Kata kunci : Tindakan, suami, menghadapi nyeri persalinan Daftar Pustaka : 25 (2002-2009)


(5)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat dan Karunia-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan penulisan Karya Tulisan Ilmiah dengan judul "Tindakan Yang Dilakukan Suami dalam Menghadapi Nyeri Persalinan Kala Satu di Klinik Hj. Nurhalmah Hasibuan Medan Tahun 2011".

Peneliti menyadari bahwa karya tulis ilmiah ini masih jauh dari sempurna baik dari isi maupun susunan bahasa. Oleh karena itu, peneliti mengharapkan adanya masukan dan saran untuk perbaikan di masa yang akan datang.

Pada kesempatan ini peneliti ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dan membimbing peneliti dalam menyelesaikan karya tulis ilmiah ini yaitu :

1. dr. Dedi Ardinata, M.Kes, selaku Dekan Fakultas Keperawatan USU

2. Nur Asnah Sihotang, S.Kep, M.Kep selaku ketua program studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan USU.

3. dr. Rina Amelia, MARS selaku Dosen pembimbing dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini selesai.

4. Seluruh dosen, staf dan pegawai administrasi program D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan USU.

5. Kedua Orang tua tercinta dan adik – adik tersayang yang telah memberikan kasih sayang, doa, serta dukungan berupa moril dan materil serta semangat kepada peneliti dalam menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.


(6)

6. Terima kasih juga saya ucapkan kepada kakak saya tercinta Fitri Rahmadani, SST yang telah banyak membantu saya dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini

Akhir kata peneliti ucapkan terima kasih atas semua bantuan yang diberikan, semoga mendapat anugerah dari Tuhan Yang Maha Esa. Amin Ya Robbal A’alamin.

Medan, Juni 2011 Peneliti


(7)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR SKEMA ... vii

DAFTAR LAMPIRAN ... viii

BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Perumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Masalah ... 4

1. Tujuan Umum ... 4

2. Tujuan Khusus ... 4

D. Manfaat Penelitian ... 5

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA A. Tindakan ... 6

1. Defenisi Tindakan ... 6

2. Tindakan Suami ... 7

B. Pentingnya Peran Serta Suami Dalam Memberikan Asuhan Sayang Ibu Saat Istri Melahirkan ... 8

C. Tindakan Yang Dilakukan Suami dalam Menghadapi Nyeri Persalinan Kala Satu ... 9


(8)

1. Massage ... 10

2. Relaksasi ... 13

D. Pengertian Persalinan ... 17

1. Persiapan Persalinan ... 18

2. Proses Persalinan ... 18

3. Tanda-tanda Bahaya Persalinan ... 19

4. Kala Persalinan ... 19

E. Nyeri Persalinan ... 20

1. Klasifikasi Nyeri ... 23

2. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Nyeri ... 24

3. Penatalaksanaan Nyeri ... 26

BAB III : KERANGKA PENELITIAN A. Kerangka Konsep Penelitian ... 27

B. Defenisi Operasional ... 28

BAB IV : METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian ... 31

B. Populasi dan Sampel ... 31

1. Populasi ... 31

2. Sampel ... 31

C. Tempat Penelitian ... 33

D. Waktu Penelitian ... 33

E. Pertimbangan Etik ... 33


(9)

G. Uji Validitas dan Reliabilitas ... 34

H. Prosedur Pengumpulan Data ... 35

I. Pengolahan Data ... 35

J. Rencana Analisa Data ... 36

BAB V : HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 36

B. Pembahasan ... 43

BAB VI : KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 50

B. Saran ... 51

DAFTAR PUSTAKA


(10)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1. Defenisi Operasional ... 29 Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Demografi Responden

Berdasarkan Tindakan Yang Dilakukan Suami Dalam Menghadapi Nyeri Persalinan Kala I di Klinik Hj. Nurhalmah Medan

Tahun 2011 ... 36 Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Tindakan Responden Tentang Tindakan

Massage Yang Dilakukan Suami Dalam Menghadapi Nyeri Persalinan Kala Satu di Klinik Hj. Nurhalmah Medan Tahun 2011 ... 38 Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi dan Presentase Kategori Tindakan Massage

(Stimulasi Kulit) yang Dilakukan Suami Dalam

Menghadapi Nyeri Persalinan Kala Satu di Klinik Hj.Nurhalmah

Medan tahun 2011 ... 39 Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Tindakan Responden Tentang Tindakan

Relaksasi Yang Dilakukan Suami Dalam Menghadapi Nyeri

Persalinan Kala Satu di klinik Hj. Nurhalmah Medan tahun 2011 ... 40 Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi Dan Persentase Kategori Tindakan Relaksasi

Yang Dilakukan Suami Dalam Menghadapi Nyeri Persalinan Kala Satu Di Klinik Hj.Nurhalmah Medan Tahun 2011 ... 41 Tabel 5.6 Distribusi Frekuensi Tindakan Responden Tentang Tindakan

Imajinasi Yang Dilakukan Suami Dalam Menghadapi Nyeri

Persalinan Kala Satu Di Klinik Hj. Nurhalmah Medan Tahun 2011 .... 42 Tabel 5.7 Distribusi Frekuensi Dan Persentase Kategori Tindakan Imajinasi

Yang Dilakukan Suami Dalam Menghadapi Nyeri Persalinan Kala Satu di klinik Hj.Nurhalmah Medan tahun 2011 ... 43


(11)

DAFTAR SKEMA

Skema 3.1. Kerangka Konsep Penelitian ... 28


(12)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Lembar Persetujuan Menjadi Responden Lampiran 2 : Lembar Observasi

Lampiran 3 : Surat Balasan Penelitian dari Klinik Hj. Nurhalmah Medan Lampiran 4 : Lembar Pernyataan Content Validity


(13)

PROGRAM D-IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Karya Tulis Ilmiah, Juni 2011 ELVI SEPRIANI

Tindakan Yang Dilakukan Suami dalam Menghadapi Nyeri Persalinan Kala I Di Klinik Hj. Nurhalma Hasibuan Madan tahun 2011

ix + 52 hal + 9 tabel + 1 skema + 5 lampiran

ABSTRAK

Kehadiran suami disamping istri, membuat istri merasa lebih tenang, lebih siap dalam menghadapi proses persalinan dan dapat membantu istri untuk menghadapi nyeri selama proses persalinan. Untuk menghadapi nyeri persalinan, tindakan yang dapat dilakukan oleh suami adalah berupa tindakan nonfarmakologik misalnya stimulasi kulit atau massage atau pijatan, relaksasi dan imajinasi. Teknik stimulasi kulit atau massage, relaksasi dan imajinasi menjadi suatu alternative dalam pemberian terapi untuk mengurangi nyeri karena mudah dilakukan (tidak memerlukan keahlian khusus) sehingga dapat dilakukan suami. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tindakan yang dilakukan suami dalam menghadapi nyeri persalinan kala satu berdasarkan tindakan nonfarmakologik massage, relaksasi, dan imajinasi. Desain dalam penelitian ini adalah deskriftif yang bertujuan untuk menggambarkan Tindakan yang dilakukan suami dalam menghadapi nyeri persalinan kala satu di klinik Hj. Nurhalmah medan tahun 2011. Populasi dalam penelitian ini adalah suami yang istrinya menjalaniproses persalinan di klinik Hj. Nurhalmah Medan sebanyak 45 orang pada bulan februari sampai april. Teknik pengambilan sampel menggunakan consecutiv sampling dengan jumlah sampel sebanyak 45 responden. Teknik pengumpulan data menggunakan lembar observasi dan dianalisa menggunakan analisa univariat dengan menghitung distribusi frekuensi. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa dari 45 orang responden untuk tindakan massage dan relaksasi yang dilakukan suami adalah kategori baik yaitu 21 orang (46,7%), sedangkan 24 orang (53,3%) responden memiliki tindakan kategori yang tidak baik. Dan untuk tindakan imajinasi yang dilakukan suami responden yang memilki kategori baik yaitu 11 orang (24,4%). sedangkan 34 orang (75,6%) responden memiliki tindakan kategori yang tidak baik. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan dalam peningkatan ilmu pengetahuan dalam bidang kesehatan khususnya Suami bahwa kehadiran suami dalam melakukan tindakan pada istri yang mengalami proses persalinan mempunyai peranan yang sangat penting untuk membantu istri dalam menghadapi nyeri persalinan yang dirasakan.

Kata kunci : Tindakan, suami, menghadapi nyeri persalinan Daftar Pustaka : 25 (2002-2009)


(14)

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia merupakan angka tertinggi dibandingkan Negara-negara ASEAN lainnya. Untuk AKI di Indonesia pada tahun 2000 sebesar 307 per 100.000 kelahiran hidup. Sedangkan untuk beberapa Negara ASEAN seperti Malaysia AKI sebesar 41 per 100.000 kelahiran hidup, Singapura 6 per 100.000 kelahiran hidup, Thailand 44 per 100.000 kelahiran hidup, Fhilipina 170 per 100.000 kelahiran hidup, dan Vietnam 160 per 100.000.

Menurut Survei Demografi Kesehatan di Indonesia (SDKI), Angka Kematian Ibu (AKI) pada tahun 2008 sebesar 235 per 100.000 kelahiran hidup, dan pada tahun 2009 diharapkan Angka Kematian Ibu (AKI) sebesar 226 per 100.000 kelahiran hidup. Hal ini membuat Pemerintah tetap mengupayakan agar penurunan AKI di Indonesia dapat terlaksana sesuai dengan target yang telah ditetapkan oleh Mentri Kesehatan RI (Depkes RI, 2009).

Penurunan AKI serta peningkatan derajat kesehatan ibu menjadi prioritas utama dalam pembangunan bidang kesehatan di Indonesia. Adapun salah satu upaya yang dapat dilakukan dapat terwujud dalam bentuk safe motherhood atau disebut juga penyelamat ibu dan bayi (Sarwono, 2002).


(15)

Dalam rangka menurunkan AKI di Indonesia, pada tahun 2000 pemerintah mencanangkan Making Pregnansi Safer (MPS) yang merupakan strategi sektor kesehatan secara terfokus pada pendekatan dan perencanaan yang sistematis dan terpadu. Salah satu strategi MPS adalah mendorong pemberdayaan perempuan dan keluarga. Hasil yang di harapkan dari strategi tersebut adalah menetapkan keterlibatan suami dalam mempromosikan kesehatan ibu dan meningkatkan peran aktif keluarga dalam kehamilan maupun persalinan (Depkes RI, 2001).

Penyebab utama kematian ibu di Indonesia adalah perdarahan, eklamsia, infeksi, namun kematian ibu juga dapat disebabkan oleh hal lain yaitu kurangnya perhatian dari keluarga dan khususnya peran serta suami dalam proses kehamilan dan persalinan. Padahal peran suami sangat penting untuk membantu menenangkan kondisi fisik maupun psikis seorang istri (Musbikin, 2005)

Namun saat ini partisipasi suami masih sangat rendah, masih banyak suami belum tahu bahwa penting nya peran suami dalam persalinan. Terdapat 68 persen persalinan di Indonesia tidak didamping oleh suami selama proses persalinanan (Cholil, 2002).

Penelitian yang dilakukan 200 ibu melahirkan di Rumah Sakit yang berada di 5 kota besar di Indonesia (Bandung, Jakarta, Medan, Surabaya) diperoleh hasil sekitar 86,2 persen menyatakan perasaan senang dan bahagia karena selama proses persalinan didampingi oleh suami. Diketahui bahwa kehadiran suami di ruang bersalin untuk memberi dukungan pada istri dan membantu proses persalinan ternyata banyak mendatangkan kebaikan bagi proses persalinan sendiri. Kehadiran suami di samping istri, membuat istri merasa lebih tenang dan lebih siap dalam menghadapi proses persalinan (Musbikin, 2006).


(16)

Sebagaimana kita ketahui bahwa suami sangat mempunyai peranan penting dalam kelancaran proses persalinan. Kehadiran suami disamping istri, membuat istri merasa lebih tenang, lebih siap dalam menghadapi proses persalinan dan dapat membantu istri untuk mengurangi nyeri selama proses persalinan (Musbikin, 2007).

Untuk menghadapi nyeri persalinan, tindakan yang dapat dilakukan oleh suami adalah berupa tindakan nonfarmakologik misalnya stimulasi kulit atau massage atau pijatan. Teknik stimulasi kulit atau massage menjadi suatu alternative dalam pemberian terapi untuk mengurangi nyeri karena mudah dilakukan (tidak memerlukan keahlian khusus) sehingga dapat dilakukan suami atau keluarga, di samping itu teknik ini tidak memerlukan biaya yang mahal dan tidak memerlukan peran aktif dari ibu sehingga dapat dilakukan walaupun respon ibu terhadap nyeri berlebihan. Massage dapat dilakukan seperti pijatan yang lembut dan ringan tanpa tekanan yang kuat, meremas (menekan dan mengendurkan) atau menggosok. Dapat dilakukan pada bagian tubuh seperti leher, punggung, bahu, paha, kaki, dan tangan,teknik lain yang juga dapat dilakukan suami dalam membantu ibu selama proses persalinan adalah seperti ralaksasi dan imajinasi (Musbikin, 2007).

Pendekatan baru untuk meningkatkan peran serta suami dengan melakukan tindakan dalam menghadapi nyeri persalinan kala satu adalah membekali suami dengan informasi yang benar dan mengikut sertakan mereka dalam setiap upaya atau kegiatan yang dilakukan selama proses persalinan berjalan. Kenyataannya pria atau suami merupakan pasangan yang potensial untuk pencapaian yang potensial (Lucianawaty, 2009).


(17)

Berdasakan uraian latar belakang di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang “tindakan yang dilakukan suami dalam menghadapi nyeri persalinan kala satu”

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana tindakan yang dilakukan suami dalam menghadapi nyeri persalinan kala satu.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui tindakan yang dilakukan suami dalam menghadapi nyeri persalinan kala satu

2. Tujuan Khusus

Untuk mengetahui tindakan yang dilakukan suami dalam menghadapi nyeri persalinan kala satu berdasarkan tindakan non farmakologik (tindakan stimulasi kulit atau massage, tindakan relaksasi, dan imajinasi).

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Pemerintah

Sebagai bahan masukan dan sumber informasi tentang pentingnya peran serta suami terhadap kelancaran proses persalinan yang berhubungan dengan penurunan angka kematian ibu di Indonesia.


(18)

2. Bagi Masyarakat

Sebagai bahan masukan dan sumber informasi pada ibu – ibu tentang pentingnya tindakan yang dilakukan suami dalam mendampingi persalinan. Karena dengan adanya suami dapat memberikan rasa nyaman dan mengurangi nyeri persalinan sehingga dapat membantu kelancaran proses persalinan.

3. Bagi Tenaga Kesehatan

Sebagai bahan masukan dan sumber informasi tentang pentingnya peran serta suami terhadap kelancaran proses persalinan. Hal ini dimaksudkan agar tenaga kesehatan memberi kesempatan kepada suami untuk mendampingi istri pada saat bersalin.

4. Bagi Peneliti Lanjut

Sebagai bahan masukan dan sumber informasi bagi peneliti selanjutnya yang melakukan penelitian tentang hal ini atau dalam ruang lingkup yang sama.


(19)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tindakan

1. Defenisi Tindakan

Tindakan atau praktik (practice) adalah suatu sikap belum otomatis terwujud dalam suatu tindakan (overt behavior). Untuk mewujudkan sikap menjadi suatu perbuatan nyata diperlukan faktor pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan, antara lain adalah fasilitas (Notoatmodjo, 2007). Praktik ini mempunyai beberapa tingkatan :

a. Persepsi (perception)

Mengenal dan memilih berbagai objek sehubungan dengan tindakan yang akan diambil adalah merupakan praktik tingkat pertama.

b. Respon terpimpin (guided response)

Dapat melakukan sesuatu sesuai dengan urutan yang benar dan sesuai dengan contoh adalah merupakan indikator praktik yang kuat.

c. Mekanisme (mecanism)

Apabila seseorang telah melakukan sesuatu dengan benar secara otomatis, atau sesuatu itu sudah merupakan kebiasaan, maka ia sudah mencapai praktik tingkat tiga d. Adopsi (adoption)

Adaptasi adalah suatu praktik atau tindakan yang sudah berkembang dengan baik. Artinya tindakan itu sudah dimodifikasikannya tanpa mengurangi kebenaran tindakan tersebut.


(20)

2. Tindakan Suami

a. Pengertian

Tindakan adalah perangkat tingkah laku yang diharapkan dimiliki oleh orang yang berkedudukan dimasyarakat (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2002, hlm 215). Tindakan suami adalah suatu bentuk kepedulian dan tanggung jawab suami pada istri dalam menjalani persalinan (Suharsono, 2003).

Suami juga berperan sebagai pencari nafkah, pendidik, pelindung dan memberi rasa aman, sebagai kepala keluarga sebagai anggota dari kelompok sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya(Effendi, 1999).

Seperti yang kita ketahui bahwa suami merupakan calon terkuat dalam hal mendampingi istri saat menjalani proses persalinan. Besar artinya kehadiran seorang pendamping persalinan karena dapat berbuat banyak untuk membantu ibu saat persalinan (musbikin, 2007).

b. Proses terbentuknya tindakan suami

Proses terbentuknya tindakan suami (ayah) berkembang sejalan dengan peran ibu. Secara umum ayah menyukai anak-anak,dan kadang - kadang istri senang berperan sebagai ayah dan senang mengasuh anak, percaya diri, dan mampu menjadi ayah, dan membagi pengalamannya tentang persalinannya dengan pasangannya (Meliasari, 2008).

Sebagai calon ayah yang berbahagia, jangan merasa cemas, khawatir, maupun takut secara berlebihan. Siapkan segala sesuatunya dengan baik, termasuk mental anda, maka proses persalinan itu akan berjalan lancar. Peran serta suami di ruang bersalin ternyata membuat istri mereka merasa lebih tenang


(21)

dan lebih siap dalam menghadapi proses persalinan. Bahkan, banyak diantaranya yang tidak memerlukan obat penghilang rasa sakit ketika melahirkan, karena ada suami yang mendampinginya (Musbikin 2007).

B. Pentingnya tindakan yang dilakukan suami dalam memberikan asuhan sayang

ibu dalam menghadapi nyeri saat istri melahirkan.

Proses mekanisme yang menyebabkan kelahiran bayi perlu dipahami calon ibu, sehingga ibu mempunyai pengetahuan tentang yang akan terjadi dan apa yang diharapkan dari dirinya serta apa yang perlu dia lakukan ( Liewellyn, 2005).

Peran keluarga khususnya suami sangat dibutuhkan pada saat bersalin. Istri dapat meminta keluarga khususnya suami menunggu di kamar bersalin untuk ketenangan serta agar suaminya dapat merasakan bagaimana penderita saat bersalin. Hal ini sangat menguntungkan karena suami dapat memberikan dorongan moril dan menambah semangat ibu saat bersalin (manuaba, 1998).

Tindakan yang dilakuka suami saat istri bersalin penting dan dapat membantu ketenangan jiwa istri. Kasih sayang dan belaian suami masih tetap penting sehingga tampak keharmonisan rumah tangga menjelang hadirnya buah cinta yang diharapkan (Manuaba, 1999).

Kehadiran seorang suami diruang bersalin ternyata membuat istri mereka merasa lebih tenang dan lebih siap dalam menghadapi proses persalinan. Bahkan banyak diantaranya yang tidak memerlukan obat penghilang rasa sakit ketika melahirkan karena ada suami yang mendampinginya saat proses persalinan berlangsung. Kemudian seoang calon ayah yang ingin mendampingi istrinya diruang


(22)

bersalin, sebaiknya mempersiapkan diri baik secara mental maupun fisik. Hal ini dilakukan agar proses persalinan berjalan lancar (Musbikin, 2007)

Beberapa tindakan yang dapat dilakukan para calon ayah ketika berada ruang bersalin adalah:

1. Bantulah istri anda untuk menghitung waktu kontraksi. 2. Tenangkanlah istri anda yan merasa galau, takut, dan cemas.

3. Lontarkanlah cerita cerita lucu yang membuatnya terhibur atau ajaklah ia bercanda.

4. Bantulah istri melatih pernafasan.

5. Berikan dukungan dan dorongan dalam bentuk kata – kata yang menyenangkan perasaanya

6. Janganlah tersinggung apabila istri anda menyalahkan anda terhadap semua rasa sakit yang sedang dirasakan istri anda karena apa yang dikatakannya itu tidak bermakna sebenarnya dan hanya merupakan luapan emosi dari kesakitan yang dirasakannya.

7. Usaplah bagian belakang bagian tubuh istri anda dengan lemah lembut untuk mengurangi perasaan tidak nyaman atau rasa sakit yang dialaminya.

C. Tindakan yang dilakukan suami dalam menghadapi nyeri persalinan kala satu

Beberapa tindakan yang dapat dilakukan suami untuk membantu istri saat proses persalinan adalah dengan melakukan stimulasi kulit (massage), relaksasi pernafasan, dan imajinasi.


(23)

1. Massage

a. Pengertian massage

Stimulasi kulit (massase) adalah melakukan tekanan tangan pada jaringan lunak, biasanya otot, tendon atau ligamentum, tanpa menyebabkan gerakan atau perubahan posisi sendi untuk meredakan nyeri, menghasilkan rasa nyaman, dan/atau memperbaiki sirkulasi. Malkin (1994) merincikan enam gerakan dasar yang dilakukan yaitu : effleurage (gerakan tangan mengurut), petrissage (gerakan tangan mencubit), tapotement (gerakan tangan melakukan perkusi), hacking (gerakan tangan mencincang), kneading (gerakan tangan meremas), dan cupping (tangan membentuk seperti mangkuk) (Mander, 2003, hal. 164).

Masase dan sentuhan membantu ibu lebih rileks dan nyaman selama persalinan. Sebuah penelitian menyebutkan ibu yang dipijat selama 20 menit setiap jam selama tahapan persalinan akan lebih bebas dari rasa sakit, karena masase (pijat) meransang tubuh melepaskan senyawa endhorpin yang merupakan pereda sakit alami dan menciptakan perasaan nyaman. Bagian tubuh ibu yang dapat dimasase adalah kepala, bahu, perut, kaki, tangan dan punggung. Saat memijat, pemijat harus memperhatikan respon ibu apakah tekanan yang diberikan sudah tepat (Danuatmadja dan Meiliasari, 2004, hal. 67).

Usapan yang dilakukan oleh seorang suami terhadap istrinya atau stimulasi kulit (massage) menjadi satu alternatif dalam pemberian terapi untuk mengurangi nyeri karena mudah dilakukan (tidak memerlukan keahlian khusus) sehingga dapat dilakukan suami atau keluarga, tidak


(24)

memerlukan biaya yang mahal dan tidak memerlukan peran aktif dari ibu sehingga dapat dilakukan walaupun respon ibu terhadap nyeri berlebihan.

Stimulasi kulit dalam hal ini massage, bisa dilakukan selama persalinan dan efektif mengurangi nyeri. Kemudian respon prilalaku yang baru terhadap nyeri dan stress dapat membantu ibu mengontrol rasa nyeri yang berlebih dan menurunkan emosi yang negatif atau segala sesuatu yang berhubungan denagan rasa nyeri(Reeder dan Martin , 1997).

b. Metode Massage

Masase merupakan salah satu metode nonfarmakologi yang dilakukan untuk mengurangi nyeri persalinan. Dasar teori masase adalah teori gate control yang dikemukakan oleh Melzak dan Wall, dalam Depkes RI (1997) yang menjelaskan bahwa ada dua macam serabut saraf yaitu serabut saraf berdiameter kecil dan serabut saraf berdiameter besar yang mempunyai fungsi yang berbeda.

Impuls rasa sakit yang dibawa oleh saraf berdiameter kecil menyebabkan gate control di spinal cord membuka dan impuls diteruskan ke korteks serebral sehingga akan menimbulkan rasa sakit. Tetapi impuls rasa sakit ini dapat diblok yaitu dengan memberikan ransangan pada saraf berdiameter besar yang menyebabkan gate control akan tertutup dan ransangan sakit tidak dapat diteruskan ke korteks serebral.

Pada prinsipnya rangsangan berupa usapan pada saraf berdiameter besar yang banyak pada kulit harus dilakukan awal rasa sakit atau sebelum impuls rasa sakit yang dibawa oleh saraf berdiameter kecil mencapai korteks serebral.


(25)

Beberapa macam masase yang dapat dilakukan untuk meransang saraf berdiameter besar yaitu :

1) Effluerage, yaitu pasien dalam posisi atau setengah duduk, lalu letakkan

kedua telapak tangan pada perut dan secara bersamaan digerakkan melingkar dari arah pusat ke simpisis atau dapat juga menggunakan satu telapak tangan dengan gerakkan melingkar atau satu arah. Cara ini dapat dilakukan sendiri oleh pasien.

2) Deep Back Massage, yaitu pasien berbaring miring, kemudian bidan atau

keluarga pasien menekan daerah sakrum secara mantap dengan telapak tangan, lepaskan dan tekan lagi, begitu seterusnya.

3) Firm Counter Pressure, yaitu pasien dalam posisi duduk kemudian bidan

atau keluarga pasien menekan sakrum secara bergantian dengan tangan yang dikepalkan secara mantap dan beraturan.

4) Abdominal Lifting, yaitu dengan cara membaringkan pasien pada posisi

terlentang dengan posisi kepala agak tinggi. Letakkan kedua telapak tangan pada pinggang belakang pasien, kemudian secara bersamaan lakukan usapan yang berlawanan ke arah puncak perut tanpa menekan ke arah dalam, kemudian ulang lagi. Begitu seterusnya (Gadysa, 2009, hal. 6).

Masase merupakan tindakan melakukan tekanan tangan pada jaringan lunak, biasanya otot, tendon atau ligamentum, tanpa menyebabkan gerakan atau perubahan posisi sendi untuk meredakan nyeri, menghasilkan rasa relaks, nyaman dan/atau memperbaiki sirkulasi.


(26)

Manfaatnya adalah sebagai berikut : mengurangi ketegangan bahu, leher dan nyeri punggung, memperbaiki sirkulasi darah pada otot sehingga mengurangi nyeri, kram dan inflamasi, memperlambat frekuensi nadi dan menurunkan tekanan darah, menimbulkan relaksasi pikiran (Price, 1997, hal. 120).

2. Relaksasi

a. Pengertian Relaksasi

Relaksasi adalah satu bentuk aktivitas yang dapat membantu mengatasi nyeri dan stres. Teknik relaksasi ini melibatkan pergerakan badan secara mudah dan dapat dilakukan dimana saja. Menurut beberapa penelitian, orang yang rajin mempratekkan relaksasi secara cenderung lebih tenang, lebih mampu mengendalikan emosi dan lebih sehat. Salah satu cara yang umum digunakan adalah kontrol pernafasan (Indriarti, 2009).

Relaksasi merupakan membebaskan pikiran dan beban dari ketegangan yang dengan sengaja diupayakan dan dipraktekkan. Kemampuan untuk relaksasi secara disengaja dan sadar dapat dimamfaatkan sebagai pedoman mengurangi ketidaknyamanan atau nyeri. Relaksasi pernafasan biasanya dilakukan selama 15- 20 menit (Indriarti, 2009).

Tindakan relaksasi merupakan tindakan nonfarmakologik yang dapat dilakukan oleh suami dalam membantu kelancaran proses persalinan.karena jika tindakan ini dilakukan dapat membuat kenyamanan pada istri pada saat melahirkan baik fisik ataupun psikis sang istri (Musbikin, 2006).

Relaksai merupakan proses mengistirahatkan tubuh dan fikiran dari segala beban fisik dan kejiwaan sehingga ibu merasa lebih tenang. Sedangkan


(27)

ketika persalinan relaksasi membuat proses kontraksi berlangsung aman, alami, dan lancar. Hal ini disebabkan karena relaksasi mengurangi ketegangan dan kelelahan yang mengintensifkan nyeri yang dirasakan selama proses persalinan. Dan dengan adanya tindakan relaksasi ini memungkinkan adanya ketersediaan oksigen dalam jumlah maksimal untuk rahim, yang juga dapat mengurangi nyeri, karena otot kerja (yang membuat rahim berkontraksi) menjadi sakit jika kekurangan oksigen. Kemudian konsentrasi mental yang terjadi secara sadar saat merelakskan otot dapat membantu mengalihkan perhatian dari rasa sakit sewaktu kontraksi, karena hal itu akan mengurangi kesadaran akan rasa sakit yang dialami (whalley, 2008).

b. Jenis-jenis Relaksasi

Jenis-jenis relaksasi antara lain adalah Relaksasi pernafasan, Regangan, Senam, Progressive muscular relaxation, Bertafakur, Yoga. Dalam membantu ibu dalam proses persalinan relaksasi yang biasa dilakukan adalah relaksasi pernafasan.

Tindakan relaksasi pernafasan merupakan suatu bentuk asuhan keperawatan, yang dalam hal ini perawat mengajarkan kepada klien bagaimana cara melakukan nafas dalam, nafas lambat (menahan inspirasi secara maksimal) dan bagaimana menghembuskan nafas secara perlahan, selain dapat menurunkan intensitas nyeri, tindakan relaksasi nafas dalam juga dapat meningkatkan ventilasi paru dan meningkatkan oksigenasi darah.

Tindakan relaksasi pernafasan dapat menghilangkan nyeri, karena aktivitas-aktivitas di serat besar dirangsang oleh tindakan ini, sehingga


(28)

gerbang untuk aktifitas serat berdiameter kecil (nyeri) tertutup (Smeltzer & Bare, 2002).

Smeltzer & Bare (2002) menyatakan bahwa tujuan relaksasi pernafasan adalah untuk meningkatkan ventilasi alveoli, memelihara pertukaran gas, mencegah atelektasi paru, meningkatkan efesiensi batuk, mengurangi stress baik stress fisik maupun emosional yaitu menurunkan intensitas nyeri dan menurunkan kecemasan.

Ada banyak cara untuk mengatasi rasa nyeri dan stres. Keterampilan mengatasi nyeri dan langkah-langkah kenyamanan ini dapat dilakukan selama persalinan sehingga ibu mampu rileks dan menangani rasa nyeri (Whalley, Simkin, Keppleer. 2008)

Ada beberapa posisi relaksasi yang dapat dilakukan antara lain: 1) Posisi relaksasi dengan terlentang

Berbaring telentang, kedua tungkai kaki lurus dan terbuka sedikit, kedua tangan rileks di samping dibawah lutut dan kepala diberi bantal

2) Posisi relaksasi dengan berbaring miring

Berbaring miring, kedua lutut ditekuk, dibawah kepala diberi bantal dan dibawah perut sebaiknya diberi bantal juga, agar perut tidak menggantung 3) Posisi relaksasi dalam keadaan berbaring terlentang

Kedua lutut ditekuk, berbaring terlentang, kedua lutut ditekuk, kedua lengan disamping telinga

4) Posisi relaksasi dengan duduk

Duduk membungkuk, kedua lengan diatas sandaran kursi atau diatas tempat tidur, kedua kaki tidak boleh mengantung (Smeltzer & Bare, ).


(29)

Tahap pertama untuk belajar rileks adalah menyadari bagaimana rasanya tubuh dan pikiran ibu. Tubuh dan pikiran saling mempengaruhi satu sama lain. Keadaaan pikiran ibu mempunyai pengaruh yang besar terhadap seberapa rileks atau tegangnya tubuh ibu. Jika ibu cemas atau takut, tubuh akan merefleksikan perasaan ini dengan cara menegang, jika ibu merasa percaya diri dan positif, tubuh akan tetap rileks. Saat ibu mulai berlatih relaksasi, cobalah berbaring menyamping dengan tumpukan bantal, atau duduk membuat ibu merasa nyaman. Setelah belajar rileks dalam posisi ini, praktikkan relaksasi nafas dalam (Priharjo, 2003).

Adapun langkah-langkah teknik relaksasi pernafasan adalah sebagai berikut :

a) Ciptakan lingkungan yang tenang b) Usahakan tetap rileks dan tenang

c) Menarik nafas dalam dari hidung dan mengisi paru-paru dengan udara melalui hitungan 1,2,3,4

d) Perlahan-lahan udara dihembuskan melalui mulut sambil merasakan ekstrimitas atas dan bawah rileks

e) Ketika menghembuskan nafas, hitung sampai tiga atau empat lagi, usahakan agar tetap konsentrasi / mata sambil dipejam

f) Pada saat konsentrasi pusatkan pada daerah yang nyeri

g) Cobalah bernafas melalui hidung dan menghembuskan melalui mulut, embuskan nafas dari mulut dengan lembut. Banyak ibu merasa lebih enak mengeluarkan suara saat menghembuskan nafas, misalnya “fuuuuuuuuh”


(30)

h) Anjurkan untuk mengulangi prosedur hingga nyeri terasa berkurang.

i) Ulangi sampai 15 kali, dengan selingi istirahat singkat setiap 5 kali (Priharjo, 2003).

3. Imajinasi

Selain tindakan relaksasi tindakan lain yang dapat dilakukan suami saat proses persalinan adalah tindakan imajinasi. Tindakan ini dengan mengarahkan sang ibu membayangkan sesuatu yang dapat membuatnya nyaman. Ajak dia membayangkan sesuatu tempat yang memberikan dirinya tenang, seperti sawah yang terhampar luas dengan hijaunya dedaunan padi yang melambai-lambai ditiup angin sore. Atau ajak Sdia ke suasana laut yang mengajak kita untuk mendengarkan deburan ombak yang perlahan mengenai kaki kita yang tercelup dalam air laut di tepian pantai. Atau hal lainnya dimana pendamping lebih tahu bagaimana memberikan ketenangan pada ibu bersalin saat ia membutuhkan ketenangan itu.

D. Pengertian persalinan

Persalinan dan kelahiran merupakan kejadian fisiologis yang normal. Kelahiran seorang bayi juga merupakan peristiwa social yang ibu dan keluarga menantikannya selama Sembilan bulan.

Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu ), lahir spontan dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam, tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada janin (Saifuddin, 2006).


(31)

Persalinan adalah proses dimana bayi, plasenta, dan selaput ketuban keluar dari uterus ibu. Persalinan dianggap normal jika prosesnya terjadi pada usia kehamilan cukup bulan (setelah 37 minggu ) tanpa disertai adanya penyulit (Susilawati 2009).

1. Persiapan persalinan

Tujuan akhir dari proses persalinan adalah agar ibu dan bayinya selamat. Karena itu harus ada kerja sama yang baik dan penuh pengertian antara penolong persalinan dan si ibu.Persalinan sebaiknya berlangsung di rumah sakit, atau di rumah bersalin yang cukup lengkap peralatannya maupun dibantu oleh tenaga yang terlatih. Jadi bila nantinya ditemui kesulitan (komplikasi) sebelum dan sesudah persalinan maka pertolongan dapat segera dilakukan dan lebih memadai (Musbkin, 2007).

2. Proses Persalinan

Proses persalinan adalah proses dimana bayi, plasenta dan selaput ketuban keluar dari uterus ibu dan persalinan dianggap normal jika prosesnya terjadi pada kehamilan cukup bulan yaitu umur kehamilan 37 minggu, dengan letak belakang kepala.

Tanda – tanda persalinan :

a. Terjadinya his persalinan

His persalinan mempunyai sifat :

1) Pinggang terasa sakit yang menjalar kedepan.

2) Sifatnya teratur, interfal makin pendek, dan kekuatannya makin besar. 3) Mempunyai pengaruh terhadap perubahan serviks


(32)

b. Pengeluaran lendir dan darah

Dengan his persalinan terjadi perubahan pada serviks yang menimbulkan : 1) Pendataran dan pembukaan

2) Pembukaan yang menyebabkan lender yang terdapat pada kanalis servikalis lepas.

3) Pengeluaran cairan yang ditimbulkan karena ketuban pecah menjelang pembukaan lengkap. (Manuaba, 2001)

3. Tanda tanda bahaya persalinan

Tanda tanda bahaya ibu bersalin yang dapat mengancam jiwa ibu adalah : a. Syok pada saat persalinan.

b. Perdarahan pada saat persalinan. c. Nyeri kepala .

d. Gangguan penglihatan. e. Kejang atau koma . f. Tekanan darah tinggi. g. Persalinan yang lama. h. Demam dalam persalinan. i. Sukar bernafas.

4. Kala persalinan

Proses persalinan terdiri dari empat kala yaitu : kala satu pembukaan lengkap, kala dua pengeluaran janin, kala tiga pengeluaran placenta, kala empat pengawasan.


(33)

Kala 1 (pembukaan lengkap ) dimulai dari adanya kontraksi his hingga pembukaan lengkap. Kala 1 terdiri atas dua fase yaitu :

a. Fase laten : Pembukaan berlangsung lambat dari 0-4 cm, berlangsung 7-8 jam

b. Fase aktif : Berlangsung selama 6 jam, terdiri atas 3 sub fase : - Periode akselerasi berlangsung 2 jam, pembukaan 0-4

cm

- Periode dilatasi maksimal : berlangsung 2 jam, pembukaan dari 4-9 cm

- Periode deselerasi : berlangsung lambat, waktu 2 jam, pembukaan dari 9 cm- 10 cm

Fase fase yang diatas dijumpai pada primigravida. Bedanya dengan multigravida adalah :

Primigravida Multigravida

Serviks mendatar (effacement ) dulu, baru terjadi dilatasi

Mendatar dan membuka bisa bersamaan

Berlangsung 13 – 14 jam Berlangsung 6 – 7 Jam

E. Nyeri Persalinan

Nyeri merupakan kondisi berupa perasaan yang tidak menyenangkan. Sifatnya sangat subjektif karena perasaan nyeri berbeda pada setiap orang dalam hal skala atau tingkatannya, dan hanya orang tersebutlah yang dapat menjelaskan atau mengevaluasi rasa nyeri yang dialami. Berikut ini pengertian nyeri :


(34)

1. Wolf Weifsel Feurst (1974), mengatakan nyeri merupakan suatu perasaan menderita secara fisik dan mental atau perasaan yang bisa menimbulkan ketegangan.

2. Secara umum, nyeri diartikan sebagai suatu keadaan yang tidak menyenangkan akibat terjadinya rangsangan fisik maupun dari serabut dalam serabut saraf dalam tubuh ke otak dan diikuti oleh reaksi fisik, fisiologis, maupun emosional (Musrifatul., Hidayat. 2008).

Rasa nyeri pada persalinan terjadi karena aktivitas besar di dalam tubuh guna mengeluarkan bayi. Persalinan diartikan sebagai peregangan pelebaran mulut rahim. Kejadian itu terjadi ketika otot-otot rahim berkontraksi untuk mendorong bayi keluar. Otot-otot rahim menegang selama kontraksi. Bersamaan dengan setiap kontraksi, kandung kemih, rektum, tulang belakang, dan tulang pubic menerima tekanan kuat dari rahim. Berat dari kepala bayi ketika bergerak ke bawah saluran lahir juga menyebabkan tekanan. Rasa sakit kontraksi dimulai dari bagian bawah punggung, kemudian menyebar ke bagian bawah perut mugkin juga menyebar ke kaki. Rasa sakit dimulai seperti sedikit tertusuk, lalu mencapai puncak, kemudian menghilang seluruhnya (Danuatmadja., Meiliasari, 2004).

Pada persalinan sebelum atau sesudah terjadi kontraksi, sering kali muncul lendir bercampur darah yang keluar dari vagina sebagai tanda persalinan, hal ini disebabkan oleh karena terlepasnya sumbatan pelindung pada leher rahim, karena serviks mulai membuka dan mendatar sedangkan darah itu berasal dari pembuluh darah kapiler yang berada di sekitar kanalis servikalis yang peka akibat pergesaran yang terjadi sewaktu serviks membuka. Masa kala I pada ibu primigravida terjadi sekitar 13 jam sedangkan pada ibu multigravida sekitar 7 jam. Kala pertama selesai


(35)

apabila pembukaan serviks lengkap. Intensitas kontraksi uterus meningkat sampai kala pertama dan frekuensi menjadi 2 sampai 4 kontraksi dalam 5 sampai 10 menit, juga lamanya his meningkat mulai dari 20 detik pada awal partus ibu sampai mencapai 60 sampai 90 detik pada kala pertama (Wiknjosastro, 2002).

Pada awal persalinan, kontraksi mungkin terasa seperti nyeri punggung bawah yang biasa atau kram saat haid. Kontraksi awal ini biasanya berlangsung singkat dan lemah. Datangnya kira-kira setiap 15-20 menit. Namun , beberapa persalinan dimulai dengan kontraksi-kontraksi kuat yang lebih dekat jarak waktunya. Banyak wanita yang awalnya merasa sakit di bagian punggung mereka, yang kemudian merambat ke bagian depan. Bila kontraksi-kontraksi terus datang, tetapi hanya berlangsung kurang dari 30 detik, atau jika tidak begitu kuat, dan jika tidak berdekatan waktunya, berarti masih dalam tahap pra persalinan atau memasuki persalinan awal. Dalam persalinan sejati, kontraksi akan bertambah kuat, panjang, dan makin berdekatan waktunya (Whalley, Simkin & Keppler. 2008).

Rasa nyeri muncul akibat respons psikis dan refleks fisik. Kualitas rasa nyeri fisik dinyatakan sebagai nyeri tusukan, nyeri terbakar, rasa sakit, denyutan, sensasi tajam, rasa mual, dan kram. Rasa nyeri dalam persalinan menimbulkan gejala yang dapat dikenali. Peningkatan sistem saraf simpatik timbul sebagai respon terhadap nyeri dan dapat mengakibatkan perubahan tekanan darah, denyut nadi, pernapasan dan warna kulit. Serangan mual, muntah dan keringat berlebihan juga sangat sering terjadi ( Bobak, 2004 ).

Nyeri persalinan memberikan gejala yang dapat di identifikasi seperti pada saraf simpatis yang dapat terjadi mengakibatkan perubahan tekanan darah, nadi,


(36)

respirasi, dan warna kulit. Ekspresi sikap kadang-kadang juga dapat dilihat perubahan sikap meliputi penigkatan kecemasan dengan penurunan lapangan persepsi, menangis, mengerang, tangan mengepal dan menggenggam serta otot mudah terangsang (Potter, dkk, 1993 dalam Bobak, 2005 ).

1. Klasifikasi Nyeri

Terdapat dua tipe nyeri yaitu :

a. Nyeri akut

Nyeri ini bersifat mendadak, durasi singkat, biasanya berhubungan dengan kecemasan, orang bisa meresponnya dengan cara fisiologis yaitu diaforesis, peningkatan denyut jantung, peningkatan pernafasan, peningkatan tekanan darah dan dengan prilaku. Nyeri akut merupakan mekanisme yang berlangsung kurang dari enam bulan, secara fisiologis terjadi perubahan denyut jantung, frekuensi nafas, tekanan darah, aliran darah perifer, tekanan otot, keringat pada telapak tangan, dan perubahan pada ukuran pupil.

b. Nyeri kronik

Nyeri ini bersifat dalam, tumpul, diikuti dengan berbagai macam gangguan. Terjadi lambat dan meningkat secara perlahan, dimulai setelah detik pertama dan meningkat perlahan sampai beberapa detik atau menit. Nyeri ini biasanya berhubungan dengan kerusakan jaringan yang sifatnya terus menerus atau intermitten (Sari, 2005). Nyeri kronik merupakan nyeri yang konsisten yang menetap sepanjang satu periode waktu dan tidak mempunyai awitan yang ditetapkan dan sering sulit untuk diobati karena


(37)

biasanya nyeri ini tidak mempunyai respon terhadap pengobatan yang diarahkan pada penyebabnya. Nyeri kronik ini sering didefenisikan sebagai nyeri yang berlangsung selama enam bulan atau lebih (Brunner & Suddarth, 1996 dikutip dari Smeltzer, 2001).

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi nyeri

Banyak faktor yang mempengaruhi nyeri selama persalinan. Faktor tersebut bisa fisiologis, sosial, atau fisiologis yang meliputi paritas (ukuran dan posisi fetal), dapat juga karena prosedur medik, kecemasan, kelelahan, budaya, dan mekanisme koping (Bobak, 1995).

Paritas bisa mempengaruhi persepsi terhadap nyeri persalinan karena primipara mempunyai proses persalinan lebih lama dan lebih melelahkan dibandingkan dengan wanita multipara. Hal ini disebabkan oleh serviks pada primipara memerlukan tenaga yang lebih besar untuk meregangkannya, sehingga menyebabkan intensitas kontraksi lebih besar selama persalinan. Disamping itu primipara menunjukkan peningkatan kecemasan dan keraguan untuk mentolerir rasa nyeri selama persalinan, perasaannya lebih terfokus pada nyeri yang dirasakan sedangkan pada multipara menunjukkan kontraksi yang lebih intens dibandingkan dengan primipara.

Prosedur medik seperti induksi dan augmentasi persalinan dapat mempengaruhi respon terhadap nyeri selama persalinan. Penggunaan obat untuk induksi menyebabkan kontraksi menjadi lebih kuat, lebih tidak nyaman dari kontraksi yang timbul secara spontan. Prosedur lain berupa periksa dalam pada posisi supine, penggunaan sabuk abdomen untuk memonitor fetal,


(38)

pembatasan perubahan posisi klien atau berjalan dan penggunaan prosedur edema dimana dapat menyebabkan kontraksi usus dan uterus (Bobak, 1995).

Kecemasan telah terbukti berpengaruh terhadap respon nyeri (Reeder & Martin, 1997). Kecemaan dapat meningkatkan nyeri selama persalinan karena meningkatnya spasme otot yang berakibat pada iskemi dan vasokontriksi berupa gangguan pada viseral dan pelepasan substansi produksi nyeri. Penemuan laboratorium dan klinik selama 30 tahun terakhir telah dibuktikan bahwa takut dan kecemasan yang paling tinggi telah dihubungkan dengan nilai nyeri yang paling tinggi dan meningkatkan penggunaan analgesia.

Kelelahan karena terjadi perubahan pola tidur, kelelahan dapat merubah dan memperbesar persepsi klien terhadap nyeri. Klien akan lebih tegang dan cemas jika tidak diberikan pembelajaran terhadap metode penurunan nyeri. Sehingga ibu kehilangan energi dan menurunkan kemampuannya untuk menggunakan strategi yang dianjurkan untuk mentolerir nyeri (Kinney et al, 2000). Kebudayaan mempengaruhi bagaimana seseorang mengekspresikan nyeri. Dalam agama tertentu, kesabaran adalah hal yang paling berharga dimata Tuhan. Kadang-kadang nyeri dianggap sebagai peringatan atas kesalahan yang telah dibuat sehingga orang tersebut pasrah dalam menghadapi nyeri (Taylor, 1997). Secara normal orang belajar mengatasi nyeri pada saat terjadinya nyeri, dan menggunakan koping yang sama pada saat terjadi nyeri berikutnya (Sherwen et al, 1995).


(39)

3. Penatalaksanaan Nyeri

Pada umumnya untuk mengatasi nyeri selama persalinan digunakan farmakologis yaitu dengan menggunakan obat-obatan yang dapat mengurangi nyeri dan cara nonfarmakologi atau tanpa obat-obatan. Cara farmakologi adalah dengan pemberian obat-obatan analgesia yang bisa disuntikkan melalui infus intrafena, infus, pemberian uap melalui obat-obatan untuk membantu meringankan nyeri (Ibrahim, 1996) disamping itu bisa juga mengurangi atau menghilangkan rasa sakit dengan memblokade saraf penghantar nyeri selama persalinan (Finddley, 1999). Tindakan farmakologis masih menimbulkan pertentangan karena pemberian obat selama persalinan dapat menembus sawar plasenta sehingga dapat menimbulkan efek pada aktifitas rahim (Thompson, 1995). Efek obat yang diberikan kepada ibu terhadap bayi dapat secara langsung maupun tidak langsung antara lain efek langsung menurunkan FHR yang bervariasi, dan yang tidak langsung seperti obat yang menyebabkan hipotensi maternal dan menurunkan aliran darah ke plasenta sehingga menimbulkan hipoksia dan asidosis pada bayi (Kinney et al, 2000).

Metode penurunan nyeri secara nonfarmakologi sangat penting karena tidak membahayakan bagi ibu maupun janin, tidak memperlambat persalinan jika diberikan kontrol nyeri yang kuat, dan tidak mempunyai efek alergi maupun efek obat (Thompson, 1995). Banyak tindakan nonfarmakologi untuk mengurangi efek selama persalinan. Tindakan tindakan tersebut meliputi relaksasi bernafas, imajinasi, stimulasi kulit (massage), dan kompres panas dan dingin. Stimulasi kulit dalam hal ini bisa dilakukan selama proses persalinan yang efektif mengurangi nyeri.


(40)

BAB 3

KERANGKA PENELITIAN

A. Kerangka Konsep Penelitian ini adalah :

Konsep adalah abstraksi dari suatu realita agar dapat dikomunikasikan dan membentuk suatu teori yang menjelaskan keterkaitan antar variabel, baik variabel yang diteliti maupun yang tidak diteliti (Nursalam, 2008, hal.55)

Penelitian ini bersifat . Deskripitif adalah suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran tentang suatu keadaan secara obyektif (Setiadi, 2007).

Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penelitian maka peneliti

mengembangkan kerangka konsep peneliti yang berjudul “Tindakan yang dilakukan suami dalam menghadapi nyeri persalinan kala satu“ Dapat digambarkan sebagai berikut :

Skema 3.1 Kerangka Konsep penelitian

Tindakan yang dilakukan suami dalam

menghadapi nyeri persalinan kala satu

Berdasarkan tindakan non farmakologik :

- Tindakan stimulasi kulit - Tindakan relaksasi - Tindakan Imajinasi


(41)

B. Defenisi Operasional

Defenisi operasioanal adalah unsur penelitian yang menjelaskan bagaimana

caranya menentukan variabel dan mengukur suatu variabel, sehingga defenisi operasional ini merupakan suatu informasi ilmiah yang akan membantu peneliti lain yang ingin mengguanakan variabel yang sama (Setiadi, 2007). Variabel adalah objek penelitian, atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian (Arikunto, 2006).

Tabel 3.1 Defenisi Operasional

No Variabel Defenisi

Operasional Alat Ukur Cara Ukur Hasil Ukur

1. Tindakan Stimulasi Kulit (Massage)

Suatu langkah atau perbuatan yang dilakukan suami dalam menghadapi nyeri persalinan kala satu dengan Melakukan usapan atau pijatan pada bagian tubuh istri selama lebih kurang 20 menit saat istri mengeluh sakit dalam menghadapi proses persalinan, Lembar obsevasi Observasi Wawancara Baik (skor 4-6)

Tidak baik (skor 0-3)

2. Tindakan

Relaksasi Suatu langkah atau perbuatan yang dilakukan suami dalam menghadapi nyeri persalinan kala satu dengan melakukan tindakan memberi rasa nyaman saat istri mengeluh nyeri dalam menghadapi proses persalinan Lembar observasi observasi wawancara Baik (skor 3-4) Tidak baik (skor 0-2)


(42)

3. Tindakan Imajinasi

Suatu langkah atau perbuatan yang dilakukan suami dalam menghadapi nyeri persalinan kala satu dengan cara Mengajak istri bercerita tentang kenangan yang indah atau membayangkan suatu hal yang sedang terjadi maupun akan datang sehingga memberi ketenangan dan rasa nyaman pada istri dalam menghadapi nyeri pada proses persalinan.

Lembar observasi

observasi

wawancara Baik (skor 0-2) Tidak baik (skor >2)


(43)

BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Desain yang digunakan dalam penelitian adalah deskriptif dengan pendekatan cross sectional yaitu pengumpulan data dilakukan pada satu saat atau periode tertentu dan pengamatan subjek studi hanya dilakukan satu kali selama penelitian (Sastroasmoro, 2002).

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi merupakan suatu objek karakteristik tertentu yang akan diteliti (Hidayat, 2007). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh suami yang datang dan mendampingi istri selama proses persalinan di Klinik Hj.Nurhalmah medan.

2. Sampel

Sampel penelitian adalah sebagian dari keseluruhan obyek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi (Notoatmodjo, 2005). Sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan consecutive sampling yaitu semua subyek yang datang dan memenuhi kriteria sampel yang dimasukkan dalam penelitian sampai jumlah subyek yang diperlukan terpenuhi(sastroasmoro, 2002).Sampel dalam penelitian ini berjumlah 45 orang,


(44)

yang diambil dengan menggunakan metode consecutive sampling yaitu semua subyek yang datang dan memenuhi kriteria sampel yang dimasukan kedalam penelitian sampai jumlah subjek yang diperlukan terpenuhi.

Sampel dalam penelitian ini dengan kriteria suami yang datang dan mendampingi ibu selama proses persalinan di klinik Hj Nurhalmah Medan, bisaberbahasa indonesia dan bersedia menjadi responden, persalinan normal.

C. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di klinik Hj Nurhalmah hasibuan jl.Batang kuis Pasar Sepuluh Tembung Medan. Alasan peneliti memilih klinik tersebut karena diketahui banyak pasien yang bersalin di klinik Hj.Nurhalmah, sehingga mudah mendapatkan sampel penelitian dan dari hasil survei pendahuluan pada tanggal 20-27 oktober masih banyak ibu yang bersalin tidak didampingi oleh suami dan masih kurangnya peran serta suami saat mendampingi proses persalinan istri.

D. Waktu Penelitian

Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Februari 2011 sampai April 2011

E. Pertimbangan Etik

Penelitian ini dilakukan setelah peneliti mendapat persetujuan dari institusi

pendidikan yaitu Program Studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara dan mengajukan permohonan izin

penelitian ke klinik Hj. Nurhalmah jl.Batang kuis Pasar Sepuluh Tembung Medan. Dalam penelitian ini terdapat beberapa hal yang berkaitan dengan permasalahan


(45)

etika, yaitu : memberikan penjelasan kepada calon responden tentang tujuan dan prosedur pelaksanaan penelitian dan dipersilahkan untuk menandatangani informed consent. Tetapi jika calon responden tidak bersedia, maka calon responden berhak untuk menolak dan mengundurkan diri. Kerahasiaan catatan mengenai data responden dijaga dengan cara tidak menuliskan nama responden pada penelitian. Data-data yang diperoleh juga hanya digunakan untuk kepentingan penelitian.

F. Alat Pengumpulan Data

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan lembar observasi yang berisi pernyataan tentang tindakan yang dilakukan suami dalam menghadapi nyeri pesalinan kala satu Untuk memperoleh informasi dari responden peneliti menggunakan alat pengumpul databerupa lembar observasi yang disusun sendiri oleh peneliti yang terdiri dari dua bagian yaitu data demografi suami dan lembar observasi

a. Data Demografi

Instrumen penelitian berisi data demografi responden meliputi umur, pendidikan, Pekerjaan

b. Lembar Observasi

Instrumen penelitian tentang tindakan yang dilakukan suami dalam menghadapi nyeri persalina kala satu dikelompokan dalam 3 tindakan yang masing masing dengan jumlah pernyataan untuk tindakan massage 6 pernyataan, untuk tindakan relaksasi 4 pernyataan dan tindakan imjanasi 3 pernyataan. Dan pilihan jawaban dilakukan 1, tidak


(46)

dilakukan 0. Nilai yang terendah yang mungkin dicapai adalah 0 dan yang tertinggi adalah untuk tindakan massage 6, untuk tindakan relaksasi 4, untuk tindakan imajinasi 3.

Untuk mendapatkan penyekoran untuk kategori menggunakan rumus statistik yaitu : Berdasarkan rumus statistik: p = rentang

Banyak kelas

1) P= nilai panjang kelas ( i )

2) Rentang (R)= skor terbesar-skor terkecil

3) Banyak kelas =jumlah kategori yang kita gunakan (2), baik dan tidak

baik

G. Uji Validitas dan Reliabilitas

Lembar observasi yang digunakan sebagai alat ukur perlu dilakukan uji validitas dan reabilitsasnya. Uji validitas yang dilakukan adalah validitas isi (content validity) yaitu dengan memberikan instrument kepada pakar yang menguasai topik yang akan diteliti (Nazir, 2005).

H. Prosedur Pengumpulan Data

Prosedur pengumpulan data yang dilakukan dengan mengajukan surat permohonan izin penelitian pada institusi pendidikan program D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara dan mengajukan surat permohonan izin melaksanakan penelitian diklinik Hj. Nurhalmah. Surat izin tersebut diberikan kepada ibu klinik Hj. Nurhalmah, setelah itu peneliti melaksanakan pengumpulan data di klinik tersebut serta mendatangi responden yang ada di klinik tersebut dan meminta persetujuan kepada responden untuk menjadi responden secara suka rela. Kemudian


(47)

meminta persetujuan dari calon responden untuk menjadi responden dengan menandatangani informed concent. Selanjutnya peneliti mengamati suami (responden) melakukan tindakan dalam menghadapi nyeri persalinan kala satu. Kemudian peneliti mencheklist dan menganalisa data. Untuk memperoleh informasi dari responden peneliti menggunakan alat pengumpul data berupa lembar observasi yang disusun sendiri oleh peneliti yang terdiri dari dua bagian yaitu data demografi suami dan lembar observasi. Data demografi meliputi umur, pendidikan, pekerjaan, bagian yang kedua berupa lembar observasi tindakan bidan dalam menerpkan inisiasi menyusu dini yang berisi pertanyaan, yang bertujuanuntuk mengukur sejauh mana tindakan bidan dalam menerapkan inisiasi menyusu dini dengan pilihan jawaban dilakukan 1, tidak dilakukan 0.

I. Pengolahan Data

Dalam proses pengolahan data dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Editing

Memeriksa kembali kebenaran data yang diperoleh atau dikumpulkan agar data yang masuk dapat diolah secara benar sehingga pengolahan data dapat memberikan hasil yang baik, kemudian data dikelompokkan sesuai dengan variable yang akan diteliti. Setelah dilakukan pemeriksaan apabila terdapat kekurangan segera diperbaiki dan dilengkapi.

1. Coding : Memberi kode tertentu pada data yang telah terkumpul untuk


(48)

2. Tabulating : Data yang telah lengkap dihitung sesuai dengan variabel yang dibutuhkan, dimasukkan ke dalam bentuk tabel distribusi frekuensi.

Setelah data terkumpul, analisis data dilakukan melalui pengolahan data secara komputerisasi dengan menggunakan program SPSS versi 16. Hasil analisis data disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan persentase, untuk melihat bagaimanakah tindakan yang dilakukan bidan dalam menghadapi nyeri persalinan kala satu.

J. Rencana Analisa Data

Kemudian teknik analisa yang digunakan adalah statistika deskriptif yaitu analisis univariat, dimana data yang diperoleh dari hasil pengumpulan data disajikan dalam bentuk tabel distribusi dan frekuensi.


(49)

BAB 5

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Pada proses pengumpulan data yang dilakukan bulan Februari sampai April 2011 maka diperoleh infomasi tentang tindakan suami dalam menghadapi nyeri persalinan kala satu di klinik Hj.Nurhalmah medan.

Berikut ini akan dijabarkan mengenai hasil penelitian tersebut yaitu tindakan suami dalam menghadapi nyeri persalinan kala satu yang dibagi dua kategori baik dan tidak baik

1. Data Demografi

Dalam data demografi karakteristik responden meliputi umur, pendidikan dan pekerjaan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 5.1

Distribusi Frekuensi Karakteristik Demografi Responden Berdasarkan Tindakan Yang Dilakukan Suami Dalam Menghadapi Nyeri

Persalinan Kala I di Klinik Hj. Nurhalmah Medan Tahun 2011

No Kateristik Frekuensi Persentase Umur

1 20-30 27 60

2 31-40 16 35,6

3 >40 2 4.4


(50)

Sambungan Tabel 5.1.

Pendidikan

1 SD 1 2,2

2 SMP 5 11,1

3 SMU/ Sederajat 31 68,9

4 Perguruan tinggi 8 17,8

Total 45 100

Pekerjaan

1 Wiraswasta 32 71,1

2 Karyawan swasta 7 15,6

3 PNS 3 6,7

4 Petani 3 6,7

Total 45 100

Berdasarkan Tabel 5.1 sebagian besar responden berumur 20-30 tahun dengan frekuensi 26 orang (60%) dan yang paling sedikit responden berumur > 40 tahun dengan frekuensi 2 orang (4,4%), sedangkan latar belakang pendidikan dari 45 responden paling banyak yaitu tamat SMA/ sederajat dengan frekuensi 31 orang (68,9%) dan yang paling sedikit yaitu tamat SD dengan frekuensi 1 orang (2,2%) dan jika dilihat dari pekerjaan sebagian besar responden mempunyai pekerjaan wiraswasta dengan frekuensi 32 orang (71,1%).

2. Tindakan Suami dalam menghadapi nyeri persalinan kala satu berdasarkan

tindakan nonfarmakologi

a. Tindakan massage

Berdasarkan hasil penelitian tentang tindakan massage (stimulasi kulit) yang dilakukan oleh suami dalam menghadapi nyeri persalinan kala satu di klinik Hj Nurhalmah Medan pada tahun 2011, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini :


(51)

Tabel 5.2

Distribusi Frekuensi Tindakan Responden Tentang Tindakan Massage Yang Dilakukan Suami Dalam Menghadapi Nyeri Persalinan Kala Satu

di Klinik Hj. Nurhalmah Medan Tahun 2011

No Tindakan massage

Dilakukan Tidak dilakukan

N % N %

1. Melakukan usapan atau pijatan pada tubuh istri pada bagian punggung bawah

22 48,9 23 51,1

2 Melakukan usapan atau pijatan pada tubuh istri pada bagian pinggang bawah.

34 75,6 11 24,4

3 Melakukan usapan atau pijatan pada tubuh istri pada bagian panggul atas

19 42,2 26 57,8

4 Melakukan usapan atau pijatan pada tubuh istri pada bagian perut

39 86,7 6 13,3

5 Melakukan usapan atau pijatan pada tubuh istri pada bagian paha

20 44,4 25 55,6

6 Melakukan usapan atau pijatan pada tubuh istri pada bagian leher

13 28,9 32 71,1

Pada Tabel 5.2 dapat diketahui tindakan massage yang paling banyak dilakukan responden untuk menghadapi nyeri persalinan kala satu pada istri adalah melakukan usapan atau pijatan pada tubuh istri pada bagian perut (pernyataan No.4) yaitu sebanyak 39 orang (86,7%), sedangkan tindakan yang paling sedikit dilakukan responden dalam menghadapi nyeri persalinan kala satu pada istri adalah melakukan usapan atau pijitan pada tubuh istri pada bagian leher (pernyataan no.6) yaitu sebanyak 13 orang (28,9%). Dari hasil jawaban Tabel 5.2 dapat kita simpulkan secara keseluruhan tindakan responden dalam menghadapi nyeri persalinan kala satu terbagi dalam beberapa kategori, untuk lebih jelasnya dapat kita lihat pada tabel di bawah ini :


(52)

Tabel 5.3

Distribusi Frekuensi dan Presentase Kategori Tindakan Massage (Stimulasi Kulit) yang Dilakukan Suami Dalam Menghadapi Nyeri Persalinan Kala Satu

di Klinik Hj.Nurhalmah Medan tahun 2011

Tindakan Frekuensi ( orang ) Persentase ( % ) Baik

Tidak baik total

21 24 45

46,7 53,3 100

Hasil dari Tabel 5.3 dapat diketahui tindakan responden dalam menghadapi nyeri persalinan kala satu sebagian besar berada pada kategori tindakan yang tidak baik yaitu 24 responden(53,3%) dan tindakan yang baik berjumlah 21 responden (46,7%).

b. Tindakan Relaksasi

Berdasarkan hasil penelitian tentang tindakan relaksasi yang dilakukan oleh suami dalam menghadapi nyeri persalinan kala satu di klinik Hj Nurhalmah Medan pada tahun 2011, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini :


(53)

Tabel 5.4

Distribusi Frekuensi Tindakan Responden Tentang Tindakan Relaksasi Yang Dilakukan Suami Dalam Menghadapi Nyeri Persalinan Kala Satu

di klinik Hj. Nurhalmah Medan tahun 2011

No Tindakan relaksasi

Dilakukan Tidak dilakukan

N % N %

1. Menuntun istri untuk bernafas dengan cara menarik nafas dalam melalui hidung dan menghembuskanya perlahan – lahan melalui mulut

29 64,4 16 35,6

2 Memberikan istri makan dan minum pada saat proses persalinan

38 84,4 7 15,6

3 Membantu istri melakukan gerak atau mengatur posisi tubuh sesuai dengan keinginan istri

24 53,3 21 46,7

4 Menciptakan suasana yang tenang dan nyaman bagi istri

17 37,8 28 62,2

Pada Tabel 5.4 dapat diketahui tindakan relaksasi yang paling banyak dilakukan responden untuk menghadapi nyeri persalinan kala satu pada istri adalah Memberikan istri makan dan minum pada saat proses persalinan (pernyataan No.2) yaitu sebanyak 38 orang (84,4%), sedangkan tindakan yang paling sedikit dilakukan responden dalam menghadapi nyeri persalinan kala satu pada istri adalah Menciptakan suasana yang tenang dan nyaman bagi istri (pernyataan no.4) yaitu sebanyak 17 orang (37,8%).

Dari hasil jawaban Tabel 5.4 dapat kita simpulkan secara keseluruhan tindakan responden dalam menghadapi nyeri persalinan kala satu terbagi dalam beberapa kategori, untuk lebih jelasnya dapat kita lihat pada tabel di bawah ini :


(54)

Tabel 5.5

Distribusi Frekuensi Dan Persentase Kategori Tindakan Relaksasi Yang Dilakukan Suami Dalam Menghadapi Nyeri Persalinan Kala Satu Di Klinik Hj.Nurhalmah

Medan Tahun 2011

Tindakan Frekuensi ( orang ) Persentase ( % )

Baik Tidak baik

Total

21 24 45

46,7 53,3 100

Hasil dari Tabel 5.5 dapat diketahui tindakan relaksasi yang dilakukan responden dalam menghadapi nyeri persalinan kala satu paling banyak berada pada kategori tindakan yang tidak baik yaitu 24 responden(53,3%) dan tindakan yang baik berjumlah 21 responden (46,7%)

c. Tindakan Imajinasi

Berdasarkan hasil penelitian tentang tindakan imajinasi yang dilakukan oleh suami dalam menghadapi nyeri persalinan kala satu di klinik Hj Nurhalmah Medan pada tahun 2011, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini :


(55)

Tabel 5.6

Distribusi Frekuensi Tindakan Responden Tentang Tindakan Imajinasi Yang Dilakukan Suami Dalam Menghadapi Nyeri Persalinan Kala Satu

Di Klinik Hj. Nurhalmah Medan Tahun 2011

No Tindakan imajinasi Dilakukan Tidak dilakukan

N % N %

Mengajak istri bercerita tentang kenangan yang indah atau

membayangkan suatu hal yang sedang terjadi maupun akan datang dalam menghadapi proses persalinan : 1. Menghibur istri

2. Memberikan semangat dan menguatkan istri

3. Memberikan harapan pada istri

35 30 19 77,8 66,7 42,26 10 15 26 22,2 33,3 57,8

Pada Tabel 5.6 dapat diketahui bahwa tindakan imajinasi yang paling banyak dilakukan responden untuk menghadapi nyeri persalinan kala satu pada istri adalah Menghibur istri (pernyataan No.1) yaitu sebanyak 35 orang (77,8%), sedangkan tindakan yang paling sedikit dilakukan responden dalam menghadapi nyeri persalinan kala satu pada istri adalah Memberikan harapan pada istri (pernyataan no.3) yaitu sebanyak 19 orang (42,26%).

Dari hasil jawaban Tabel 5.6 dapat kita simpulkan secara keseluruhan tindakan responden dalam menghadapi nyeri persalinan kala satu terbagi dalam beberapa kategori, untuk lebih jelasnya dapat kita lihat pada tabel di bawah ini.


(56)

Tabel 5.7

Distribusi Frekuensi Dan Persentase Kategori Tindakan Imajinasi Yang Dilakukan Suami Dalam Menghadapi Nyeri Persalinan Kala Satu di klinik Hj.Nurhalmah

Medan tahun 2011

Tindakan Frekuensi ( orang ) Persentase ( % )

Baik Tidak baik

Total

11 34 45

24,4 75,6 100

Hasil dari Tabel 5.7 dapat diketahui tindakan imajinasi yang dilakukan responden dalam menghadapi nyeri persalinan kala satu paling banyak berada pada kategori tindakan yang tidak baik yaitu 34 responden(75,6%) dan tindakan yang baik berjumlah 11 responden (24,4%).

B. Pembahasan

Dalam pembahasan akan dijabarkan hasil penelitian tentang tindakan yang dilakukan Suami dalam menghadapi nyeri persalinan kala satu di klinik Hj.Nurhalmah Hasibuan medan tahun 2011 dengan jumlah sampel sebanyak 45 orang.

1. Karakteristik Responden

Tindakan yang dilakukan suami dalam menghadapi nyeri persalinan kala satu pada istri yang telah dibahas sebelumnya untuk tindakan massage dan relaksasi menunjukan bahwa 24 responden(53,3%) memiliki tindakan tidak baik, sedangkan responden memiliki tindakan baik sebanyak 21 responden (46,7%).Untuk tindakan imajinasi menunjukan bahwa 34 responden (75,6%) memiliki tindakan tidak baik, sedangkan responden memiliki tindakan baik sebanyak 11 responden (24,4%).


(57)

Menurut Notoatmodjo (2003) setelah mengetahui stimulus, kemudian mengadakan penilaian atau pendapat terhadap apa yang telah diketahui untuk dilaksanakan atau dipraktekkan, inilah yang disebut tindakan.

Responden paling banyak ditemui pada umur 20-30 tahun yaitu sebanyak 27 orang, menurut Abu Ahmadi mengemukakan bahwa daya ingat seseorang salah satunya dipengaruhi oleh umur. Dari uraian ini, maka dapat kita simpulkan bahwa dengan bertambahnya umur seseorang dapat berpengaruh pada pertambahan pengetahuan yang diperolehnya sehingga pengetahuan tersebut akan memudahkan seseorang dalam melakukan tindakan.

Pendidikan merupakan upaya berperilaku dengan cara persuasi, bujukan himbauan,ajakan, memberikan informasi, memberikan kesadaran pada sekelompok orang atau individu. Proses pendidikan itu sendiri di dalamnya mencakup pengembangan pengetahuan, sikap dan tindakan. Pendidikan memberikan nilai-nilai tertentu bagi manusia dalam membuka pikiran untuk menerima hal-hal baru dan berfikir secara alamiah (Notoadmodjo, 2003).

Peranan atau aktivitas warga yang berpendidikan sering menjadi ukuran tentang maju dan berkembangnya kehidupan masyarakat. Pada prinsipnya, pendidikan adalah proses untuk membentuk seseorang menjadi pribadi yang mandiri dan mampu melakukan analisis terhadap apa yang dihadapinya. Pendidikan setingkat SMA/ sederajat merupakan pendidikan tingkat menengah dimana tingkat pendidikan ini diharapkan seseorang akan cukup memiliki kemampuan untuk menerima informasi dan pengetahuan yang berhubungan dengan biologi reproduksi manusia. Tingkat pendidikan seorang suami yang baik juga akan mempengaruhi bagaimana ia menyikapi proses persalinan istri yang sedang dihadapi. Berdasarkan hasil


(58)

penelitian, responden paling banyak ditemui pada pendidikan SMA/ Sederajat yaitu sebanyak 31 orang, dan paling sedikit responden berpendidikan SD sebanyak 1 orang. Sesuai pendapat Notoatmodjo (2003) juga mengatakan bahwa pendidikan mempunyai peranan penting dalam menentukan kwalitas manusia. Tingkat pendidikan masyarakat dikaitkan dengan kemampuan dalam menyerap dan menerima informasi dalam bidang kesehatan dan keluarga.

Pada pekerjaan juga ditemui paling banyak responden memiliki pekerjaan sebagai wiraswasta yaitu sebanyak 32 orang (71,1%) dan paling sedikit responden memiliki pekerjaan sebagai petani dan PNS yaitu sebanyak 3 orang (6,7%). Sesuai pendapat Hurlock yang mengatakan bahwa pekerjaan seseorang akan berpengaruh terhadap pola tindakan yang dilakukan dalam memenuhi kehidupan sehari- hari. Pekerjaan juga berpengaruh terhadap tingkat sosial ekonomi dan tingkat sosial ekonomi berpengaruh terhadap tingkat kesehatan, semakin baik pekerjaan seseorang maka diharapkan tingkat kesehatannya juga semakin baik.

2. Tindakan yang dilakukan suami dalam menghadapi nyeri persalinan kala satu

berdasarkan tindakan nonfarmakologik

a. Tindakan massage

Tindakan ini bisa dipakai untuk mengurangi perasaan tidak nyaman selama proses persalinan dan memicu perasaan nyaman melalui permukaan kulit sehingga dapat mengalihkan rasa nyeri pada saat proses persalinan. Tindakan sentuhan ini juga dapat menormalkan denyut jantung dan tekanan darah(Chopra, 2006).


(59)

Sentuhan ringan mencakup pemijatan sangat ringan yang bisa membuat bulu-bulu halus berdiri. Riset membuktikan bahwa tindakan ini meningkatkan pelepasan oksitosin, hormon yang memfasilitasi persalinan. Tindakan pemijatan ringan ini bisa dilakukan pendamping persalinan seperti suami pada punggung atas, pinggang bawah, paha dan perut (Chopra,2006)

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan terhadap tindakan suami dengan hasil tindakan responden tidak baik , bukan berarti responden tidak melakukan tindakan massage sama sekali tetapi tindakan massage yang dilakukan lebih terfokus kepada beberapa tindakan saja, misalnya massage yang dilakukan pada bagian perut saja, hal ini disebabkan biasanya ketika seorang perempuan melahirkan lebih sering mengeluh sakit pada bagian perut dan pinggang bawah, sehingga tindakan massage yang dilakukan oleh suami lebih terfokus pada daerah perut dan pinggang, ditambah daerah perut dan pinggang daerah yang lebih mudah terjangkau sehingga tidak sulit ketika melakukan tindakan massage.

Sesuai dengan pendapat (Price, 1997) fokus nyeri yang dirasakan pada saat istri bersalin tidak hanya pada perut dan pinggang, pada bagian lain juga

dirasakan nyeri misalnya pada leher. Dengan melakukan tekanan tangan (pijatan)pada jaringan lunak, biasanya otot, tendon atau ligamentum, tanpa

menyebabkan gerakan atau perubahan posisi sendi untuk meredakan nyeri, menghasilkan nyaman dan/atau memperbaiki sirkulasi dan manfaat yang dirasakan adalah dapat mengurangi ketegangan leher dalam menghadapi nyeri pada proses persalinan. Sesuai hasil penelitian masih banyak suami yang tidak melakukan tindakan melakukan usapan atau pijatan pada tubuh istri pada bagian leher.


(60)

b.Tindakan relaksasi

Berdasarkan Tabel 5.5 dapat diketahui tindakan relaksasi yang dilakukan responden dalam menghadapi nyeri persalinan kala satu paling banyak berada pada kategori tindakan yang tidak baik yaitu 24 responden(53,3%) dan tindakan yang baik berjumlah 21 responden (46,7%).Sesuai dengan hasil penelitian kategori yang paling banyak untuk tindakan relaksasi adalah kategori yang tidak baik. Tindakan responden dalam hal ini dikatakan tidak baik bukan berarti responden tidak melakukan tindakan sama sekali, tapi hanya sebagian saja yang dilakukan oleh responden.

Berdasarkan tindakan responden tentang tindakan relaksasi yang dilakukan suami sebagian besar suami hanya melakukan tindakan pada pernyataan no 2 yaitu Memberikan istri makan dan minum pada saat proses persalinan sebanyak 38 orang (84,4%). Hal ini disebabkan karena memberikan istri makan dan minum saat proses persalinan merupakan suatu hal yang lazim dilakukan oleh suami atau keluarga dalam mendampingi istri saat bersalin.

Hal ini sesuai dengan penelitian Nuriana (2009) tentang dukungan suami dalam menghdapi persalinan sebagian besar memberikan makan dan minum pada saat proses persalinan yaitu dari 30 responden 25 responden yang memberikan istri makan dan minum saat proses persalinan.

Tindakan relaksasi pada istri saat menghadapi proses persalinan tidak hanya dilakukan dengan memberi istri makan dan minum pada saat bersalin, tetapi tindakan lain yang dapat diberikan adalah dengan menciptakan suasana yang tenang dan nyaman bagi istri karena adanya rasa sakit yang dialaminya,


(61)

kadang-kadang merasakan bahwa ruangan bersalin terasa panas sehingga membuat ibu merasa tidak nyaman.

Selain itu, selama persalinan ibu akan mengeluarkan tenaga yang lebih sehingga ibu akan merasa berkeringat dan panas. Suami yang mendampingi istrinya selama proses persalinan dapat menyeka keringat di dahi istrinya.

Sesuai dengan hasil penelitian masih banyak suami yang tidak melakukan tindakan menciptakan suasana yang tenang dan nyaman bagi istri sebanyak 17 orang ( 37,8%). Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti sebagian besar responden tidak melakukan hal tersebet karena menganggap itu bukan merupakan suatu hal yang penting dan tidak harus diakukan pada saat istri akan melahirkan. Hal tersebut mungkin karena ketidaktahuan dan juga suami merasa berada di tempat umum dan kondisi ketika akan melahirkan akan mengalami hal-hal yang tidak menyenangkan sehingga itu merupakan suatu hal yang wajar.

c. Tindakan imajinasi

Hasil dari Tabel 5.7 dapat diketahui tindakan imajinasi yang dilakukan responden dalam menghadapi nyeri persalinan kala satu paling banyak berada pada kategori tindakan yang tidak baik yaitu 34 responden(75,6%) dan tindakan yang baik berjumlah 11 responden (24,4%). Tindakan responden dalam hal ini dikatakan tidak baik bukan berarti responden tidak melakukan tindakan sama sekali, tapi hanya sebagian saja yang dilakukan oleh responden. Berdasarkan tindakan responden tentang tindakan imajinasi yang dilakukan oleh suami sebagian besar suami hanya melakukan tindakan menghibur istri, memberikan


(62)

semangat dan menguatkan istri. Berdasarkan observasi yang dilakukan oleh peneliti, tetapi tidak ketiga dari poin pertanyaan melainkan salah satunya saja, seperti ketika istri meringis kesakitan suami berusaha menenangkan dan berdialog dengan istri sehingga pada saat itu istri sejenak melupakan rasa sakitnya dan menjawab pertanyaan suami. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Nuriana (2009) tentang dukungan suami dalam menghadapi persalinan, bahwa banyak suami yang memberikan dukungan ketika istrinya akan bersalin dengan cara menghibur, memberikan semangat dan menguatkan istri yaitu semua responden sebanyak 30 orang (100%).


(63)

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian ini diketahui bahwa paling banyak responden ditemukan pada kelompok umur 20-30 tahun (n=27, 60%), pada tingkat pendidikan paling banyak responden berpendidikan SMU (n=31, 68,9%). Dalam hal pekerjaan paling banyak responden memiliki pekerjaan sebagai wiraswasta (n=32, 71,1%).

Pada tindakan suami dalam menghadapi nyeri persalinan kala satu berdasarkan tindakan massage dan relaksasi paling banyak berada pada kategori tindakan yang tidak baik yaitu 24 responden(53,3%). Sedangkan tindakan yang baik berjumlah 21 responden (46,7%). Untuk tindakan suami dalam menghadapi nyeri persalinan kala satu berdasarkan tindakan imajinasi paling banyak berada pada kategori tindakan yang tidak baik yaitu 34 responden(75,6%) dan tindakan yang baik berjumlah 11 responden (24,4%).

Dapat disimpulkan bahwa sebagian besar suami yang menjadi responden dalam penelitian ini memiliki tindakan tidak baik.


(64)

B. Saran

1. Bagi institusi pelayanan kesehatan atau pelayanan kebidanan

Bagi pelayanan kesehatan hendaknya dalam memberikan asuhan persalinan senantiasa memperhatikan asuhan sayang ibu, salah satunya dengan melibatkan suami selama proses persalinan untuk memberikan dukungan dengan melakukan beberapa tindakan dalam menghadapi nyeri persalinan kala satu sehingga ibu lebih bersemangat dalam menghadapi persalinan dan persalinan berjalan dengan lancar.

2. Bagi klien atau masyarakat

Diharapkan klien atau masyarakat menyadari akan pentingnya tindakan nonfarmakologi yang dilakukan dalam menghadapi nyeri persalinan kala satu saat proses persalinan istri, sehingga suami dapat memberikan dukungan yang baik dalam proses persalinan agar proses persalinan berjalan lancar.


(65)

DAFTAR PUSTAKA

Copra, D, 2006, Magical Beginnings : Panduan Holistik Kehamilan dan Kelahiran (Magical Beginning), enchanted Lives : a holistik guide to Pregnancy and Child Birth, Bab : Perjalanan Melahirkan, Bandung : Kaifa.

Dewi, Yusmiati. (2007). Operasi Caesar Pengantar dari A sampai Z. Jakarta : Edsa Mahkota

Hidayat, A. (2007). Metode Penelitian Kebidanan Dan Teknik Analisis Data. Jakarta : Salemba Medika

Hidayat, A., dan Hidayat, M. (2008). Keterampilan Dasar Praktik Klinik Untuk Kebidanan. Jakarta : Salemba Medika

Holan, M, 2003, Kehamilan dan Melahirkan (Being Pregnant, Giving Birth) , Bab Personel Pendukung Selama Persalinan, Jakarta : Arcan.

Indiarti, E. (2009). Panduan Lengkap Kehamilan Persalinan Dan Perawatan Bayi. Jakarta : Biabios

Marisi, E. (2007). Angka Kejadian Seksio Sesarea dibuka pada situs http://Repository. usu.ac.Id/bitstream/123456789/14620/09E00837/angka-kejadian-seksio-sesarea diperoleh tanggal 09-10-2010

Manik, M., Asnah, N., Asiah, N. (2010). Panduan Penulisan Karya Tulis Ilmiah. Medan MC. Kinney, et al. (2002). Maternal child nursing. Philadelphia : WB. Saunders Co

Nursalam. (2008). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan Skripsi, Tesis, dan Instrumen Penelitian Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika


(66)

Notoadmodjo, Soekidjo, 2007, Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku, Salemba : Jakarta.Notoadmodjo, 2003, Pendidikan dan Ilmu Perilaku Kesehatan, Jakarta : Rineka Cipta.

Prawirohardjo, S. (2002). Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo

Patree, B., Walsh.v.l. (2008). Buku Ajar Kebidanan Komunitas. Jakarta : EGC Priharjo, R. (2003). Perawatan Nyeri. Jakarta . EGC

Potter, Perry, (2006). Fundamental Keperawatan, Konsep, Proses dan Praktik, Edisi 4, Volume 2. Jakarta : EGC

Salampessy, W. ( 2004). Terapi Dengan Musik. Batam : Interaksa

Schott, J., dan Priest, J. (2002). Kelas Antenatal Edisi 2. Jakarta : EGC

Sjamsuhidajat, R. (2005). Buku Ajar Ilmu Bedah Edisi 2. Jakarta : EGC

Smeltzer dan Bare. (2002). Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8 Vol.1. Alih Bahasa : Agung waluyo. Jakarta : EGC

Simkin, P., Walley, J., dan Keppler, A. (2008). Panduan Praktis Bagi Calon Ibu : Kehamilan dan Persalinan. Jakarta : PT. Bhuana Ilmu Populer

Young, C., dan Koopsen, C. (2007). Spiritualitas, Kesehatan, dan Penyembuhan. Medan : Bina Medika Perintis

Arifin, L. (2008). Teknik Akupresur pada persalinan http : // Keperawatan Maternitas.blogspot.com/2008/04/Teknik-akupresur-pada nyeri persalinan htm diperoleh tanggal 22 September 2010

Carpernito. (2009). Perawatan Pasca Seksio Caesaria dibuka pada situs tanggal 18 Oktober 2010

Gadysa, G. (2009). Persepsi Ibu Tentang metode message diperoleh tanggal 22 September 2011


(67)

Lampiran 2

LEMBAR OBSERVASI

TINDAKAN YANG DILAKUKAN SUAMI DALAM MENGHADAPI NYERI

PERSALINAN KALA I DI KLINIK HJ. NURHALMAH

MEDAN TAHUN 2011

No Responden :

DATA DEMOGRAFI

1. Umur : 1. 20-30 Tahun

2. 31-40 Tahuh 3. >40 Tahun

2. Pendidikan : 1. SD/ Pendidikan dasar

2. SMP/Sederajat 3. SMA/Sederajat 4. Perguruan tinggi

3. Pekerjaan : 1. Wiraswasta

2. Karyawan swasta 3. PNS

4. Lain Lain


(68)

TINDAKAN YANG DILAKUKAN SUAMI DALAM MENGHADAPI NYERI PERSALINAN KALA I

Pernyataan Tindakan Dilakukan Tidak dilakukan MASSAGE

Melakukan usapan atau pijatan pada tubuh istri saat istri mengeluh sakit dalam menghadapi proses persalinan pada :

1. Bagian punggung atas 2. Bagian pinggang bawah 3. Bagian panggul atas 4. Bagian perut

5. Bagian paha 6. Bagian leher

1. 2. 3. 4. 5. 6. 1. 2. 3. 4. 5. 6. RELAKSASI

Memberikan rasa rileks pada istri saat istri mengeluh nyeri dalam menghadapi proses persalinan dengan cara :

1. Menuntun istri untuk bernafas dengan cara menarik nafas dalam melalui hidung dan menghembuskanya perlahan – lahan melalui mulut

2. Memberikan istri makan dan minum pada saat proses persalinan

3. Membantu istri melakukan gerak atau mengatur posisi tubuh sesuai dengan keinginan istri

4. Menciptakan suasana yang tenang dan nyaman bagi istri

1. 2. 3. 4. 1. 2. 3. 4. IMAJINASI

Mengajak istri bercerita tentang kenangan yang indah atau membayangkan suatu hal yang sedang terjadi maupun akan datang sehingga memberi ketenangan dan rasa nyaman pada istri dalam menghadapi nyeri pada proses persalinan dengan cara:

1. Menghibur istri

2. Memberikan semangat dan menguatkan istri 3. Memberikan harapan pada istri

1. 2. 3. 1. 2. 3.


(69)

(70)

(1)

Notoadmodjo, Soekidjo, 2007, Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku, Salemba : Jakarta.Notoadmodjo, 2003, Pendidikan dan Ilmu Perilaku Kesehatan, Jakarta : Rineka Cipta.

Prawirohardjo, S. (2002). Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo

Patree, B., Walsh.v.l. (2008). Buku Ajar Kebidanan Komunitas. Jakarta : EGC Priharjo, R. (2003). Perawatan Nyeri. Jakarta . EGC

Potter, Perry, (2006). Fundamental Keperawatan, Konsep, Proses dan Praktik, Edisi 4, Volume 2. Jakarta : EGC

Salampessy, W. ( 2004). Terapi Dengan Musik. Batam : Interaksa

Schott, J., dan Priest, J. (2002). Kelas Antenatal Edisi 2. Jakarta : EGC

Sjamsuhidajat, R. (2005). Buku Ajar Ilmu Bedah Edisi 2. Jakarta : EGC

Smeltzer dan Bare. (2002). Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8 Vol.1. Alih Bahasa : Agung waluyo. Jakarta : EGC

Simkin, P., Walley, J., dan Keppler, A. (2008). Panduan Praktis Bagi Calon Ibu : Kehamilan dan Persalinan. Jakarta : PT. Bhuana Ilmu Populer

Young, C., dan Koopsen, C. (2007). Spiritualitas, Kesehatan, dan Penyembuhan. Medan : Bina Medika Perintis

Arifin, L. (2008). Teknik Akupresur pada persalinan http : // Keperawatan Maternitas.blogspot.com/2008/04/Teknik-akupresur-pada nyeri persalinan htm diperoleh tanggal 22 September 2010

Carpernito. (2009). Perawatan Pasca Seksio Caesaria dibuka pada situs tanggal 18 Oktober 2010

Gadysa, G. (2009). Persepsi Ibu Tentang metode message diperoleh tanggal 22 September 2011


(2)

Lampiran 2

LEMBAR OBSERVASI

TINDAKAN YANG DILAKUKAN SUAMI DALAM MENGHADAPI NYERI PERSALINAN KALA I DI KLINIK HJ. NURHALMAH

MEDAN TAHUN 2011

No Responden : DATA DEMOGRAFI

1. Umur : 1. 20-30 Tahun

2. 31-40 Tahuh 3. >40 Tahun

2. Pendidikan : 1. SD/ Pendidikan dasar

2. SMP/Sederajat 3. SMA/Sederajat 4. Perguruan tinggi

3. Pekerjaan : 1. Wiraswasta

2. Karyawan swasta 3. PNS

4. Lain Lain


(3)

TINDAKAN YANG DILAKUKAN SUAMI DALAM MENGHADAPI NYERI PERSALINAN KALA I

Pernyataan Tindakan Dilakukan Tidak

dilakukan MASSAGE

Melakukan usapan atau pijatan pada tubuh istri saat istri mengeluh sakit dalam menghadapi proses persalinan pada :

1. Bagian punggung atas 2. Bagian pinggang bawah 3. Bagian panggul atas 4. Bagian perut

5. Bagian paha 6. Bagian leher

1. 2. 3. 4. 5. 6. 1. 2. 3. 4. 5. 6. RELAKSASI

Memberikan rasa rileks pada istri saat istri mengeluh nyeri dalam menghadapi proses persalinan dengan cara :

1. Menuntun istri untuk bernafas dengan cara menarik nafas dalam melalui hidung dan menghembuskanya perlahan – lahan melalui mulut

2. Memberikan istri makan dan minum pada saat proses persalinan

3. Membantu istri melakukan gerak atau mengatur posisi tubuh sesuai dengan keinginan istri

4. Menciptakan suasana yang tenang dan nyaman bagi istri

1. 2. 3. 4. 1. 2. 3. 4. IMAJINASI

Mengajak istri bercerita tentang kenangan yang indah atau membayangkan suatu hal yang sedang terjadi maupun akan datang sehingga memberi ketenangan dan rasa nyaman pada istri dalam menghadapi nyeri pada proses persalinan dengan cara:

1. Menghibur istri

2. Memberikan semangat dan menguatkan istri 3. Memberikan harapan pada istri

1. 2. 3. 1. 2. 3.


(4)

(5)

(6)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Elvi Sepriani

Tempat/ Tanggal Lahir : Pariaman, 27 September 1987 Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Nama Ayah : By. Elok Nama Ibu : Sariali

No. HP : 085272555606

Alamat : Jl. Jenderal Sudirman Duri Riau

RIWAYAT PENDIDIKAN 1. Tahun 1994 – 2000 : SD Negeri 009 Duri Riau

2. Tahun 2000 – 2003 : SMP Babussalam Pekan Baru Riau 3. Tahun 2003 – 2006 : SMA Babussalam Pekan Baru Riau 4. Tahun 2006 – 2009 : Akademi Kebidanan Sehat Medan