4. Penetapan Pajak Hiburan.
Setiap penyelenggaraan hiburan,yang menjadi wajib pajak, wajib menghitung, memperhitung, membayar dan melaporkan sendiri pajak
terutang dengan menggunakan SPTPD. Ketentuan ini menunjukkan system pemungutan pajak hiburan pada dasarnya merupakan self assessment
system.dimana wajib pajak diberikan kepercayaan penuh untuk menghitung,memperhitungkan, membayar dan melaporkan sendiri pajak
yang terutang. Dengan melaksanakan sistem pemungutan ini, petugas Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan yang ditunjuk oleh Walikota Medan
menjadi fiskus, hanya bertugas mengawasi pelaksanaan pemenuhan kewajiban pajak oleh wajib pajak.
Pada beberapa daerah,penetapan daerah tidak diserahkan kepada wajib pajak tetapi tetap ditetapkan oleh Kepala Daerah terhadap wajib pajak yang
pajaknya ditetapkan oleh Walikota, jumlah pajak terurtang ditetapkan dengan penerbitan SKPD. Wajib pajak tetap memasukkan SPTPD, tetapi
tanpa perhitungan pajak. Umumnya SPTPD dimasukkan bersamaan dengan pendataan yang dilakukan oleh petugas Dinas Pendapatan Daerah
Kota Medan. Berdasarkan SPTPD yang disampaikan oleh wajib pajak dan
pendataan dilakukan oleh petugas Dinas Pendapatan Daerah, Walikota menetapkan pajak hiburan yang terutang dengan menerbitkan Surat
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
Ketetapan Pajak Daerah SKPD. SKPD harus dilunasi oleh wajib pajak paling lama 30 tiga puluh hari sejak diterimanya SKPD oleh wajib pajak
atau jangka waktu lain yang ditetapkan oleh Walikota. Apabila setelah lewat waktu yang ditentukan wajib pajak tidak atau kurang membayar
pajak terutang dalam SKPD wajib pajak dikenakan sanksi administrasi berupa bunga sebesar 2 dua persen sebulan dan ditagih dengan
penerbitan Surat Tagihan Pajak Daerah STPD. Secara umum,system yang digunakan dalam pemungutan pajak daerah
adalah self assessment dan official assessment.Pada Dinas Pendapatan Daerah Kota Medan sistem yang digunakan untuk ditetapkan dalam
mekanisme pemungutan pajak hiburan adalah self assessment dan official assessment. Pemungutan pajak hiburan pada Dinas Pendapatan daerah
Kota Medan dapat dibagi dua kegiatan yang masing-masing memiliki sistem pemungutan yang berbeda,yaitu:
a. Penyelenggaraan hiburan rutin Dalam penyelenggaraan hiburan rutin dapat dibagi atas dua ,yaitu:
a.1 Penyelenggaraan atas hiburan rutin yang menggunakan tiket masuk.
Terhadap wajib pajak yang menyelenggarakan hiburan rutin dengan menggunakan tiket tanda masuk seperti bioskop, kolam
renang umum, penyelenggaran tempat-tempat wisata rekreasi
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
dan sejenisnya,pelaksanaan pemungutan dan pembayaran wajib pajak ditetapkan dengan sistem official assessment.
a.2 Penyelenggaraan hiburan rutin yang tidak menggunakan tiket tanda masuk.
Terhadap wajib pajak yang menyelenggarakn hiburan rutin dengan tidak menggunakan tiket tanda masuk seperti diskotik
karoke, video game, panti pijat dan kegiatan sejenisnya,pelaksanaan pemungutan dan pembayaran wajib
pajak hiburan ditetapkan dengan self assessment.Dengan sistem ini wajib pajak berkewajiban untuk melakukan pembayaran
setiap bulanya ke kantor kas dinas pendapatan daerah dengan menyampaikan SPTPD
b. Penyelenggaraan hiburan insidentil Terhadap kegiata penyelengaraan hiburan insidentil sistem
pemungutanya semi self assessment,dimana pada saat penyelengaraan hiburan wajib pajak diberi wewenang untuk melakukan penjualan tiket
dan pada masa akhir penyelengaraan berakhir fiskus atau petugas pemungut pajak yang telah ditunjuk dinas pendapatan daerah
menentukan ketetapan pajak terutang atau menentukan besarnya pajak yang harus di bayar oleh wajib pajak dalam hal ini adalah
penyelengaraan hiburan.Biasanya wajib pajak menyampaikan tiket untuk acara hiburan insidentil tersebut dalam waktu minimal tujuh hari
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
sebelum acara dilaksanakan, juga untuk mengajukan permohonan legalisasi porporasi tiket dengan memberikan jumlah tiket
5. Pembayaran Pajak hiburan.